Disusun oleh :
Juanebensiagian 221010201907
Fakultas hukum
Universitas pamulang
2023
Abstrak
Hidup (UUPPLH) telah memasukkan ketentuan pidana dalam Bab XV, yang terdiri dari 23
pasal.Ketentuan pemidanaan ini jauh lebih lengkap dan rinci bila dibandingkan dengan
bahwa penegakan hukum pidana terhadap delik formal memiliki hukum acara khusus, karena
Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warganegara Indo-nesia
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H UUD RI 1945.1 Pemanasan global yang se-
kualitas lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan. perlindungan dan pengelolaan
pengelolaanl ingkungan hidup yang berfungsi memberikan arahan (di-rection) bagi sistem
hukum lingkungan nasional. dan setelah 15 tahun akhirnya undang-un-dang ini pun dicabut
penegakan hukum pidana dalam penegakan hukum lingkungan hidup hanya sebagai ultimum
dalam penj-lasan UUPPLHlama,ternyata sangat kurang jelas dan tegas. Penjelasan umum
demikian sesung-guhnya penjelasan umum merupakan suatu upaya dari pembentuk undang-
undang atau legislator untuk mempertegas nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam suatu
Kelemahan konsep asas subsidiaritas dalam perumusan pada UU yang lama mengakibatkan
penghapusan asas subsidiaritas. Dalam UUPPL Hasas subsiaritas diganti dengan asas
ultimumre medium,yang dibatasi terhadap delik formil tertentu, yaitu pelanggaran baku mutu
air limbah, emisi, dan gangguan saja. Selebihnya ter-hadap delik formil hukum pidana
Kebijakan Hukum Pidana dalam Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Saat Ini
pidana yaitus ebagai tindakan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien,
ba-ku mutu air, atau kriteriabaku kerusakan lingkungan hidup (sebagaimana diatur dalam
pidana sebagai upaya terakhir (ultimum remedium)bagi tindak pidana formil tertentu,
sementara untuk tindak pida-na lainnyayang diatur selain Pasal 100 UUP-PLH, tidak berlaku
asasultimum remedium,yang diberlakukanasas premiumremedium (mendahulukan
disandarkan pada keadaansanksi administrasi yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi, atau
ringan dari batas maksimum pidana yangdiatur dalam KUHP, dan khususnya dalam Pasa l97
pidana lebih ringan. Hal ini menyebabkan kebingungan dalam penegakan hukum pidana ling-
pelaku(deterenceeffect)
meliputipreventif dan represif. Pengertian preventif sama dengan compliance yang meliputi
hukum pengelolaan lingkungan hidupsaat ini masih sulit dilakukan oleh karena sulitnya
pembuktian dan menentukan kriteria baku kerusakan lingkungan.10 Upaya penegakan hukum
lingkungan hidup melalui hukum pidana adalah bagaimana tiga permasalahan pokok dalam
hukum pidana ini dituangkan dalam undang-undang yang sedikit banyak mem-punyai peran
maupun tata tertib.Sesuai dengan tujuan yang tidak hanya sebagai alat ketertiban,hukum
Uraian dalam bagian ini hanya menyorotisecara normatif tindak pidana lingkungan hidup
yang sudah diatur dalam RUUKUHP. Analisis lebih mendalam akan diuraikan dalam bagian
berikutnya.Ada beberapa catatan atas rumusan tindak pidana lingkungan hidup dalam
lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponenlain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsungatau tidak langsung terhadap
sifat fisik dan/atauhayatinya yang mengakibatkan lingkunganhidup tidak berfungsi lagi dalam
ditemukan pengertian apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup. Dari segi perumusan dan
tujuan pemulihan fungsi lingkungan hidup. Dengan demikian, pasal ini menempatkan
lingkungan hidup dilarang oleh RUUKUHP. Namun, konsepini sebetulnya masih dalam
perdebatan, terutama karena arah pandangnya yang masih kuat mendukung keistilahan
Kedua, cakupan tindak pidana lingkunganh idup diatur di dalam Buku II Bab VIII pasal 38
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup (Pasal384dan 385) yang sifatnya kejahatan
murni.Namun, RUUKUHP belum memasukan pasal-pasal kejahatan dan jenis pidana yang
berhubung-an denganpemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam seperti terdapat dalam
yang berhubungan dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alamadalah karena
crimes. Jika jenis-jenis tindak pidana ini dipaksakan masuk dalam RUUKUHP
makakodifikas iini akan sangat tebal sehingga justru menjadi tidak efisien bagi sebuah kitab.
Perumusan pasal tindak pidana lingkungan hidup dalam RKUHP adalah pola perumusan
pasal untuk tindak pidana materil. Dalam ru-musan seperti itu tidak ada pembedaan kejahatan
Republic Of Korea
kelihatan, kecuali misalnya, kasus impor B31 6(bahan berbahaya dan beracun) dari Singapura
yang dibuang di Pulau Bintan, Riau. Namun demikian, masalah pencemaran dan perusakan
hak-hak dasar untuk merdeka, persamaan dan keseimbangan kondisi kehidupan dalam suatu
lingkungan yang berkualitas yang memungkinkan kehidupan yang terhormat dan baik, dan
manusia mempunyai tanggung jawab yang suci untuk melindungi dan memperbaiki
yang meliputi udara,air,tanah, flora, fauna, dan contoh-contoh khusus dari ecosystemalamiah
harus dilindungi untuk generasi sekarang dan mendatang melalui perencanaan atau
sumber yang dapat diperbaharui yang sangat penting harus dipertahankan dan bilamana
khusus untuk mengamankan dan mengelola secara bijak warisan leluhur, yaitu ha-bitat-
habitat yang sekarang telah dirusak dengan hebatnya oleh kombinasi berbagai
faktor.Konservasi alam yang meliputi binatang liar dan cagar alam harus diutamakan dalam
Berdasarkan beberapa prinsip yang dianut secara internasional diatas, maka negara-negara di
Pembangunan menyebut 27 prinsip yang me-nentukan hak-hak dan tanggung jawab negara di
wilayah yang perlu diprogramkan yang akan diterapkan dalam tahun-tahun mendatang.
negara maju, maka menurut Sang Kyu Rhi,17deklarasi tersebut menjadi ternoda, berbeda
dengan dengan Deklarasi Stockholm.Satu isi penting dariDeklarasi Rio yang merupakan
(sustainable development)
Penutup
simpulan
Ada beberapa kebijakan hukum pidana dalampenegakan hukum lingkungan hidup saat
ini.Pertama,UUPPLH2009 mengenal pelaku tindak pidana selain manusia yaitu badan hukum
ataup erserikatan, yayasan, atau organisa-si lainnya sedangkan menurut KUHP yang menjadi
pidana pokok dan pidana tambahan seperti dalam KUHP juga menggunakan tindakan tata-
Saran
Ada beberapa saran ,Pertama,perlunya pembenahan pola pemidanaan dan sanksi pidana
dalam UUP engelolaanLingkungan hidup yang memiliki nilai-nilai kepastian hukum dan
nilai-nilai keadilan yang ditegakkan oleh semua pihak,dan kedua, perlunya pembenahan pola
2 VoL. 18 April2011;
untukPembangunan”