NPM : 110110170303
Kelas : Hukum Persaingan Usaha (A)
Dosen: Dr.Sudaryat. S.H.,M.H.
Menurut saya hal tersebut terdapat dalam pasal 1 angka 6 UU Persaingan Usaha Tidak
Sehat bahwa adanya 3 indikator mengenai Persaingan usaha tidak sehat, yaitu:
Berkaca dengan kondisi sekarang ini, apalagi saat berada di era pandemic, banyaknya
kecurangan-kecurangan dalam bentuk monopoli dan masih ada 3 indikator yang telah
disebutkan tadi. Salah satu contohnya adalah kasus kenaikan bawang merah dan
bawang putih yang melonjak tinggi dengan adanya perubahan kebijakan tata niaga
impor dengan penerbitan rekomendasi impor (RIPH) oleh Kementan yang dijadikan
masukan oleh Kemendag untuk menerbitkan surat persetujuan impor (SPI).
Dimana mengenai izinnya dicurigai adanya permainan antara Kementan dan
Kemendag dimana pokok masalahnya, 95 persen bawang putih bukan merupakan
produk lokal (alias Impor).
Namun sesuai perencanaan Kementan akan dicanangkan pembibitan bawang putih
untuk persiapan swasembada bawang putih dimana disitu ada pasar konsumsi dan
ada pasar pembibitan. Dan untuk mendukung pencanangan swasembada, akhirnya
diterapkan kebijakan 5 persen wajib tanam dan pembatasan importasi bawang putih.
Akhirnya, KPPU menemukan adanya keganjilan dalam kenaikan harga setiap awal
tahun.1
Melalui hal tersebut, maka penulis berpendapat masih belum terlalu efektif
pelaksanaan dari pelaku usaha di Indonesia karena tidak hanya ke pelaku usahanya
saja melainkan juga terhadap pihak kementrian yang belum secara tegas diawasi oleh
KPPU terutama dalam hal transaksi perdagangan ekspor-impor.
1
Hamalatul Qur'ani, KPPU Cium Persaingan Tak Sehat Industri Bawang Putih,
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5d53f7de2b528/kppu-cium-persaingan-tak-sehat-industri-
bawang-putih, diakses pada tanggal 28 September 2020 pada pukul 01.39 WIB
2
Collen Loughin,et.al, Laporan Kebijakan Persaingan Indonesia, (ELIPS : USAID – Pemerintah Indonesia, 1999)
hal.26
3
Azhari Akmal Tarigan, Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Dalam Perspektif Hukum Ekonomi
Dan Hukum, Jurnal Mercatoria Vol. 9 No. 1/Juni 2016, hal.62
No 5/1999. Dalam penyelidikannya, KPPU berhasil membuktikan bahwa KOPI
melakukan perjalanan bersama-sama pihak terkait dalam pelelangan atas beban
biaya Dinas Peternakan, sebelum dinyatakan sebagai pemenang tender. 4
4
A.M Tri Anggraini, Penerapan Pendekatan “Rule of Reason “ dan “Per se Illegal” dalam Hukum Persaingan, Jurnal
Hukum Bisnis, Vol. 24 No 2 Tahun 2005, hal.7
5
Ningrum Natasya Sirait, Hukum Persaingan di Indonesia: UU No 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, (Medan: Pustaka Abdi Bangsa Pers, 2004) hal. 2
6
Ibid
melakukan perdagangan secara bebas secara ekspor-impor yang tentunya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Namun, dalam realitanya, negara pengekspor tentu
saja dapat menggunakan kebijakan persaingan untuk memaksa perusahaannya
untuk berperilaku lebih kompetitif di pasar asing seperti merger dan akuisisi dengan
perusahaan Indonesia. Walau tidak egosentris seperti zama Orde Baru, justru
perkembangan perilaku dari pelau usaha juga bermacam-macam seperti yang telah
dijelaskan tadi. Hal ini memang mengacu pada pernyataan bahwa “Hukum selalu
berjalan tertatih-tatih mengikuti masyarakat.”
Keberadaan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 yang diterbitkan bersamaan
dengan dibentuknya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pada tahun yang
sama untuk mempromosikan persaingan usaha yang sehat, ternyata belum berhasil
menurunkan kembali rasio konsentrasi, karena pada era setelah krisis 1997 masih
banyak sekali terjadi pelanggaran pada UU tersebut oleh pelaku usaha dalam negeri
melalui praktik persaingan usaha yang tidak sehat seperti kartel. Namun demikian,
satu aspek penting lainnya yang turut mempengaruhi situasi persaingan usaha di
Indonesia adalah kerangka regulasi yang berlaku. Studi ini melakukan analisis pada
iklim regulasi yang berlaku di Indonesia, baik secara umum (across the board)
maupun spesifik sektoral. Secara umum, studi ini menemukan bahwa meskipun
telah memiliki UU No.5 Tahun 1999 yang melarang praktik usaha tidak sehat,
banyak regulasi lain yang dikeluarkan oleh berbagai Kementerian/Lembaga, yang
tidak konsisten dengan prinsip persaingan usaha. Indeks Restriksi Perdagangan
Jasa (STRI) yang dikeluarkan oleh OECD juga mencerminkan kondisi regulasi
Indonesia yang kurang bersahabat bagi kompetisi, terutama dengan pelaku usaha
asing. Prinsip persaingan usaha juga tidak selalu dijunjung dalam regulasi yang
dibuat pemerintah di tingkat domestik. Hal ini diindikasikan misalnya dalam
substansi Saran dan Pertimbangan KPPU, yang 80% di antaranya terkait dengan
regulasi yang telah atau berpotensi menghambat persaingan usaha.7
7
Yose Rizal Damuri Haryo Aswicahyono David Christian Adinova Fauri, Kondisi Persaingan Usaha di Indonesia
1997-2012: Analisis Konsentrasi Industri dan Iklim Regulasi, Jurnal Economics Working Paper 03 – 2017, hal.23
3) Berikan Komentar Apakah Perekonomian Indonesia Saat Ini sudah Efisien
dalam Kerangka Menyejahterahkan Masyarakat, Sebutkan Indikatornya!
Menurut hemat saya, bahwa kita semua setuju dengan kondisi pandemic seperti ini
tentunya semua golongan masyarakat mengalami kesulitan. Terutama dengan
penurunan sementara menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (bps) turun
menjadi -5,32% dibandingkan tahun 1999. Data lainnya juga mengkonfirmasi
bahwa Pertumbuhan ekonomi Q2 2020 ini disebabkan oleh kontraksi di berbagai
8
komponennya. Dari komponen pengeluaran misalnya :
Konsumsi rumah tangga yang memiliki porsi 57,85 persen dari PDB tumbuh
minus 5,51 persen.
Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) atau indikator investasi yang
menyumbang 30,61 persen dari PDB juga minus 8,61 persen.
Ekspor yang memegang porsi 15,69 persen PDB mbuh minus 11,66 persen.
Impor dengan porsi 15,52 persen tumbuh minus 16,96 persen. Konsumsi
pemerintah dengan porsi 8,67p persen dari PDB tumbuh minus 6,9 persen.
Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) dengan
porsi 1,36 persen tumbuh minus 7,76 persen dibandingkan krisis moneter.
Dan menurut saya, maka indicator tersebut pada zaman sekarang sulit terpenuhi
karena adanya situasi pandemic sehingga banyak masyarakat yang kena PHK dan
juga untuk fasilitas yang disediakan sulit juga karena banyaknya kasus yang ada
dan juga kondisi keuangan yang sulit untuk memenuhi kebutuhan primer
manusia.
DAFTAR PUSTAKA