DISUSUN OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2018
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa RMK terlampir adalah murni hasil
pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarism.
Tanda Tangan :
Agar tujuan dari kegiatan instansi dapat dicapai secara efektif, efisien, dipercayanya
informasi dan data, serta ditaatinya peraturan dan ketentuan yang berlaku maka diperukan yang
namanya pengendalian intern. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) harus disusun dan
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, supay pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan daerah terlaksana dengan baik. Ketika pengendalian intern dalam suatu Organisasi
Pemerintah Daerah makin baik, maka akuntabilitas dari OPD tesebut makin baik juga.
Dalam Undang-undang nomor 1 Tahun 2004 pasal 58 ayat 1 dikatakan bahwa “Dalam
rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,
Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian
intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh”. Sistem Pengendalian Intern adalah
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadaiatas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. SPIP sendiri adalah adalah
Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) diatur
lebih lanjut di Peraturan Pemerintah nomor 60 Tahun 2008.
Dari segi tujuannya, Sistem pengedalian intern terdiri dari 2 macam yaitu:
Dalam pengendalian ini termasuk didalamnya struktur organisasi, metode, dan ukuran-
ukuran yang dilimpahkan terutama untuk memerikasa kebenaran data keuangan dan menjaga
aset entitas.
1. Struktur Organisasi
Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketelitiannya dalam
melaksanakan operasi. Sistem pengendalian intern dapat mencegah dan menemukan
kesalahan.
1. LINGKUNGAN PENGENDALIAN
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; minimal dilakukan dengan
cara:
- wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung
jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan Instansi Pemerintah;
- pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam huruf a memahami
bahwa wewenang dan tanggung jawab yang diberikan terkait dengan pihak lain
dalam Instansi Pemerintah yang bersangkutan; dan
- pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam huruf b memahami
bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait dengan penerapan SPIP.
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia; minimal dilakukan dengan cara :
- penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian
pegawai;
- penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen; dan
- supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.
h. hubungan kerja yang baik antar instansi terkait diwujudkan dengan adanya mekanisme
saling uji antar Instansi Pemerintah terkait.
2. PENILAIAN RISIKO
Penilaian risiko terdiri atas:
3. KEGIATAN PENGENDALIAN
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian
sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
yang bersangkutan. Minimal memiliki karakteristik sebagai berikut:
5. PEMANTAUAN
Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui:
d. supervisi
e. rekonsiliasi
2. evaluasi terpisah
Dilaksanakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem
Pengendalian Intern.
Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau
pihak eksternal pemerintah.
Evaluasi terpisah dapat dilakukan dengan menggunakan daftar uji pengendalian
intern
tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya; diselesaikan dan dilaksanakan sesuai
dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.
Dalam PP nomor 60 Tahun 2008 pasal 1 ayat 4 dikatakan “Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan, yang selanjutnya disingkat BPKP, adalah aparat pengawasan intern
pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden”.
BPKP melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas
kegiatan tertentu dimana kegiatan tersebut meliputi:
- kegiatan yang bersifat lintas sektoral
- Kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara (Menteri Keuangan melakukan koordinasi kegiatan
yang terkait dengan Instansi Pemerintah lainnya)
- Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
Inspektorat Jendral
Inspektorat Provinsi
Inspektorat Kabupaten/Kota
Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota
1. Dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan yang telah
memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor (melalui keikutsertaan dan
kelulusan program sertifikasi)
2. Untuk menjaga perilaku pejabat disusun kode etik
3. aparat pengawasan intern pemerintah dan wajib ditaati oleh semua pejabat.
4. Kode etik disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman yang
ditetapkan pemerintah.
5. Untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan aparat pengawasan intern pemerintah,
disusun standar audit. Dan setiap wajib melaksanakan audit sesuai dengan standar audit
6. Standar audit disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman
yang ditetapkan oleh pemerintah.
7. Setelah melaksanakan tugas pengawasan, aparat pengawasan intern pemerintah wajib
membuat laporan hasil pengawasan dan menyampaikannya kepada pimpinan Instansi
Pemerintah yang diawasi.
8. Dalam hal BPKP melaksanakan pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum Negara
laporan hasil pengawasan disampaikan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara dan kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang diawasi.
9. Secara berkala, BPKP menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan
kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara.
10. Secara berkala, berdasarkan laporan hasil pengawasan Inspektorat Jenderal atau,
Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota menyusun dan menyampaikan
ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada menteri/pimpinan lembaga, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya dengan tembusan
kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
11. BPKP, Insepktorat Jendral/Inspektorat Kota/Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas
laporan keuangan sebelum disampaikan ke Menteri/Pimpinan
Lembaga/Gubernur/Walikota/Bupati/Bendahara Umum Negara/Presiden
12. Untuk menjaga mutu hasil audit aparat pengawasan intern pemerintah, secara berkala
dilaksanakan telaahan sejawat.
13. Pedoman telaahan sejawat disusun oleh organisasi profesi auditor.
14. Aparat pengawasan intern pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus independen
dan obyektif.
DAFTAR PUSTAKA