Anda di halaman 1dari 24

INVESTASI JANGKA PENDEK

INVESTASI JANGKA PENDEK


 Bank dihadapkan dengan pengelolaan likuiditas
karena harus menjaga kepercayaan masyarakat.
 Bank tidak boleh kelebihan dan kekurangan
likuiditas.
 Alternatif jika terjadi kelebihan likuiditas adalah
melakukan investasi jangka pendek karena selain
mendapatkan penghasilan juga dapat dijual
sewaktu waktu.
INVESTASI JANGKA PENDEK
 TERDIRI DARI

Investasi
Investasi dengan dengan
risiko
Investasi bebas risiko
risiko

Obligasi dan saham Sertifikat Bank Indonesia


di pasar modal Surat Utang Negara
Investasi Jangka Pendek : Obligasi dan Saham
 Bertujuan untuk dijual kembali dalam jangka pendek.
 Harga perolehan terdiri dari harga beli ditambah biaya
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan sekuritas.
 Contoh :
 Dibeli 10.000 lembar saham PT.Triniti dengan nominal
5.000 lembar kurs 110% dan biaya pembelian Rp75 per
lembar. Pembelian dilakukan melalui beban giro bank
Indonesia.
 Dibeli 2.500 lembar obligasi PT.Baruna, nominal
Rp5.000 per lembar dengan kurs 108%, biaya pembelian
Rp20 per lembar, pembelian atas beban giro pada bank
lain (Bank Mandiri). Bunga sebesar 18% dibayar setiap
tanggal 01 Juni dan 01 Desember.
Investasi Jangka Pendek : Obligasi dan Saham
 Penilaian investasi jangka pendek untuk sekuritas
berisiko ada 3 jenis yaitu :
 Penilaian berdasarkan harga perolehan  tidak
perlu dibuatkan jurnal penyesuaian namun
tetap diungkapkan di laporan keuangan.
 Penilaian berdasarkan harga pasar  dilakukan
jika harga pasar sekuritas lebih kecil dari harga
perolehannya (prinsip konservatif).
 Penilaian berdasarkan yang terendah antara
harga perolehan dan harga pasar
Investasi Jangka Pendek : Obligasi dan Saham
Penilaian Investasi Jangka Pendek Berdasarkan
yang Terendah diantara Harga Perolehan dan
Harga Pasar
 Contoh : Diketahui per 31-12-2013 harga pasar
untuk masing-masing sekuritas:

Sekuritas Jangka Pendek Harga Perolehan Harga Pasar


(Rp) (Rp)
Saham PT.Tritih Jaya 55.750.000 54.000.000
Saham PT.Indotext 19.600.000 20.500.000
Obligasi PT.Baruna 13.550.000 14.250.000
Obligasi PT.Adi Karya 14.325.000 14.000000
SERTIFIKAT BANK INDONESIA
 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga
atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka pendek
dengan sistem diskonto.
 Adalah instrumen yang memiliki likuiditas pasar
tinggi, mudah dijual/mudah dibeli dan bebas risiko.
 Bank Indonesia sebagai otoritas moneter
berkewajiban memelihara kestabilan nilai rupiah
dengan cara menerbitkan dan menjual SBI untuk
mengurangi kelebihan uang primer (uang kartal dan
uang giral di BI)
SERTIFIKAT BANK INDONESIA
 Penjualan SBI diprioritaskan kepada perbankan.
 Perorangan atau perusahaan dimungkinkan untuk memiliki
SBI namun dilakukan melalui bank umum serta pialang
pasar uang dan pialang pasar modal yang ditunjuk oleh BI.

 MEKANISME TRANSAKSI LELANG SBI


Pialang
Pasar Uang/Modal

Perusahaan /
Bank Indonesia
Perorangan

Bank
SERTIFIKAT BANK INDONESIA
 KARAKTER SERTIFIKAT BANK INDONESIA
1) SBI memiliki satuan unit sebesar Rp1.000.000,-
2) SBI diterbitkan tanpa warkat (scriptless)
3) SBI bias diperdagangkan di pasar sekunder.
4) Jangka waktu SBI sekurang-kurangnya 1(satu) bulan dan paling
lama 12 (dua belas) bulan yang dinyatakan dalam jumlah hari
dan dihitung dari tanggal penyelesaian transaksi sampai dengan
tanggal jatuh tempo.
5) SBI diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto.
6)Nilai tunai transaksi dihitung berdasarkan diskonto murni sbb :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑥 360
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑢𝑛𝑎𝑖 =
360 + 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐷𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛𝑡𝑜 × 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
7) Nilai Diskonto = Nilai Nominal − Nilai Tunai
SERTIFIKAT BANK INDONESIA
 Pencatatan transaksi SBI  peserta pemenang lelang
SBI.
 Pencatatan SBI sebesar harga perolehan.
 Selisih antara nilai nominal dan nilai tunai dicatat
sebagai pendapatan bunga diterima di muka.

 Contoh :
Bank Mandiri memenangkan lelang SBI senilai
Rp5.000.000.000 dengan tingkat diskonto 12% pa,
jangka waktu 3 bulan (90 hari) yang diselesaikan
melalui giro BI dan pajak 15% ditanggung oleh Bank
Mandiri.
SERTIFIKAT BANK INDONESIA
 PRINSIP DAN PERSYARATAN PERDAGANGAN SBI
1) SBI diterbitkan melalui mekanisme lelang
2) Lelang SBI dilakukan berdasarkan target kuatitas
dengan memperhatikan tingkat suku bunga / diskonto
yang terjadi.
3) Penerbitan SBI berjangka waktu 1 bukan dilakukan
metode fixed rate, tingkat diskonto ditetapkan sebesar
BI RATE.
4) BI mengumumkan rencara lelang SBI selambat-
lambatnya pada 1 (satu) hari kerja sebelum
pelaksanaan Lelang SBI melalui Pusat Informasi Pasar
Uang (PIPU)
PRINSIP DAN PERSYARATAN PERDAGANGAN SBI
5) Pelaksanaan lelang SBI dilakukan pada hari rabu, kecuali
rabu jatuh sebagai hari libur akan ditentukan lain.
6) Tanggal jatuh waktu SBI ditetapkan hari kamis, kecuali
kamis jatuh sebagai hari libur akan ditentukan lain.
7) Peserta lelang SBI dibedakan menjadi (a) peserta
langsung yaitu bank dan pialang; (b) peserta tidak
langsung yaitu bank yang mengajukan penawaran
lelang SBI melalui pialang.
8) Bank hanya dapat mengajukan penawaran lelang SBI
hanya untuk kepentingan diri sendiri.
9) Pialang dilarang mengajukan penawaran lelang SBI untuk
kepentingan diri sendiri.
10) Peserta lelang SBI bertanggung jawab atas kebenaran
data penawaran lelang SBI yang diajukan.
PRINSIP DAN PERSYARATAN PERDAGANGAN SBI
11) Peserta lelang SBI sedang tidak dikenakan sanksi penghentian
sementara atau permanen sebagai peserta BI-SSS
12) BI hanya menerima pengajuan transaksi dari peserta langsung
dan menggunakan data penawaran lelang SBI yang diajukan
peserta langsung.
13) BI melakukan setelmen Dana dan setelmen surat berharga hasil
lalang SBI di pasar perdana pada hari kerja berikutnya setelah
hari pelaksanaan lelang SBI.
14) Bank, baik yang bertindak sebagai peserta langsung maupun
peserta tidak langsung, wajib menyediakan dana sebesar
jumlah transaksi lelang SBI yang dimenangkan sampai dengan
cut off warning system BI-RTGS untuk keperluan setelmen SBI di
pasar perdana.
SERTIFIKAT BANK INDONESIA
 PELAKSANAAN DAN PENGAJUAN PENAWARAN LELANG SBI
 Pengajuan penawaran kuantitas dari setiap peserta
lelang SBI sekurang-kurangnya 1.000 unit atau
Rp1.000.000.000,- dan selebihnya dengan kelipatan 100
unit atau Rp100.000.000,-.
 Penawaran tingkat diskonto (untuk lelang dengan
metode variable rate) dengan kelipatan 0,0625%.
 PENETAPAN PEMENANG LELANG SBI
 Lelang SBI menggunakan metode harga tetap (fixed
rate) maka penawaran kuantitas yang masuk dari setiap
peserta lelang dinyatakan diterima sebagai pemenang
lelang.
 Bank Indonesia dapat menyesuaikan kuantitas
pemenang lelang sebagai poin di atas.
SERTIFIKAT BANK INDONESIA
 TATA CARA REPO DENGAN BANK INDONESIA
SBI yang telah dibeli oleh peserta lelang dapat dibeli
kembali (Repurchase Agreement/repo) oleh Bank
Indonesia. Tata cara :
a) Bank Indonesia melakukan SBI Repo melalui
mekanisme non lelang.
b) Bank Indonesia mengumumkan tingkat diskonto SBI
Repo yang berlaku pada hari transaksi dengan
mencantumkan antara lain transaksi dan seri SBI yang
akan direpokan dengan memperhatikan ketentuan.
SERTIFIKAT BANK INDONESIA
 PEMBATALAN TRANSAKSI LELANG SBI
 Pembatalan transaki dikenakan hanya pada nomer seri
SBI yang tidak dapat dilakukan setelmen dana
seluruhnya.
 Atas pembatalan transaksi bank akan dikenakan
sanksi/pinalti.
SURAT UTANG NEGARA
 Surat Utang Negara (SUN) adalah surat utang yang
diterbitkan oleh pemerintah atau disebut juga dengan
obligasi pemerintah.

 JENIS SURAT UTANG NEGARA


1) Surat Perbendaharaan Negara atau disebut SPN yaitu
SUN dalam mata uang rupiah yang berjangka waktu
s.d 12 bulan dengan pembayaran bunga secara
diskonto;
2) Obligasi Negara atau disebut ON yaitu SUN dalam
mata uang rupiah yang berjangka waktu s.d 12 bulan
dengan kupon dan atau dengan pembayaran bunga
secara diskonto
SURAT UTANG NEGARA
 SUN dapat diperoleh melalui lelang perdana di bank
Indonesia.

 Pihak yang dapat membeli SUN di pasar perdana :


perorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi atau
kelompok terorganisir.

 Pihak yang dapat mengikuti lelang SUN di pasar perdana


atau perserta lelang adalah bank, Perusahaan Pialang
Pasar Uang dan Perusahaan Efek yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan RI. Pembeli yang bulan peserta lelang
mengajukan penawaran pembelian SUN melalui Peserta
Lelang.
SURAT UTANG NEGARA
 CARA PEMBELIAN SURAT UTANG NEGARA
1) Pembelian Kompetitif, yaitu pembelian
Kompetitif (competitive bidding) adalah
pengajuan penawaran pembelian dengan
mencantumkan volume dan tingkat imbal hasil
(yield) yang diinginkan penawar.
2) Pembelian Non-Kompetitif (non-competitive
bidding) adalah pengajuan penawaran
pembelian dengan mencantumkan volume tanpa
tingkat imbal (yield) hasil yang diinginkan
penawar.
SURAT UTANG NEGARA
 PERLAKUKAN AKUNTANSI SUN
 Investasi pada SUN dicatat sebesar harga perolehan saat
setelmen. Harga setelmen adalah harga beli ditambah
biaya pembelian.
 Selisih harga perolehan di atas harga nominal SUN
disebut agio, sedangkan selisih harga di bawah harga
nominal disebut disagio.
 Agio diamortisasi selama umur SUN, disagio diakumulasi
selama umum SUN. Besar Amortisasi atau Akumulasi
setiap periode menggunakan metode garis lurus.
 Pembelian SUN yang dilakukan tidak pada tanggal
pembayaran bunga akan menimbulkan masalah bunga
berjalan wajib dibayar oleh pembeli (pemenang lelang)
yang harus dicatat terpisah/tersendiri.
SURAT UTANG NEGARA
 PERHITUNGAN HARGA SETELMEN HASIL LELANG
SUN
 Jangka waktu SUN dinyatakan dalam jumlah
hari dan dihitung dari 1 hari setelah tanggal
setelmen s.d tanggal jatuh tempo.
 Jumlah hari bunga untuk perhitungan accrued
interest menggunakan basis actual/actual.
SURAT UTANG NEGARA
 Cata perhitungan harga setelmen per unit Surat
Perbendaharaan Negara (SPN):
𝑁
PSPN =
1 +(𝑖 × 𝐷/365

 Keterangan :
 PSPN = harga setelmen per unit SPN
 N = nilai nominal SPN per unit
 i = yield dalam persentase, sampai 4 decimal
 D = jumlah hari sebenarnya (actual days) yang
dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal
setelmen s.d tanggal jatuh tempo.
SURAT UTANG NEGARA
 Contoh Perhitungan Harga Setelmen SPN
Tanggal 19 Februari 2013, Bank A mengikuti lelang
SPN di Bank Indonesia. SPN yang diterbitkan
pemerintah dengan nilai nominal per unit
Rp1.000.000,-. SPN jatuh tempo tgl 19 Maret
2013. Jika yield yang disepakati 12 % dan
setelmen dilakukan tgl 19 Februari 2013 serta
pembayaran menggunakan rekening di BI (Giro
BI), maka harga setelmen dan jurnal adalah :

Anda mungkin juga menyukai