Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat, taufik
serta karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Pembuatan makalah ini tidak akan terwujud apabila tidak mendapatkan
kehendak-Nya.

Penulisan makalah yang berjudul “Memahami Sistem Internasional” ini disusun


untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Internasional Kelas C Jurusan Akuntansi.

Kami sadar, dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, oleh karena itu penulis sangat berharap adanya kritikan dan saran dari
berbagai pihak demi sempurnanya makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan bagi pembaca.

Pekanbaru, 7 Maret 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada saat kita berbicara tentang moneter maka masalah utama yang sering kita
bicarakan adalah berkaitan dengan uang. Setiap Negara mempunyai mata uang
sendiri,dan mata uang itu menunjukkan nilai barangnya.Begitu juga dengan Sistem
moneter internasional ini mengacu pada institusi-institusi dimana pembayaran atas
transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaiman kurs tukar
asing ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar.

Para ahli beranggapan bahwa uang dan Sistem Moneter Internasional merupakan
unsur yang bersifat netral baik ekonomis atau politis, namun anggapan ini tidak
terbukti dalam ekonomi modern. Norma dan konvensi yang mengatur Sistem
Moneter Internasional dengan ini mempunyai efek distributif yang penting
bagi power suatu negara dan kesejahteraan dalam kehidupan negara tersebut.

Sejak akhir Perang Dunia II pada tahun 1945, dolar AS telah menjadi mata uang
sentral dalam transaksi-transaksi dunia. Pada awalnya dolar AS begitu dominan
karena perekonomian AS telah bangkit dari peperangan relatif tanpa mengalami
kerusakan dan jauh lebih kuat. Meskipun demikian, Jepang dan negara-negara Eropa
bagian Barat serta negara lainnya mengembangkan perekonomian-perekonomian
yang kuat dalam jangka waktu yang cukup cepat dalam sejarah dan mata uang
mereke semakin digunakan bersama-sama.

Pada tahun 2002, keraguan muncul tentang berlanjutnya kekuatan dolar. Dolar
mulai turun nilainya sebagian disebabkan oleh pertanyaan mengenai kekuatan dan
kekuasaan yang tertinggal dari pemulihan resesi tahun 2001. Kelemahan utama dolar
AS adalah defisit rekening berjalan yang menonjol. Untuk mencegah lebih jatuhnya
dolar, maka AS harus menarik dana luar negeri sebesar AS$1,3 miliar.

Walaupun konsumen Amerika membayar dolar AS untuk sebuah mobil Jerman


atau wol Scotlandia yang di beli di AS, perusahaan manufaktur Jerman dan pemroses
wol harus memiliki masing-masing Deutsche marks (DM) dan poundsterling (£)
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pengeluaran mereka. Pada suatu titik, dolar
AS harus ditukar untuk Dm dan £ yang diperlukan. Yang mendasari mekanis dan
kurs adalah sistem moneter internsional.

Sistem moneter internasional adalah satu perangkat kebijakan, institusi, praktisi,


regulasi, mekanisme yang menentukan tingkat dimana mata uang satu di tukarkan
dengan mata uang yang lain. Setiap Negara memiliki mata uang sendiri, dan mata
uang itu menunjukan nilai barangnya. Namun, untuk perdagangan internasional,
berbagai mata uang di dunia harus diubah dari satu mata uang ke mata uang yang lain.
Perubahan sistem moneter diakibatkan oleh gejolak ekonomi. Dengan mempelajari
pengalaman historis akan dapat diperoleh gambaran timbulnya ketidakstabilan
ekonomi serta proses penyesuaian neraca pembayaran internasional. Dari perjalanan
sejarah perdagangan dan investasi internasional, sistem moneter internasional telah
mengalami berbagai dinamika untuk berusaha mengatur nilai kurs dan menciptakan
kestabilan moneter dalam perekonomian internasional sehingga berdampak pada
kestabilan ekonomi domestik di setiap negara.

Suatu Sistem Moneter Internasional yang berjalan dengan baik akan


melancarkan perdagangan dunia, arus investasi asing dan interdepedensi
global. Kemampuan Sistem Moneter Internasional adalah prasyarat bagi sehatnya
ekonomi dunia, sebaliknya runtuhnya Sistem Moneter Internasional barat menjadi
penyebab terpisahnya kesuraman dalam ekonomi internasional seperti terjadinya
“The Greay Depression” pada tahun 1930-an.

Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem moneter
internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari sistem ke sistem yang
lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Dengan mempelajari
pengalaman historis akan dapat diperoleh gambaran bagaimana timbulnya
ketidakstabilan ekonomi serta proses penyesuaian neraca pembayaran internasional
apabila terjadi ketidakseimbangan.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sejarah sistem standar emas di dunia?


2. Apa yang dimaksud dengan Bretton woods dan bagaimanakah standar tukar
emas?
3. Apa yang terjadi pada 15 agustus 1971 dan dua tahun berikutnya yang berkaitan
dengan sistem moneter internasional?
4. Apa yang terjadi pada 1973 sampai sekarang yang berkaitan dengan sistem
moneter internasional?
5. Bagaimanakah pasar valuta asing?
6. Apa yang dimaksud dengan SDR (Special Drawing Right)?
7. Bagaimanakah sistem moneter eropa (Europan Monetary System – EMS)?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui bagaimana tentang sejarah sistem standar emas di dunia.


2. Mengetahui tentang apa Bretton woods dan standar tukar emas.
3. Mengetahui kejadian yang berhubungan dengan sistem moneter internasional
pada 15 agustus 1971 dan dua tahun berikutnya.
4. Mengetahui kejadian yang berhubungan dengan sistem moneter internasional
sejak 1973 sampai sekarang.
5. Mengetahui tentang pasar valuta asing.
6. Mengetahui tentang SDR (Special Drawing Right)
7. Mengetahui tentang sistem moneter eropa (Europan Monetary System – EMS).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH SINGKAT SISTEM STANDAR EMAS

Sistem moneter pertama adalah sistem standar emas. Pada 22 Desember 1717
Sir Isaac Newton, pemilik percetakan uang logam Inggris, menetapkan harga emas
dengan tiga pounds, 17 shillings, 10,5 pence per ons. Inggris pada waktu itu
menggunakan standar emas itu dan bersedia mengkonversi emas dengan mata uang
dan sebaliknya. Hal ini dilakukan Inggris hingga Perang Dunia I. Selama periode itu
London merupakan pusat keuangan internasional yang dominan. Diperkirakan bahwa
lebih dari 90% perdagangan dunia didanai di London.

Kebanyakan Negara perdagangan atau industri mengambil standar emas.


Tiap-tiap Negara menetapkan jumlah unit tertentu dari mata uangnya per ons emas
dan perbandingan jumlah unit per ons dari Negara ke Negara merupakan kurs antara
dua mata uang manapun berdasarkan standar emas. Jadi, standar emas terjadi apabila
negara-negara sepakat untuk membeli atau menjual emas dengan sejumlah satuan
mata uang yang telah ditetapkan.

Beban-beban keuangan Perang Dunia I telah memaksa Inggris menjual suatu


bagian yang cukup besar dari emasnya. Standar emaspun berakhir.

2.2 BRETTON WOODS DAN STANDAR TUKAR EMAS

Bretton Woods merupakan sebuah kota kecil di New Hampshire di mana


wakil-wakil perbendaharaan negara dan bank sentral mengadakan pertemuan
menjelang akhir Perang Dunia II; mereka mendirikan IMF, Bank Dunia dan standar
tukar emas.

Untuk mencapai tujuannya, Konferensi Bretton Woods mendirikan Dana


Moneter Internasional (Internatioanl Monetery Fund - IMF). Persetujuan IMF
merupakan dasar bagi sistem moneter internasional sejak tahun 1945 hingga 1971.
Namun diragukan bahwa peranan masa depan yang diperkirakan atau dibebankan
pada dolar AS yang telah menjadi aset cadangan sentral utama tersebut telah
diramalkan sebelumnya. Dolar AS disepakati untuk menjadi satu-satunya mata uang
yang secara langsung konvertibel dengan emas untuk tujuan moneter resmi.

Diakui bahwa setiap negara anggota akan terkena berbagai tekanan yang
berbeda pada waktu yang berbeda. Tekanan-tekanan itu dapat disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa politik atau ekonomi atau tren (kecenderungan) dan dapat
membuat nilai pari (kurs mata uang) yang ditetapkan dalam Breton Woods tidak
realistis.

2.2.1 Neraca Pembayaran

Persetujuan IMF merupakan dasar bagi sistem moneter internasional sejak


tahun 1945 hingga 1971. Sebuah tugas yang dipikul IMF adalah bantuan kepada
negara-negara anggota yang menghadapi kesulitan untuk menjaga neraca
pembayaran agar tidak defisit. Neraca pembayaran sebuah negara merupakan
indikator yang sangat penting mengenai apa yang bisa terjadi terhadap perekonomian
negara itu, termasuk apa yang dapat dialami pemerintah. Apabila neraca pembayaran
berada dalam defisit, inflasi sering kali merupakan sebab, dan perusahaan yang
melakukan bisnis di sana harus menyesuaikan penetapan harganya, persediaan,
akuntansi, dan praktik-praktik lainnya dengan kondisi inflasi. Tindakan untuk
menangani inflasi dan defisit adalah tindakan pasar (market measure) seperti
melakukan deflasi perekonomian atau mendevaluasi mata uang, atau tindakan
nonpasar (nonmarket measures) seperti pengendalian mata uang/devisa, tarif atau
kuota.

2.2.1.1 Debit dan Kredit dalam Transaksi Internasional

Transaksi-transaksi debit internasional menyangkut berbagaii pembayaran oleh


penduduk domestik kepada penduduk asing, dan transaksi-transaksi kredit
internasional adalah sebaliknya. Dengan mengambil Amerika sebagai bagian
perekonomian domestik, daftar transaksi-transaksi debit akan mencakup
perekonomian domestik, daftar transaksi-transaksi debit akan mencakup:

1) Dividen, bunga dan jasa-jasa pembayaran kembali uang atas modal milik asing
di Amerika.
2) Impor barang-barang
3) Pembelian oleh orang-orang Amerika yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
4) Jasa-jasa transportasi yang dibayar oleh orang-orang Amerika untuk angkutan
asing.
5) Investasi luar negeri oleh Amerika.
6) Hadiah yang diberikan orang Amerika kepada penduduk di luar negeri.
7) Impor emas.

Sebaliknya adalah contoh-contoh transaksi kredit misalnya,deviden, bunga,


dan jasa pembayaran, kembali utang atas modal milik orang Amerika di luar negeri
merupakan kredit dalam buku besar orang Amerika.

2.2.1.2 Akuntansi Berpasangan

Tiap transaksi internasional adalah pertukaran aset dengan sisi debit dan kredit.
Jadi, neraca pembayaran disajikan sebagai laporan akuntansi berpasangan
(double-entry accounting statement) di mana jumlah kredit dan debit selalu sama.
Laporan pembayaran sebuah negara dibagi menjadi beberapa akun/rekening
(accounts).

Transaksi Berjalan

Terdapat tiga subtransaksi yang termasuk dalam transaksi berjalan (current


account), yaitu:

1) Transaksi barang-barang atau barang dagangan berkaitan dengan barang-barang


yang berwujud (visible), seperti mobil, gandum, mesin, atau peralatan, yang dapat
dilihat dan dirasakan ketika barang-barang itu diekspor atau diimpor.
2) Transaksi jasa-jasa berkaitan dengan sesuatu yang tidak berwujud (invisible)
yang dipertukarkan atau dibeli secara internasional.
3) Transfer unilateral adalah tansaksi-transaksi tanpa imbal balik. Beberapa dari
transfer ini dilakukan oleh individu atau lembaga-lembaga swasta dan sebagian
dilaukan oleh pemerintah.

Transaksi Modal
Transaksi modal mencatat perubahan-perubahan bersih dalam aktiva dan
pasiva (harta dan kewajiban) keuangan internasional sebuah negara selama periode
neraca pembayaran, yang biasanya satu tahun.

Subtransaksi di bawah transaksi modal adalah:

1) Investasi langsung adalah investasi dalam perusahaan atau properti yang


berlokasi di sebuah negara yang secara efektif dikendalikan oleh penduduk atau
sebuah negara lain.
2) Investasi portofolio mencakup semua investasi jangka panjang yang lebih dari
satu tahun yang tidak memberikan kepada investor pengendalian efektif atas
objek investasi.
3) Aliran modal jangka pendek termasuk dalam aktiva dan pasiva internasional
dengan jatuh tempo asli satu tahun atau kurang.

Transaksi Cadangan Devisa Pemerintah

Transaksi cadangan resmi terkaitan dengan impor dan ekspor emas, kenaikan
atau penurunan dalam devisa yang dipegang oleh pemerintah, dan penurunan dan
kenaikan dalam kewajiban-kewajiban terhadap bank sentral luar negeri.

2.2.2 Ekuilibrium Dan Disekuilibrium Neraca Pembayaran

Meskipun neraca pembayaran selalu berada dalam keseimbangan akuntansi,


keanehannya dapat diamati, yang akan tetap demikian tanpa adanya pos selisih
statistik. Akan ada surplus atau defisit hampir dalam setiap kasus, tetapi neraca
pembayaran akan dianggap dalam keseimbangan (ekuilibrium) apabila selama jangka
waktu tiga sampai lima tahun surplusnya kurang lebih menghapuskan defisit.

2.2.2.1 Defisit Neraca Pembayaran Sementara dan Mendasar

Dalam istilah IMF, defisit neraca pembayaran sementara (temporary) adalah


defisit yang dapat dikoreksi oleh kebijakan moneter atau kebijakan fiskal negara itu
dan barangkali melalui saran dan pinjaman IMF jangka pendek.
Defisit neraca pembayaran mendasar (fundamental) adalah yang terlalu parah
untuk diperbaiki oleh suatu kebijakan moneter atau fiskal yang dapat diterapkan oleh
negara itu; ada keterbatasan ekonomi, sosial dan politik terhadap sampai seberapa
jauh sebuah negara dapat mendeflasi perekonomiannya, yang menyebabkan
pengangguran atau mendefaluasi mata uangnya, yang menyebabkan tingginya harga
impor.

2.2.3 Defisit Neraca Pembayaran Amerika

Sejak akhir Perang Dunia II hingga sekitar tahun 1958, terdapat kekurangan
AS$ untuk pembangunan perdagangan dan investasi dunia. Bahkan selama era itu
banyak dolar yang mengalir ke luar negeri karena bantuan pemerintah, investasi
swasta dan pariwisata. Sekitar tahun 1958 Amerika Serikat mulai mengalami
serentetan defisit neraca pembayaran, aliran dolar membanjir, dan kekurangan
AS$ berakhir.

2.2.4 Standar Tukar Emas

Dengan kegagalan Amerika Serikat mencoba metode pasar untuk mengakhiri


defisit neraca pembayaran dan usaha-usaha lainnya yang agak setengah hati tidak
begitu berhasil, maka dolar menumpuk ditangan asing, termasuk di bank-bank
sentral pemerintah. Pada titik ini, yang berawal tahun 1958, bagian “pertukaran”
dari standar pertukaran emas mulai berfungsi.

Standar tukar emas menetapkan dolar AS sebagai mata uang sentral dengan
$35 per ons emas, dengan harga dimana AS sepakat untuk membeli emas atau
menjualnya kepada bank-bank sentral lain. Bank sentral ini merupakan lembaga
pemerintah yang mengelola kebijakan moneter sebuah negara.

2.2.4.1 Emas untuk Dolar

Fitur pertukaran yang dietujui pada Bretton Woods mensyaratkan Amerika


Serikat untuk menyerahkan satu ons emas kepada setiap bank sentral negara anggota
IMF yang memberikan AS$35 kepada pembendaharaan negara AS. Dengan
berakumulasi dolar di tangan asing dalam jumlah yang lebih besar daripada yang
diperlukan untuk perdagangan dan investasi, maka bank-bank sentral mulai
mengembalikannya ke perbendaharaan Amerika Serikat untuk ditukar dengan emas.

2.2.4.2 Emas dan Dolar Mengalir ke Luar Negeri

Sejak tahun 1958 sampai tahun 1971, Amerika Serikat mengalami defisit
kumulatif sebesar $56 miliar. Defisit ini dibiayai sebagian dengan menggunakan
cadangan emas yang menyusut dari $24,8 miliar menjadi $12,2 miliar, dan sebagian
menimbulkan kewajiban-kewajiban kepada bank-bank sentral luar negeri. Selama
periode ini kewajiban-kewajiban itu meningkat dari $13,6 miliar menjadi $62,2
miliar.

Bank-bank sentral luar negeri bersedia menerima begitu banyak dolar


utamanya karena dolar itu diperlakukan sebagai aset cadangan sentral yang
memberikan pertumbuhan likuiditas untuk mendukung perdagangan dan keuangan
dunia yang sedang tumbuh. Seperti dijelaskan, pada tahun 1971 lebih banyak dolar
yang berada ditangan bank-bank sentral luar negeri daripada yang dapat ditutp oleh
emas yang dipegang oleh perbendaharaan negara AS.

Presiden mengumumkan bahwa Amerika Serikat tidak lagi akan menukar emas
dengan uang kertas dolar yang dipegang oleh bank-bank sentral luar negeri, ia
dikatakan “telah menutup jendela emas”.

Orang asing menerima begitu banyak AS$ adalah karena dolar memberikan
likuiditas untuk mendukung perdaganagn dan investasi dunia, yang tumbuh dengan
cepat di era pasca Perang Dunia II. Orang asing memerlukan dan menginginkan
jumah dolar yang meningkat untuk berbagai tujuan tetapi menjadi panik ketika
jumlah dolar yang mereka pegang melebihi jumlah emas yang dipegang oleh
Amerika Serikat dengan harga yang ditetapkan sebesar $35 per ons emas.

2.3 15 AGUSTUS 1971 DAN DUA TAHUN BERIKUTNYA

Pada tahun 1971 lebih banyak dollar yang berada di tangan bank-bank sentral
luar negeri daripada yang dapat ditutup dengan menggunakan emas yang dipegang
oleh perbendaharaan AS. Peristiwa ini membuat pemerintah Inggris meminta agar
AS menutup $AS 3 miliar dari cadangannya terhadap kerugian/kerugian. Dan pada
tanggal 15 Agustus 1971 Presiden AS mengumumkan beberapa keputusan yang
mengguncang sistem moneter internasional sampai ke akarnya.

Keputusan pertama presiden AS yaitu bahwa AS tidak akan lagi menukar emas
dengan uang kertas dolar yang dipegang oleh bank-bank sentral luar negeri.
Keputusan ini menyebabkan pasar bursa uang asing tutup selama beberapa hari, dan
setelah dibuka kembali pasar bursa asing menetapkan beberapa peraturan baru. Mata
uang mengambang dan nilai $AS yang diumumkan yaitu $35 per ons emas sekarang
kurang berarti karena AS tidak lagi menukarkan emasnya dengan dolar. Maka
standar tukar emas berakhir.

Keputusan kedua yaitu presiden memberlakukan dan mengumumkan 10%


biaya tambahan atas impor dari seluruh negara maju kecuali Kanada. Dengan hal ini
presiden menginginkan negara itu mengurangi hambatan-hambata impor dari AS
sebagai imbalan untuk pembatakan biaya tambahan tersebut. Karena keputusan ini,
kurs baru tidak dapat dipertahankan dan pada tahun 1973 mata uang dibiarkan
mengambang. Yang dimaksud denga kurs mata uang mengambang yaitu dimana nilai
kurs tidak ditetapkan oleh pemerintah namun ditetapkan oleh pasar, meskipun
pemerintah seringkali mencampuri.

Politisi versus Spekulan

Dua upaya dilakukan untuk menyetujui perangakat kurs mata uang tetap dan
tahan lama yang baru, satu pada bulan Desember 1971 dan yang satu lagi pada bulan
Februari 1973. Namun kedua waktu itu dirasakan oleh bank, bisnis, dan
individu(secara kolektif disebut spekulan oleh para politis yang tidak senang) bahwa
bank-bank sentral telah menetapkan kurs tersebut secara tidak benar dan para
spekulan terbukti benar setiap waktu.

Pada bulan Maret 1973 mata uang-mata uang mulai mengambang


dipasar-pasar devisa/valuta asing, dan sistem kurs mata uang mengambang masih
berlaku. Akn tetapi Eropa Barat telah kembali pada sistem tetap, yaitu sistem
moneter Eropa, dan pada bulan Januari 1999, sebelas negara Eropa memulai tahap
keluar dari mata uang nasional mereka dan pindah ke euro.

2.4 1973 SAMPAI SEKARANG


Terdapat dua jenis pengambangan mata uang, yaitu pengambangan bebas
(bersih) atau pengambangan terkendali (kotor). Pengambangan bebas (bersih) adalah
pengambangan dengan ancangan yang paling dekat terhadap persaingan sempurna di
dunia, karena tidak ada ikut campur peerintah dan karena miliaran produk (unit uang)
diperdagangkan oleh ribuan pembeli dan penjual. Para pembeli dan penjual bisa
bertukar posisi berdasarkan pemberitahuan singkat begitu terdapat perubahan
informasi, gosip, atau perasaan atau begitu para klien merela perlu menukarnya.

Sedangkan pengambangan terkendali (kotor) adalah dimana pemerintah turut


ikut campur tangan dalam pasar gelap mata uang begitu mereka mengannggap
kepentingan nasional perlu diperhitungkan. Negara dapat menjelaskan intervensi
mereka dalam pasar mata uang dengan alasan “memperlancar ketidakberesan pasar”
atau “memastikan tertib pasar”.

Mulai September 1985, alasan pemerintah dengan mengintervensi pasar mata


uang dinyatakan lebih blak-blakan. $AS nilainya melonjak dari tahun 1981 sampai
mencapai puncaknya pada bulan Februari 1985, dengan memperoleh sekitar 80% atas
hasil perdagangan dengan mata uang utama lainnya. Meskipun banyak alasan atas
pertumbuhan yang sangat besar dari defisit perdagangan Amerika, kekuatan
AS$ mungkin merupakan alasan terbesar satu-satunya.

Defisit perdangangan AS yang terjadi pada tahun 1985 yaitu $134 miliar dan
mencapai puncaknya pada tahun 1987 yaitu sebesar $170 sangat mencuri perhatian
AS dan mitra-mitranya. Kelompok Lima yang terdiri dari 5 negara yaitu Inggris,
Perancis, Jerman, Jepang, dan AS menetapkan AS$ dengan kurs yang “benar”,
terutama terhadap Yen Jepang dan Deutche Jerman. Dan dengan demikian pada
tahun 1985, pemerintah negara-negara Kelompok Lima telah mencampuri pasar mata
uang untuk memperhankan kurs mata uang mereka pada tingkat yang “benar” atau
dalam “zona sasaran”. Mereka melakukan campur tangan di pasar valuta asing untuk
mengurangi fluktuasi kurs yang berlebihan. Caranya apabila negara mengalami
defisit dalam neraca pembayaran, kurs valuta asing cenderung naik.

Pada tahun 1970-an adalah waktu yang baik bagi bank untuk memberikan
pinjaman kepada negara berkembang. Kondisi saat itu menggambarkan seakan
negara tidak akan mengalami kepailitan. Kenyataan memperlihatkan “sovereign
debt” (utang pemerintah negara berdaulat) menghantam bisnis internasional.
Beberapa negara berkembang ternyata tidak mampu mengembalikan utangnya
bahkan bunganya pun tidak terbayar. Krisis “sovereign debt” terjadi di Polandia pada
tahun 1981, sedangkan di Meksiko, Brazilia dan Argentina terjadi tahun 1982.
Penyebab bertambahnya utang negara berkembang yaitu melonjaknya harga minyak.

Pada tahun 1973 – 1974 harga minyak mengalami kenaikan 4 kali lipat dan
tahun 1979 – 1980 dinaikkan lagi 2 kali lipat. Kenaikan harga minyak ini mendorong
meningkatnya inflasi yang kemudian ditambah lagi dengan terjadinya resesi dunia.
Sementara itu, komoditi ekspor non migas negara berkembang menurun, sehingga
menggoncang perekonomian dan kemampuan untuk membayar utang. Tahun 1979 –
1980 harga minyak mulai naik lagi. Akan tetapi kenaikan harga tersebut diikuti
dengan kenaikan suku bunga yang berpengaruh pada suku bunga pinjaman baru
maupun sisa pinjaman yang pada umumnya digunakan suku bunga variabel. Negara
berkembang menanggung biaya bunga sebesar AS$ 2,5 milliar/tahun untuk setiap
kenaikan 1 persen suku bunga pinjaman AS$. Hal ini mengakibatkan naiknya nilai
mata uang AS$. Negara berkembang pada umumnya meminjam uang dalam bentuk
AS$ sehingga setiap kenaikan nilai mata uang AS$ menambah beban. Beban tersebut
menjadi lebih berat karena pembayaran komoditi ekspor diterima dalam berbagai
mata uang lain yang digunakan untuk membayar uatang dalam AS$.

2.4.1 Wilayah mata uang

Dolar AS, Dolar Kanada, Yen Jepang, Franch Swiss dan beberapa mata uang
lainnya mengambang nilainya terhadap Satuan Mata Uang Eropa (European Curency
Unit ̶ ECU), suatu pengelompokan mata uang Eropa Barat. Kebanyakan mata uang
negara-negara berkembang (LDC) ditetapkan nilainya terhadap salah satu di antara
mata uang utama ini, atau terhadap beberapa mata uang seperti ECU, special drawing
rights (SDR), atau campuran mata uang khusus yang dipilih.

Perkembangan akhir-akhir ini kemungkinan bisa membuat pertumbuhan


wilayah mata uang, blok-blok perdagangan dan blok-blok mata uang.
Perkembangan-perkembangan itu yang paling penting adalah kemajuan EU yang
berlanjut menuju unifikasi dan perluasan, implementasi dan perluasan NAFTA ke
seluruh belahan bumi Barat, dan semakin pentingnya negara-negara Pinggiran Pasifik
(Pacific Rim) secara ekonomi.

2.4.2 Snake

Selama pertengahan tahun 1970-an tercipta suatu pengelompokan mata uang


yang disebut snake (ular). Disebut snake karena bentuknya dalam grafik yang
menunjukkan pengambangan mata uang anggota terhadap mata uang non anggota.
Snake merupakan pelopor Sistem Moneter Eropa (European Monetary
System ̶ EMS). Sistem ini terdiri atas beberapa mata uang Eropa, dan telah
disepakati pada suatu kurs tetapi nilai-nilai mata uang dapat berflutuasi naik dan
turun sampai kurs tertinggi atau terendah (celling or floor exchange rate), yang
ditunjukkan oleh garis tebal.

Jika terdapat masalah dalam sistem ini dapat dikarenakan keluarnya beberapa
mata uang, termasuk Poundsterling, Lira serta karena keluar masuknya hubungan
Franch Perancis. Kelunturan sistem itu, yaitu alasan mata uang itu dipindahkan,
menerangkan kematian snake tersebut. Setiap anggota negara yang tergabung dalam
sistem ini bertanggung jawabb menjaga nilai mata uangnya dalam tingkatan yang
telah disepakati terhadap mata uang anggota-anggota lain, tetapi tiap negara
mempunyai tingkat inflasi, kebijakan moneter dan fiskal serta neraca pembayaran
yang berbeda-beda. Akibatnya, tekanan-tekanan mendorong pasar mendorong kurs
mata uang keluar dari kisaran yang telah disetujui dan negara-negara kekurangan
kemauan politik atau sumber-sumber untuk memulihkan atau mengembalikan kurs
yang disepakati sebelumnya. Kemudian secara otomatis mata uang tersebut akan
keluar dari sistem.

2.4.3 Pengalaman dengan pengambangan

Jumlah mata uang utama yang diperjualbelikan setiap hari begitu besar
sehingga upaya pemerintah untuk memelihara mata uangnya pada kurs yang tetap
telah gagal. Bank-bank sentral berhenti mencoba menetapkan kurs mata uang utama
pada taun 1973. Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) menaikkan
harga minyak lebih dart 400 persen setahun pada tahun 1974, dan terdapat kekuatiran
bahwa sistem perbankan dan moneter tidak akan mampu menangani
perubahan-perubahan jumlah dan arah aliran uang yang diakibatkannya.

2.4.3.1 Efek Krisis Keuangan Asia 1997 atas Nilai Dolar

Pada tahun 1997, beberapa negara Asia mengalami turunnya nilai saham dan
properti begitu investor asing dan lokal sama-sama menjual dan mencoba
menukarkan mata uang lokal dengan dolar. Kesulitan-kesulitan wilayah itu mulai
tampak pada bulan Juli 1997 di Thailand dan menyebar. Pada Januari 1998, nilai
rupiah Indonesia jatuh 70%. Rupee India kehilangan sekitar 10% dari nilainya, dan
won Korea Selatan serta peso Filipina melemah secara cukup tajam terhadap dolar.
Pada tahun 2000, sebagian besar dan perekonomian Asia kembali normal dan mata
uang mereka telah mendapatkan kembali nilainya dalam AS$ dan mata uang lain.

Ada dua kelompok pemikiran tentang mengapa hal itu terjadi , Stu kubu
menghubungkan sukses mereka dengan pemerintah bijaksana dan kuat, yang lain
menekankan pada kekuatan pasar bebas. Ketika berbagai perekonomian itu mulai
hancur , dua kubu berubah sisi, menyalahkan pasar yang histeris dan pemerintahan
yang tidak pandai dan korup.

2.4.3.2. Meramalkan Arah Pengambangan

Perubahan-perubahan yang demikian besar dalam jangka waktu yang singkat


membuat setiap orang yang terpengaruh untuk melakukan peramalan terhadap
perubahan nilai mata uang. Perubahan-perubahan demikian memiliki berbagai alasan,
diantaranya peristiwa politik, kejadian ekonomi pemerintah, dan inflasi. Namun
inflasi relatif merupakan sebab utama dari perubahan nilai mata uang. Oleh karena itu,
banyak negara melakukan peramalan tingkat inflasi yang akan terjadi. Alat pengukur
inflasi relatif adalah paritas tenaga beli (PPP), yaitu teori yang menyatakan bahwa
kurs antara mata uang dari dua negara berada dalam keseimbangan apabila ia
menyamakan harga sekelompok barang-barang dan jasa di kedua negara.

2.4.4 Pasar Uang Valuta Asing


Sejak mata uang mulai mengembang dengan bebas pada tahun 1973, volume
harian perdagangan valas di pasar uang seluruh dunia tumbuh dengan cepat sampai
tahun 2001 , ketika pertumbuhan melambat di pasar-pasar Eropa dan Amerika Utara .
Meski demikian , perputaran pasar harian rata-rata tahun 2000 adalah 1,2 triliun
dollar . London merupakan pasar (bursa) terbesar di dunia , dengan 30% bagian dari
perputaran valuta . New York tempat kedua . Di Asia , Tokyo dan Singapura sedang
bertarung demi supremasi.

Faktor yang memperlambat pasar valas adalah berhentinya bank sentral


menargetkan kurs yang tidak realistis. Faktor yang akan semakin menyusutkan pasar
devisa lama adalah mesin pialang mata uang elektronik yang disediakan oleh para
pialang elektronik Reuter dan EBS. Mereka memungkinkan bank kecil sekalipun
untuk mengetahui harga terbaik suatu mata uang utama di pasar.

2.4.4.1 Mata Uang Asia Menuju Penyelamatan

Standar Chartered Bank membangun ruangan untuk melakukan perdagangan


valas asing terbesar di Singapura yang merupakan pusat perdagangan valas terbesar
keempat di dunia dan pusat terbesar dari perdagangan non-yen di Asia. Tokyo
melampauinya apabila perdagangan yen termasuk didalamnya. Pertumbuhan
perdagangan valuta asing pada tahun ini sangat jauh melebihi perdagangan dunia,
bahkan meskipun perdagangan juga berkembang. Hal ini disebabkan oleh hampir
meledaknya investasi internasional dan dalam transaksi derivatif serta lindung nilai
(hedging) dan barter (swap).

Dollar AS merupakan mata uang yang paling banyak diperdagangkan . Pasar


USD-euro adalah yang paling sibuk , diikuti dengan ketat oleh pasar USD-yen . Yang
ketiga, keempat, dan kelima adalah USD-sterling, USD-franc Swiss, euro-yen.
Persentase dominasi USD sebagai mata uang paling banyak diperdagangkan semakin
meningkat. Ini disebabkan oleh pertumbuhan pasar-pasar valuta asing Asia yang
cepat . Sebenarnya semua yang diperdagangkan disana dilakukan melalui dollar.

2.4.5 SDR di Masa Depan ( SPECIAL DRAWING RIGHT)


Special drawing right merupakan suatu langkah menuju mata uang
internasional yang sesungguhnya. USD telah merupakan sesuatu yang paling
dekat dengan mata uang demikian semenjak emas dalam sistem standar emas pra
Perang Dunia I, tetapi USD juga harus berperan sebagai mata uang nasional.

2.4.5.1 Nilai SDR

Nilai SDR didasarkan atas sekeranjang lima mata uang berikut . Persentase
dari tiap-tiap mata uang berada dalam tanda kurung: USD (45), euro (29), yen Jepang
(15), dan pound Inggris (11). Bobot-bobot itu sangat mencerminkan arti penting
relatif dari mata uang-mata uang itu dalam perdagangan dan pembayaran,
berdasarkan atas nilai ekspor barang-barang dan jasa-jasa oleh negara-negara angota
yang menerbitkan mata uang ini. Persentasenya berubah secara berkala . Nilai SDR
terhadap dolar AS dihitung setiap hari oleh IMF sebagai jumlah nilai-nilai dalam
saham AS$ berdasarkan kurs pasar sejumlah mata uang tertentu dalam keranjang
penilaian. Karene perubahan dan fluktuasi ini, maka nilai SDR dan penghitungannya
bergerak turun naik terhadap berbagai mata uang.

2.4.5.2 Penggunaan SDR

Nilai SDR tetap lebih stabil daripada nilai sebuah mata uang manapun, dan
stabilitas itutelah membuat SDR semakin menarik sebagai satuan dalam
transaksi-transaksi internasional.

2.4.5.3 Para Pemegang SDR

SDR dipegang oleh IMF, sebagian besar dari 181 anggotanya dan 16
lembaga-lembaga resmi, yang secara khusus merupakan lembaga-lembaga perbankan
atau pembangunan regional yang ditentukan IMF. Semua pemegang dapat membeli
dan menjual kedua SDR baik spot maupun berjangka dan menerima atau
menggunakan SDR sebagai pinjaman, jaminan, barter, hibah, atau penyelesaian
kewajiban-kewajiban keuangan. Para pemegang menerima bunga dengan suku bunga
yang ditentukan secara mingguandengan referensi terhadap suku bunga rata-rata
tertimbang atas kewajiban-kewajiban jangka pendek dalam pasar uang lima negara
yang mata uangnya termasuk dalam keranjang penilaian SDR. 38 negara anggota
baru belum pernah menerima alokasi SDR, dan mereka mengeluh bahwa hali ini
tidak adil, Ini disebut “isu ekuitas”(equity issue).

2.4.5.4 SDR Sebagai Aset Cadangan Sentral

Tujuan utama yang menjadi visi adalah untuk menggantikan mata uang dan
emas sebagai aset cadangan sentral sebuah negara.

Kesimpulannya, SDR adalah semacam uang giral internasional yang bisa


diciptakan sesuai dengan kebutuhan. Nilai SDR dikaitkan dengan sejumlah mata
uang utama dunia, dengan tujuan agar nilainya cukup stabil. Sistem SDR adalah satu
langkah menuju “mata uang dunia” dalam arti yang sebenarnya. SDR adalah
cadangan devisa internasional yang diciptakan sejak 1969, sebagai tambahan
cadangan devisa negara-negara anggota IMF .

2.4.6 Sistem Moneter Eropa (European Monetary System-EMS)

EMS adalah sebuah pengelompokan sebagian besar negara-negara Eropa Barat


yang bekerjasama untuk menjaga mata uang mereka dengan kurs tetap. Fitur penting
yang tidak tersedia bagi snake yang lama adalah Dana kerja sama Moneter Eropa .
Dana yang terdiri atas dolar, emas dan mata uang negara anggota ini digunakan
untuk mendukung upaya negara anggota dalam menjaga nilai mata uang mereka
dalam hubungan yang disepakati dengan negara lain. EMCF memiliki ekuivalen
kurang lebih $32 miliar untuk beroperasi.

Perbedaan antara EMS dan pendahulunya snake, ialah bahwa kurs EMS
bersifat fleksibel. Apabila sebuah negara terbukti lebih lemah daripada yang lainnya
dan pemerintahitu tidak dapat atau tidak mau mengambil langkah untuk memperbaiki
keadaan itu. Kurs EMS dapat diubah.

2.4.7 Dari European Currency Unit (ECU) Ke Euro

ECU Dibentuk sebagai mata uang pembukuan EMS. Memiliki kegunaan yang
sama banyaknya dengan SDR dan likuiditas dan penerbitan pasar internasional untuk
obligasi yang didenominasi dengan ECU sangat meningkat selam 1990-an.
Alasan mengapa ECU menjadi lebih populer daripada SDR adalah tidak
adanya AS$ atau yen yang termasuk dalam keranjang mata uang yang menentukan
nilainya. Kurs AS$ dan yen telah berfluktuasi jauh lebih lebar daripada fluktuasi
mata uang Eropa dalam keranjang ECU. Baik AS$ maupun yen berada dalam
keranjang SDR, sehingga nilai SDR menjadi kurang stabil dibanding ECU. Alasan
lain penggunaan ECU melampaui SDR adalah dukungan aktif untuk ECU oleh
berbagai pemerintah, bank dan dunia usaha Eropa; SDR belum menerima dukungan
demikian. ECU digunakan untuk berbagai tujuan, serta terdapat jaringan pendukung
dan pelengkap. Rekening bank dapat didenominasi dalam ECU dan tersedia cek
perjalanan ECU. Di antara unit perusahaan internasional, debit dan kredit
didenominasi dalam ECU ketika melakukan pembelian,penjualan atau peminjaman
satu sama lain. Pada waktu itu ECU adalah keranjang berbagai mata uang tertimbang
dan juga digunakan untuk mendenominasi obligasi, termasuk menghitung anggaran,
beban yang timbul dan dana yang dibagikan dan ditranslasi ke dalam mata uang
domestik atau nasional. Tidak ada ECU yang dijadikan mata uang domestik. Euro
telah menggantikan ECU dan telah menggantikan 12 mata uang nasional. Euro
adalah mata uang eceran, sementara ECU hanya merupakan mata uang untuk
perdagangan besar dan pasar debit. Nilai dan integritas euro diawasi oleh Bank
Sentral Eropa.

2.4.7.1 Transisi ke Euro

Dalam persyaratan perjanjian Maastricht, transisi dari mata uang nasional dan
ECU ke euro mulai pada tanggal 1 januari 1999. Mata uang nasional sekarang
disebut “mata uang warisan” (legacy curencies), dan euro beredar berdampingan
sebagai alat pembayaran yang sah dari 1 januari 1999 sampai 1 januari 2002 pada
saat mana euro menjadi satunya mata uang yang sah dari 12 negara yang melakukan
peralihan. Euro bukanlah satu-satunya persoalan yang ditangani oleh perjanjian
Maastrict. Negara itu yang sepakat untuk menerima euro juga menyerahkan
kewenangan kebijakan moneter mereka kepada Bank Sentral Eropa (European
Central Bank- ECB). Hal ini merupakan kekuasaan yang sangat penting dan
mewakili suatu kehilangan besar atas kedaulatan bagi tiap negara.
Ke 12 negara Uni Eropa yang mengadopsi euro telah menciptakan apa yang
disebut zona euro (eurozone). Masing dari ke 12 negara menyerahkan pengendalian
kebijakan moneternya kepada Bank Sentral Eropa . ECB menetapkan kebijakan
moneter untuk ke 12 negara itu atas dasar satu ukuran cocok untuk semua meskipun
mereka sangat berbeda-beda dalam ukuran, kesejahteraan, tingkat inflasi, dan
pengangguran.

2.4.7.2 Pengaruh Euro atas Dolar AS

Sebagian para pengamat percaya bahwa euro paling tidak akan sama
pentingdengan USD dalam sistem keuangandan moneter internasional. Dalam sebuah
perkiraan, dolar akan menjadi lebih lemah terhadap euro dalam skala global. Akan
ada diversifikasi porto folio sekitar $500 miliar sampai $1 triliun ke dalam euro
yang dampaknya akan sangat berarti atas kurs selama periode transisi yang agak
panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ball, Donald A., et.al. 2005. Bisnis Internasional: Tantangan Persaingan Global.
Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai