Anda di halaman 1dari 3

Forum Penelitian dan Penulisan Hukum Palapa Fakultas Hukum

Universitas Gadjah Mada

TERMS OF REFERENCE
DISKUSI FPPH PALAPA FAKULTAS HUKUM UGM

Tajuk Diskusi : Quo Vadis Perlindungan Hukum Pinjaman Online.

A. Pendahuluan

Seiring berkembangnya zaman, peradaban manusia pun kini semakin maju dan mencapai
pembaharuan yang semakin baik. Hal ini pula berdampak pada sektor ekonomi yang bagi Karl
Marx dikenalkan dengan istilah basis atau lantai dasar dari kehidupan sosial masyarakat.
Perkembangan bidang ekonomi ini pun tidak luput dari determinan utamanya, yakni kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), didukung pengaruh kebijakan pemerintah sebagai
regulator. Perkembangan ekonomi dan IPTEK menimbulkan fenomena-fenomena baru, termasuk
di dalamnya terdapat hubungan dengan hukum perikatan.

Isu hangat yang diperbincangkan belakangan ini adalah mengenai pinjaman berbasis
online, dimana masyarakat yang ingin melakukan peminjaman ataupun pembayaran terkait utang-
piutang dapat melalui dengan perantara aplikasi online. Penggunaan aplikasi online ini pun cukup
terbilang mudah, bila seorang nasabah yang ingin meminjam sejumlah uang, maka tahapan yang
harus ia lewati adalah pengisian data-data pribadi, lalu tanpa agunan ia bisa mendapatkan sejumlah
pinjaman dari kreditur tersebut. Meskipun begitu, pastilah ada resiko yang mengintai dibalik
kemudahan yang ditawarkan. Sejak 2016, LBH Jakarta telah menerima pengaduan dari 283 orang
terkait pinjaman online.1 Berdasarkan pengaduan tersebut, LBH Jakarta mendapati temuan awal
berupa penagihan dengan berbagai cara mempermalukan, memaki, mengancam, memfitnah,
bahkan dalam bentuk pelecehan seksual, penagihan juga dilakukan kepada seluruh nomor kontak
yang ada di ponsel konsumen/peminjam (ke atasan kerja, mertua, teman SD, dan lain-lain), bunga
pinjaman yang sangat tinggi dan tidak terbatas, pengambilan data pribadi (kontak, sms, panggilan,
kartu memori, dan lain-lain) di telepon seluler (ponsel) konsumen/peminjam,

1
Diambil dari https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-46107193 diakses pada 23 Februari 2019
Forum Penelitian dan Penulisan Hukum Palapa Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada

penagihan baik belum waktunya dan tanpa kenal waktu, lalu nomor pengaduan pihak
penyelenggara pinjaman online yang tidak selalu tersedia, alamat kantor perusahaan
penyelenggara pinjaman online yang tidak jelas, dan aplikasi pinjaman online yang berganti nama
tanpa pemberitahuan kepada konsumen/peminjam selama berhari-hari namun bunga pinjaman
selama proses perubahan nama tersebut terus berjalan.2

Menilik kasus tersebut, peran hukum dalam legalitas Pinjaman Berbasis Online ini kembali
dipertanyakan, mengingat banyaknya korban dan kasus yang kian hari semakin bertambah.
Mekanisme pengumpulan, pengambilan dan penyebaran data pribadi yang dilakukan oleh aplikasi
pinjaman online tentunya telah melanggar Undang-undang, yakni Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 27 dan Pasal 29 , sebagaimana
sanksinya yang telah diatur dalam Pasal 45. Sementara itu, prosedur peminjaman online yang marak
saat ini masih dipertanyakan legalitasnya. Mengingat sebenarnya telah ada legal standing
mengenai proses peminjaman online berbasis aplikasi yang tercantum dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 Tahun 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi. Dimana dalam melakukan usahanya, penyelenggara wajib
mengajukan pendaftaran dan perizinan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”).3 Ironisnya, pada
saat lebih banyak proses pinjaman online yang diselenggarakan oleh pihak-pihak tertentu yang
belum jelas perizinan usahanya. Hal ini diperparah dengan ketidakbijaksaan peminjam dalam
mencari Penyelenggaraan Teknologi Finansial (Fintech) kategori jasa Keuangan/Finansial yang
kredibel. Sehingga mengakibatkan berbagai masalah dikemudian hari. Serangkaian masalah yang
timbul dari mulai proses pelaksanaan peminjaman online hingga dampak yang ditimbulkan bagi
pihak peminjam, lantas muncul berbagai pertanyaan mengenai kesiapan pihak pemerintah
Indonesia menangani pesatnya kemajuan dalam bidang penyedia jasa keuangan berbasis online.
Khususnya mengenai mekanisme peminjaman hingga adanya perlindungan hukum yang jelas bagi
pihak peminjam.

2
Diambil dari https://www.liputan6.com/tekno/read/3686308/dampak-buruk-pinjaman-online-bikin-konsumen- trauma-
hingga-ingin-bunuh-diri diakses pada 23 Februari 2019
3
Diambil dar https://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt5a8a27073caf8/dasar-hukum-layanan-pinjam-meminjam- uang-
berbasis-teknologi-informasi/ diakses pada 24 Februari 2019.
Forum Penelitian dan Penulisan Hukum Palapa Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah isu pinjaman online dikaitkan dengan aspek yuridis yang mengaturnya?
2. Bila mengaitkan hukum dengan teknologi, mengapaa pinjaman online illegal dapat
terjadi?
3. Bagaimana peran hukum dalam menjawab permasalahan pinjaman online ini?
C. Metode diskusi:
Metode diskusi yang diterapkan yakni focus group discussion .Pemantik akan menjelaskan
latar belakang permasalahan di awal diskusi, lalu akan ditanggapi secara interaktif oleh para
peserta diskusi. Diskusi diharapkan dilakukan secara dua arah.
D. Tujuan dan Sasaran Kegiatan
1. Mendiskusikan persoalan yang muncul dalam fenomena pinjaman online di Indonesia;
2. Mengkaji dasar hukum pinjaman online dan mekanisme perlindungan kedua pihak;
3. Menganalisis secara kristis kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan dampaknya bagi
masyarakat;
4. Membudayakan kegiatan diskusi dan membuat kajian hukum bagi mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Gadjah Mada.
E. Waktu dan Tempat:

Hari/ Tanggal : Kamis, 28 Februari 2019


Waktu : 16.30 – 18.00 WIB
Tempat : Ruang 4.3.9 Fakultas Hukum UGM

F. Penutup
Demikian ToR (Terms Of Reference) ini kami buat untuk mempermudah dalam visualisasi
dan detail acara. Semoga ToR ini dapat mempermudah dan bermanfaat. Atas perhatian dan
dukungannya, kami sampaikan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai