Oleh :
ANDI BASO FAHRUDINSYA LA TENRI BALI
04020190484
Proposal ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mengikuti ujian seminar proposal pada fakultas hukum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Stambuk : 04020190484
seminar proposal.
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 5
A. Tindak pidana.................................................................................. 6
...................................................................................................
1. Tahap Placement....................................................................... 25
2. Tahap Layering.......................................................................... 25
iii
3. Tahap intergration...................................................................... 26
E. Perbankan....................................................................................... 33
........................................................................................................
A. Tipe Penelitian................................................................................ 41
D. Analisis Data................................................................................... 43
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diatur dalam pasal 1 ayat (3) Undang – Undang dasar negara Republik
dengan ini segala aktivitas warga negara harus sesuai dengan aturan
dalam kategori hukum pidana dan harus disanksi pula dengan sanksi
pidana1
orang terkhusus saja.1.1 atau bisa juga dikatakan bahwa hukum pidana
1
Dedi Soemardi,Pengatar Hukum Indonesia,IND-HILL-CO,Jakarta 2007,hlm23.
1.1
Zainal Abidin Farid,Hukum Pidana 1,sinar Grafika,Jakarta,2010,hlm.1
1
dari kitab undang undang hukum pidana,kareteristik hukum pidana
lainnya.3
2
J.E. Sahetapy, “Business Uang Haram”, www.khn.go.id.
3
.Ivan Yustiavandana-Arman Nefi-Adiwarman, Tindak Pidana Pencucian Uang di Pasar
Modal, Ghalia Indonesia Bogor, 2010, Hal 3
2
Tindakan menyembuntikan hasil kejahatan atau dana-dana
dari hasil kejahatan yang dilakukan oleh seseorang, baik dalam bisnis
bagi dirinya sendiri. Keadaan ini pun dirasakan oleh dunia perbankan
3
pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of funds)
kerah putih (white collar crime) yang sebenarnya sudah ada sejak
4
Muhammad Jumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung Alumni,2006, Hal 6
4
tergolong suatu kejahatan besar. Hukum yang mengatur tentang tindak
pidana money laundering sendiri sudah ada, namun sampai kini dirasa
5
masih belum memenuhi rasa keadilan masyarakat. padahal Kitab
sesama manusia dengan cara yang bathil atau tidak sah. Hal ini
ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنْو ا اَل َت ْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْي َنُك ْم ِباْلَب اِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة
َع ْن َت َر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َت ْق ُتُلْٓو ا َاْن ُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم َر ِحْيًم ا
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu.”4.14.1
ِم ْن َاْج ِل ٰذ ِلَك ۛ َكَتْبَنا َع ٰل ى َبِنْٓي ِاْسَر ۤا ِء ْيَل َاَّنٗه َم ْن َقَت َل َنْفًس ۢا ِبَغْي ِر َنْفٍس َاْو َفَس اٍد ِفى
اَاْلْر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَت َل الَّن اَس َج ِمْيًع ۗا َو َم ْن َاْح َياَه ا َفَك َاَّنَم ٓا َاْح َي ا الَّن اَس َج ِمْيًع ا َۗو َلَق ْد
4.24.2 َج ۤا َء ْتُهْم ُرُس ُلَنا ِباْلَبِّيٰن ِت ُثَّم ِاَّن َك ِثْيًر ا ِّم ْنُهْم َبْعَد ٰذ ِلَك ِفى اَاْلْر ِض َلُم ْس ِر ُفْو َن
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh
orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-
akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara
kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang
kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas.
Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di
bumi.”
55
Dr.Aziz Syamsuddin, S.H.,S.E., M.H., MAF. Tindak Pidana Khusus, Sinar Grafika, Jakarta , 2014,
Hal 20
4.14.1
Official,Weblog Zanikhan,Hukum Pencucian uang dalam islam
(http://officialweblogzanikhan.blogspot.com), tanggal akses 27 Mei 2012
4.24.2
Sama dengan 4.1
5
Salah satu kasus yang cukup menghebohkan dalam tindak pidana
rupiah
B. Rumusan Masalah
putusan nomor
C. Tujuan Penelitian
6
2. untuk mengetahui penerapan hukum pidana materil Maupun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tindak Pidana
pidana (delik) berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana
tentang yang dimaksud dengan strafbaar feit itu. Oleh karena itu
para ahli hukum berusaha untuk memberikan arti dan isi dari istilah
66
Dasar-Dasar Hukum Pidana,Zuleha,Deeppublish,2007,Jakarta,Hal 3
7
strafbaar feit sebagai tindak pidana di dalam Kitab Undang-Undang
77
Asas-Asas Hukum Pidana,Andi Hamzah, Yarsif Watampone, 2005,Hal 12
8
Hukum Pidana, Teguh Prastyo ,PT. Raja Grafindo Persada, jakarta, 2012, hlm. 47.
8
1997:185) merumuskan seperti uraian di atas adalah karena : a)
9
telah melakukan tindakan semacam itu membuat seseorang
menjadi dapat dihukum” atau suatu “feit terzake van hetwelk een
sifat yang berasal dari kata dasar elips di dalam bahasa Belanda
sebagai “de weglating van een zinsdeel, dat voor de juiste begrip
dapat dipidana.
10
Sehubungan dengan uraian di atas, maka penulis
adalah unsur - unsur yang melekat pada diri si pelaku atau yang
Pasal 340 KUHP; e) Perasaan takut atau vress seperti yang antara
dari suatu tindak pidana itu adalah: a) Sifat melanggar hukum atau
11
menurut Pasal 415 KUHP atau “keadaan sebagai pengurus atau
dinyatakan secara tegas sebagai salah satu unsur dari delik yang
bersangkutan9
berlaku sekarang, peristiwa pidana itu ada dalam dua jenis saja
adalah pelangaran
99
https://www.hukumonline.com/klinik/a/mengenal-unsur-tindak-pidana-dan-syarat-
pemenuhannya-lt5236f79d8e4b4/
12
b. Menurut cara merumuskannya.
(pasal 338 KUHP). Batas antara delik formil dan materiil tidak
13
pidana sengaja (doleus delicten) adalah tindak pidana yang
14
Buku III. Pembagian tindak pidana menjadi “kejahatan” dan
15
orang juga dapat dipidana jika ada kesalahan, misalnya Pasal
16
berbuat tertentu, yang apabila tidak dilakukan (aktif)
338, 351, 353, 362 dll. 2) Delik Pasif: 224, 304, 338 (pada
17
Seperti pasal (333), perampasan kemerdekaan itu berlangsung
362,338 dll. 2) Delik berlangsung terus: 329, 330, 331, 333 dll.
18
berlaku kepada semua orang. Akan tetapi, ada perbuatan-
19
pencurian pada waktu malam hari dsb. (pasal 363). Ada delik
20
biasa dilakukan oleh tukang rombengan/loak.26 Berdasarkan
keadilan.
21
Money Laundring adalah istilah yang berasal dari Bahasa
22
surat berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang
mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta
tindak pidana.4
Laundring)
4
pidana tersebut juga merupakan tindak pidana menurut hukum Indonesia. Lihat Pasal 2 ayat (1)
UU No.8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
5
M. Arief Amrullah, Tindak Pid8ana Money Laundering, Banyumedia Publishing, Malang,
2010, hlm. 25.
23
kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum
jarang atau hampir tidak dikenal dalam sisi hukum pidana tetapi
24
atau tindakan dan/atau kegiatan lain yang berhubungan dengan
adalah 7
25
atas harta kekayaan yang patut diduga merupakan hasil tindak pidana.
timbul karena dipicu oleh tindak pidana yang memacu timbulnya tindak
yaitu:
1. Tahap Placement
8
Penegakan Hukum Anti Pencucian Uang dan Permasalahannya di Indonesia,Yanti Garnasih,PT
Rajagrafindo Persada,2016,Hal 183
26
Tahap ini merupakan upaya menempatkan dana yang
penempatan dari uang tunai dari suatu bersifat illegal dengan uang
2. Tahap Layering
rekening kelokasi lainnya atau dari suatu negara ke negara lain dan
deriviatif dan lain-lain. Dering kali juga terjdi si penyimpan dana itu
27
sudah merupakan lapis-lapis yang jauh, karena sudah diupayakan
3. Tahap intergration
kemudian uang kotor itu telah tercuci. Proses di atas dimulai pada
uang akan menjadi halal dan aman tanpa jejak yang jelas dari
mana sumbernya
28
perbankan serta keseriusan pihak perbankan atau pemerintah dari
suatu hal yang mudah karena teknik atau proses pencucian uang
secara esensi terdiri dari tiga tahap yaitu Placement, Layering and
29
sulit untuk dilacak karena selalu ada intervensi mekanisme bank
transaksi yang sah. Pada tahap ini uang yang dicuci melalui
30
koresponden maupun opening bank adalah dokumen bank itu
sendiri dan tidak mengenai keadaan barang. Maka dalam hal ini
besar terhadap barang yang kecil atau malahan barang itu tidak
uang tersebut adalah uang yang kelihatan bersih. (6) Modus over
impor dinegara sendiri, lalu diluar negeri (yang bersifat tax haven)
lain itu menjadi resmi masuk ke dalam negeri. (7) Modus Real
31
tinggi. (8) Modus investasi tertentu, biasanya dalam bisnis transaksi
dikirim ke Bank New York dan dari kota ini dikirim ke bank di
32
Canada. DTI ini terkenal dengan sarana pencucian uangnya seperti
billions of dollars per year from economic growth at a time when the
33
proses tindakan kriminal ini mrenyelewengkan triliunan dollar setiap
menjadi tidak berarti lagi dan dunia menjadi satu kesatuan tanpa
kejahatan transnasional.
dunia.
(Money Laundring)
34
Adapun yang menjadi Ketentuan-ketentuan hukum
E. Perbankan
35
dengan bidang kehidupan yang lain. Sedangkan Munir Fuady
36
2. Asas-Asas Hukum Perbankan
(khusus) yaitu :
a. Asas Kerahasiaan
37
wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam rangka
dananya di bank
38
perbankan yaitu tindak yang terjadi di kalangan dunia perbankan.
39
posisi yang central dimana tempat proses tempat transaksi
PPTPPU meliputi :
1) Bank
40
2) Perusahaan Pembiayaan
5) Perusahaan Efek
6) Manajer Investasi
7) Kustodian
8) Wali Amanat
14)Pegadaian
41
5. Kedudukan Nasabah Prioritas dalam Perbankan
dalam suatu bank, maka yang ingin dicapai oleh nasabah tersebut
yang lebih dari yang didapat oleh nasabah biasa baik pelayanan
pelayanan yang lebih prima dan juga lebih mudah dalam proses
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
42
yang ada atau apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan
B. Lokasi Penelitian
1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua,
yaitu:
43
Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (3)
mengarah
2. Sumber Data
44
pidana ini serta penelaahan beberapa literatur yang relevan
pidana ini.
D. Analisis Data
yang penulis
45