PENDAHULUAN
Belakangan ini banyak menjamur layanan pinjaman online berbasis aplikasi baik
legal maupun ilegal, layanan apkilasi ini cukup popular belakangan ini dengan
memanfaatkan sosial media dan celah kesulitan ekonomi Masyarakat kalangan menengah
Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 178
kebawah. Inovasi teknologi fintech ini adalah inovasi baru dengan menawarkan banyak
kemudahan didalamnya. Jika sebelumnya kita harus ke bank untuk meminjam uang atau
mengajukan pinjaman modal sekarang hanya dengan suatu aplikasi kita akan dipandu
dengan cara yang mudah, cepat dan syarat yang mudah, selain itu proses pencairan dana
yang cepat dan pengembalian dana dengan cara dicicil perbulan sangat memudahkan para
peminjam atau debitur tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga, waktu dan biaya. Melihat
fenomena berkembangnya fintech dan kebutuhan pinjaman keuangan oleh masyarakat
menjadi tuntutan untuk melakukan inovasi baru. Yaitu dengan membuat teknologi aplikasi
fintech P2P Lending atau pinjaman uang secara online. Peneliti menyebutkan peerto-peer
(P2P) lending merupakan model pembiayaan berbasis teknologi finansial yang menjadi solusi
pembiayaan dengan cara yang efektif dan efisien1
Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 179
tugas yang sama dalam melakukan tahap pencegahan atas praktik investasi ilegal, yaitu
menyebarkan informasi kepada masyarakat. Namun, tindak lanjut penanganan
dilakukan berdasarkan wewenang tiap-tiap anggota. Adapun perlindungan hukum yang
dapat dilakukan antara lain:Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan
membentuk undang-undang untuk melindungi serta menjamin hak masyarakat terhadap
praktik penyalahgunaan data pribadi oleh pinjol ilegal:
A. Pasal 65 Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi “Larangan
memperoleh, mengumpulkan, mengungkapkan, menggunakan, dan membuat data
pribadi palsu, yang bukan miliknya dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain yang dapat mengakibatkan kerugian subjek data pribadi”
B. Pasal 32 Undang-Undang ITE “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum dengan cara apapun memindahkan atau mentransfer
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik
Orang lain yang tidak berhak.”
C. Pasal 29 Undang-Undang No 19 Tahun 2016 Tentang Informasi Transaksi
Elektronik “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.”
D. Menurut Pasal 7 dan Pasal 26 POJK atas pelaksana dari Pasal 1 Undang-
Undang Perlindungan Konsumen, yang tidak berizin atau terdaftar di OJK
dan berkewajiban untuk merahasiakan data pribadi, apabila peraturan tersebut
tidak dilaksanakan maka dilakukan sanksi administratif dapat berupa denda,
pemblokiran atau pembekuan oleh OJK dan Kominfo sampai ditindak oleh
Kepolisian melalui pidana penjara Perlindungan akhir yang diberikan pemerintah
berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan
apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran.
Dengan kata lain perlindungan represif ini sebagai pelaksana dari
perlindungan preventif setelah dibentuknya undang-undang. Terkait
penyalahgunaan data pribadi ini, Menurut UU PDP: denda maksimal 6 miliar
dan penjara paling lama 6 tahun. Menurut UU ITE jo Pasal 48: denda 2 miliar dan
penjara paling lama 8 tahun.
Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 180
Perlindungan hukum yang adil terhadap pengguna yang sudah terlanjur terjerat
masalah dengan pinjol illegal, menyatakan bahwa : 1) Korban diminta menari telanjang
di atas rel kereta api agar pinjamannya lunas. 2) Korban diancam dibunuh karena
belum bisa melunasi pinjamannya. 3) Korban dipecat oleh atasan, karena pihak
pinjol menagih hutang ke atasan. 4) Korban terpaksa resign dari kantor, karena malu pihak
pinjol menagih ke rekan kerja. 5) Korban ditalak cerai, karena pihak pinjol menagih ke
mertua. 6) Korban melakukan upaya jual ginjal karena terlilit bunga pinjaman sangat
besar. 7) Korban melakukan upaya bunuh diri dengan minum minyak tanah karena
terlilit bunga pinjaman sangat besar.
Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 181
KESIMPULAN
Perlindungan hukum yang dapat dilakukan terhadap praktik pinjol ilegal ini, pertama;
Perlindungan Hukum Preventif dengan cara pemerintah membentuk Undang-Undang
(UU PDP) untuk melindungi hak-hak masyarakat yang dirugikan, kedua; Perlindungan
Hukum Repsesif, sebagai pelaksana dari UU PDP itu sendiri dan UU lain yang
berkaitan dengan penyalahgunaan data pribadi sebagai perbuatan melawan hukum yang
disebut perlindungan tingkat akhir yang diberikan pemerintah berupa sanksi seperti
denda, penjara, dan hukuman tambahan lainnya. Untuk mencegah terjadinya pelanggaran
data pribadi, disarankan untuk menghindari penggunaan layanan pinjaman berbasis online
apabila tidak dalam keadaan yang sangat membutuhkan. Maka, penyelenggara pinjaman
online, disarankan agar melaksanakan kegiatan usaha dengan jujur, beritikad baik serta
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam menggunakan data
pribadi nasabah dengan sebaik-baiknya dan tetap menjaga kerahasiaannya.
Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 182
DAFTAR PUSTAKA
Beni Kharisma Arrasuli, Khairul Fahmi. “Perlindungan Hukum Positif Indonesia Terhadap
Kejahatan Penyalahgunaan Data Pribadi”. UNES Journal of Swara Justisia5, e-ISSN: 2579-
4914 | p-ISSN: 2579-4701
https://swarajustisia.unespadang.ac.id/index.php/UJSJ/issue/view/28.
Edi Supriyanto, Nur Ismawati “Sistem Informasi Fintech Pinjaman Online Berbasis Web”
Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi dan Komputer https://jurnal.umj.ac.id
Abdurrazaq Triansyah, Putri Nur Siti Julianti, Nadyva Fakhriyah, Andi M Afif “Peran
Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Pinjaman
Online Ilegal (Studi Kasus Pinjol Ilegal Di Yogyakarta)” Jurnal Sultan Muhammad
Syaifuddin Sambas https://www.journal.iaisambas.ac.id
Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Riau: Vol. 12, No. 1, Februari (2023), 178-183 183