1564/Pid.B/2021/PN.Mdn)
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
201010201277
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
BANTEN
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................7
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................................8
E. Kerangka Teori......................................................................................................................9
F. Orisinalitas Penelitian...........................................................................................................9
G. Sistematika Penulisan..........................................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................12
A. Tinjauan tentang Penegakan Hukum...................................................................................12
1. Pengertian Penegakan Hukum........................................................................................12
2. Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum............................................................14
B. Tinjauan Tentang Tindak Pidana........................................................................................15
1. Pengertian Tindak Pidana...............................................................................................15
2. Syarat Pertanggung Jawaban Pidana..............................................................................17
3. Unsur-Unsur Tindak Pidana...........................................................................................20
4. Jenis-Jenis Tindak Pidana...............................................................................................21
C. Tinjauan Tentang Pelaku.....................................................................................................23
1. Pengertian Pelaku...........................................................................................................23
2. Penggolongan Pelaku......................................................................................................26
D. Tinjuauan Tentang Perjudian Online..................................................................................30
1. Pengertian Perjudian Online...........................................................................................30
2. Unsur-Unsur Perjudian Online.......................................................................................32
3. Faktor-Faktor Penyebab Kejahatan Perjudian Online....................................................33
4. Bentuk-Bentuk Perjudian Online....................................................................................35
5. Dampak Judi Online.......................................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................................40
A. Jenis Penelitian....................................................................................................................40
B. Spesifikasi Penelitian..........................................................................................................40
C. Sumber dan Jenis Data........................................................................................................41
1. Sumber Data...................................................................................................................41
2. Jenis Data........................................................................................................................41
D. Lokasi Penelitian.................................................................................................................42
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................................42
F. Teknik Analisis Data...........................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................44
BAB I
PENDAHULUAN
bermasyarakat dan bernegara harus didasarkan atas dasar hukum.1 Menurut S.M
Amin, S.H. dalam buku "Bertamasya ke alam Hukum" bahwa hukum adalah
kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi itu disebut
hukum dan tujuan hukum itu untuk mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan
itu, hukum wajib memberikan timbal balik kepada negara yang menganutnya
dicapai menuju masyarakat yang demokratis dan taat hukum, dan rakyat Indonesia
yang efektif. Sebagai Guru Besar Fakultas Hukum UNG, Fence M. Wantu
1
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 3
1
berintikan keadilan, kebenaran, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat. .untuk
Menurut penulis, hukum mengatur hubungan antar individu, baik itu pejabat
eksekutif, pekerja bangunan, atau pelajar, dan khususnya aparat penegak hukum,
seperti jaksa, hakim, polisi, dll. Setiap orang tunduk dan patuh pada hukum.
penting bagi seluruh penduduk Indonesia pada umumnya dan konsumen layanan
jaringan internet). Selama keinginan itu dipenuhi dengan cara yang konstruktif,
tidak apa-apa. Namun, tidak normal dorongan ini terwujud dalam banyak cara,
seperti "perjudian", yang secara tegas dilarang oleh hukum dan agama.3
media, dan informasi (telematika) secara global telah membawa dampak pada
perubahan cara pikir serta cara masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan
dan aktivitas yang berorientasi pada aspek kemudahan serta kecepatan dalam
dan handphone.4
2
Fence M. Wantu, 2011, Idee Des Recht,Kepastian Hukum, Keadilan dan Kemanfaatan
(Implementasi Dalam Proses peradilan Perdata), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
3
Aswar Ardi, 2016, Skripsi: “Analisis Tindak Pidana Hukum Islam terhadap Judi Online (Studi
Kasus Desa Lautang Kec. Belawa Kab. Wajo)”, Fakultas Syriah dan Hukum UIN Alauddin
Makassar.
4
Sugeng, 2020, Hukum Telematika Indonesia, Jakarta:Prenadarnedia Grup, hal. 2-3.
Telematika adalah, Kata "telematika" berasal dari bahasa Perancis, yaitu
dengan setiap pemancar, pengirim, dan atau penerima setiap informasi dalam
merupakan satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas
pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, dan surat elektronik. Dalam
komunikasi.5
berhubungan dengan sesamanya, sejak dari zaman prasejarah hingga era teknologi
Keberadaan dan pemanfaatan internet saat ini seperti "Pedang bermata dua",
terjadi pada (cyberspace) inilah yang kemudian dikenal dengan cyber crime atau
pada literatur lain dipergunakan kata computer crime, cyber space dipandang
menjadi sebuah dunia komunikasi yang berbasis komputer, pada hal ini, cyber
space dianggap menjadi sebuah realitas baru pada kehidupan manusia yang dalam
Kejahatan atau tindak kriminal merupakan salah satu bentuk dari perilaku
menyimpang terhadap norma sosial dan norma bukum yang dapat menimbulkan
Adapun penyakit sosial atau penyakit masyarakat adalah segala bentuk tingkah
laku yang dianggap tidak sesuai, melanggar norma umum, adat istiadat, dan
hukum formil ". Sedangkan kejahatan menurut sudut pandang hukum adalah
"setiap tingkah laku yang melanggar hukum pidana, bagaimanapun jeleknya suatu
7
Adon Nasrullah Jamaludin, 2016, Dasar-Dasar Patologi Sosial, Bandung: Pustaka Setia, hal.38.
agama, kesusilaan, dan norma hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan
teknologi dan informasi yang cepat, perjudian juga telah beralih ke game online
yang lebih nyaman dan aman. Fenomena judi internet yang marak saat ini sudah
dikenal dengan baik sebagai judi togel online (Toto Gelap). Bahkan di tengah
taruhan togel online. Salah satu keunggulan judi online adalah dapat dimainkan
kapan saja dan di mana saja, karena bisnis taruhan online beroperasi sepanjang
waktu dan permainan dapat dimainkan di warnet, lokasi dengan Wi-Fi, dan di
yang luas, tentunya hal ini akan memberikan keunggulan yang cukup besar
penyebab dan pertimbangan lain bagi banyak konsumen untuk beralih dari
layanan fisik ke online. Karena perjudian online melibatkan media komputer yang
8
Muharnmad Fajrul Falah Dan Samuel S.M Samosir, Kajian Pidana atas Putusan Nomor
1033/Pid.B/2014/P11.Bdg, Lantera Hukum, Vol.4 No.I (April 2017) hal.31-46
terhubung ke internet, saat ini tidak mungkin untuk melakukan pengawasan
Dampak negatif dari pada judi online diantaranya kerugian material yang
kreatifitas dalam dirinya, dan hal yang paling parah dapat mengganggu keamanan
masyarakat.10 Jika kita melihat dari sudut pandang hukum pidana positif yang
secara khusus telah mengatur tindak pidana perjudian ini terdapat dalam pasal 27
dalam kasus ini menghukum para pelaku perjudian online untuk menggunakan
Pasal 303 ayat (1) 1 KUHP tentang Perjudian . Penulis berharap dapat
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penerapan hukum terkait dengan judi online dalam putusan hakim
No. 1564/Pid.B/2021/PN.Mdn?
1564/Pid.B/2021/PN.Mdn?
3. Tujuan Penelitian
maka penulis dapat menentukan tujuan dari penulisan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1564/Pid.B/2021/PN.Mdn.
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
6. Orisinalitas Penelitian
judi online, namun pada penelitian ini mengambil analisis untuk putusan yang
hukum pidana, yang pada penelitian sebelumnya juga fokus pada hukum pidana
islam.
berdasar pada UU no. 11 tahun 2008 yang saat ini sudah terdapat penggantinya
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bersifat unik, inovatif, dan berbeda
datang ini dapat menjadi sumber tambahan ilmu pengetahuan bagi seluruh umat
manusia.
7. Sistematika Penulisan
Temuan penelitian akan disajikan dalam struktur lima bab untuk memberikan
gambaran tentang apa yang akan penulis bahas dalam penelitian ini. Sistematika
BAB I berisi tentang pendahuluan terdiri dari uraian tentang latar belakang
BAB II berisi tentang tinjauan pustaka, dalam bab ini penulis akan
BAB III berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penulisan
penelitian, sumber dan jenis data, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, dan
1564/Pid.B/2021/PN.Mdn di Medan.
BAB V berisi terkait penutup yang memuat hasil akhir dari penelitian penulis
yaitu berupa kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, dan
TINJAUAN PUSTAKA
bahwa setiap orang dalam negara kesatuan republik Indonesia wajib tunduk dan
menghormati hukum yang berlaku. Jika ada warga negara yang tidak menaati
aturan atau melakukan kejahatan secara melawan hukum, maka keadilan hukum
12
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat (3)
13
M. Ali Zaidan, Menuju Pembaharuan Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2015.
12
keterlibatan seluruh manusia, tidak lagi dilihat sebagai upaya berpikir logis,
hukum tidak bisa hanya didasarkan pada prediksi logis, tetapi juga pada
Dari segi hukum, penegakan hukum juga dapat dipahami dari segi
tujuannya. Dalam hal ini, kata tersebut memiliki arti luas dan sempit. Secara
Ditinjau dari segi topik, penegakan hukum dapat diartikan secara luas atau
hukum. Setiap orang yang melaksanakan norma normatif atau melakukan atau
upaya aparat penegak hukum tertentu untuk membela dan menjamin penegakan
diperlukan.
keadilan dalam hukum pidana sehingga kepastian hukum dan kemanfaatan sosial
14
Laurensius Arliman S, Penegekan Hukum dan Kesadaran Masyarakat, Deepublish, Yogyakarta,
2015
dapat menjadi kenyataan hukum dalam setiap hubungan hukum dan kepastian
a. Faktor Undang-Undang
hasil dari proses produksi yang reaktif dan partisipatif, seperti penggalangan
Jadikan hukum sebagai kristalisasi dari kehendak rakyat, dan hukum tidak
hanya menjadi aturan tetapi juga realitas sosial; hukum tidak lagi terpisah dari
hukum bukanlah sistem hukum itu sendiri, melainkan kualitas aparat penegak
15
Peter Mahmud, Marzuki. Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta : Kencana Prenada. 2012)
16
Asshiddiqie J. Penegakan Hukum. Penegakan Hukum. 2016;3.
hukum. Aparat penegak hukum merupakan panutan di masyarakat yang harus
berjalan mulus. Sarana dan prasarana tersebut meliputi sumber daya orang-
lengkap dan didanai penuh. Jika ini tidak dihormati, lembaga penegak hukum
d. Faktor Masyarakat
hukum.
dihukum. Semua tindakan ilegal, baik aktif maupun pasif, yang dihukum melalui
pidana berdasarkan perbuatan tidak berarti bahwa tindak pidana hanya berkaitan
dengan ciri-ciri objektif yang sebenarnya; sebaliknya, mungkin saja sikap mental
hukum sehingga diancam menjadi kejahatan jika dilakukan oleh orang tersebut
fakta bahwa kehendak bebas manusia adalah dasar dari semua peraturan yang
dibangun.18
Dalam bahasa Belanda, digunakan dua kata, dengan frase strafbaar feit dan
istilah “liar” memiliki beberapa pengertian, antara lain perbuatan pidana dan
penuntutan pidana.19
17
Muhammad Ainul Syamsu, Penjatuhan Pidana dan Dua Prinsip Dasar Hukum Pidana,
Kencana, Jakarta, 2016
18
Chairul, Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada
Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Kencana Prenada Media Grup: Jakarta, 2011
19
Pipin Syarifin, Hukum Pidana Di Indonesia, cet. 1, Pustaka Setia, Bandung, 2000
Tindak pidana adalah perbuatan yang dapat dikenakan kepada pelakunya
secara hukum pidana. Selain itu, pelakunya adalah subjek dari tindak pidana.
Dan para pelaku ini tunduk pada sistem peradilan pidana. Dalam WvS (Wetbook
van Strafreht) dikenal kata feit, meskipun dalam putusannya digunakan istilah
pembuat.
2) Adanya perbuatan melawan hukum yaitu suatu sikap psikis si pelaku yang
berhubungan dengan kelakuannya yaitu: Disengaja dan Sikap kurang hatihati atau
lalai.
20
P.A.F Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997,
pertumbuhan atau terganggu karena cacat, tidak dipidana." Kalau tidak
1) Syarat Psychiartris yaitu pada terdakwa harus ada kurang sempurna akalnya
atau sakit berubah akal, yaitu keadaan kegilaan (idiote),yang mungkin ada sejak
kelahiran atau karena suatu penyakit jiwa dan keadaan ini harus terns menerus.
2) Syarat Psychologis adalah gangguan jiwa itu harus pada waktu si pelaku
melakukan perbuatan pidana, oleh sebab itu suatu gangguan jiwa yang timbul
sesudah peristiwa tersebut, dengan sendirinya tidak dapat menjadi sebab terdakwa
pembuat. Dalam masalah dasar penghapusan pidana, ada pembagian antara "dasar
salah satu dasar penghapusan pidana berupa dasar pembenar maka suatu
pembuatanya tidak dapat disebut sebagai pelaku tindak pidana. Namun jika yang
ada adalah dasar penghapus berupa dasar pemaaf rnaka suatu tindakan tetap
Adapun beberapa pasal yang mengatur terkait alasan pemaaf dan pembenar
dengan itikad baik mengira bahwa perintah diberikan dengan wewenang dan
b) Alasan Pembenar
siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk
orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain,
karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang
melawan hukum."
Menurut ilmu hukum pidana, suatu tindakan dapat berbentuk tindakan een
doen atau een niet doen atau dapat berbentuk “sesuatu yang harus dilakukan”
atau “sesuatu yang tidak boleh dilakukan”, kemudian Dalam doktrin, juga sering
disebut sebagai een nalaten, yang juga berarti "sesuatu yang harus dilakukan".
Akan tetapi, setiap delik dalam KUHP secara umum dapat dibagi menjadi unsur-
unsur yang pada dasarnya dapat kita bagi menjadi dua jenis unsur, yaitu faktor
Yang dimaksud dengan unsur subjektif adalah unsur yang melekat pada
apa saja yang terkandung di dalam hati. Sedangkan yang dimaksud dengan
faktor objektif adalah faktor yang berkaitan dengan situasi, terutama dalam
keadaan apa tindakan pelaku akan dilakukan. Unsur subjektif dari kejahatan
adalah:
b. Maksud atau voornemen pada suatu percobaan atau poging seperti yang
22
Emy Rosna Wati & Abdul Fatah, Buku Ajar Hulmm Pidana, (Jawa Timur: UMSIDA Press,
Sidorujo,2020) hal.51- 59
23
Lamintang, Franciscus Theojunior Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Di Indonesia, Sinar
Grafika, Jakarta 2016,
c. Macam-macam maksud atau oormerk seperti yang terdapat misalnya di
dan lain-lain;
340 KUHP;
e. Perasaan takut atau vress seperti yang antara lain terdapat di dalam
di dalam kejahatan jabatan menurut Pasal 415 KUHP atau “keadaan sebagai
Tindak pidana dapat dibedakan atas dasar-dasar tertentu, antara lain sebagai
berikut:
tindak pidana yang segera terjadi dan tindak pidana yang berlangsung
kejahatan khusus
Kualitas.
delicten).
dll.
delicten).24
1. Pengertian Pelaku
Dalam kamus Bahasa Belanda, kata dader diartikan "pembuat". Kata dader
berasal dari kata daad yang artinya "membuat". Akan tetapi, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia tidak tercantum kata pembuat melainkan kata "pelaku ' yang
3) Yang melakukan suatu perbuatan. Dalam bahasa Inggris pelaku disebut dengan
doer, "pelaku" (dader/doer) adalah orang yang memenuhi semua unsur delik
a) Delik formil, pelakunya adalah barang siapa yang telah memenuhi perumusan
b) Delik materiil, pelakunya adalah barang siapa yang menimbulkan akibat yang
24
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007,
c) Delik yang memuat unsur kualitas atau kedudukan, pelakunya adalah barang
negeri.
Dader dalam pengertian luas adalah yang dimuat dalam pembentukan Pasal
55 KUHP, yang antara lain mengutarakan: "Yang harus dipandang sebagai dader
itu bukan saja mereka yang telah menggerakkan orang lain untuk melakukan delik
melainkan juga mereka yang telah menyuruh melakukan dan mereka yang turut
melakukan.25
Bahwa yang dimaksud dengan pelaku adalah seorang yang melakukan suatu
perbuatan,dalam hal ini suatu perbuatan pidana. lstilah pelaku selalu dikaitkan
dengan unsur-unsur dari suatu tindak pidana. Jadi menurut ilmu hukum pidana
yang dimaksud dengan "pelaku", manakala terjadi suatu tindak pidana (delik)
yang dilakukan oleh lebih dari satu orang pelaku. Hal mana jika pelakunya hanya
satu orang saja, tiada persoalan mengenai hubungan unsur subjeknya dengan
unsur lainnya. Tetapi jika pelakunya lebih dari satu orang, maka terdapat
perbedaan paham antara para sarjana mengenai apakah setiap peserta harus
25
Lukman Hakim, Asas-Asas Hukum Pidana Buku Ajar Bagi Mahasiswa,
(Yogyakarta:Deepublish, 2020) hal.75
penyerta pada umumnya dibagi dalam dua golongan saja yang diukur dari
pembantu.
Secara Juas dapat disebutkan bahwa seseorang turut serta ambil bagian
serta,bersama-sama melakukan atau seseorang itu dibantu oleh orang lain) atau
setelah terjadinya suatu tindak pidana (menyembunyikan pelaku atau hasil tindak
pidana pelaku).
Selanjutnya,jika subjek itu hanya satu orang saja, maka tidak ada persoalan
terpenuhi. Tetapi bilamana subjek itu terdiri dari dua orang atau lebih,maka
timbullah persoalan mengenai: apakah setiap subjek itu hams memenuhi semua
subjek.
penting karena akibat hukum atau pertanggungjawaban yang dikaitkan pada para
sama, tetapi antara pelaku (utama) dan yang membantunya tidak sama.26
2. Penggolongan Pelaku
1) Mereka yang melakukan dan yang menyuruh melakukan atau turut serta
pengaruh kekerasan, ancaman atau tipu daya atau dengan memberi kesempatan
daya upaya atau keterangan, sengaja membujuk untuk melakukan suatu perbuatan.
3) Terhadap Penganjur, hanya tindak pidana yang sengaja dianjurkan saja yang
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam konteks penyertaan ini dibagi
sebagai berikut:
Menurut Simons, pelaku dari suatu perbuatan yang dapat dihukum itu
adalah orang yang melakukan perbuatan tersebut, yaitu dia yang dengan suatu
opzet atau suatu schuld seperti yang disyaratkan oleh undang-undang telah
melakukan perbuatan yang dilarang atau telah mengalpakan suatu seperti yang
diharuskan oleh undang-undang, atau yang singkatnya dia yang memenuhi segala
tersebut timbul dari dirinya sendiri ataupun karena dia telah digerakkan untuk
melakukan suatu perbuatan yang dapat dihukum tanpa adanya bantuan dari orang
lain di dalam pelaksanaannya, maka dapatlah dia dipandang sebagai "alleen dader
" atau sebagai satu-satunya pelaku. Dengan demikian, Simons berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan "mereka yang melakukan sendiri suatu perbuatan pidana"
ialah apabila seseorang melakukan sendiri suatu perbuatan pidana artinya tidak
2) Mereka yang Menyuruh Orang Lain untuk Melakukan Suatu Perbuatan Pidana
(Doen Plegen).
MedePlegen).
Menurut Noyon medeplegen atau turut serta melakukan itu sebagai suatu
bentuk medewerking atau suatu bentuk kerja sama untuk melakukan suatu
perbuatan yang dapat dihukum dengan seorang pelaku, dan dengan cara
menjumpai suatu bentuk dellneming atau keturutsertaan yang berdiri sendiri, yang
pendapatnya yang didasarkan pada pandangannya itu, maka seorang yang bukan
merupakan pegawai negeri itu dapat juga turut serta melakukan suatu kejahatan
jabatan yang sebenarnya banya dapat dilakukan oleh seorang pegawai negeri.
harus melakukan suatu perbuatan yang dilakukan dan diancam dengan pidana
melakukan perbuatan yang dilarang secara fisik, para peserta satu sama lain
2) Harus ada kesadaran bahwa mereka satu sama lain bekerja sama untuk
bekerja sama. Kapan kesadaran itu timbul? Pada umumnya kesadaran timbul,
apabila beberapa peserta itu, sebelum mereka melakukan suatu delik, terlebih
bukan syarat mutlak, artinya para peserta itu sebelumnya tidak harus melakukan
4) Penganjuran/Penggerakan ( Uitlokking).
penggerak. Dengan perkataan lain suatu tindak pidana tidak akan terjadi (dalam
bentuk ini) bila inisiatif tidak ada pada penggerak. Karenanya penggerak harus
dianggap sebagai pelaku dan harus dipidana sepadan dengan pelaku yang secara
fisik melakukan (auctores physici) tindak pidana yang digerakkan. Tidak menjadi
persoalan apakah pelaku yang digerakkan itu sudah atau belum mempunyai
yang digerakkan. Tujuan penggerakan itu adalah terwujudnya suatu tindak pidana
tertentu. Ini berarti apabila yang dilakukan oleh pelaku yang digerakkan itu adalah
dimaksudkan oleh pasal ini. Dengan perkataan lain hams ada hubungan kausal
dimaksud adalah bukan pelaku tunggal yang secara sendiri mewujudkan suatu
delik atau tindak pidana tanpa adanya keterlibatan orang lain sebagai peserta
KUHP dimana pelaku melakukan suatu delik karena adanya kemungkinan disuruh
atau dibujuk oleh orang lain atau pelaku melakukan delik atau tindak pidana
Perjudian adalah salah satu bentuk hiburan tertua di dunia, dan sifatnya
kemalasan, dan karena uang yang berisiko dapat digunakan sebagai modal awal.
Selain bertentangan dengan agama, moralitas, dan tata krama, judi tidak
Perjudian adalah permainan di mana peserta bertaruh satu sama lain dan memilih
dari sejumlah kemungkinan hasil, yang mana hanya satu yang menjadi
kriminal atau terlarang. Tidak hanya permainan kartu dan dadu seperti jenis judi
tradisional yang sedang naik daun, tetapi juga judi online. Perjudian adalah
28
Emy Rosna Wati & Abdul Fatah, Buku Ajar Hulmm Pidana, (Jawa Timur: UMSIDA Press,
Sidorujo,2020) hal.51- 59
nasional, terutama bagi generasi muda, karena mempromosikan kemalasan dan
jumlah uang yang dihabiskan dalam permainan tidak cukup untuk menyediakan
judi. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk menjauhkan orang dari
Tindak pidana judi atau judi tidak terjadi secara spontan, dan permainan judi
ini juga sangat sulit untuk dihilangkan dari kehidupan sebagian masyarakat,
karena didukung oleh beberapa faktor seperti yang dijelaskan oleh G.W.
dan harapan akan keuntungan adalah daya pikat dari setiap pertaruhan." Namun,
ada permainan yang didasarkan pada kecerdasan dan kemampuan yang unsur
Ada taruhan dengan tujuan untuk menang. Yang tidak terpisahkan dari
perjudian adalah pertaruhan antara dua orang atau lebih terhadap satu orang atau
lebih dengan tujuan memperoleh hasil berupa barang secara cepat dan dalam
mereka untuk terlibat dalam perjudian apa pun yang mereka suka atau
dari dampak buruk yang akan mereka hadapi. . Jika dia kalah dalam permainan
taruhan, dia akan dihukum. Sebagai akibat dari penurunan norma masyarakat
menjadi acuh tak acuh terhadap orang lain dan mengabaikan hukum lingkungan
mereka. Dengan kondisi tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa game akan terus
benar menguntungkan, dan dengan sedikit usaha, Trial and error diproyeksikan
yang sulit dilepaskan, bahkan jika mereka menderita karena game tersebut.
Terlepas dari kelangkaan kejadian ini, seringkali sulit bagi individu untuk
Dari uraian perilaku perjudian di atas, suatu perilaku harus memiliki ketiga
atau bekerja untuk mengisi waktu luang untuk menghibur hati, jadi
30
Oktir Nebi, Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora, Penegakan Hukum Terhadap Tindak
Pidana Perjudian Toto Gelap (Togel) di Masyarakat, volume 3, Nomor 1, Desember 2018.
hiburan. Tapi di sini, pelakunya tidak harus ada di sana. Karena mereka
atau balapan.
c. Ada taruhan, dalam permainan atau kontes ini di mana pemain memasang
yang mendalam dan secara logis dalam mencari penyebab terjadinya kejahatan.
Menurut Sutherland kejahatan adalah hasil dari Faktor-faktor itu dewasa ini dan
buat selanjutnya tidak bisa disusun dari suatu ketentuan yang berlaku generik
untuk melakukannya tidak terlepas dari dua unsur pokok. Kedua faktor tersebut
Pada faktor-faktor ini ditinjau dari sifat umum dari individu, seperti:
31
Andi kumala yusri Tanra, Tinjaun Yuridis Terhadap Tindak Pidana Perjudian.
1) Umur, pada faktor ini sangat berpengaruh dimana setiap manusia dari
sejak kecil himgga dewasa mengalami kenakalan baik secara jasmani dan
rohaninya.
5) Agama individu
7) Pendidikan individu.
korelasi dengan kejahatan dan justru faktor-faktor inilah yang menurut para
kearah suatu kejahatan, yang secara garis besar dapat dibagi dalam empat
bagian, yaitu:
3) Lingkungan ekonomi
intern individu dan faktor ekstern yang yang ikut serta mengakibatkan suatu
dengan cara yang cepat dan mudah. Namun keuntungan yang didapatkan belum
ada kepastiannya. Berikut ini terdapat beberapa bentuk perjudian online, antara
lain :
1) Taruhan Bola
ini. Permainan judi bola ini dimainkan melalui sistem online. Para
pemain judi bola ini berasal dari kelas menengah atas. Karena sistem
kartu kredit dan ATM. Adapun agen judi yang terkenal dimasa sekarang
tersebut merupakan tempat taruhan atau agen judi bola yang populer
2) Togel Online
apabila angka yang ditebak tersebut benar. Perjudian jenis ini dapat
32
Wulan Kartika Sari. Perbandingan Formulasi Tindak Pidana Judi Dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana Di Indonesia Dengan Hukum Islam, JOM Fakultas Hukum Volume V Nomor 1,
April 2018.
dikategorikan kedalam perjudian semi modern, karena menggunakan
kartu remi kupon berhadiah atau lotre, dadu, sabung ayam, Pacu kuda,
3) Poker
penjuru dunia. Cara bermainnya dengan cara melihat kartu yang sama,
warna yang sama, serta nomor kartu yang berurut dan tanda warna sama,
nantinya dapat dijualkan ke agen chip atau ke sesama pemain judi online
jasmani dan rohani seseorang. Dalam sifat jasmaninya yaitu seseorang yang
awalnya sehat menjadi sakit, seseorang yang kuat menjadi lemah, lesu. Sering
33
Daman Huri Lubis dan Syafrizal, Judi Online di Kalangan Mahasiswa Kota Pekanbaru” (Study
kasus Mahasiswa yang berdomisili di Kecamatan Tampan), Pekanbaru.
Dalam sifat rohaninya yaitu Seseorang yang baik akan menjadi jahat,
orang yang awalnya taat dan giat dapat menjadi jahil, orang yang aktif menjadi
pasif, seseorang yang rajin beribadah dapat menjadi malas, seseorang yang
ramah dapat menjadi pemarah, seseorang yang giat bekerja dapat menjadi malas
bekerja. yang sering dan candu terhadap judi online, dan ketika mereka sudah
merasakan frustasi maka mereka akan berani menjual harga dirinya dan tanah
ini akan mencabut kecintaannya terhadap orang lain, atau hal yang bernilai
lainnya.
Yang selalu diharapkan ialah kemengan yang belum jelas dan pasti nilainya.
Dalam sejarah permainan judi tidak ada orang yang sukses dan kaya sepanjang
masa dengan bermain judi, namun yang ada sebaliknya hidup dalam
1) Mengakibatkan depresi
taruhannya baik itu berupa uang maupun barang taruhan lainnya. Baik itu
tersebut tentunya terdapat rasa cemas dan takut, sehingga membuat diri
nya menjadi tertekan. Hal ini dikarenakan pemain tersebut takut salah dan
tidak mampu mengontrol emosi dan pikirannya, maka yang terjadi ialah
data pribadi si pemain akan dicuri oleh orang lain untuk suatu
nomor rekening dan data penting lainnya. Apabila data tersebut jatuh ke
disalahgunakan.
Konten pornografi, biasanya akan muncul dalam situs judi online. Hal ini
seseorang.
Banyak kasus bunuh diri yang terjadi, dilatar belakangi oleh kekalahan
maka ia merasa tidak ada jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.
Hal ini juga didorong oleh kesehatan mental yang terganggu, karena sering
terserang Malware dan virus. Hal ini dikarenakan situs seperti ini memiliki
resolusi yang begitu tinggi dan tidak akuratnya sistem keamanan situs.
A. Jenis Penelitian
B. Spesifikasi Penelitian
Tindak Pidana Perjudian Online di Tinjau Dari Kuhp dan Undang-Undang No. 19
1564/Pid.B/2021/PN.Mdn).
berikut :
yang terkait dengan perkara (berita hukum) yang di hadapi. Dalam hal ini
40
Pendekatan ini dilakukan dengan cara melakukan pengkajian yang berkaitan
dengan isu hukum yang dihadapi dan telah menjadi putusan pengadilan yang telah
1564/Pid.B/2021/PN.Mdn.
1. Sumber Data
a. Kepustakaan
Undang-Undang.
4) Pasal 303 bis KUHP tentang Tindak Pidana Perjudian bagi Bandar
b. Data Lapangan
2. Jenis Data
menjadi subyek penelitian ini, data primer penelitian ini dikumpulkan melalui
wawancara.
b. Data Sekunder
D. Lokasi Penelitian
tersebut atas pertimbangan, bahwa pada instansi tersebut, sesuai studi kasus yang
penulis akan kaji sekaligus yang berwenang memutus perkara tersebut pada
1564/Pid.B/2021/PN.Mdn.
(tiga) jenis alat pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan atau bahan pustaka,
pertama dalam penelitian hukum apa pun (baik normatif maupun yang sosiologis).
dengan hal-hal yang diteliti, beberapa buku dan literatutur yang berkaitan dengan
penelitian ini
2. Wawancara
tanya jawab dengan aparat hukum dalam hal ini adalah hakim yang memutuskan
perkara tersebut.
3. Studi Dokumen
undangan, karya tulis, makalah serta data yang didapatkan dari penelusuran
melalui media internet, atau media lain yang berhubungan dengan penulisan
skripsi ini.
atau verbal menurut orang atau konduite yang bisa diamati. Analisis yang
ada hubungannya dengan masalah yang dibahas dan yang dikerjakan dengan
juga yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas dan yang dikerjakan
permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat (3)
Andi kumala yusri Tanra, Tinjaun Yuridis Terhadap Tindak Pidana Perjudian.
Aswar Ardi, 2016, Skripsi: “Analisis Tindak Pidana Hukum Islam terhadap Judi
Online (Studi Kasus Desa Lautang Kec. Belawa Kab. Wajo)”, Fakultas
Syriah dan Hukum UIN Alauddin Makassar.
Chairul, Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada
Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Kencana Prenada Media
Grup: Jakarta, 2011
Daman Huri Lubis dan Syafrizal, Judi Online di Kalangan Mahasiswa Kota
Pekanbaru” (Study kasus Mahasiswa yang berdomisili di Kecamatan
Tampan), Pekanbaru.
Emy Rosna Wati & Abdul Fatah, Buku Ajar Hulmm Pidana, (Jawa Timur:
UMSIDA Press, Sidorujo,2020).
45
Lukman Hakim, Asas-Asas Hukum Pidana Buku Ajar Bagi Mahasiswa,
(Yogyakarta:Deepublish, 2020).
Muhammad Ainul Syamsu, Penjatuhan Pidana dan Dua Prinsip Dasar Hukum
Pidana, Kencana, Jakarta, 2016.
Muhammad Iqbal, Suhendra & Ali Imron, Hukum Pidana, (Tangerang Selatan:
Unpan1 Press, 2019).
Muharnmad Fajrul Falah Dan Samuel S.M Samosir, Kajian Pidana atas Putusan
Nomor 1033/Pid.B/2014/P11.Bdg, Lantera Hukum, Vol.4 No.I (April 2017)
hal.31-46.
Pipin Syarifin, Hukum Pidana Di Indonesia, cet. 1, Pustaka Setia, Bandung, 2000