Anda di halaman 1dari 6

Fakultas Hukum Universitas Riau, Jalan Pattimura Nomor 9 Gobah, Kel. Cinta Raja, Kec.

Sail, Pekanbaru, Riau,


Kode Pos 28127. Telp: (+62761)-22539, Fax : (+62761)-21695
E-mail: jihfhur@gmail.com / jih.fh@unri.ac.id
Website: https://jih.ejournal.unri.ac.id/index.php/JIH/index

Perlindungan Hukum Terhadap Penyalahgunaan Data Pribadi Atas Transaksi Pinjaman


Online

Nuril Arifah a*, Risneina P.Inaku b


a
Fakultas Hukum, Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo, Indonesia, Email: nurilarfh@gmail.com
b
Fakultas Hukum, Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo, Indonesia, Email: neiinakurp23@gmail.com
(Korespondensi di tambahkan tanda petik bintang (*) bagi author yang melakukan submit artikel)

Article Info Abstract


Keywords:
Pinjaman Online Modern humans today are greatly
Penyalahgunaan data
Perlindungan Hukum
facilitated by various applications to
facilitate all aspects of life, one of which is
an online loan application which makes it
easier for us to borrow money in an easy
and fast way without spending a lot of
energy and certain costs, we can apply for
a loan anywhere and anytime quickly.
However, in the convenience offered there
are many new problems that arise and are
very detrimental to the debtor.
Informasi Artikel Abstrak
Histori Artikel: Manusia Modern dijaman sekarang sangat
Diterima : 01-01-2020 dimudahkan dengan berbagai macam aplikasi
Direvisi : 20-01-2020 untuk memudahkan segala aspek kehidupan salah
Disetujui : 10-02-2020 satunya aplikasi pinjaman online yang
Diterbitkan : 28-02-2020 memudahkan kita dalam pinjaman uang dengan
cara yang mudah dan cepat tanpa menghabiskan
Kata Kunci: banyak tenaga dan baiaya tertentu, kita dapat
Pinjaman Online mengajukan pinjaman dimanapun dan kapanpun
Penyalahgunaan data
dengan cepat. Namun dalam kemudahan yang
Perlindungan Hukum
ditawarkan ada banyak permasalahan baru yang
(Kata kunci 3-5 kata dan/atau frasa kunci, tanpa
menyebutkan nama lembaga dan aturan, lokasi muncul dan sangat merugikan pihak debitur.
urutan bisa disesuaikan selera yaitu alfabet atau
cakupan khusus ke umum)

PENDAHULUAN
Belakangan ini banyak menjamur layanan pinjaman online berbasis aplikasi baik
legal maupun ilegal, layanan apkilasi ini cukup popular belakangan ini dengan
memanfaatkan sosial media dan celah kesulitan ekonomi Masyarakat kalangan menengah

Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 178
kebawah. Inovasi teknologi fintech ini adalah inovasi baru dengan menawarkan banyak
kemudahan didalamnya. Jika sebelumnya kita harus ke bank untuk meminjam uang atau
mengajukan pinjaman modal sekarang hanya dengan suatu aplikasi kita akan dipandu
dengan cara yang mudah, cepat dan syarat yang mudah, selain itu proses pencairan dana
yang cepat dan pengembalian dana dengan cara dicicil perbulan sangat memudahkan para
peminjam atau debitur tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga, waktu dan biaya. Melihat
fenomena berkembangnya fintech dan kebutuhan pinjaman keuangan oleh masyarakat
menjadi tuntutan untuk melakukan inovasi baru. Yaitu dengan membuat teknologi aplikasi
fintech P2P Lending atau pinjaman uang secara online. Peneliti menyebutkan peerto-peer
(P2P) lending merupakan model pembiayaan berbasis teknologi finansial yang menjadi solusi
pembiayaan dengan cara yang efektif dan efisien1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DATA PRIBADI DALAM TRANSAKSI


PINJAMAN ONLINE
Otoritas jasa keuangan mengeluarkan peraturan tentang layanan pinjam meminjam
uang berbasis teknologi informasi dalam peraturan Nomor 77//PJOK.01/2016 “Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah penyelenggaraan layanan
jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerimapinjaman dalam
rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara
langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet”. Dikeluarkannya
peraturan ini sebagai Upaya perlindungan untuk debitur dan memangkas keberadaan
pinjaman online illegal yang tengah marak. Konsep dari perlindungan data pribadi
menjelaskan bahwa setiap individu memiliki hak untuk menentukan mengenai apakah dirinya
akan bergabung dengan Masyarakat dan membagikan/bertukar data pribadi atau tidak. Hukum
perlindungan data mencakup langkah-langkah perlindungan terhadap keamanan data pribadi,
serta syarat-syarat mengenai penggunaan data pribadi seseorang.
Perlindungan data pribadi telah diatur dalam UU No.19 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik, ibentuklah Satgas Waspada Investasi (SWI) yang beranggotakan 12 Lembaga
Negara diantaranya ada OJK, Komninfo, dan Kepolisian, seluruh anggota SWI memiliki
1
SISTEM INFORMASI FINTECH PINJAMAN ONLINE BERBASIS
WEB https://jurnal.umj.ac.id/index.php/just-it/article/view/3736/3057

Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 179
tugas yang sama dalam melakukan tahap pencegahan atas praktik investasi ilegal, yaitu
menyebarkan informasi kepada masyarakat. Namun, tindak lanjut penanganan
dilakukan berdasarkan wewenang tiap-tiap anggota. Adapun perlindungan hukum yang
dapat dilakukan antara lain:Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan
membentuk undang-undang untuk melindungi serta menjamin hak masyarakat terhadap
praktik penyalahgunaan data pribadi oleh pinjol ilegal:
A. Pasal 65 Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi “Larangan
memperoleh, mengumpulkan, mengungkapkan, menggunakan, dan membuat data
pribadi palsu, yang bukan miliknya dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain yang dapat mengakibatkan kerugian subjek data pribadi”
B. Pasal 32 Undang-Undang ITE “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum dengan cara apapun memindahkan atau mentransfer
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik
Orang lain yang tidak berhak.”
C. Pasal 29 Undang-Undang No 19 Tahun 2016 Tentang Informasi Transaksi
Elektronik “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.”
D. Menurut Pasal 7 dan Pasal 26 POJK atas pelaksana dari Pasal 1 Undang-
Undang Perlindungan Konsumen, yang tidak berizin atau terdaftar di OJK
dan berkewajiban untuk merahasiakan data pribadi, apabila peraturan tersebut
tidak dilaksanakan maka dilakukan sanksi administratif dapat berupa denda,
pemblokiran atau pembekuan oleh OJK dan Kominfo sampai ditindak oleh
Kepolisian melalui pidana penjara Perlindungan akhir yang diberikan pemerintah
berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan
apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran.
Dengan kata lain perlindungan represif ini sebagai pelaksana dari
perlindungan preventif setelah dibentuknya undang-undang. Terkait
penyalahgunaan data pribadi ini, Menurut UU PDP: denda maksimal 6 miliar
dan penjara paling lama 6 tahun. Menurut UU ITE jo Pasal 48: denda 2 miliar dan
penjara paling lama 8 tahun.

Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 180
Perlindungan hukum yang adil terhadap pengguna yang sudah terlanjur terjerat
masalah dengan pinjol illegal, menyatakan bahwa : 1) Korban diminta menari telanjang
di atas rel kereta api agar pinjamannya lunas. 2) Korban diancam dibunuh karena
belum bisa melunasi pinjamannya. 3) Korban dipecat oleh atasan, karena pihak
pinjol menagih hutang ke atasan. 4) Korban terpaksa resign dari kantor, karena malu pihak
pinjol menagih ke rekan kerja. 5) Korban ditalak cerai, karena pihak pinjol menagih ke
mertua. 6) Korban melakukan upaya jual ginjal karena terlilit bunga pinjaman sangat
besar. 7) Korban melakukan upaya bunuh diri dengan minum minyak tanah karena
terlilit bunga pinjaman sangat besar.

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU PENYALAHGUNAAN DATA


PRIBADI DIHUBUNGKAN DENGAN PINJAMAN ONLINE ILEGAL
Menurut Bareskrim Polri, mulai sekarang sasaran penangkapan bukan hanya
pekerja-pekerjanya (admin, debt collector, dll), saja tetapi harus seluruh elemen yang turut
menjalankan pinjol ilegal itu harus sampai ke akar-akarnya yaitu bandarnya. Sampai saat
inipihak kepolisian mencoba memproses laporan dan menindaklanjuti sebaik mungkin
dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki. Namun praktiknya, dalam
menghadapi pelaku pinjaman online ilegal, sering menghadapi kendala dalam
menemukan identitas yang valid dan alamat yang benar. Karena pelaku ini
menggunakan data-data palsu dengan praktik ilegal juga seperti penggunaan kartu SIM
dan rekening bank ilegal untuk menghindari penelusuran dan menyulitkan upaya
penyidikan. Meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin,tantangan ini dapat menghambat
proses penyelidikan yang dilakukan.Upaya Hukum Non Yudisial merupakan langkah hukum
yang dapat ditempuh melalui pengaduan karena pinjol ilegal tidak dalam pengawasan
OJK, maka sanksi yang diberikan adalah sanksi pidana akibat pelanggaran melawan
hukum. Kemudian OJK bekerjasama dengan kominfo untuk melakukan pemblokiran dan
pemberhentian usaha bagi penyelenggara yang tidak terdaftar dan tanpa izin. Karena dalam
kasus ini melibatkan pinjol ilegal maka ojk biasanya hanya memberikan sanksi administratif.

Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 181
KESIMPULAN
Perlindungan hukum yang dapat dilakukan terhadap praktik pinjol ilegal ini, pertama;
Perlindungan Hukum Preventif dengan cara pemerintah membentuk Undang-Undang
(UU PDP) untuk melindungi hak-hak masyarakat yang dirugikan, kedua; Perlindungan
Hukum Repsesif, sebagai pelaksana dari UU PDP itu sendiri dan UU lain yang
berkaitan dengan penyalahgunaan data pribadi sebagai perbuatan melawan hukum yang
disebut perlindungan tingkat akhir yang diberikan pemerintah berupa sanksi seperti
denda, penjara, dan hukuman tambahan lainnya. Untuk mencegah terjadinya pelanggaran
data pribadi, disarankan untuk menghindari penggunaan layanan pinjaman berbasis online
apabila tidak dalam keadaan yang sangat membutuhkan. Maka, penyelenggara pinjaman
online, disarankan agar melaksanakan kegiatan usaha dengan jujur, beritikad baik serta
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam menggunakan data
pribadi nasabah dengan sebaik-baiknya dan tetap menjaga kerahasiaannya.

Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 182
DAFTAR PUSTAKA

Beni Kharisma Arrasuli, Khairul Fahmi. “Perlindungan Hukum Positif Indonesia Terhadap
Kejahatan Penyalahgunaan Data Pribadi”. UNES Journal of Swara Justisia5, e-ISSN: 2579-
4914 | p-ISSN: 2579-4701
https://swarajustisia.unespadang.ac.id/index.php/UJSJ/issue/view/28.

Edi Supriyanto, Nur Ismawati “Sistem Informasi Fintech Pinjaman Online Berbasis Web”
Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi dan Komputer https://jurnal.umj.ac.id

Abdurrazaq Triansyah, Putri Nur Siti Julianti, Nadyva Fakhriyah, Andi M Afif “Peran
Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Pinjaman
Online Ilegal (Studi Kasus Pinjol Ilegal Di Yogyakarta)” Jurnal Sultan Muhammad
Syaifuddin Sambas https://www.journal.iaisambas.ac.id

Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 183

Anda mungkin juga menyukai