NIM : 01659220123
A. Pengantar
1. Sanksi Pidana
a. Pasal 100 ayat (1) : “Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah,
baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan dipidana, dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).”
b. Pasal 100 ayat (2): “Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dikenakan apabila sanksi administratif yang telah dijatuhkan
tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali.”
2. Sanksi Administratif
B. Identifikasi Masalah
C. Pembahasan
1. Peran Dasar Hukum UUPPLH
1
Lucyna Staniszewska, 2016, Models of Liability for the Administrative Tort Sanctioned with Financial Penalties
on the Example of Selected European Countries, Studies in Public Law Volume 1 Nomor 13: 67-84, hlm. 73
2. Implementasi norma-norma hukum UU PPLH
Implementasi dari norma dari penerapan sanksi administrasi dan sanksi pidana
telah dijelaskan dari UU PPLH berdasarkan bagian Ketentuan Umum angka (6)
UUPPLH yang bunyinya: “Penegakan hukum pidana dalam Undang-Undang ini
memperkenalkan ancaman hukuman minimum di samping maksimum, perluasan alat
bukti, pemidanaan bagi pelanggaran baku mutu, keterpaduan penegakan hukum pidana,
dan pengaturan tindak pidana korporasi. Penegakan hukum pidana lingkungan tetap
memperhatikan asas ultimum remedium yang mewajibkan penerapan penegakan hukum
pidana sebagai upaya terakhir setelah penerapan penegakan hukum administrasi dianggap
tidak berhasil. Penerapan asas ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak
pidana formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air
limbah, emisi, dan gangguan.”
Sehingga berdasarkan hal tersebut, implementasi dari norma yakni asas ultimum
remediumnya belum dapat menjadi das sollen sebagaimana yang diinginkan
dalam UUPPLH sehingga hal ini masih harus diperbaiki agar dapat menjamin
kepastian hukum baik dimana perubahan tersebut menurut penulis bukan untuk
merubah norma hukum yang telah diprakarsai oleh pembentuk undang-undang
ini melainkan perubahan baik secara materiil dan formiil agar mencapai tujuan
das sollen dari mencapai tujuan hukum yakni kepastian, keadilan dan
kemanfaatan.