Perbedaan Interbank Call Money dan Sertifikat Bank Indonesia
Interbank call money merupakan pinjaman antar bank yang terjadi dalam proses kliring. Dalam transaksi kliring yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, setiap hari kerja selalu saja ada yang kalah dan ada yang menang. Bank yang kalah kliring, apabila tidak dapat menutupi kekalahannya, akan terkena sanksi dari Bank Indonesia. Oleh karena itu, agar tidak terkena sanksi akibat kekurangan likuiditas, bank tersebut dapat meminjam uang dari bank lain yang kita kenal dengan nama interbank call money. Pengertian call money itu sendiri adalah kredit atau pinjaman yang harus segera dilunasi/dibayar apabila sudah ada tagihan atau panggilan dari pihak pemberi dana (kreditor). Jangka waktu kredit berkisar antara satu sampai dengan tujuh hari. Pemberian call money dapat berbentuk one day call money (overhigh) yang harus dilunasi dalam satu hari. Call money dapat pula berbentuk two day call money, yaitu masa pelunasannya dua hari. Sedangkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh bank sentral (Bank Indonesia). Penerbitan SBI dilakukan atas unjuk dengan nominal tertentu. Penerbitan SBI biasanya dikaitkan dengan kebijakan pemerintah terhadap operasi pasar terbuka (open market operation) dalam masalah penanggulangan jumlah uang yang beredar. SBI pertama kali diterbitkan tahun 1970 dan hanya diperdagangkan antarbank. Namun, kebijakan ini tidak berlangsung lama karena pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk memperkenalkan bank-bank umum untuk menerbitkan sertifikat deposito tahun 1971. SBI diterbitkan kembali dengan keluarnya kebijakan deregulasi perbankan 1 juni 1983.
Sumber : Purbasari, Ratih. 2016. “Bisnis Internasional Edisi 1”. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka dalam modul 7