Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

PENEGAKAN HUKUM LARANGAN PRAKTIK


MONOPOLI OLEH KOMISI PENGAWAS
PERSAINGAN USAHA TERHADAP PELAKU
USAHA DI INDONESIA

OLEH:

SERLY SEPTIANA PANCA PUTRI

NPM:202010121067

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS WARMADEWA

DENPASAR

2023

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HAL

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................................i

LEMBAR PENILAIAN..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

1. LATAR BELAKANG.........................................................................................................1

2. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................12

3. TUJUAN PENELITIAN....................................................................................................12

3.1. Tujuan Umum........................................................................................................13

3.2. Tujuan Khusus.......................................................................................................13

4. KEGUNAAN PENELITIAN..............................................................................................13

4.1. Kegunaan Teoritis................................................................................................13

4.2. Kegunaan Praktis.................................................................................................14

5. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................14

6. METODE PENELITIAN...................................................................................................22

6.1. Tipe Penelitian dan Pendekatan Masalah.........................................................22

6.2. Sumber Bahan Hukum........................................................................................23

6.3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum.................................................................24

6.4. Analisis Bahan Hukum.........................................................................................24


DAFTAR BACAAN
…………………………………………………………………………………………….25

2
PENEGAKAN HUKUM LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI OLEH KOMISI
PENGAWAS PERSAINGAN USAHA TERHADAP PELAKU USAHA DI
INDONESIA

1. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian di Indonesia semakin kompetitif sehingga

menjadikan pelaku usaha berupaya untuk membuat inovasi-inovasi baru dan

peningkatan dalam memproduksi barang dan atau jasa. Pelaku usaha selalu

berusaha dalam kegiatannya untuk memproduksi, mengemas, serta memasarkan

produk yang dimiliki berupa barang dan atau jasa dengan sebaik-baiknya. Adapun

tujuan dari kegiatan-kegiatan tersebut yang dimana untuk memenuhi kebutuhan

konsumen, serta untuk memperoleh pangsa pasar yang luas demi kesejahteraan

perekonomian para pelaku usaha.

Adanya kegiatan perdagangan dapat ditandai dengan bergeraknya roda

perekonomian masyarakat dan dunia usaha. Dilihat dari meningkatnya kebutuhan

pokok sehari-hari serta melonjaknya harga bahan pangan saat ini, menjadikan

kegiatan perdagangan dalam hal ini sebagai alternatif. Hal tersebut tentu lebih

menjanjikan dari pada menjadi pegawai atau pekerja yang cenderung mendapatkan

penghasilan tetap.

Pasal 33 ayat (1) dan (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945, menyatakan bahwa:

“(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas


kekeluargaan.

3
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”
Ketentuan isi dari Pasal 33 ayat (1) dan (4) Undang-Undang Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 pada dasarnya mengasumsikan bahwa dalam menggerakkan

perekonomian nasional atas dasar demokrasi ekonomi memprioritaskan pada

kesejahteraan masyarakat bukan hanya semata-mata untuk mensejahterakan

perorangan, sehingga tolak ukur dalam susunan perekonomian nasional didasarkan

pada usaha kebersamaan.1

Kebijakan pemerintah berupa pengaturan hukum persaingan usaha secara

umum bertujuan untuk menjaga kondisi persaingan antar pelaku usaha menjadi

sehat, menghindari terjadinya pemanfaatan terhadap konsumen oleh pelaku usaha

tertentu, dan juga mendukung sistem ekonomi pasar yang dianut oleh negara

Indonesia.2

Persaingan di dalam dunia perdagangan adalah suatu pergerakan yang tidak

dapat dihindari. Di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang

Perdagangan Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa:

“Perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi barang


dan atau jasa di dalam negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan
tujuan pengalihan hak atas Barang dan atau Jasa untuk memperoleh imbalan
atau kompensasi”.

Dari ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

tersebut, dapat dikatakan di Indonesia persaingan antar pelaku usaha sangat

kompetitif dan tidak sempurna (imperfect competition), oleh sebab itu maka nilai-

4
nilai dalam persaingan usaha yang sehat perlu mendapatkan perhatian khusus

dalam sistem ekonomi di Indonesia.

Dalam hal ini, hukum sangat dibutuhkan untuk mengatur kehidupan

masyarakat di dalam segala aspek, baik dalam kehidupan sosial, politik, budaya

maupun dalam aspek pembangunan ekonomi. Secara yuridis, di Indonesia sudah

memiliki payung hukum yakni pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang

Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang bertujuan untuk

memelihara pasar dari pengaruh konspirasi yang cenderung mengurangi dan atau

menghilangkan persaingan pasar.

Pentingnya perangkat hukum persaingan pada prinsipnya dimaksudkan untuk

menciptakan sebuah sistem persaingan yang sehat dan efektif dalam rangka

pelaksanaan kegiatan dunia usaha, dengan cara melarang praktik-praktik dagang

yang bersifat terbatas seperti monopoli dan praktik yang bersifat curang dan atau

menyesatkan. Adanya pengaturan yang bertujuan untuk menjaga dunia usaha

bersaing secara sehat, jujur, dan adil adalah suatu persyaratan bagi suatu negara

yang ingin maju menuju ekonomi dan politik yang modern, karena persaingan usaha

merupakan sebuah elemen yang penting dalam sistem perekonomian modern.

Dalam pelaksanaan hukum di dalam masyarakat selain berdasarkan kesadaran

masyarakat sekitar juga sangat banyak ditentukan tergantung oleh aparat

penegak hukum.

Karena kurangnya kesadaran masyarakat tersebut seringnya terjadi

beberapa pengaturan hukum yang tidak terlaksanakan dengan baik sebab adanya

oknum penegak hukum yang tidak melaksanakan suatu ketentuan hukum

sebagaimana mestinya.

5
Kegiatan penguasaan pasar sangat erat berkaitan dengan kepemilikan posisi

dominan dan kekuatan pasar yang signifikan pada suatu pasar. Disebutkan bahwa

pelaku usaha dilarang melakukan perjanjian dengan pelaku usaha lainnya untuk

bersama-sama melakukan penguasaan produksi serta melakukan pemasaran barang

dan atau jasa yang dapat mengakibatkan timbulnya praktik monopoli dan atau

persaingan usaha tidak sehat.3 Secara garis besarnya jenis persaingan usaha tidak

sehat yang terdapat dalam perekonomian, yaitu:

1. Kartel
Kartel merupakan suatu perjanjian tertulis atau tidak tertulis antara
beberapa pelaku usaha untuk mengendalikan produksi, pemesanan
barang atau jasa hingga memperoleh harga tertinggi.
2. Perjanjian tertutup
Perjanjian tertutup (exclusive dealing) merupakan suatu hambatan vertikal
berupa suatu perjanjian antara produsen atau importir dengan pedagang
pengecer yang menyatakan bahwa pedagang pengecer hanya dapat
menjual barang dengan merek tertentu (terbatas).
3. Merger
Merger dapat diartikan sebagai penggabungan antara 2 (dua) atau lebih
pelaku usaha mensatu 1 (satu) usaha. Kegiatan ini dapat menjadi suatu
pengambilalihan apabila penggabungan tersebut tidak diinginkan oleh
salah pelaku usaha yang digabungkan.
4. Monopoli
Monopoli merupakan suatu penguasaan atas produk dan atau pemasaran
barang dan penggunaan jasa oleh pelaku usaha atau kelompok pelaku
usaha. Persaingan tidak sehat (unfair competition) adalah suatu
persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan
atau pemasaran barang atau jasa yang dilakukan dengan cara-cara yang
tidak jujur serta melawan hukum.4
Persekongkolan dalam menjual barang dan atau jasa dapat terjadi melalui

kesepakatan yang dilakukan oleh para pihak terkait, baik secara tertulis maupun

tidak tertulis. Berbagai macam kegiatan persekongkolan yang dilakukan yaitu

penetapan harga dan menguasai pangsa pasar. Bentuk persekongkolan yang terjadi

adalah antara pihak produsen dan penyedia barang atau jasa di pasar. Berdasarkan

penjelasan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan bahwa:

6
“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan
atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”
Dalam penjelasan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang dimaksud

dengan persekongkolan dalam hal ini yaitu tawaran untuk mengajukan kerjasama

untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang

bersekongkol.

Pengaturan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat pada dasarnya mengandung

tentang perjanjian yang dilarang, kegiatan yang dilarang, serta posisi dominan.

Sesuai dengan Pasal 1 nomor 4 dalam Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999, menyatakan bahwa:

“Posisi dominan merupakan keadaan dimana pelaku usaha tidak memiliki


pesaing yang berarti pada pasar yang bersangkutan dalam kaitan dengan
pangsa pasar yang dikuasai atau pelaku usaha memiliki posisi tertinggi
diantara pesaingnya dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses pada
pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan
atau permintaan barang atau jasa tertentu.”
Dalam penjelasan diatas dapat diartikan bahwa posisi dominan tidaklah dilarang

namun perilaku tersebut dapat menjadi awal terjadinya perilaku yang dilarang oleh

Undang-Undang, mengingat akibat yang timbul dari penyalahgunaan posisi dominan

dapat menciptakan terjadinya praktik monopoli.5

Dalam perspektif ekonomi, posisi dominan merupakan posisi yang diduduki

oleh suatu perusahaan yang mempunyai pangsa pasar terbesar. Dengan adanya

kekuatan pangsa pasar (market power) tersebut, perusahaan dominan dapat

melakukan tindakan atau rencana tanpa dapat dipengaruhi oleh perusahaan

pesaingnya. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 1 angka 4 yang

7
disebutkan diatas, dapat dikatakan bahwa terdapat 4 (empat) syarat yang dimiliki

oleh pelaku usaha sebagai pelaku usaha yang memiliki posisi dominan, yaitu pelaku

usaha tidak memiliki pesaing yang berarti atau pelaku usaha memiliki posisi yang

lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya di pasar yang bersangkutan.6

Monopoli dianggap sebagai kondisi yang negatif, hal tersebut cukup logis

karena dalam kondisi monopoli terbuka kemungkinan cukup besar bagi

penyalahgunaan oleh pemegang kekuasaan monopoli. Monopoli dapat terjadi

dengan 2 (dua) cara, yang pertama terjadi secara ilmiah ( natural monopoly) yang

terjadi akibat kemampuan seseorang atau kelompok pelaku usaha yang mempunyai

satu kelebihan tertentu sehingga membuat pelaku usaha lain kalah bersaing. Yang

kedua yaitu, monopoli berdasarkan hukum ( monopoly by law) merupakan monopoli

yang berasal dari pemberian negara seperti yang tercantum dalam Pasal 33 Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang selanjutnya dilindungi

oleh Undang-Undang dan peraturan di bawahnya.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “PENEGAKAN HUKUM LARANGAN

PRAKTIK MONOPOLI OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

TERHADAP PELAKU USAHA DI INDONESIA”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang akan

dibahas dalam penulisan ini adalah:

1. Bagaimanakah kedudukan KPPU dalam hal penegakan hukum terhadap

pelaku usaha yang melakukan praktik monopoli?

2. Bagaimana akibat hukum terhadap pelaku usaha praktik monopoli di

8
Indonesia? (Studi Kasus PT. Forisa Nusa Persada)

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan Penegakan Hukum Larangan Praktik Monopoli Terhadap

Pelaku Usaha Pada PT Forisa Nusa Persada di Indonesia, sebagai berikut:

3.1. Tujuan Umum

1. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang

Penelitian Hukum.

2. Melaksanakan salah satu syarat sebagai kewajiban yang harus dipenuhi

dalam pendidikan Strata satu (S1) untuk mencapai gelar Sarjana Hukum.

3. Memperluas dan memperdalam pengetahuan dalam bidang materi

penelitian.

3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tentang kedudukan Komisi Pengawas Persaingan Usaha

(KPPU) dalam hal penegakan hukum terhadap pelaku usaha praktik

monopoli.

2. Untuk mengetahui akibat hukum yang timbul terhadap pelaku usaha

Praktik Monopoli di Indonesia.

4. Kegunaan Penelitian

Penelitian penegakan hukum larangan praktik monopoli terhadap pelaku

usaha pada PT Forisa Nusa Persada di Indonesia ini diharapkan dapat bermanfaat

dan memiliki kegunaan sebagai berikut:

9
4.1. Kegunaan Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis bagi

pengembangan dan kemajuan ilmu hukum, khususnya mengenai

penegakan Hukum Larangan Praktik Monopoli Terhadap Pelaku Usaha

Pada PT Forisa Nusa Persada di Indonesia, sehingga dapat dijadikan

referensi tambahan dan pendukung bagi yang berminat dalam bidang

kajian yang sama.

2. Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu

pemahaman mengenai pengaturan dan sanksi terhadap pelaku usaha

praktik monopoli serta akibat hukumnya.

4.2. Kegunaan Praktis

1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan penulis mengenai hukum perdata

khususnya dalam Hukum Persaingan Usaha.

2. Bagi masyarakat, dapat memberikan pemahaman lebih lanjut kepada

masyarakat mengenai Penegakan Hukum Larangan Praktik Monopoli

Terhadap Pelaku Usaha di Indonesia.

3. Bagi pemerintah, sebagai masukan untuk memperkuat Undang-Undang

yang sudah ada agar penegakan hukum bagi pelaku usaha yang

berdampak dalam persaingan tidak sehat mendapatkan suatu keadilan.

4.3. Kegunaan Praktis

1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan penulis mengenai hukum perdata

khususnya dalam Hukum Persaingan Usaha.

10
2. Bagi masyarakat, dapat memberikan pemahaman lebih lanjut kepada

masyarakat mengenai Penegakan Hukum Larangan Praktik Monopoli

Terhadap Pelaku Usaha di Indonesia.

3. Bagi pemerintah, sebagai masukan untuk memperkuat Undang-Undang

yang sudah ada agar penegakan hukum bagi pelaku usaha yang

berdampak dalam persaingan tidak sehat mendapatkan suatu keadilan.

5. Tinjauan Pustaka

Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keingingan-

keinginan hukum menjadi kenyataan. Keinginan-keinginan hukum tersebut yaitu

gagasan lembaga pembuat Undang-Undang yang dirumuskan dalam peraturan-

peraturan. Penegakan hukum ditinjau guna meningkatkan ketertiban dan

kepastian.

6. Tinjauan Pustaka

Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keingingan-

keinginan hukum menjadi kenyataan. Keinginan-keinginan hukum tersebut yaitu

gagasan lembaga pembuat Undang-Undang yang dirumuskan dalam peraturan-

peraturan. Penegakan hukum ditinjau guna meningkatkan ketertiban dan

kepastian.

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat selanjutnya KPPU sebagai

lembaga yang dibentuk untuk melaksanakan amanat dari Undang-Undang

Persaingan Usaha. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, KPPU

memiliki wewenang dalam melakukan penegakan hukum persaingan usaha, karena

merupakan lembaga yang membantu melaksanakan tugas lembaga pokok negara

11
(Eksekutif, Legislatif, Yudikatif). Pengertian KPPU menurut Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999 Pasal 1 angka 18 .

6.1. Tipe Penelitian dan Pendekatan Masalah

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Menurut

Peter Mahmud Marzuki, penelitian hukum normatif adalah suatu proses untuk

menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin

hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.21 Penelitian hukum normatif

menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu, pendekatan konseptual (conceptual

approach), pendekatan perundang-undangan (statute approach), dan pendekatan

kasus (case approach), yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pendekatan konseptual akan mengkaji beberapa doktrin-doktrin tentang

konsep larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat;

2. Pendekatan perundang-undangan meliputi penelusuran terhadap naskah

komprehensif Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan

Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

6.2.Sumber Bahan Hukum

Adapun dalam penelitian ini menggunakan sumber-sumber bahan hukum.

Sumber bahan hukum yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Sumber Bahan Hukum Primer

Sumber bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mempunyai

kekuatan mengikat dalam penelitian ini, yaitu:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

12
b. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata);

c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan;

d. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik

Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

e. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

f. Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1999 Tentang Komisi Pengawas

Persaingan Usaha;

13
2. Sumber Bahan Hukum Sekunder

Sumber bahan hukum sekunder merupakan bahan-bahan hukum yang dapat

diperoleh dari pengkajian kepustakaan yaitu dengan membaca buku-buku,

jurnal- jurnal hukum, dan artikel yang berhubungan dengan larangan praktik

monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

6.3.Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Untuk memperoleh bahan-bahan hukum primer dan sekunder digunakan

teknik inventarisasi atau penelusuran bahan hukum yang bersangkutan kemudian

diklarifikasi atau dikelompokkan dan didokumentasikan, dicatat, dikutip, diulas sesuai

kebutuhan dengan pendekatan kualitatif.

6.4.Analisis Bahan Hukum

Menganalisis penelitian ini menggunakan teknik yang bersifat sistematis

dengan disajikan secara deskriptif-analitis, yaitu dengan mendeskripsikan bahan

hukum terlebih dahulu secara sistematis kemudian menganalisa melalui teknis

analisis dengan teknik tafsiran dan menggunakan argumentasi yang tertumpu pada

logika hukum dengan deduktif-induktif.

7. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu prosedur atau langkah-langkah secara

ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya

dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.20

14
DAFTAR BACAAN

BUKU / LITERATUR

Asshiddiqie, Jimly., 2007, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca


Reformasi, Gramedia, Jakarta.
Bintang Sanusi., 2000, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Keempat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fahmi, Andi., 2009, Hukum Persaingan Usaha antara Teks dan Konteks, Komisi
Pengawas Persaingan Usaha, Jakarta.
Hermansyah, 2008, Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Marzuki, Peter Mahmud., 2010, Penelitian Hukum, Kencana Prenada, Jakarta.
Nugroho, Susanti Adi., 2014, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Prenada
Media, Surabaya.
Prayoga, Ayudha D., 2000, Persaingan Usaha dan Hukum yang mengaturnya di
Indonesia, Proyek Elips, Jakarta.
Rokan, Mustafa Kamal., 2010, Hukum Persaingan Usaha, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Siswanto, Arie., 2004, Hukum Persaingan Usaha, Ghalia Indonesia, Bogor Selatan.
Sitompul, Asril., 2018, Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Tinjauan
Terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999), PT Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Sugiyono., 2009, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,
Alfabeta, Bandung.
Suhasril., 2012, Hukum Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
di Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogor.
Usman, Rachmadi., 2022, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta.

JURNAL / KARYA ILMIAH

Fitri Kartika Sari, 2021, Analisis Penegakan Hukum Praktik Monopoli Dalam Persaingan
Usaha di Indonesia, ADIL Jurnal Hukum STIH YPM, Jambi.

15
Meita Fadhilah, 2019, Penegakan Hukum Persaingan Usaha Tidak sehat Oleh
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Dalam Kerangka
Ekstrateritorial, Jurnal Wawasan Yuridika, Bandung, Volume 3.
Muhammad Fikri Alfarizi, 2014, Penyalahgunaan Posisi Dominan Dalam Perspektif
Kejahatan Korporasi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat, Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum, Malang.
Queensy Elshadai Kasenda, 2021, Sanksi Hukum Terhadap Pelaku Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999, Lex Administratum, Manado.
Santoyo, 2008, Penegakan Hukum di Indonesia, Jurnal Dinamika Hukum, Purwokerto.
Susilawati, Rohani, 2022, Kajian Hukum Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,


Jurnal Pro Justitia (JPJ), Lampung.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata);
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan;
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli Dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat;
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1999 Tentang Komisi Pengawas Persaingan
Usaha;

WEBTOGRAFI

http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1945/UUDTAHUN~1945UUDPenj.html

https://www.pn-palopo.go.id/index.php/berita/artikel/222-persaingan-usaha-tidak-

sehat-dalam-tinjauan-hukum

16
17

Anda mungkin juga menyukai