DISUSUN OLEH
HAFIZ ADILFI
NIM. :19111017
UNIVERSITAS DHARMAWANGSA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Tinjuan Umum Tindak Pidana Pencucian Uang..........................................6
B. Dampak Tindak Pidana Pencucian Uang Terhadap
Sektor Ekonomi dan Bisnis........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
uang, yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan pelaku tindak
nasional berjalan dengan cara yang teratur, dapat diramalkan akibat dari
(gerechtigheid).
1
Laode M. Syarif dan Didik E. Purwoleksono. Hukum Anti Korupsi, (Jakarta,
The Asia Foundation, 20l2), hal. 243
1
tingkat banding atau tingkat kasasi, dimana pelaku tindak pidana korupsi
tidak hanya melakukan korupsi saja tetapi juga melakukan tindak pidana
check and balances. Untuk itu dalam sistem peradilan pidana perkara
perkara tindak pidana korupsi harus didahulukan dari perkara lain guna
penyelesaian secepatnya”.
2
Yudi Kristiana, Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Perspektif
Hukum Progresif, (Yogyakarta, Thafa Media, 2015), hal. 4
3
Ermansjah Djaja, Memberantas Korupsi Bersama KPK; Komisi
Pemberantasan Korupsi; Kajian Yuridis Normative UU Nomor 31 Tahun 1999 Junto
UU Nomor 20 Tahun 2001 Versi UU Nomor 30 Tahun 2002, (Jakarta, Sinar Grafika,
2009), hal. 1
2
proses menyembunyikan atau menyamarkan asal usul dari harta
kekayaannya. Salah satunya dengan cara yang selama ini dikenal dengan
sah/legal. 4
ini, pada tindak pidana pencucian uang tidak dibuktikan terlebih dahulu
mengajukan dakwaan pencucian uang lepas dari tindak pidana asal, tidak
perkara tindak pidana korupsi dengan tindak pidana pencucian uang. Jika
pun ada terdakwa yang lolos dari dakwaan tindak pidana korupsi bukan
berarti dia dapat lolos dari jeratan tindak pidana pencucian uang.
tindak pidana korupsi dan pelaku tindak pidana pencucian uang dari
jeratan hukum, padahal jika ditelisik lebih jauh hal ini mengindikasikan
5
Ibid. hal. 226
4
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan tersebut,
B. Rumusan Masalah
C. Rumusan Masalah
uang
5
BAB II
PEMBAHASAN
diperoleh dengan cara yang sah. Lebih lanjut dikemukakan bahwa tujuan
gotten legally.”
transaksi narkotika, dan sumber- sumber lain yang ilegal melalui saluran
legal, sehingga sumber asal uang tersebut tidak dapat diketahui atau
dilacak.8
aset, terutama aset tunai yang diperoleh dari tindak pidana dimanipulasi
perolehan uang yang tidak sah sehingga dapat diartikan bahwa korupsi
menjadi salah satu sumber utama predicate crime dalam pencucian uang.
sebagainya. Atas hal tersebut maka uang tersebut harus “dicuci” atau
8
Juni Sjafrien Jahja, Melawan Money Laundering, (Jakarta: Visimedia, 2012),
halaman 4
7
dunia ketiga. Sehingga uang tersebut dapat diterima kembali oleh
pemilik asal uang tersebut seolah-olah berasal dari hasil usaha yang
legal. Untuk itu, perlu diperketat mengenai pengawasan aliran dana baik
Tujuannya adalah tidak lain untuk memutus dan mencegah rantai aliran
dana yang tidak jelas tersebut yang akan “dicucikan” oleh pemiliknya.9
keuangan dan perbankan serta pasar modal telah diatur dalam peraturan
specialis systematic”.
undang ini”.
9
Adrian Sutedi, Tindak Pidana Pencucian Uang, (Malang, Citra Aditya Bakti,
2008), hal. 1.
8
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 pada Pasal 3 sebagai berikut:
mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta
jumlah uang yang cukup besar. Tindak pidana pencucian uang (Money
multilateral.
9
Walaupun setiap pelaku sering melakukan dengan metode yang
bervariasi tetapi secara garis besar metode pencucian uang dapat dibagi
ketiga metode tersebut dapat berdiri sendiri atau mandiri terkadang dan
lain.
10
Sutan Remi Sjahdeini, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan
Pembiayaan Terorisme, (Jakarta, PT. Pustaka Utama Gravity, 2007), halaman 60
10
3. Tahap integration yaitu upaya pada harta yang telah tampak
11
hanya mencapai 30 (tiga puluh) perkara yang dijatuhi putusan pengadilan
berikut :11
bentuk sanksinya;
laporannya;
(KYC)”.
11
Romli, Atmasasmita. Kapita Selekta Kejahatan Bisnis dan Hukum Pidana.
Fikahati Aneska, . 2013, hal 67
12
implementasi Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 yang telah diubanh
dan Bisnis
dengan hal ini, IMF melalui kertas kerja berjudul Money Laundering
12
Ibid. hal. 68
13
Billy Steel, Money Laundering-What is Money Laundering, Billy’s Money
Laundering Information Website, http://www.laundryman.u-net.com, diakses 07 April
2020
13
and The International Financial System yang disusun oleh Vito
economic)”.
Salah satu dampak mikro ekonomi dari tindak pidana pencucian uang
dan jasa itu bisa dijual jauh dibawah harga pasar. Hal ini dapat
gulung tikar.
tidak diharapkan terhadap nilai mata uang dan tingkat suku bunga.
Hal itu terjadi karena setelah pencucian uang, para pencuci lebih suka
arus modal internasional, bunga dan nilai tukar mata uang yang tidak
16
distortion and instability)
terganggu.
dari hasil tindak pidana pasar modal yang merupakan tindak pidana
17
bermakna:
(1) Pencucian uang di pasar modal atas hasil tindak Pidana pasar
modal; atau
dan lain-lain.
Force (FATF) bahwa sektor pasar modal pada skala global ditandai
18
volume transaksi di banyak pasar, juga membuat pasar modal secara
sumber-sumber kejahatan.
saja). Ada kemungkinan jika koruptor yang dari Indonesia bisa membeli
atau mudah dijual). Ketiga, kompetisi pelaku dalam pasar modal itu
bursa efek, majemen infestasi (broker), dan infestor yang punya banyak
oleh infestor lain, itulah yang mendorong orang untuk melakukan tindak
pidana pencucian uang tanpa ada yang memperhatikan dari mana asal-
pasar modal antara lain seperti saham, itu biasanya menggunakan nama
orang lain, memakai nama orang lain, atau menyuruh orang lain
19
menggunakan namanya tanpa mesti bertanya-tanya asal usul uangnya.
dari mana hasil uangnya pelaku tersebut bisa berdalih uangnya hasil dari
investasi, akan tetapi polisi tidak dapat menerima informasi tersebut dari
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Money Laundering)
21
2. Perlu dilakukan kerjasama yang kooperatif terhadap setiap lembaga
modal.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Djaja, Ermansjah, Memberantas Korupsi Bersama KPK; Komisi
Pemberantasan Korupsi;Kajian Yuridis Normative UU Nomor 31
Tahun 1999 Junto UU Nomor 20 Tahun 2001 Versi UU Nomor 30
Tahun 2002, Jakarta, Sinar Grafika, 2009.
Husein, Yunus, Pembangunan Rezim Anti Pencucian Uang Di Indonesia
Dan Implikasinya Terhadap Profesi Akuntan, Padang, FIESTA,
2006
Kristiana, Yudi, Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang,
Perspektif Hukum Progresif. Yogyakarta, Thafa Media, 2015.
Romli, Atmasasmita. 2013. Kapita Selekta Kejahatan Bisnis dan Hukum
Pidana. Jakarta: Fikahati Aneska
Sjahdeini, Sutan Remy Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang
Dan Pembiayaan Terorisme, Jakarta, PT Pustaka Utama Gravity,
2007
Sutedi, Adrian, Tindak Pidana Pencucian Uang, Malang, Citra Aditya
Bakti, 2008
Syarif, Laode M dan Didik E. Purwoleksono, Hukum Anti Korupsi,
Jakarta, The Asia Foundation, 2012.
2. Undang-undang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
3. Internet
Billy Steel, Money Laundering-What is Money Laundering, Billy’s
Money Laundering Information Website, http://www.laundryman.u-
net.com
23