Anda di halaman 1dari 10

ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Disusun oleh :
1. Fadhilah Kusuma wardhani
2. Afif Zaidan Allam
Apa Itu Fintech?
• Financial technology/FinTech merupakan
hasil gabungan antara jasa keuangan
dengan teknologi yang akhirnya mengubah
model bisnis dari konvensional menjadi
moderat, yang awalnya dalam membayar
harus bertatap-muka dan membawa
sejumlah uang kas, kini dapat melakukan
transaksi jarak jauh dengan melakukan
pembayaran yang dapat dilakukan dalam
hitungan detik saja.
• Peraturan Bank Indonesia No. 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan
Teknologi Finansial (PBI Tekfin) Pasal 1: Teknologi Finansial adalah
penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk,
layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada
stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi, kelancara,
keamanan, dan keandalan sistem pembayaran.
BAGAIMANA FINTECH BISA
TERJADI?

FinTech muncul seiring perubahan gaya hidup masyarakat


yang saat ini didominasi oleh pengguna teknologi informasi
tuntutan hidup yang serba cepat. Dengan FinTech, permasalahan
dalam transaksi jual-beli dan pembayaran yang kurang
menyenangkan dapat diminimalkan. Dengan kata lain, FinTech
membantu transaksi jual beli dan sistem pembayaran menjadi
lebih efisien dan ekonomis namun tetap efektif.
Kategori Penyelenggaraan Kriteria Teknologi Finansial/
Teknologi Finansial/Fintech Fintech

Menurut PBI Tekfin Pasal 3 ayat 1 Menurut PBI Tekfin Pasal 3 ayat 2

Sistem Pembayaran Bersifat Inovatif

Berdampak Pada Produk


Pendukung Pasar
Finansial yang Telah Eksis

Manajemen Investasi dan Memberikan Manfaat Bagi


Manajemen risiko Masyarakat

Pinjaman, Pembiayaan,
Dapat Digunakan Secara Luas
Penyediaan Modal

Kriteria Lain Yang Ditetapkan


Jasa Finansial Lainnya
Oleh BI
Cakupan Bisnis Fintech Di
Indonesia
Bidang Pembayaran • Dompet Digital
• Uang Elektronik
• Transfer ataupun Pembayaran Digital

Bidang Investasi • Bareksa


• Ipotfund

Bidang Perencanaan Keuangan • Edukasi Keuangan


• Perencana Keuangan Pribadi

Bidang Pembiayaan • Pembiayaan Berbentuk Utang


• Pembiayaan Sistem Patungan (Crowdfunding)
• Pembiayaan Berbasis Peer to Peer (P2P)
Bidang Pembanding Produk • Comparison Site
Keuangan • Financial Aggregator

Bisang Riset Keuangan


Bidang Lainnya • Agent Network
• Gold Marketplace
• Capital Market
• Point of Sales (POS) Bisnis
Klasifikasi Fintech

#1 Crowdfunding dan Peer to Peer Lending. Pada klasifikasi ini, Fintech


berguna sebagai mediasi yang menemukan investor dengan pencari modal,
layaknya marketplace dalam istilah e-commerce.
#2 Market Aggregator. Pada klasifikasi ini, Fintech akan berperan sebagai
pembanding produk keuangan, dimana Fintech tersebut akan mengumpulkan dan
mengoleksi data finansial untuk dijadikan referensi oleh pengguna. Klasifikasi ini juga dapat
disebut dengan nama comparison site atau financial aggregator.
#3 Risk and Investment Management. Konsep yang ditawarkan Fintech
dalam klasifikasi ini memiliki fungsi sepertifinancial planner yang berbentuk digital. Pengguna
akan dibantu untuk mendapatkan produk investasi yang paling cocok sesuai dengan
preferensi yang diberikan.
#4 Payment, Settlement dan Clearing. Jenis Fintech yang tergabung di dalam
klasifikasi ini adalah pembayaran (payments) seperti payment gateway dan e-wallet. Klasifikasi ini
diawasi oleh BI (Bank Indonesia) karena proses pembayaran ini juga meliputi perputaran
uang yang nantinya akan menjadi tanggung jawab Bank Indonesia.
11 Poin Aturan POJK No. 13/2018

1. Mekanisme Pencatatan dan


Pendaftaran Fintech
2. Mekanisme Pemantauan dan
Pengawasan Fintech
3. Pembentukan Ekosistem Fintech
4. Membangun Budaya Inovasi
5. Inklusi dan Literasi
6. Bisnis dan Perlindungan Data
7. Manajemen Risiko yang Efektif
8. Kolaborasi
9. Perlindungan Konsumen
10. Transparansi
11. Anti-Pencucian Uang dan
Pendanaan Terrorisme
CONTOH KASUS

Sumber kutipan: Website Kompasiana.com (Bobby Steven MSF)


Baru-baru ini viral foto poster seorang wanita berinisial YI dengan
tulisan tak pantas di bawah fotonya. Dalam poster buatan penagih utang dari
fintech INCASH itu, tertulis demikian: "Dengan ini saya menyatakan bahwa saya
rela (...sensor....) seharga Rp 1.054.000 untuk melunasi hutang saya di aplikasi
INCASH". Selain itu, poster itu juga memuat nomor ponsel YI. Wartawan yang
menghubungi nomor telepon itu dapat berkomunikasi dengan korban YI yang
menjelaskan bahwa ia diteror oleh pemberi pinjaman online agar ia segera melunasi
utangnya. "Saya malu, stress," kata YI, pada 24 Juli 2019.
YI mengisahkan, fintech nakal itu hanya memberi Rp 650 ribu dari jumlah
permintaan pinjaman yang ia ajukan, yakni Rp 1 juta. "Telat dua hari saya diancam
dan diintimidasi sampai kemarin," kata YI. Poster intimidasi itu disebar oleh fintech
nakal itu ke nomor telepon teman-teman YI di ponsel YI.
Ketua Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan, Tongam L.
Tobing mengatakan lembaga pinjaman online gencar menawarkan fintech lending
melalui aplikasi Playstore, media sosial seperti Facebook dan Instagram, dan
juga SMS. Total ada 1.087 fintech ilegal (wawancara Sabtu, 20 Juli 2019).
Tongam menjelaskan, fintech nakal mencoba menarik minat calon
peminjam dengan memberi syarat yang amat mudah. Cukup mengirim
fotokopi KTP dan foto diri. Akan tetapi, aplikasi fintech ilegal itu mensyaratkan
agar para calon peminjam uang mengizinkan semua dokumen kontak
peminjam yang ada di HP bisa diakses oleh aplikasi fintech.
Menurut aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan fintech
dilarang mengakses dokumen kontak nomor telepon di ponsel nasabah.
Perusahaan fintech hanya diperbolehkan mengakses tiga hal yakni suara, lokasi
dan gambar yang punya kaitan erat dengan penilaian pinjaman itu.
SARAN DARI KAMI

Sebelum mengunduh aplikasi fintech dan atau sebelum mengajukan pinjaman


uang sebaik nya :
1. Pastikan dulu bahwa perusahaan fintech itu sudah terdaftar resmi
di Otoritas Jasa Keuangan.
2. Pastikan bahwa aplikasi fintech yang hendak Anda unduh atau
gunakan hanya mengakses tiga hal yang telah diatur oleh OJK:
Suara, lokasi dan gambar.
3. Perhatikan baik-baik syarat dan ketentuan peminjaman uang.
4. Pertimbangkan baik-baik kemampuan Anda membayar cicilan dan
melunasi utang.

Anda mungkin juga menyukai