Anda di halaman 1dari 5

BISNIS START-UP

Kata startup sendiri adalah serapan dari bahasa inggris yang menunjukan sebuah bisnis yang
baru dirintis.
Menurut sumber informasi dari Wikipedia.org, startup adalah sebuah perusahaan
rintisan, umumnya disebut startup (atau ejaan lain yaitu start-up), merujuk pada semua
perusahaan yang belum lama beroperasi.
Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan
dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat.
Istilah “startup” menjadi populer secara internasional pada masa gelembung dot-com, di
mana dalam periode tersebut banyak perusahaan dot-com didirikan secara bersamaan.
Dari definisi diatas dapat kita simpul bahwa bisnis startup adalah suatu bisnis yang
baru berkembang. Namun, bisnis startup ini lebih identik bisnis yang berbau teknologi, web,
internet dan yang berhubungan dengan ranah tersebut. Bisnis startup berkembang akhir tahun
90an hingga tahun 2000, nyatanya istilah Startup banyak.
Perkembangan Dunia Startup di Indonesia
Perkembangan Startup di Indonesia bisa dikatakan cukup pesat menggembirakan. Setiap
tahun bahkan setiap bulan banyak founder-founder (pemilik) Startup baru bermunculan.
Menurut dailysocial.net, sekarang ini terdapat setidaknya lebih dari 1500 Startup lokal yang
ada di Indonesia. Potensi pengguna internet Indonesia yang semakin naik dari tahun ke tahun
tentunya merupakan suatu lahan basah untuk mendirikan sebuah Startup.
Berdasarkan beberapa riset, pada tahun 2013 saja diperkirakan pengguna internet di
Indonesia mencapai 70 juta orang, bisa dibayangkan berapa jumlah user internet Indonesia
beberapa tahun kedepan. Selain itu daya beli masyarakat yang meningkat seiring dengan
naiknya pendapatan perkapita masyarakat negeri ini ikut mempengaruhi perkembangan
industri digital.
Menurut Rama Mamuaya, CEO dailysocial.net, Startup di Indonesia digolongkan
dalam tiga kelompok yaitu Startup pencipta game, Startup aplikasi edukasi serta Startup
perdagangan seperti e-commerce dan informasi. Menurutnya Startup game dan aplikasi
edukasi punya pasar yang potensial dan terbuka di Indonesia. Hal ini dikarenakan proses
pembuatan game dan aplikasi edukasi relatif mudah.
Dengan berkembangnya media sosial dan smartphone, pasar untuk mobile game dan
social game semakin besar. Sementara itu untuk aplikasi atau website yang bergerak di
bidang e-commerce dan informasi, Rama menilai tantangannya di Indonesia masih cukup
besar dikarenakan masih minimnya penggunaan kartu kredit. Namun untuk yang berbau
informasi atau berita berbagai tema, perkembangannya justru jauh lebih pesat lagi.
Di Indonesia sekarang ini telah banyak berdiri komunitas founder-founder Startup.
Seperti Bandung Digital Valley (bandungdigitalvalley.com), Jogja Digital Valley
(jogjadigitalvalley.com), Ikitas (www.ikitas.com) Inkubator Bisnis di Semarang, Stasion
(stasion.org) wadah bagi Startup lokal kota Malang, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dengan adanya komunitas ini tentunya akan memudahkan para founder untuk saling sharing,
membimbing bahkan untuk menjaring investor. Para founder dapat pula mengikuti kompetisi
yang diadakan oleh beberapa perusahaan seperti Telkom untuk menjadi investor mereka.
Hal yang paling utama untuk mendirikan Startup adalah tim yang solid, karena
dengan adanya tim yang solid bisa memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif.
Dengan ide dan eksekusi yang tepat, tentunya para founder tidak akan kesulitan menarik
minat masyarakat maupun mencari investor.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh wartawan Warta Ekonomi kepada
Molly Nagler (Startup Mentor di Silicon Valley), Molly mengatakan bahwa hampir semua
Startup gagal, namun kegagalan itu tidak harus dipandang sebagai sesuatu yang negatif
karena masih banyak sisi positif didalamnya. Maksudnya adalah jika founder Startup gagal
saat melakukan eksekusi maka ia berkesempatan untuk belajar sesuatu yang baru dan ilmu
baru, seperti konsep trial and error pada umumnya.
Sederhananya, startup adalah sebuah bisnis rintisan. Istilah ini mulai dikenal setelah
era internet. Faktornya ini adalah karena banyak perusahaan yang dimulai dari nol oleh satu
atau beberapa orang saja kemudian menjadi besar. Kaskus adalah salah satu jenis contohnya.
Perusahaan ini didirikan oleh dua orang kemudian perusahaan ini menjadi besar dan tidak
lagi jadi startup. Contoh lainnya adalah Tokopedia yang awalnya didirikan oleh William
Tanuwijaya dan rekannya Leontinus Alpha Edison. Tokopedia dimulai dari nol sampai
kemudian menjadi besar karena mendapatkan investor. Perusahaan startup lainnya adalah
Ruangguru.com, TIket.com, Bukalapak.com, Go-Jek yang sedang populer, dan masih banyak
startup lainnya.Perusahaan-perusahaan tersebut cukup sukses dan mendapatkan banyak
pendanaan dari investor.
Istilah start-up sendiri sebenarnya baru populer ketika banyak perusahaan yang
menggunakan domain .com bermunculan. Fenomena ini disebut sebagai buble dot-com,
sebuah fenomena ketika banyak perusahaan punya situs pribadinya. Dari fenomena itulah,
startup kemudian selalu diidentikan dengan perusahaan yang berhubungan dengan teknologi.
Padahal, istilah startup sebenarnya bisa digunakan untuk perusahaan berkembang lainnya di
berbagai bidang.
Karakteristik Startup
Sebuah perusahaan disebut startup adalah ketika perusahaan tersebut masih dalam tahap
berkembang. Perusahaan tersebut belum memiliki dana besar dan hanya dijalankan oleh
beberapa orang.
Sebaga contoh, Tokopedia awalnya adalah sebuah startup e-commerce dengan
platform situs marketplace. Tokopedia bersaing dengan banyak perusahaan e-commerce
lainnya. Lazada contohnya. Hanya saja Lazada bukanlah startup. Lazada hadir sebagai
perusahaan raksasa yang langsung didanai dengan dana besar. Elevania juga contoh lainnya.
Jika Lazada bergerak di bidang toko retail, maka Elevania memiliki karakteristik seperti
Tokopedia. Situs ini bukan starup karena didanai oleh XL Axiata dan situs yang langsung
memiliki dana besar
Karakteristik-karakteristik startup, dapat dilihat sebagai berikut.
1. Perusahaan Belum Lama
Sebuah perusahaan dikatakan sebagai perusahaan startup adalah karena perusahaan tersebut
belum berdiri lama. Perusahaan tersebut setidaknya baru berdiri kurang dari 3 tahun. Startup
bisa dikatakan sebagai bayi yang baru lahir.
2. Pegawai yang Sedikit
Startup sangat kontras dengan perusahaan korporasi. Sebuah perusahaan korporasi umumnya
memiliki sumber daya manusia (SDM) yang banyak. SDM tersebut terbagi kedalam beberapa
divisi. Dan tiap divisi memiliki jumlah tenaga ahli yang banyak.
Startup jelas tidak memiliki SDM sebanyak itu. Jumlah pegawai sebuah startup ada dibawah
20 orang. Bahkan, ada startup yang berjalan dengan hanya 3 sampai 5 orang.
Startup dengan jumlah yang sedikit tersebut bukan berarti perusahaannya tidak maju dan
berkembang. Malah, justru dengan jumlah pegawai yang sedikit, startup tersebut
berkembang, kerja efektif, dan tidak ada pemborosan dana.
3. Bekerja Multitasking
Salah satu kelebihan startup adalah kemampuan SDM-nya yang mau bekerja lebih. Artinya,
seorang yang bekerja di startup umumnya akan mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus.
Contohnya, seorang desainer bisa merangkap juga sebagai bagian keuangan. Seorang content
manager, bisa menjabat juga sebagai admin media sosial atau sebagai customer care. Malah,
CEO sebuah perusahanan startup bisa memiliki kerja yang lebih.
4.Semangat “Muda”
Orang yang bekerja di startup selain dituntut memiliki kemampuan multitasking, ia juga
biasanya memiliki semangat muda. Maksudnya, sebuah startup biasanya memiliki pekerja
dengan usia muda dan produktif (20-35). Tidak jarang, banyak ditemukan CEO startup
berusia dibawah 35 tahun. Kalaupun ada yang berusia lebih, maka orang tersebut memiliki
semangat “muda” dalam mengembangkan perusahaan.
5. Pendapatan dan Investor
Namanya perusahaan berkembang, tentunya pendapatannya masih kurang stabil. Kadang
bulan lalu, pendapatan perusahaan bagus, bulan berikutnya belum tentu ada di posisi yang
sama. Jumlah pendapatan pertahun pun biasanya tidak mencapai $ 100.000/tahun atau sekitar
Rp 1,3 Milyar/tahun. Jumlah tersebut bukanlah hal mutlak karena tidak semua startup
memiliki karakteristik sebagai perusahaan penjualan.
Yang pasti, startup memilliki karakteristik pendapatan yang masih tergolong kurang tetapi
bisa bertahan. Bertahannya sebuah perusahaan biasanya karena dua faktor. Faktor pertama,
adalah adanya investor yang memberikan dana besar atau kedua, bootstraping, atau
pendanaan sendiri yang masih mencukupi untuk beberapa tahun kedepan. Jika
startup tersebut kedepannya mendapat keuntungan, tentu perusahaan tersebut akan bertahan
lebih lama.
6. Bergerak di bidang Teknologi
Jika ada cerita seseorang sedang merintis jualan mie ayam, maka orang tersebut sedang
membuka perusahaan startup. Pernyataan tersebut memang benar karena orang tersebut
sedang mengembangkan usaha. Hanya saja, istilah startup sudah memiliki penyempitan
makna pada suatu usaha berkembang dalam teknologi.
Adapun Go-Jek, sebagai sebuah perusahan yang berhubungan dengan transportasi, bisa
disebut startup karena menggunakan aplikasi yang notabene bagian dari teknologi. Sah-sah
saja, perusahaan di luar teknologi yang berkembang disebut startup. Tapi, di era internet ini,
istilah startup umumnya selalu mengacu pada ranah teknologi.
7. Beroperasi dengan Website
Ini adalah ciri paling khusus dan sangat dipastikan sebuah startup memiliki situs. Situs atau
website sebuah perusahaan startup adalah identitas perusahaan tersebut karena memang
operasionalnya ada di bidang tersebut.
Meskipun misalnya, jasa yang ditawarkannya berupa produk nyata atau jasa
menggunakan aplikasi, tetap saja semuanya menggunakan situs website. Go-Jek yang
penggunaannya menggunakan aplikasi mobile, memiliki situs website resminya. Sebuah
startup games asal Indonesia, Thinker Games, juga memiliki situs website meskipun
produknya berupa games yang perlu diinstal. Bisa dibilang, sebuah startup memang
wajib memiliki sebuah situs atau website.
Nah, jika misalnya ada startup yang tidak memiliki salah satu karakter tersebut,
mungkin cuman dua hal, startup tersebut bangkrut atau berkembang jadi perusahaan besar.
Sudah tidak memiliki website, kurangnya pengguna startup tersebut, pendanaan kurang, dan
tidak ada investor membuat startup tersebut akan gagal. Jika startup tersebut sudah lebih dari
3 tahun, memiliki pendanaan besar, jumlah pengguna yang banyak, karyawan yang banyak,
bisa dipastikan, startup tersebut berkembang menjadi sebuah perusahaan besar.

Anda mungkin juga menyukai