Anda di halaman 1dari 26

“Definisi Fraud, Model dan

Klasifikasinya”

Fontiqa Kamela Kangniafa 1502115917


Tengku Yola Dhazira 1502115362
Definisi Fraud menurut ACFE
Dapat berupa fraud pada pekerjaan dan
penyalahgunaannya (penipuan karyawan), yaitu
seseorang yang menggunakan pekerjaannya untuk
memperoleh keuntungan personal dengan cara
penyalahgunaan atau mencuri sumber daya atau aset
perusahaan; fraud atas laporan keuangan yaitu
kesalahan penyajian yang disengaja dari keadaan
keuangan perusahaan melalui kesalahan dan kelalaian
dalam menyajikan jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan untuk mengelabui pengguna
laporan keuangan.
Pengelompokan Secara Umum Atas
Frauds
Investor dan Konsumen Frauds

• Fraud dapat terjadi pada penjual, kreditor,


investor, pemasok, bankir, atau otoritas
pemerintah. Misalnya, kecurangan pajak,
kecurangan saham, penghitungan,dan
timbangan yang diperkecil.
Fraud Pidana,Perdata,dan Kontrak

• Kecurangan bisa jadi berupa tindak pidana, tindak


perdata, dan pelanggaran suatu kontrak.
• Fraud Pidana membutuhkan bukti penipuan,
sedangkan fraud perdata harus ada kerugian yang
diderita korban. Kecurangan oleh sebuah kontrak
dapat melemahkan persetujuan dan membuat
kontrak tidak berlaku lagi.
• Definisi penipuan kriminal menurut ACFE yaitu :
Fraud pidana menunjukkan representasi palsu dari
fakta material yang dibuat oleh satu pihak ke pihak
lain dengan maksud untuk menipu dan
menginduksi pihak lain untuk dibenarkan
mengandalkan fakta untuk merugikan dirinya.
Fraud yang menguntungkan dan
merugikan perusahaan
• Fraud perusahaan dapat dikelompokan menjadi
dua kategori, yaitu (1) fraud yang
menguntungkan perusahaan, dan (2) fraud yang
merugikan perusahaan.
• Yang menguntungkan perusahaan contohnya
meninggikan laba, dan yang merugikan
perusahaan yaitu kecurangan yang hanya untuk
menguntungkan pelaku seperti pencurian aset
atau penggelapan.
Fraud dari dalam dan dari luar
perusahaan
• Fraud yang dilakukan oleh perusahaan atau
manajemen dikategorikan sebagai internal
fraud, sedangkan fraud eksternal adalah yang
dilakukan oleh vendor, pemasok, dan
kontraktor.
Manajemen dan Non-Manajemen Fraud

• Fraud terjadi pada setiap level perusahaan,


tidak hanya dilakukan oleh tingkat eksekutif
(pemilik perusahaan), namun juga dilakukan
oleh manajer perusahaan.
Kategori Frauds Secara Spesifik

• Accounts payable fabrication


Seperti yang telah dikemukakan • Accounts receivable lapping
di awal, fraud adalah perbuatan • Bank fraud
yang secara sadar untuk • Bid rigging
melakukan • Cash lapping
penipuan/kecurangan.
• Check forgery
Berdasarkan jenis fraud yang
• Check kiting
dilakukan, maka secara spesifik
• Consumer fraud
fraud memiliki banyak istilah
• Credit card fraud
lainnya,
• Duplicity
Hal tersebut menunjukkan
• Forged documents
betapa sulitnya untuk
• Industrial espionage
mengklasifikasikan fraud secara
• Infringement of copyrights
spesifik.
• dll
Fraud yang dilakukan oleh orang dalam
perusahaan
• Penyimpangan kas dan pencurian
• Pemalsuan pengesahan cek
• Manipulasi piutang seperli lapping dan manipulasi atas
tagihan piutang
• Manipulasi hutang seperti meningkatkan tagihan dari
vendor.
• Manipulasi daftar gaji seperti menambah jumlah
pegawai yang sebenarnya tidak ada.
• Manipulasi persediaan seperti mengklasifikasikan
persediaan sebagai persediaan yang telah usang, rusak
atau barang sampel.
• Suap oleh vendor, penyalur dan kontraktor kepada
karyawan.
Fraud yang dilakukan oleh pihak luar
perusahaan
• Fraud yang dilakukan oleh vendor, penyalur dan
kontraktor, seperti mengganti barang dengan
mutu yang lebih rendah, penagihan ganda,
penagihan tetapi pengiriman kepada tempat
yang lain.
• Korupsi yang dilakukan oleh karyawan vendor,
Penyalur, dan kontraktor
• Korupsi yang dilakukan oleh pelanggan
Frauds yang dilakukan oleh perusahaan

• Merekayasa keuntungan dengan cara memanipulasi


penjualan, menilai terlalu rendah beban, losses dan
kewajiban yang tidak dilaporkan, menunda
pencatatatn pengembalian penjualan.
• Cek kitting
• Price fixing
• Penipuan terhadap pelanggan seperti mengganti
dengan material yang lebih murah.
• Melanggar peraturan bidang pemerintah
• Korupsi oleh pelanggan
• Korupsi pada bidang politik
• Tambahan biaya atas kontrak pemerintah
SEGITIGA FRAUD

• Untuk mencegah, mendeteksi dan merespon adanya


fraud, maka kita harus mengerti mengapa seseorang
melakukan fraud. Salah satu model untuk mengerti
perilaku fraud adalah Segitiga Cressey.
• Pada Tahun 1950 Cressey dalam disertasinya,
bersama-sama dengan Sutherland melakukan
wawancara kepada 200 narapidana yang melakukan
penggelapan, dan menyimpulkan bahwa dalam
setiap fraud terdapat tiga hal yang sama yaitu (1)
tekanan (dapat berupa motivasi dan biasanya
kebutuhan sendiri); (2) rasionalisasi (dari etika);
dan (3) pengetahuan dan kesempatan untuk
melakukan kejahatan.
Tekanan (Pressure)
• Tekanan atau motivasi merupakan kejadian yang terjadi dalam
kehidupan pribadi seseorang sehingga mengakibatkan orang
tersebut memiliki kebutuhan yang sangat mendesak yang pada
akhirnya mendorong sesorang tersebut untuk melakukan
pencurian. Kebutuhan tersebut biasanya dalam bentuk
kebutuhan keuangan.
• Selain tekanan finansial, fraud juga dapat terjadi karena tekanan
sosial dan politik. Seseorang dapat melakukan fraud agar
posisinya dalam kekuasaan dapat diamankan, maka acapkali dia
berbohong mengenai pandangannya terhadap sesuatu atau hal
yang dilakukannya di masa lalu, atau fraud yang dilakukan
untuk memenuhi status sosial.
Rasionalisasi

• Rasionalisasi merupakan alasan-alasan yang


diungkapkan oleh pelaku fraud sebagai
pembenaran atas tindakan yang dilakukannya.
Misalnya: karena gajinya kecil sedangkan
tugasnya berat maka dia mengambil sesuatau
dari perusahaan, ketika ketahuan mencuri maka
akan beralasan bahwa dia hanya meminjam dan
akan dikembalikan nanti, dan lain sebagainya.
Kesempatan

• Dalam penelitiannya Cressy menyatakan bahwa


tindakan fraud dapat terjadi karena adanya pengetahuan
dan kesempatan yang dimiliki oleh pelaku fraud. Pelaku
biasanya memiliki pengetahuan atas kelemahan dari
perusahaan dan kesempatan diperoleh karena pelaku
berada dalam posisi yang sangat dipercaya di
perusahaan tersebut. Faktor utama dari kesempatan
seseorang dapat melakukan fraud adalah pengendalian
intern dari perusahaan tersebut. Kesempatan tersebut
akan membesar ketika pengawasan dari manajemen
perusahaan sangat longgar dan pengendalian internal
perusahaan tidak memadai sehingga menimbulkan
motivasi seseorang untuk melakukan fraud.
Audit Keuangan,Audit
Kecurangan,Akuntansi Forensik
• Auditor Keuangan
Istilah auditor keuangan secara luas berlaku
untuk setiap informasi keuangan atau proses
pelaporan keuangan. Klasifikasi auditor finansial
terbesar adalah orang-orang yang bekerja untuk
akuntan publik perusahaan-perusahaan dan
melakukan audit laporan keuangan untuk
perusahaan publik.
• Auditor Kecurangan
Auditor Fraud umumnya akuntan atau auditor yang
mempunyai atribut, keterampilan, pengetahuan, dan
pengalaman, ahli dalam mendeteksi dan
mendokumentasikan penipuan dalam buku catatan
transaksi dan peristiwa akuntansi dan keuangan.

Auditor Fraud memerlukan keterampilan mencakup


pengetahuan yang diperlukan auditor keuangan, ditambah
pengetahuan tentang bagaimana untuk mengumpulkan
bukti dan dokumen kerugian penipuan untuk pidana,
perdata, kontrak, dan asuransi; bagaimana mewawancarai
saksi pihak ketiga; dan bagaimana untuk bersaksi sebagai
saksi ahli. Auditor fraud harus tahu penipuan apa dari
perspektif hukum dan audit, perspektif lingkungan,
perspektif pelaku, dan perspektif budaya.
• Akuntan Forensik
Peranan akuntan forensik sedikit lebih kuat dari
Auditor Fraud di TKP. Bidang keahlian akuntabilitas
forensik tidak hanya dalam akuntansi dan audit tetapi
dalam investigasi kriminal, wawancara, penulisan
laporan, dan bersaksi sebagai saksi ahli. Mereka harus
menjadi komunikator yang sangat baik dan
profesional dalam sikap.

Keterlibatan akuntan forensik hampir selalu reaktif;


ini membedakan akuntan forensik dari Auditor Fraud
yang cenderung untuk terlibat secara aktif dalam
pencegahan dan deteksi di lingkungan perusahaan
atau peraturan.
• Perbedaan antara Ketiga-nya
Hal yang membedakan antara akuntansi forensik, fraud audit,
dan audit investigasi dengan audit keuangan lebih terkait
dengan tujuan seseorang. Audit keuangan mencoba untuk
memungkinkan auditor untuk memberikan pendapat apakah
satu set transaksi disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP.

Akuntansi forensik adalah istilah umum yang digunakan untuk


menggambarkan setiap penyelidikan keuangan yang dapat
mengakibatkan konsekuensi hukum.

Fraud audit adalah disiplin khusus dalam akuntansi forensik,


yang menyelidiki aktivitas kriminal tertentu, yaitu penipuan.
Audit investigasi melibatkan review dokumentasi keuangan
untuk tujuan spesifik, yang bisa berhubungan dengan dukungan
litigasi dan klaim asuransi serta masalah kriminal.
Pendeteksian dan Pencegahan Fraud

Dalam mencegah dan mendeteksi serta


menangani fraud sebenarnya ada beberapa pihak
yang terkait: yaitu akuntan (baik sebagai auditor
internal, auditor eksternal, atau auditor forensik)
dan manajemen perusahaan.
Peran dan tanggung jawab masing-masing pihak ini dapat
digambarkan sebagai suatu siklus yang dinamakan Fraud
Deterrence Cycle atau siklus pencegahan fraud yaitu :

• Corporate Governance dilakukan oleh manajemen yang


dirancang dalam rangka mengeliminasi atau setidaknya
menekan kemungkinan terjadinya fraud. Corporate
governance meliputi budaya perusahaan, kebijakan-
kebijakan, dan pendelegasian wewenang.
• Transaction Level Control Process yang dilakukan oleh
auditor internal, pada dasarnya adalah proses yang lebih
bersifat preventif dan pengendalian yang bertujuan
untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang sah,
mendapat otorisasi yang memadai yang dicatat dan
melindungi perusahaan dari kerugian.
...
• Retrospective Examination yang dilakukan oleh
Auditor Eksternal diarahkan untuk mendeteksi
fraud sebelum menjadi besar dan membahayakan
perusahaan.
• Investigation and Remediation yang dilakukan
forensik auditor. Peran auditor forensik adalah
menentukan tindakan yang harus diambil terkait
dengan ukuran dan tingkat kefatalan fraud, tanpa
memandang apakah fraud itu hanya berupa
pelanggaran kecil terhdaap kebijakan perusahaan
ataukah pelanggaran besar yang berbentuk
kecurangna dalam laporan keuangan atau
penyalahgunaan aset.
Pendeteksian dan pencegahan suatu tindakan
kecurangan dapat dilakukan dengan adanya suatu
kerjasama pihak internal perusahaan maupun pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan, dan hal ini
bisa dihindari dengan menciptakan suasana positif
dalam lingkungan internal perusahaan, pemeliharaan
hubungan yang baik antara atasan dan bawahan,
penciptaan struktur organisasi yang efektif serta
adanya kepedulian pihak manajemen perusahaan
dalam mengatur segala bentuk aktivitas perusahaan
maupun para pelaku-pelaku yang menjalankan segala
aktivitas yang bersangkutan.
Sumber Fraud Taxonomies
Bologna dan Lindquist  Kecurangan orang dalam terhadap
perusahaan
 Kecurangan pihak luar terhadap
perusahaan
 Penipuan untuk perusahaan
KPMG  Kecurangan karyawan
 Kecurangan konsumen
 Kecurangan terkait vendor
 Computer Crime
 Kekeliruan
 Kecurangan medis / asuransi
 Kecurangan pelaporan keuangan
Albrecht dan Albrecht  Penggelapan pegawai
 Kecurangan manajemen
 Kecurangan investasi
 Kecurangan penjual
 Kecurangan pelanggan
 Miscellaneous fraud
ACFE  Kecurangan dalam laporan keuangan
 Penyalahgunaan aset
 Korupsi
SELESAI.

Anda mungkin juga menyukai