f. Banker's Acceptence
Instrumen Pasar Uang yang berhubungan dengan aktifitas perdagangan luar
negeri yaitu ekspor barang keluar negeri adalah Wesel Ekspor atau aktifitas impor
barang masuk ke dalam negeri adalah Banker’s Acceptance yang keduanya didasarkan
transaksi L/C maupun non-L/C. Sedangkan untuk perdagangan dalam negeri yaituwesel
atau Banker’s Acceptance yang didasarkan pada transaksi Surat Kredit Berdokumen
DalamNegeri (SKBDN) (Bank Indonesia, 2005)
Banker’s Acceptance merupakan instrumen pasar uang yang relatif aman dan
likuid, terutama jika bank pembayar mempunyai kredit rating yang bagus. Bank
bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran, dalam hal ini bank yang menerima
dan memproses tersebut memiliki suatu janji atau jaminantak bersyarat untuk membayar
sebesar nilai nominal akseptasi tersebut pada saat jatuh tempo. Ini berarti bank
menjamin eksportir dan investor dalam pasar uang internasional dari kemungkinan
terjadinya gagal bayar (default) (Kurt, 2021).
Secara umum, Banker’s Acceptance bisa dijelaskan sbb. :
1) Banker’s Acceptance adalah surat berharga jangka pendek yang diterbitkan oleh
bank untuk menjamin suatu pembayaran di waktu yang akandatang.
2) Banker’s Acceptance sering digunakan dalam aktifitas ekspor dan impor, di mana
bank importir (issuing bank) menjamin pembayaran kepada eksportir.
3) Banker’s Acceptance berbeda dari dengan cek dan merupakan salah sarana dan
dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
4) Pengajuan Banker’s Acceptance serupa dengan pengajuan pinjaman jangka pendek
dengan tingkat bunga tetap; peminjam harus melewati proses analisa kredit dan
terkadang perlu jaminan tambaha.
5) Serupa dengan membeli surat berharga lainnya, di pasar sekunder, investor dapat
membeli Banker’s Acceptance dengan harga diskon, namun investor akan
mendapatkan nilai penuh pada saat Banker’s Acceptance jatuh tempo. Banker’s
Acceptance diperdagangkan di antara lembaga keuangan, perusahaan, dan dealer
surat-surat berharga.
6) Jatuh tempo Banker’s Acceptance berkisar antara 30 sampai 270 hari, namun
umumnya 90 hari.
g. Sertifikat Deposito
Peraturan Bank Indonesia No. 19/2/PBI/2017 tentang Transaksi Sertifikat
Deposito di Pasar Uang, menyebutkan bahwa Sertifikat Deposito merupakan simpanan
berjangka/deposito yang sertifikat/warkat penyimpanannya dapat dipindahtangankan
(Bank Indonesia, 2017). Perlu diingat bahwa Sertifikat Deposito berbeda dengan
deposito atau simpananberjangka (1, 3, 6, 12, dan 24 bulan) yang ditawarkan perbankan,
karena bukan surat pengakuan utang dantidak bisa dipindahtangankan.
Sebagai salah satu instrumen pasar uang, Sertifikat Deposito wajib memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1) penerbitan tanpa warkat (scripless);
2) pembayaran bunga secara diskonto;
3) penerbitan dalam denominasi Rupiah dan/atauvaluta asing;
4) penerbitan dengan nominal paling sedikit Rp. 10.000.000.000,- (Sepuluh Miliar
Rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing, dan kelipatan Rp 10.000.000.000,-
(Sepuluh Miliar Rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing;
5) memiliki jangka waktu yaitu 1 (satu) bulan, 3(tiga) bulan, 6 (enam) bulan, 9
(sembilan) bulan,
12 (dua belas) bulan, 24 (dua puluh empat)bulan, atau 36 (tiga puluh enam)
bulan; dan
6) terdaftar dan ditatausahakan di Bank Indonesiaatau LPP yang ditunjuk oleh
Bank Indonesia.