Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN PERATURAN BANK INDONESIA (PBI)

Peraturan : Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/13/PBI/2018 Tentang Transaksi Derivatif


Suku Bunga Rupiah
Tanggal : 14  November 2018
Berlaku : 14  November 2018
 
I.         Latar Belakang
Sebagai salah satu upaya untuk menjawab kebutuhan pelaku usaha dan investor dalam mengantisipasi
dinamika perubahan suku bunga yang terjadi di pasar keuangan domestik, diperlukan pengayaan berbagai
instrumen lindung nilai bagi pelaku pasar dalam menghadapi risiko dimaksud melalui transaksi derivatif suku
bunga rupiah. Sejalan dengan telah diterbitkannya IndONIA dan upaya penguatan JIBOR guna mendorong
tersedianya suku bunga acuan yang kredibel di pasar domestik, adanya penguatan dan kejelasan pengaturan
transaksi derivatif suku bunga rupiah yang didukung oleh penerapan berdasarkan konvensi antar pelaku di
pasar, diharapkan dapat mendukung pembentukan yield curve yang lebih transparan dalam membentuk price
discovery di pasar uang dan pasar utang, mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter ke sektor riil, dan
mendorong berkembangnya pasar surat utang, baik yang diterbitkan pemerintah maupun korporasi ke arah
pengelolaan yang lebih efisien dan bersifat jangka panjang.
Untuk mengedepankan prinsip kehati-hatian, bank yang melakukan transaksi derivatif suku bunga rupiah
dengan nasabah dan/atau pihak asing untuk kepentingan nasabah dan/atau pihak asing dimaksud, wajib
melakukan analisis kebutuhan transaksi derivatif suku bunga rupiah. Disamping itu, Bank yang melakukan
transaksi ini diharuskan untuk menerapkan manajemen risiko, memberikan edukasi bagi nasabah dan
menerapkan perlindungan konsumen.
II.       Materi Pengaturan
1.      Cakupan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah merupakan transaksi derivatif bersifat standar (plain vanilla)
yang meliputi transaksi interest rate swap, forward rate agreement, interest rate option, interest rate futures, dan
transaksi derivatif suku bunga lainnya.
2.       Bank dapat melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dengan Nasabah yang memiliki klasifikasi
tertentu, Pihak Asing, dan/atau Bank lainnya.
3.       Bank yang melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dengan Nasabah, Pihak Asing, dan/atau Bank
lainnya wajib didasarkan atas suatu kontrak.
4.       Dalam melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah, Bank harus mengikuti konvensi pasar.
5.       Bank yang melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dapat menggunakan IndONIA (untuk transaksi
overnight index swap) dan/atau JIBOR (untuk transaksi selain overnight index swap).
6.       Bank melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dengan nilai nominal dan tenor tertentu.
7.       Bank yang melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dengan Nasabah dan/atau Pihak Asing, untuk
kepentingan Nasabah dan/atau Pihak Asing wajib melakukan analisis kebutuhan Transaksi Derivatif Suku Bunga
Rupiah yang paling sedikit mencakup:
a.      klasifikasi Nasabah;
b.      tujuan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah;
c.      kegiatan ekonomi yang melandasi kebutuhan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah;
d.      jenis Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah;
e.      nominal maksimum Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah; dan
f.       jangka waktu maksimum Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah.
8.       Kegiatan ekonomi yang melandasi kebutuhan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah meliputi kegiatan:
a.       investasi berupa deposito, sertifikat deposito (negotiable certificate of deposit), surat berharga komersial, obligasi,
dan investasi lainnya dalam rupiah di dalam negeri;
b.       pinjaman berupa kredit dalam rupiah dan/atau surat berharga yang diterbitkan dalam rupiah;
c.        posisi aset dan/atau kewajiban; dan/atau
d.       kegiatan ekonomi lainnya.
9.       Penyelesaian Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah dapat dilakukan secara netting oleh masing-masing pihak
yang melakukan transaksi untuk setiap periode pembayaran dan wajib menggunakan rupiah.
10.     Dalam hal terjadi wanprestasi oleh salah satu pihak yang bertransaksi, penyelesaian Transaksi Derivatif Suku
Bunga Rupiah dapat dilakukan secara close-out netting sepanjang dipersyaratkan atau diperjanjikan dalam
kontrak dan dilakukan sebelum adanya pernyataan putusan pailit oleh pengadilan.
11.     Bank yang melakukan transaksi ini harus menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko sesuai aturan
OJK mengenai manajemen risiko bagi bank umum, serta wajib memberikan edukasi kepada nasabah,
menerapkan prinsip-prinsip perlindungan konsumen, dan memiliki sertifikasi treasury bagi pegawai treasury
bank.
12.     Bank yang melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah wajib menyampaikan laporan Transaksi Derivatif
Suku Bunga Rupiah melalui sistem pelaporan Bank Indonesia.
13.     Bank Indonesia melakukan pengawasan terhadap Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah yang dilakukan oleh
Bank dan dapat berkoordinasi dengan otoritas lain yang berwenang.
14.     Bank yang melanggar ketentuan dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis dan dapat dikenakan
sanksi penghentian sementara aktivitasnya dalam melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah yang baru
yaitu selama 6 (enam) bulan dalam hal Bank telah mendapat 3 (tiga) kali teguran tertulis dalam kurun waktu 1
(satu) tahun.
15.     Dalam hal Bank akan mengeluarkan produk baru berupa structured product terkait dengan Transaksi Derivatif
Suku Bunga Rupiah, Bank wajib menyampaikan informasi kepada Bank Indonesia setelah mendapat pernyataan
efektif dari otoritas perbankan.
16.     Bank yang telah melakukan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah sebelum berlakunya Peraturan Bank
Indonesia ini tetap dapat meneruskan Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah sampai dengan jatuh waktu.
          Peraturan Bank Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Anda mungkin juga menyukai