Anda di halaman 1dari 6

Perusahaan telah memiliki satuan kerja atau petugas penanggung jawab penerapan

Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) yang
dibentuk berdasarkan POJK Nomor 39/POJK.05/2015 tentang Penerapan Program Anti
Pencucian Uang Dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Oleh Penyedia Jasa Keuangan
Di Sektor Indutri Keuangan Non-Bank, dengan susunan anggota yang sudah disesuaikan
dengan POJK Nomor 12/POJK.01/2017 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang
Dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Di Sektor Jasa Keuangan. Satuan kerja ini
menggantikan Unit Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) yang telah dibentuk sebelumnya.

Dengan dikeluarkannya POJK Nomor 12/POJK.01/2017 yang membatalkan POJK Nomor


39/POJK.05/2015, Perusahaan juga sudah melakukan perubahan terhadap Pedoman
Penerapan Program APU dan PPT yang didasarkan pada pendekatan berbasis risiko (risk
based approach) sebagaimana yang direkomendasikan oleh standar internasional The
Financial Action Task Force(FATF) Recommendation.

Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme (PPT) ini mencakup:

1. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris.


2. Kebijakan dan prosedur.
3. Pengendalian inter
4. Sistem informasi manajemen.
5. Sumber daya manusia dan pelatihan.
Struktur, keanggotaan dan keahlian

Perusahaan telah menunjuk penanggung jawab penerapan program APU dan PPT dengan
Surat keputusan Direksi, yaitu:

Ketua :Dawidju Widjaja

Anggota : Christi Yanti

Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)
merupakan bagian dari penerapan manajemen risiko Perusahaan secara
keseluruhan.Penerapan Program APU dan PPT berupaya untuk menciptakan Perusahaan
yang sehat, yang mengacu pada praktik-praktik yang berlaku secara internasional
(international best practices) dan terlindungi/terhindar dari kemungkinan penyalahgunaan
oleh pelaku tindak kejahatan dalam melakukan kejahatan keuangan, termasuk Pencucian
Uang dan Pendanaan Terorisme, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung.
PENGAWASAN AKTIF DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab melakukan pengawasan secara aktif atas
seluruh pelaksanaan penerapan program APU dan PPT sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan memastikan Perusahaan memiliki dan menjalankan kebijakan dan prosedur
penerapan program APU dan PPT.

PENANGGUNG JAWAB PENERAPAN PROGRAM APU DAN PPT

Penanggung jawab penerapan program APU dan PPT ditetapkan oleh Direksi dalam
bentuk Surat Keputusan Direksi yaitu melalui pembentukan unit kerja khusus dan/atau
penunjukkan pejabat yang bertanggung jawab atas penerapan program APU dan PPT yang
disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan Perusahaan.

Pelaksanaan penerapkan program APU dan PPT di Kantor Cabang dilakukan oleh Kepala
Cabang di bawah koordinasi penanggung jawab penerapan program APU dan PPT Kantor
Pusat.

Penanggung Jawab wajib memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang pendidikannya, serta mampu
berkomunikasi dengan baik dan memiliki kewenangan untuk mengakses seluruh data
Nasabah dan informasi lainnya yang terkait.

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menganalisis secara berkala penilaian risiko tindak pidana Pencucian Uang


dan/atau tindak pidana Pendanaan Terorisme terkait dengan Nasabahnya, negara
atau area geografis, produk, jasa, transaksi atau jaringan distribusi (delivery channels).
2. Menyusun, melakukan pengkinian, dan mengusulkan kebijakan dan prosedur
penerapan program APU dan PPT yang telah disusun untuk mengelola dan memitigasi
risiko berdasarkan penilaian risiko, untuk dimintakan pertimbangan dan persetujuan
Direksi.
3. Memastikan adanya sistem yang dapat mengidentifikasi, menganalisa, memantau
dan menyediakan laporan secara efektif mengenai karakteristik transaksi yang
dilakukan oleh Nasabah.
4. Memastikan bahwa kebijakan dan prosedur yang disusun telah sesuai dengan
perubahan dan perkembangan yang meliputi antara lain produk, jasa, dan teknologi di
sektor jasa keuangan, kegiatan dan kompleksitas usaha Perusahaan, volume transaksi
Perusahaan, dan modus Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme.
5. Memastikan bahwa formulir yang berkaitan dengan Nasabah telah mengakomodasi
data yang diperlukan dalam penerapan program APU dan PPT.
6. Melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan dan analisis transaksi Nasabah
untuk memastikan ada atau tidak adanya Transaksi Keuangan Mencurigakan,
Transaksi Keuangan Tunai dan/atau transaksi keuangan transfer dana dari dan ke luar
negeri.
7. Menatausahakan hasil pemantauan dan evaluasi.
8. Memastikan pengkinian data dan profil Nasabah serta data dan profil transaksi
Nasabah.
9. Memastikan bahwa kegiatan usaha yang berisiko tinggi terhadap tindak pidana
Pencucian Uang dan/atau tindak pidana Pendanaan Terorisme diidentifikasi secara
efektif sesuai dengan kebijakan dan prosedur Perusahaan serta ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK.
10. Memastikan adanya mekanisme komunikasi yang baik dari setiap satuan
kerja terkait kepada penanggung jawab terhadap penerapan program APU dan PPT
dengan menjaga kerahasiaan informasi dan memperhatikan ketentuan anti tipping–off.
11. Melakukan pengawasan terkait penerapan program APU dan PPT terhadap
satuan kerja terkait.
12. Memastikan adanya identifikasi area yang berisiko tinggi yang terkait dengan
penerapan program APU dan PPT dengan mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan dan sumber informasi yang memadai.
13. Menerima, melakukan analisis, dan menyusun laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan dan/atau transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai yang
disampaikan oleh satuan kerja.
14. Menyusun laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan, Transaksi Keuangan
Tunai, dan/atau transaksi keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri.
15. Memastikan seluruh kegiatan dalam rangka penerapan program APU dan
PPT terlaksana dengan baik.
16. Memantau, menganalisis, dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan
tentang penerapan program APU dan PPT bagi pejabat dan/atau pegawai Perusahaan.

Wewenang

1. Memperoleh akses terhadap informasi yang dibutuhkan yang ada di seluruh unit
organisasi Perusahaan.
2. Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap penerapan program APU dan PPT
oleh unit kerja terkait.
3. Mengusulkan pejabat dan/atau pegawai unit kerja terkait untuk membantu
penerapan program APU dan PPT.
4. Melaporkan Transaksi Keuangan Mencurigakan, Transaksi Keuangan Tunai,
dan/atau transaksi keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri yang dilakukan oleh
Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau pihak terafiliasi dengan Direksi atau Dewan
Komisaris, secara langsung kepada PPATK.
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

Kebijakan dan prosedur penerapan program APU dan PPT, meliputi:

1. Identifikasi dan verifikasi Nasabah.


2. Identifikasi dan verifikasi Pemilik Manfaat (Beneficial Owner).
3. Penutupan hubungan usaha atau penolakan transaksi.
4. Pengelolaan risiko Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme yang
berkelanjutan terkait dengan Nasabah, negara, produk dan jasa serta jaringan
distribusi (deliverychannels).
5. Pemeliharaan data yang akurat terkait dengan transaksi, penatausahaan proses
CDD, dan penatausahaan kebijakan dan prosedur.
6. Pengkinian dan pemantauan.
7. Pelaporan kepada pejabat senior, Direksi dan Dewan Komisaris terkait pelaksanaan
kebijakan dan prosedur penerapan program APU dan PPT.
8. Pelaporan kepada PPATK dan instansi lainnya sesuai peraturan yang berlaku.

Kebijakan dan prosedur penerapan program APU dan PPT ini wajib diterapkan secara
konsisten dan berkesinambungan.

PENERAPAN PROGRAM APU DAN PPT BERBASIS RISIKO (RISK-BASED APPROACH)


Penerapan program APU dan PPT berbasis risiko (risk based approach) mendukung
Perusahaan dalam menerapkan tindakan pencegahan dan mitigasi risiko yang sepadan
dengan risiko Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan Tindak Pidana Pendanaan
Terorisme (TPPT) yang teridentifikasi. Perusahaan selanjutnya dapat mengalokasikan
sumber daya sesuai dengan profil risiko yang dihadapi Perusahaan, mengelola
pengendalian intern, struktur internal, dan implementasi kebijakan dan prosedur untuk
mencegah serta mendeteksi Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.
Perusahaan harus merujuk dan mempertimbangkan risiko yang menjadi perhatian nasional
yang tercantum dalam NRA (National Risk Assessment) dan SRA (Sectoral Risk
Assessment) dalam menerapkan program APU dan PPT berbasis risiko (Risk Based
Approach). Penerapan program APU dan PPT Perusahaan harus responsif terhadap
perkembangan dan perubahan risiko yang tercantum dalam NRA dan SRA.

Dalam melakukan pendekatan berbasis risiko, Perusahaan harus melakukan 6 (enam)


langkah kegiatan sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi terhadap risiko bawaan (inherent risk).


2. Menetapkan toleransi risiko
3. Menyusun langkah pengurangan dan pengendalian risiko
4. Melakukan evaluasi atas risiko risidual (residual risk)
5. Menerapkan pendekatan berbasis risiko (risk-based approach)
6. Melakukan tinjauan dan evaluasi atas pendekatan berbasis risiko (risk-based
approach) yang telah dimiliki
PENGENDALIAN INTERN
Tujuan dari sistem pengendalian intern adalah untuk memastikan efektivitas penerapan
program APU dan PPT oleh Perusahaan.Sistem pengendalian intern tersebut terdiri dari:

1. Adanya kebijakan, prosedur, dan pemantauan internal yang memadai.


2. Adanya batasan wewenang dan tanggung jawab satuan kerja terkait dengan
penerapan program APU dan PPT.
3. Dilakukannya pemeriksaan untuk memastikan efektivitas penerapan program APU
dan PPT oleh satuan kerja audit intern.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Sistem informasi manajemen diperlukan untuk dapat mengidentifikasi, menganalisis,


memantau, dan menyediakan laporan secara efektif mengenai karakteristik transaksi yang
dilakukan oleh Nasabah dengan menggunakan parameter yang disesuaikan secara berkala
dan memperhatikan kompleksitas usaha, volume transaksi, dan risiko yang dimiliki
Perusahaan.

SUMBER DAYA MANUSIA DAN PELATIHAN

Peran aktif tersebut dilakukan Human Capital Department (HCD) dalam prosedur
penerimaan pegawai dan pemantauan profil karyawan:

1. Melaksanakan prosedur penerimaan pegawai sesuai Standar Operating & Prosedur


yang berlaku.
2. Melakukan pemantauan terhadap profil karyawan minimal 1 (satu) tahun sekali.
Pemantauan profil karyawan mencakup perilaku dan gaya hidup karyawan.

Penanggung jawab penerapan program APU dan PPT melakukan koordinasi dengan
Human Capital Department (HCD) dalam melaksanakan program pelatihan penerapan
program APU dan PPT kepada semua pegawai yang terkait dengan pelaksanaan program
APU dan PPT.

Anda mungkin juga menyukai