Anda di halaman 1dari 17

Aang Blog's

Kamis, 26 Desember 2013


Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Konsinyasi

Pengertian Konsinyasi
Konsinyasi (consignment) menurut Hadori Yunus – Harnanto adalah suatu perjanjian
dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada
pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu.
Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut pengamanat (consignor),
sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut komisioner (consignee). Bagi pengamanat
barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan
tertentu biasa disebut sebagai barang-barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi
pihak penerima barang-barang ini disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).
Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamanat kepada komisioner
tidak diikuti dengan penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan. Meskipun diakui
bahwa dalam transaksi konsinyasi itu telah terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan
barang kepada komisioner, namun demikian “hak milik” atas barang yang bersangkutan tetap
berada pada pengamanat (consignor). Hak milik akan berpindah dari pengamanat apabila
komisioner telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.
Terdapat perbedaan prinsipal antara transaksi penjualan dengan transaksi konsinyasi.
Dalam transaksi penjualan hak milik atas barang berpindah kepada pembeli pada saat
penyerahan barang. Di dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamat kepada
komisioner tidak diikuti adanya hak milik atas barang yang bersangkutan.

Karakteristik dan Keuntungan Penjualan Konsinyasi


Karakteristk penjualan konsinyasi yang sekaligus merupakan perbedaan perlakuan
akuntansi dengan transaksi penjualan yaitu :
a) Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat karena hak
milik atas barang-barang konsinyasi masih berada ditangan pengamanat. Barang-barang
konsinyasi tidak boleh diakui sebagai persediaan oleh pihak komisioner (consignee).
b) Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak
boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat
maupun bagi komisioner sampai barang dagangan dapat dijual kepada pihak ketiga.
c) Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik barang tetap bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat
pengiriman sampai dengan saat komisioner berhasil menjual barang tersebut kepada pihak
ketiga. Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua belah pihak.
d) Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan
dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh karena itu komisioner
perlu menyelenggarakan administrasi yang baik dan tertib.

Pada pelaksanaan penjualan konsinyasi sebaiknya kontrak perjanjian antara


pengamanat dan komisioner harus dibuat terlebih dahulu. Isi perjanjian biasanya terdiri dari
beban-beban yang dikeluarkan oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat,
kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit, komisi bagi komisioner dan laporan
pertanggungjawaban oleh komisoner kepada pengamanat (account sale) yang dilakukan
secara berkala atas barang-barang yang sudah terjual dan pengiriman uang hasil penjualan
tersebut.
Alasan-alasan bagi pengamat untuk mengadakan perjanjian konsinyasi
 Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh
seorang produsen, pabrikan,atau distributor.
 Resiko-resiko tertentu dapat dihindari oleh pengamat.
 Mungkin pengamat ingin mendapatkan penjualan khusus dalam perdagangan barang
barangnya, terutama untuk ternak, hasil pertanian, dan lain-lain.
 Harga eceran barang-barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamat,
demikian pula terhadap jumlah barang-barang yang siap dipasarkan dan stock barang-barang
tersebut.
Alasan-alasan komisioner menerima perjanjian konsinyasi, antara lain:
 Komisioner dilindungi dari kemungkinan resiko gagal untuk memasarkan barang
barang tersebut atau keharusan menjual dengan rugi.
 Resiko rusaknya barang dan adanya fluktasi harga dapat dihindarkan.
 Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya barang-barang
konsinyasi yang di titipkan oleh pengamat.
Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban berhubungan dengan perjanjian konsinyasi
Ketentuan-ketentuan dalam perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara
tertulis yang menekankan hubungan kerja sama antar kedua pihak. Selain ketentuan dalam
perjanjian, ada juga ketentuan umum yang diatur oleh undang-undang (hukum) yang berlaku
dalam dunia perdagangan, antara lain:
1. Tentang hak-hak komisioner
a) Komisioner berhak mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang dikeluarkan untuk
menjual barang titipan tersebut, sesuai dengan jumnlah yang diatur dalam perjanjian diantara
dua pihak.
b) Dalam batasan-batasan tertentu biasanya kepada kuosioner diberikan hak untuk memberikan
jaminan terhadap kualitas barang yang dijualnya.
c) Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan komisioner berhak memberikan
syarat-syarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku pada umumnya untuk
barang-barang yang sejenis, mskipun pengamanat dapat mengadakan pembatasn-pembatasn
yang harus dinyatakan dalam perjanjian.
2. Tentang Kewajiban-kewajiban komisioner
a) Melindungi keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterima dari pihak pengamat.
b) Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barang-barang milik pengamat
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perjanjian.
c) Mengelola secara terpisah baik dari segi phisik maupun administratip terhadap barang-
barang milik pengamat, sehingga identitas barang-barang tersebut tetap dapat diketahui setiap
saat.
d) Membuat laporan secara periodik tentang barang yang diterima, barang-barang yang berhasil
dijual dan barang-barang yang masih dalam persediaan serta mengadakan penyelesaian
keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian.

Akuntansi untuk Penjualan Konsinyasi


 Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk pengamanat
1. Metode terpisah
Di dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan
disajikan secara terpisah dari rugi laba yang biasa. Untuk memisahkan tersebut maka
pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi juga harus dipisahkan .
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening
“Barang Konsinyasi”. Rekening ini akan di debit dengan biaya yang berhubungan dengan
barang konsinyasi dan dikredit dengan pendapatan yang berhubungan dengan barang
konsinyasi. Jadi pendebitan dan pengkreditan terhadap rekening “Barang Konsinyasi”
adalah:
Pendebitan:
 Harga pokok barang konsinyasi yang dikirim
 Biaya pengiriman barang-barang konsinyasi
 Biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi yang dibayar oleh komisioner akan
tetapi ditanggung oleh pengamanat. Termasuk di dalam kelompok ini misalnya komisi, biaya
perakitan dan sebagainya.
Pengkreditan
Pengkreditan terhadap rekening barang konsinyasi adalah hasil penjualan barang
konsinyasi.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat hanya mencakup 4 transaksi, yaitu:
1. Pengiriman barang konsinyasi
2. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
3. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
4. Menerima pembayaran dari komisioner.
Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:
a. Pengiriman barang konsinyasi
Transaksi ini akan dicatat:
Barang konsinyasi xxx
Persediaan xxx
b. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
Transaksi ini akan dicatat:
Barang konsinyasi xxx
Kas xxx
c. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut pengamanat akan mengetahui 3
hal, yaitu:
 Penjualan barang konsinyasi
 Biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
 Pembayaran yang akan diterima dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Piutang- komisioner xxx
Barang konsinyasi xxx
Barang konsinyasi xxx
d. Menerima pembayaran dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Kas xxx
Piutang- komisioner xxx

Contoh:
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ.
Isi perjanjian tersebut antara lain:
1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991
adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok
barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar
Rp. 200.000,00
4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00
Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00

Jurnal yang dibuat oleh PT ABC adalah:


Transaksi 1
Transaksi ini dicatat:
Barang konsinyasi Rp. 30.000.000,00
Persediaan Rp. 30.000.000,00
Transaksi 2
Transaksi ini dicatat:
Barang konsinyasi Rp. 500.000,00
Kas Rp. 500.000,00
Transaksi 3
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi 4
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi 5
Transaksi ini dicatat:
Piutang-komisioner Rp. 42.300.000,00
Barang konsinyasi Rp. 7.200.000,00
Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00
Transaksi 6
Transaksi ini dicatat:
Kas Rp. 42.300.000,00
Piutang komisioner Rp. 42.300.000,00

2. Metode tidak terpisah


Di dalam metode laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi tidak dipisahkan dengan laba (rugi)
dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu, biaya dan pendapatan yang berhubungan dengan
kegiatan konsinyasi dicampur dengan pendapatan dan biaya yang reguler.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat di dalam metode ini hanya
mencakup 3 transaksi, yaitu:
a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
c. Menerima pembayaran dari komisioner
Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:
a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
Transaksi ini akan dicatat:
Biaya transport xxx
Kas xxx
b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut pengamanat akan mengetahui 3
hal, yaitu:
 Penjualan barang konsinyasi
 Biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
 Pembayaran yang akan diterima dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Piutang- komisioner xxx
Biaya xxx
Penjualan xxx
Apabila perusahaan menggunakan sistem perpetual pengamanat harus mencatat juga harga
pokok penjualan.
c. Menerima pembayaran dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Kas xxx
Piutang- komisioner xxx
Contoh:
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ.
Isi perjanjian tersebut antara lain:
1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991
adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok
barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar
Rp. 200.000,00
4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00
Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00
Jurnal yang dibuat oleh PT ABC adalah:
Transaksi 1
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 2
Transaksi ini dicatat
Biaya transport Rp. 500.000,00
Kas Rp. 500.000,00
Transaksi 2
Transaksi ini dicatat:
Barang konsinyasi Rp. 500.000,00
Kas Rp. 500.000,00
Transaksi 3
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi 4
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi 5
Transaksi ini dicatat:
Piutang-komisioner Rp. 42.300.000,00
Biaya Rp. 7.700.000,00
Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp. 30.000.000,00
Persediaan Rp. 30.000.000,00

Transaksi 6
Transaksi ini dicatat:
Kas Rp. 42.300.000,00
Piutang komisioner Rp. 42.300.000,00

 Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk komisioner


1. Metode terpisah
Di dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan
disajikan secara terpisah dari rugi laba yang biasa. Untuk memisahkan tersebut maka
pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner juga harus dipisahkan .
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening
“Barang Komisi”. Rekening ini akan didebit dengan biaya yang berhubungan dengan barang
komisi dan dikredit dengan pendapatan yang berhubungan dengan barang komisi. Jadi
pendebitan dan pengkreditan terhadap rekening “Barang Komisi” adalah:
Pendebitan
Pendebitan terhadap rekening ini terdiri atas:
 Biaya perakitan
 Jumlah yang harus dibayarkan kepada pengamanat
Pengkreditan
Pengkreditan terhadap rekening barang komisi adalah hasil penjualan barang komisi.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner hanya mencakup 4 transaksi, yaitu:
1. Membayar biaya angkut / perakitan
2. Menjual barang komisi
3. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat
4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner
Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:
1. Membayar biaya angkut / perakitan
Transaksi ini akan dicatat:
Barang komisi xxx
Kas xxx

2. Menjual barang komisi


Transaksi ini akan dicatat:
Kas xxx
Barang komisi xxx
3. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat
Transaksi ini akan dicatat:
Barang komisi xxx
Utang pengamanat xxx
4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Utang pengamanat xxx
Kas xxx
Saldo rekening “barang komisi” akan menunjukkan laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi.
Pada akhir periode saldo tersebut ditutup ke rekening “ikhtisar laba rugi”
Contoh:
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ.
Isi perjanjian tersebut antara lain:
1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991
adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok
barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar
Rp. 200.000,00
4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:

- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00


- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00
Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00
Jurnal yang dibuat oleh Toko XYZ adalah:
Transaksi 1
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 2
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 3
Transaksi ini dicatat
Barang komisi Rp. 200.000,00
Kas Rp. 200.000,00
Transaksi 4
Transaksi ini dicatat:
Kas Rp. 50.000.000,00
Barang komisi Rp. 50.000.000,00
Transaksi 5
Transaksi ini dicatat:
Barang komisi Rp. 42.300.000,00
Utang pengamanat Rp. 42.300.000,00
Transaksi 6
Transaksi ini dicatat:
Utang pengamanat Rp. 42.300.000,00
Kas Rp. 42.300.000,00

2. Metode tidak terpisah


Di dalam metode ini laba atau rugi dari kegiatan komisioner tidak dipisahkan dengan laba
(rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu, biaya dan pendapatan yang berhubungan
dengan kegiatan komisioner dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang reguler.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner di dalam metode ini hanya mencakup
3 transaksi, yaitu:
1. Membayar biaya angkut / perakitan
2. Menjual barang komisi
3. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner

Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:


1. Membayar biaya angkut / perakitan
Transaksi ini akan dicatat:
Utang pengamanat xxx
Kas xxx
2. Menjual barang komisi
Transaksi ini akan dicatat:
Kas xxx
Penjualan xxx
3. Mengirim pembayaran kepada pengamanat
Transaksi ini akan dicatat:
Utang pengamanat xxx
Kas xxx
Contoh:
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ.
Isi perjanjian tersebut antara lain:
1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991
adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok
barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar
Rp. 200.000,00
4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00
Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00
Jurnal yang dibuat oleh Toko XYZ adalah:
Transaksi 1
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 2
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 3
Transaksi ini dicatat
Utang pengamanat Rp. 200.000,00
Kas Rp. 200.000,00
Transaksi 4
Transaksi ini dicatat:
Kas Rp. 50.000.000,00
penjualan Rp. 50.000.000,00
dan
Harga pokok penjualan Rp. 42.500.000,00
Utang pengamanat Rp. 42.500.000,00
Transaksi 5
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 6
Transaksi ini dicatat:
Utang pengamanat Rp. 42.300.000,00
Kas Rp. 42.300.000,00
Diposkan oleh Aang di 16.23
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Akuntansi Keuangan Lanjutan

9 komentar:

1.

PGY13 Mei 2014 02.11

lengkap gan. makasih...

Balas

Balasan

1.

Aang31 Oktober 2016 04.19

Sama2

2.

Aang31 Oktober 2016 05.12

Sama2

Balas
2.

Anonim1 Juni 2014 20.09

sumbernya apagan?

Balas

Balasan

1.

Aang31 Oktober 2016 05.10

Suparwoto, L, 2011, akuntansi keuangan lanjutan, Yogyakarta: BPFE-


YOGYAKARTA.
Sumber Website:
http://deanangs.wordpress.com/2012/11/12/contoh-soal-konsinyasi/
http://lecturer.poliupg.ac.id
http://resum.wordpress.com/2010/12/28/penjualan-konsinyasi/
http://goklatenjualango.blogspot.com/2012/10/pengertian-penjualan-
konsinyasi

2.

Aang31 Oktober 2016 05.12

Suparwoto, L, 2011, akuntansi keuangan lanjutan, Yogyakarta: BPFE-


YOGYAKARTA.
Sumber Website:
http://deanangs.wordpress.com/2012/11/12/contoh-soal-konsinyasi/
http://lecturer.poliupg.ac.id
http://resum.wordpress.com/2010/12/28/penjualan-konsinyasi/
http://goklatenjualango.blogspot.com/2012/10/pengertian-penjualan-
konsinyasi

Balas

3.

astri rahmayanti27 Oktober 2016 16.46

referensinya gan?

Balas

Balasan
1.

Aang31 Oktober 2016 05.11

Terima kasih sudah berkunjung mbak astri..

Berikut sumbernya

Suparwoto, L, 2011, akuntansi keuangan lanjutan, Yogyakarta: BPFE-


YOGYAKARTA.
Sumber Website:
http://deanangs.wordpress.com/2012/11/12/contoh-soal-konsinyasi/
http://lecturer.poliupg.ac.id
http://resum.wordpress.com/2010/12/28/penjualan-konsinyasi/
http://goklatenjualango.blogspot.com/2012/10/pengertian-penjualan-
konsinyasi

2.

Aang31 Oktober 2016 05.12

Terima kasih sudah berkunjung mbak astri..

Berikut sumbernya

Suparwoto, L, 2011, akuntansi keuangan lanjutan, Yogyakarta: BPFE-


YOGYAKARTA.
Sumber Website:
http://deanangs.wordpress.com/2012/11/12/contoh-soal-konsinyasi/
http://lecturer.poliupg.ac.id
http://resum.wordpress.com/2010/12/28/penjualan-konsinyasi/
http://goklatenjualango.blogspot.com/2012/10/pengertian-penjualan-
konsinyasi

Balas

Muat yang lain...

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

aang Blog's
DAFTAR ISI
 Akuntansi Internasional
 Akuntansi Keuangan Lanjutan
 DESAIN DAN ANALISIS SISTEM
 Kata-kata
 MANAJEMEN STRATEGI
 MATERI AKUNTANSI
 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
 SOFTWARE
 TIPS DAN TRIK BLOG

About
Terima Kasih Sudah Berkunjung

Labels
 Akuntansi Internasional
 Akuntansi Keuangan Lanjutan
 DESAIN DAN ANALISIS SISTEM
 Kata-kata
 MANAJEMEN STRATEGI
 MATERI AKUNTANSI
 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
 SOFTWARE
 TIPS DAN TRIK BLOG

Mengenai Saya

Blogger news
Aang  Home
PIN : 7D7E414A  Products
Lihat profil lengkapku o Widgets
o Menus
o Products
Archive  Company
o About
 ► 2015 (2) o Location
 Contact
 ► 2014 (10)

 ▼ 2013 (15)
o ▼ Desember (4)
 PENJUALAN ANGSURAN
AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN 1
 SISTEM PEMROSESAN
TRANSAKSI
 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Konsinyasi
 File Manajemen Srategi
o ► November (1)
o ► Oktober (1)
o ► September (1)
o ► Agustus (8)

BLOG

Tema Sederhana. Gambar tema oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai