Diajukan oleh:
Amison Magai
20311041
Oleh:
Amison Magai
20311041
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
8/PID.SUS-TPK/2022/PN. JAP )
Tanggal:………………………..
Mengetahui:
Pembimbing I, Pembimbing II
Mengetahui :
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PRASYARAT....................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Perumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................................5
1. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
2. Kegunaan Penelitian..................................................................................6
D. Sistematika Penulisan.....................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................8
A. Tinjauan Umum Tindak Pidana......................................................................8
1. Pengertian Tindak Pidana..........................................................................8
2. Unsur-Unsur Tindak Pidana....................................................................10
3. Jenis Tindak Pidana.................................................................................11
B. Tinjauan Umum Tindak Pidana Korupsi......................................................12
1. Pengertian Tindak Pidana Korupsi..........................................................12
2. Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Korupsi..................................................14
3. Unsur-Unsur Tindak Pidana Korupsi......................................................16
4. Jenis Penjatuhan Pidana dalam Tindak Pidana Korupsi.........................18
5. Proses Penanganan dalam Tindak Pidana Korupsi.................................19
C. Tinjauan Umum Putusan Hakim..................................................................23
1. Pengertian Putusan Hakim......................................................................23
2. Bentuk Putusan Hakim dalam Perkara Korupsi......................................24
3. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan......................27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................29
A. Tipe Penelitian..............................................................................................29
B. Jenis dan Sumber Data.................................................................................30
1. Data Primer..............................................................................................30
iv
2. Data Sekunder.........................................................................................31
C. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................31
D. Teknik Analisis Data....................................................................................31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................33
A. Selayang Pandang Pengadilan Tinggi Negeri Jayapura...............................33
B. Penerapan Hukum Materil Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Pada
Putusan No. 8/PID.SUS-TPK/2022/PN. JAP....................................................35
1. Fakta Hukum...........................................................................................36
2. Dakwaan Penuntut Umum.......................................................................47
3. Tuntutan Penuntut Umum.......................................................................49
4. Putusan....................................................................................................50
5. Analisis Penulis.......................................................................................51
C. Dasar Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap
Pelaku Tindak Pidana Korupsi Di Pengadilan Negeri Jayapura Pada Putusan
No. 8/PID.SUS-TPK/2022/PN. JAP.................................................................69
1. Dasar Pertimbangan Hukum Hakim........................................................69
2. Analisis Penulis.......................................................................................74
BAB V PENUTUP.................................................................................................78
A. Kesimpulan...................................................................................................78
B. Saran.............................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................81
v
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki arti penting dalam setiap aspek kehidupan, pedoman tingkah laku
manusia dalam hubungannya dengan manusia yang lain, dan hokum yang
menetapkan apa yang harus dilakukan, apa yang boleh dilakukan serta apa
yang dilarang. Salah satu bidang dalam hukum adalah hukum pidana yaitu
1
Putra, Widiati, and Widyantara, “Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Karyawan Badan
Usaha Milik Negara.”
2
Paturusi, “Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Karyawan
Badan Usaha Milik Negara (Studi Kasus Putusan Nomor 41/Pid.Sus.TPK/2015/PN.Mks).”
1
2
rambu atau aturan-aturan yang mengatur pola tingkah laku masyarakat, agar
tidak mengganggu dan merugikan kepentingan yang lain dalam arti tidak
dan sudah menyebar dalam masyarakat salah satunya adalah tindak pidana
korupsi.
memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain
suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan dengan
khusus di dalam rumusan deliknya terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Hal
ini tentu berbeda dengan ketentuan pidana pada umumnya dalam Kitab
3
Alfarrizy et al., “Implementasi Pertanggung Jawaban Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dalam
Penyalah Gunaan Anggaran Pendahuluan Dan Belanja Kampung (Apbk) Yang Dilakukan Oleh
Oknum Mantan Kepala Kampung Menanga Jaya (Studi Kasus
Nomor:13/PID.SUS-TPK/2020/PN.TJK).”
3
Salah satu jenis korupsi yang banyak terjadi adalah tindak pidana korupsi
“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat yang dapat
merugikan Negara atau perekonomian Negara, dipdana dengan pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) yahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).”
korupsi paling banyak terjadi dikarenakan pelaku tindak pidana korupsi bukan
strategis dalam sistem pemerintahan dan kenegaraan yang berada di ibu kota
Negara, namun jenis korupsi ini telah menjalar dan merasuk hingga ke
4
Siahaan, Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia.
4
Kasus tindak pidana korupsi yang marak terjadi saat ini adalah mengenai
adalah kasus tindak pidana korupsi penyalahgunaan dana tim gugus tugas
dana tim gugus Covid-19 tahun 2020 sehingga menyebabkan kerugian Negara
sebesar Rp.3.153.100.000 (tiga miliar seratus lima puluh tiga seratus ribu
rupiah) yang salah satu terdakwa di dalamnya adalah Aristoteles Airori selaku
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi sesuai
dakwaan primair. Dan juga putusan yang menyatakan bahwa terdakwa terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Korupsi yang
Putusan Hakim Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan No.
B. Perumusan Masalah
masalah yang akan dibahas adalah bagaimana putusan hakim terhadap tindak
TPK/2022/PN. JAP ?
1. Tujuan Penelitian
8/PID.SUS-TPK/2022/PN. JAP ?
2. Kegunaan Penelitian
diteliti. Dan dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi praktisi
hukum sehingga dapat dijadikan dasar berfikir dan bertindak bagi aparat
penegak hukum.
disiplin ilmu hukum, sekaligus hasil penulisan ini sebagai bahan pustaka
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
7
Dalam bab ini menjelaskan lokasi penelitian, tipe penelitian, jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang
digunakan.
Pada Bab IV ini terdiri dari gambaran umum tentang kasus yang diteliti,
Pada Bab V terdiri dari Membuat kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian yang berisi jawaban dari perumusan masalah atau tema-tema penting
yang berkaitan dengan hasil interprestasi data atau verifikasi temuan dengan
konsep-konsep dan teori yang sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian.
Serta saran yang di berikan kepada pembaca yang di susun berdasarkan hasil
KAJIAN PUSTAKA
yang dapat dihukum’’, akan tetapi, diketahui bahwa yang dapat dihukum itu
ataupun tindakan 6.
mendasar dari ilmu hukum sebagai istilah yang diciptakan atas kesadaran
sebagai ciri tertentu pada peristiwa hukum pidana. Terdapat pengertian yang
lingkungan hukum pidana, sehingga tindak pidana harus diberikan arti yang
memiliki sifat ilmiah dan ditetapkan dengan jelas agar dapat dibedakan
definisi strafbaar feit atau Hukum Pidana, antara lain sebagai berikut;
5
Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia.
6
Fariza, “Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Korupsi Pengadaan Kain Linmas Di
Kabupaten Pangkep (Studi Kasus Putusan No.47/Pid.Sus.TPK/2016/PN.Mks).”
7
Anggara, “Tinjauan Yuridis Penjatuhan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Turut Serta Dalam
Tindak Pidana Korupsi (Putusan Nomor 14/Pid.Sus-TPK/2021/PN Mks).”
8
9
“Hukum pidana itu sama halnya dengan hukum tata negara, hukum
perdata dan lain-lain bagian dari hukum, biasanya diartikan sebagai suatu
keseluruhan dari peraturan-peraturan yang sedikit banyak bersifat umum
yang diabstrak – dari keadaan-keadaan yang bersifat konkret”.
c. Hazewinkel-Suringa
“Tindak Pidana adalah suatu prilaku manusia yang pada saat tertentu
telah ditolak didalam sesuatu pergaulan hidup tertentu dan dianggap
sebagai perilaku yang harus ditiadakan oleh hukum pidana dengan
menggunakan sarana-sarana yang bersifat memaksa yang terdapat
didalamnya”.
disengaja ataupun yang dilakukan dengan tidak sengaja serta tindakan yang
bersifat bertentangan dengan hukum merupakan hal yang tidak dapat kita
8
Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Di Indonesia.
10
bagian yaitu unsur subjektif dan unsur objektif. Unsur subjektif tindak
pidana ialah:
(culpa);
lain-lain;
KUHP;
9
Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia.
11
bahwa:
tindak pidana propria (tindak pidana yang hanya dapat dilakukan oleh
orang yang berkualitas tertentu)
h. Berdasarkan perlu tidaknya pengaduan dalam hal penuntutan, maka
dibedakan antara tindak pidana biasa dan tindak pidana aduan.
i. Berdasarkan berat-ringannya pidana yang diancamkan, dapat dibedakan
antara tindak pidana bentuk pokok, tindak pidana diperberat dan tindak
pidana yang diperingan.
j. Berdasarkan kepentingan hukum yang dilindungi, maka tindak pidana
tidak terbatas macamnya, sangat tergantung pada kepentingan hukum
yang dilindungi dalam suatu peraturan perundang-undangan.
k. Dari sudut berapa kali perbuatan untuk menjadi suatu larangan,
dibedakan antara tindak pidana tunggal dan tindak pidana berantai.”
Dari uraian di atas, dapak dilihat bahwa tindak pidana dalam berbagai
disebutkan bahwa corruptio itu berasal pula dari kata asal corrumpere, suatu
kata Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa
dan Belanda, yaitu corruptie (korruptie). Dari bahasa Belanda inilah kata itu
turun ke bahasa Indonesia, yaitu ‘’korupsi’’. Arti harfiah dari kata itu ialah
11
Hamzah, Pemberasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional Dan Internasional.
13
Tindak Pidana Korupsi (13) sama sekali tidak tercantum secara jelas
perbuatan yang secara melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau
dilakukan atas dasar kesepakatan timbal balik antara pihak pemberi dan
12
Hartanti, Tindak Pidana Korupsi.
13
UU PTPK
14
Alatas
14
pihak penerima dari keuntungan pribadi masing masing pihak dan kedua
tersebut.
atau kerabat untuk memegang suatu jabatan publik, atau tindakan yang
berlaku.
d. Korupsi Investif. Korupsi ini adalah suatu bentuk korupsi yang berwujud
korupsi dan tindak pidana yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi.
Untuk lebih mudah mengingatnya, jenis-jenis tindak pidana korupsi yaitu 15:
15
Guse Prayudi, Tindak Pidana Korupsi Dipandang Dalam Berbagai Aspek.
16
a. Setiap orang;
tertentu ialah keadaan yang dapat dijadikan alasan pemberatan bagi pelaku
‘’Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau denda paling sedikit Rp.
a. Setiap orang;
b. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi;
2014), berupa :
a. Pidana Mati
Negara dalam kondisi bahaya, seperti saat terjadi bencana alam nasional,
b. Pidana Penjara
(1), pasal 3, pasal 5, pasal 6, pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal 10, pasal 11,
pasal 12, pasal 21, pasal 22, pasal 23 dan pasal 24. Dengan ancaman
pidana penjara seumur hidup dalam pasal 2 ayat (1), pasal 3 dan pasal 12.
Pidana penjara paling singkat sedikit 1 (satu) tahun dan paling lam 20
(dua puluh) tahun dalam pasal 2 ayat (1), pasal 3 dan pasal 12.
c. Pidana Tambahan
sebagian perusahaan.
(satu) bulan, maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang
a. Penyelidikan
awalan “pe” dan akhiran “an”. Kata “selidik” mempunyai arti yang
mengandung arti secara luas adalah upaya atau tindakan aparat hokum
(tidak boleh diketahui oleh orang lain kecuali orang- orang tertentu yang
20
terhadap suatu peristiwa atau perbuatan pidana karena ada laporan dari
(TKP). Tindakan awal yang dilakukan oleh Polisi atau peristiwa tersebut
“”pe” dan akhiran “an”. Kata sidik mempunyai arti penyidikan jari untuk
yang dengan bukti membuat terang tindak pidana yang terjadi guna
menentukan tersangkanya.
suatu kasus yang terjadi dengan mengumpulkan alat bukti yang sah, baik
16
Ismail, “Kajian Yuridis Terhadap Tindak Pidana Korupsi.”
17
Sutarto, (2004)
21
berupa barang bukti, keterangan saksi, keterangan saksi ahli, surat, dan
menurut cara yang diatur dalam undang- undang ini untuk mencari serta
Tersangka
Tahun 2001.
Penyelidikan
semua tindak pidana sesuai dengan hukum acar pidana (KUHAP) dan
bahwa Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh
“Hakim adalah hakim pada Mahkamah Agung dan hakim pada badan
peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada
18
Hartanti, Tindak Pidana Korupsi :Edisi Kedua.
19
Hartanti.
24
a. Putusan Bebas
bebas dari tuntutan hukum (vrij spraak) atau acquittal serta dari hasil
berdasarkan pasal 19 ayat (1) 20UHAP atau tidak terpenuhinya asas batas
Minimum pembuktian, yaitu asas unus testis nullus testis yang artinya
c. Putusan Pemidanaan
secara sah dan meyakinkan, diatur dalam pasal 193 KUHAP. Hakim
20
K
21
Hartanti, Tindak Pidana Korupsi :Edisi Kedua.
25
minimal dua alat bukti yang sah dan keyakinan hakim yang terbentuk
22
Amiruddin, “Peran Saksi Mahkota Dalam Perkara Pidana Korupsi Di Pengadilan Negeri
Makassar.”
23
Hartanti, Tindak Pidana Korupsi :Edisi Kedua.
26
atau
terdakwa
satu ataupun dua hari sebelum hari persidangan, atau surat dakwaan
hakim.38
alasan yang dipakai oleh hakim sebagai pertimbangan hukum yang menjadi
diperoleh. Jika hal tersebut terjadi maka putusan yang dipilih adalah
24
Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP, Edisi Kedua.
27
pendapat hakim yang paling menguntungkan terdakwa (Pasal 182 ayat (6)
KUHAP) 25.
yang berarti hanya mengakui adanya alat-alat bukti yang sah yang tercantum
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. Petunjuk
e. Keterangan terdakwa
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 26A ada
tambahan mengenai alat bukti yang sah dalam bentuk petunjuk, yaitu:
25
Paturusi, “Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Karyawan
Badan Usaha Milik Negara (Studi Kasus Putusan Nomor 41/Pid.Sus.TPK/2015/PN.Mks).”
26
Hartanti, Tindak Pidana Korupsi :Edisi Kedua.
28
a. Alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim, diterima,
atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa
b. Dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang dapat dilihat,
dibaca, dan atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa
bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik
berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka,
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
norma-norma yang ada dalam hukum positif yang berlaku. Metode penelitian
yuridis normatif dilakukan dengan cara mengkaji berbagai aturan hukum yang
hukum dalam praktek yang dijalankan oleh Pengadilan. Dalam hal ini
29
30
Atas Undang-undang No.31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi dan
dasar hukum hakim dalam menjatuhkan putusan terkait kasus korupsi yang
tahu 2001 tentang perubahan atas undang-undang No.31 tahun 1999 tentang
TPK/2022/PN. JAP.
1. Data Primer
dokumen atau melalui subjek penelitian. Data primer dalam penelitian ini
yang digunakan oleh penulis dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai
berikut:
Pidana Korupsi
2. Data Sekunder
ataupun informasi yang berasal dari internet yang berhubungan dengan apa
kamus hukum, jurnal hukum dan komentar atas putusan pengadilan. Dalam
penelitian skripsi ini, data sekunder yang digunakan adalah buku-buku teks
kesimpulan.
dengan teori dan masalah yang ada, kemudian menarik kesimpulan guna
berat. Lembaga Peradilan sebagai salah satu pilar demokrasi dituntut untuk
mengambil peran dalam konteks ini Pengadilan Tinggi Jayapura selaku Kawal
yang diwujudkan dalam misi dan visi dalam mengemban tugas dan menjawab
28
Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Tinggi/Tipikor Jayapura, “Sejarah Pengadilan
Tinggi Jayapura.” Diakses pada tanggal 30 Desember 2023.
https://www.pt-jayapura.go.id/new/link/201407012014521576153b2b44c5f25c.html
29
Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Tinggi/Tipikor Jayapura. Diakses pada 30
Desember 2023.
https://www.pt-jayapura.go.id/new/link/201407012014521576153b2b44c5f25c.html
33
34
Tabel 4.1
Nama-Nama Ketua Dari Masa Ke-Masa (Periode 1964 - Sekarang)
10 H. Chaeruddin Siregar, Sh. Ketua Pengadilan Tinggi Irian Jaya 1986 - 1988
11 I.Gst. Bagus Mahardika, Sh. Ketua Pengadilan Tinggi Irian Jaya 1988 - 1992
12 Suwawi, Sh. Ketua Pengadilan Tinggi Irian Jaya 1992 - 1994
13 A. Waluyo Sedjati, Sh. Ketua Pengadilan Tinggi Irian Jaya 1994 - 1996
14 Darwis H. Tjandranegara, Sh Ketua Pengadilan Tinggi Irian Jaya 1996 - 1998
15 Amurlan Siregar, Sh. Ketua Pengadilan Tinggi Irian Jaya 1998 - 2000
16 Tonggo Tua Sihite, Sh. Ketua Pengadilan Tinggi Irian Jaya 2000 - 2002
17 Kardjan, Sh. Ketua Pengadilan Tinggi Irian Jaya 2002- 2003
18 I.Gst. Ngurah Suparka, Sh. Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura 2003 - 2006
19 Ismed Illahoede, Sh. Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura 2006 - 2008
20 Lalu Mariyun, Sh. Mh. Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura 2008
21 Elsa Mutiara Napitupulu, Sh. Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura 2008 - 2010
22 Madya Suhardja, Sh. Mh. Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura 2010 - 2012
23 Mabruq Nur, Sh. Mh. Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura 2012 - 2014
24 H. Arwan Byrin, Sh. Mh Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura 2014
25 H. Sudiwardono, Sh. Mhum. Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura 2014 - 2016
26 Nasaruddin Tappo, Sh. Mh. Ketua Pengadilan Tinggi Papua 2016 - 2017
28 Setyawan Hartono, Sh. Mh Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura 2019 - 2019
29 Heru Pramono, Sh. M.Hum. Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura 2019 - 2021
30 Asli Ginting, S.H., M.H. Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura 2021 - Sekarang
JAP
yang terjadi di pengadilan Negeri Jayapura yang penulis teliti yakni putusan
berikut:
36
1. Fakta Hukum
jawab sebagai bendahara khusus hibah dan bantuan sosial (bansos) pada
Mamberamo Raya.
juta tujuh ratus sembilan puluh ribu rupiah) sebagaimana tertuang dalam
Daerah (SKPKD) Tahun Anggaran 2020. Bahwa dari dana yang telah
37
ratus sembilan puluh juta tujuh ratus sembilan puluh ribu rupiah) untuk
Rahangmetan, S.E, M.Si selaku Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPKAD Kab.
tujuh juta enam ratus ribu rupiah) yang bersumber dari APBD Kab.
00609/SP2D/LS-BTL/4.05.2/2.
b. Bahwa Pencairan tersebut tidak ada usulan pencairan dana dari Dinas
puluh tujuh juta tujuh ratus sepuluh ribu empat ratus delapan puluh
Bansos sebesar Rp.657.600.000,- (enam ratus lima puluh tujuh juta enam
menjadi Rp.1.657.600.000,- (satu milyar enam ratus lima puluh tujuh juta
d. Bahwa dari saldo yang ada didalam rekening, saksi Simon Rahangmetan,
ratus juta rupiah) yang bersumber dari APBD Kab. Mamberamo Raya
f. Bahwa dari saldo yang ada didalam rekening, saksi Simon Rahangmetan
puluh tujuh juta enam ratus ribu rupiah). Setelah uang tersebut ditarik
milyar lima ratus juta rupiah) kepada saksi AGUS SALIM selaku selaku
Rp.557.600.000,- (lima ratus lima puluh tujuh juta enam ratus ribu
untuk menyimpannya.
tanggal 4 Mei 2020 lalu diserahkan kepada saksi Agus Salim selaku
milyardelapan ratus sembilan puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) yang
(tujuh milyar lima ratus lima juta lima ratus ribu rupiah) yang mana dana
tersebut berasal dari dana Covid-19 ditambah dengan dana Hibah kepada
Rp.7.505.500.000,- (tujuh milyar lima ratus lima juta lima ratus ribu
j. gan berita acara serah terima uang, dan sisanya sebesar Rp.895.500.000,-
(delapan ratus sembilan puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) Terdakwa
Ariestoteles Airori bawa ke rumah, dan terhadap sisa dana untuk Hibah
Raya atas nama Herlan Ongge di hotel mercure Jayapura, sehingga per
ratus juta rupiah) yang bersumber dari APBD Kab. Mamberamo Raya
Mamberamo Raya. Akan tetapi dana tersebut dari Kas Daerah langsung
ratus dua puluh lima juat rupiah) yang bersumber dari APBD Kab.
sebesar Rp 1.225.000.000,- (satu milyar dua ratus dua puluh lima juat
rupiah).
ratus dua puluh lima juat rupiah) yang bersumber dari APBD Kab.
Mamberamo Raya. Akan tetapi dana tersebut dari Kas Daerah langsung
ratus delapan puluh tujuh juta enam ratus sembilan puluh ribu rupiah)
Mamberamo Raya. Akan tetapi dana tersebut dari Kas Daerah langsung
44
Tidak Terduga (BTT) DPA-P BPKAD dengan kode rekening 4.04.05.2 atas
Raya Tahun 2020 kemudian dana yang disimpan oleh Terdakwa dari dana
S.Sos untuk:
Raya saksi Dorinus Dasinapa, S.Sos dalam mengikuti Pilkada tahun 2020
kemudian uang tersebut oleh saksi Saksi Muhamad Rifai Barus disetor
d. Sisa uang sebesar Rp.53.100.000,- (lima puluh tiga juta serratus ribu
empat ratus delapan puluh tujuh juta enam ratus Sembilan puluh ribu
1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) telah dikembalikan oleh
1.653.100.000,- (satu milyar enam ratus lima puluh tiga juta seratus ribu
kepada Tim Gugus tugas melalui rekening Tim Gugus tanggal 24 Mei 2021.
lima puluh tiga juta seratus ribu rupiah) telah disalurkan kepada Ketua Tim
tahun 2020 secara tunai sejumlah Rp 1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus
juta rupiah) tanggal 5 Mei 2021 dan melalui transferan di Rekening Tim
Raya sejumlah Rp 1.653.100.000,- (satu milyar enam ratus lima puluh tiga
juta seratus ribu rupiah) tanggal 27 Mei 2021 kepada Ketua Tim Gugus
milyar lima ratus ribu rupiah) kepada Deden Sumantri selaku Ketua Tim
2020, selanjutnya pada hari dan tanggal yang saksi sudah lupa, saksi Deden
dana sebesar Rp. 1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus ribu rupiah) ke
Polda Papua , dari jam 08.00 Wit sampai dengan jam 10.00 WIT,
selanjutnya dana sebesar Rp. 1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus ribu
rupiah) yang diantar saksi Dorinus Dasinapa. S.Sos (terdakwa dalam berkas
saksi Simon Rahangmetan, SE., M.Si, selaku Plt. Kepala Badan Pengelola
berkas perkara secara terpisah) dan saksi Dorinus Dasinapa, S.Sos selaku
Papua, tanggal 30 Agustus 2016 (yang diajukan dalam berkas perkara secara
Maret 2020 sampai dengan tanggal 28 Mei 2020 atau setidak - tidaknya
pada suatu waktu dalam Bulan Maret tahun 2020 sampai dengan Bulan Mei
tahun 2020 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam Tahun 2020,
tidaknya disuatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum
berdasarkan Pasal 35 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang - Undang Nomor 46
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, yang dapat merugikan keuangan
UU. No. 20 tahun 2001 Tentang Perubahan atas UU. No. 31 Tahun 1999
telah diubah dengan UU. No. 20 tahun 2001 Tentang Perubahan atas UU.
30
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan Nomor
8/Pid.Sus-Tpk/2022/PN Jap. Tahun 2022. Hal 4-16.
31
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Putusan Nomor
8/Pid.Sus-Tpk/2022/PN Jap. Tahun 2022. Hal 16-28.
50
melakukan tindak pidana korupsi melanggar Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 18
Korupsi Jo Psal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP
kurungan.
4. Putusan
terbuka untuk umum pada Hari Senin tanggal 13 Februari 2023, oleh Linn
Carol Hamadi ,S.H. selaku Hakim Ketua, Nova Claudia de Lima, S.H., dan
tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa
hakim-hakim anggota serta dibantu oleh Sari Fanni S.H. sebagai Panitera
pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3
(tiga) tahun dan 3 (tiga) bulan denda sejumlah Rp. 50.000.000,00( lima
puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar
5. Analisis Penulis
Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP
a. Setiap orang
b. Melawan hukum
perbuatan.
bahwa dalam dakwaan primair untuk unsur setiap orang sudah terpenuhi
pada terdakwa Aristoteles Airori, namun dalam unsur kedua yaitu melawan
diatur dalam Peraturan Pemerintah Pasal 19 ayat (4) Nomor 12 Tahun 2019
Oleh karena itu, maka unsur “secara melawan hukum” seperti yang
Airori A.Md. Sehingga karena salah satu unsur tindak pidana dari dakwaan
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
primair yaitu pasal 2 ayat (1) tidak terpenuhi. Karena sifat melawan hukum
nya lebih luas sedangkan dalam dakwaan kesatu subsidair pasal 3 sifat
dakwaan kesatu subsidair yaitu pasal 3 Jo. Pasal 18 ayat (1) undang-undang
berikut:
orang” yang pada dasarnya menunjuk pada siapa saja yang harus
menyebutkan bahwa “Barang siapa atau “HIJ” adalah sebagai siapa saja
dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik, oleh karena itu Majelis
Berdasarkan hal tersebut, maka unsur ini telah terpenuhi secara sah
atau suatu korporasi” ini mengandung adanya tiga elemen yang bersifat
suatu korporasi”, oleh karena bersifat alternative maka tidak harus semua
elemen terpenuhi, cukup salah ssatu elemen teerpenuhi maka unsur ini
telah terpenuhi.
segala sesuatu yang telah dipertimbangkan pada unsur ke-1 dan ke-2
subsidair ini.
mendapatkan untung untuk diri sendiri atau orang lain atau suatu
terdapat dalam Pasal 3 ini, unsur” menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi” tersebut adalah merupakan tujuan dari pelaku
delapan puluh tujuh juta enam ratus Sembilan puluh ribu rupiah).
yakni sebesar Rp.3.153.100.000,- (tiga milyar seratus lima puluh tiga juta
tersisa Rp.53.100.000,00 (lima puluh tiga juta seratus ribu rupiah) yang
Terdakwa.
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, dengan
alternative, dengan terpenuhinya salah satu saja dari tiga elemen tersebut
maka unsur ini telah terbukti. Jika melihat dalam literatur umum yang
"serangkaian hak yang melekat pada jabatan atau kedudukan dari pelaku
ada, sedangkan yang dimaksud dengan "sarana" adalah "syarat atau cara
atau media", dan apabila dikaitkan dengan tindak pidana korupsi, maka
"sarana" adalah cara kerja atau metode kerja yang berkaitan dengan
pada unsur-unsur yang terbukti pada dakwaan Primair dan unsur kedua
berikut:
perekonomian negara”
kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena:
64
perekonomian negara.
formil tidak perlu dicari hubungan kausal antara akibat dan perbuatan,
lima puluh tiga juta seratus ribu rupiah) tidak sesuai peruntukkannya
adalah bertentangan dengan ketentuan Pasal 124 ayat (1) dan ayat (3)
pengeluaran atas Beban APBD untuk tujuan lain dari yang telah
diri sendiri atau orang lain yaitu saksi Dorinus Dasinapa, S.Sos atau
serta melakukan
Unsur ini terdiri dari sub unsur alternatif artinya bilamana sub
unsur terpenuhi atau terbukti, maka terbuktilah unsur ini atau dengan kata
lain tidak harus semua sub unsur alternatif ini terpenuhi atau terbuktinya
ayat (1) ke-1 KUHP berbunyi: “Dipidana sebagai pelaku tindak pidana,
mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta
menjadi kawan pelaku, dan medepleger adalah orang yang ikut serta
68
derajatnya, yang satu menjadi dader yang lainnya ikut serta (medepleger)
dalam Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) Ke-
pidana itu, ada kerjasama yang erat dan dilakukan secara sadar antara
mereka.
yang erat yang dilakukan secara sadar dan diinsyafi oleh Terdakwa
Raya, saksi ., selaku Plt. Kepala BPBD dan selaku Pengguna Anggaran
pelaksana kegiatan/Kontraktor.
Terdakwa.
yang dilakukan oleh Aristoteles Airori A.md, yang periksa, diadili dan
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo pasal 55 ayat (1) ke-
Hakim.
dakwaan subsidair.
49 ayat 1 KUHP, Pasal 50 KUHP, Pasal 51 ayat 1 KUHP dan yang tidak
diatur dalam KUHP adalah: ketiadaan sifat melawan hukum materil dan
persetujuan.
telah terbukti ada tindak pidana dan dengan demikian telah terpenuhi syarat
baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka Terdakwa
yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam
tahanan.
Aristoteles Airori, A.Md tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan
dijatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
selama 3 (tiga) tahun dan 3 (tiga) bulan denda sejumlah Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak
2. Analisis Penulis
undang merupakan hal-hal yang harus dimuat dalam putusan. Hakim dalam
dan lain sebagainya. Dalam menjatuhkan putusan minimal dua alat bukti
75
yang sah dan dari alat bukti tersebut hakim memperoleh keyakinan bahwa
korupsi, bagi yang melanggar pasal ini dipidana penjara seumur hidup atau
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (tahun) dan atau denda
paling sedikit Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
selama 3 (tiga) tahun dan 3 (tiga) bulan beserta denda sejumlah Rp.
bulan. Hal ini telah sesuai dengan penerapan undang-undang tindak pidana
juta seratus ribu rupiah) perbuatan terdakwa adalah salah satu faktor terbesar
against humanity) yang tergolong dalam kejahatan luar biasa (extra ordinary
PENUTUP
A. Kesimpulan
telah sesuai dan telah memenuhi unsur delik sebagaimana yang dalam
pertimbangan majelis hakim yang dikaitkan dengan berbagai alat bukti yang
tindak pidana korupsi yang diatur dalam Pasal 3 Jo. Pasal 18 Undang-
Jo. pasal 64 ayat (1) KUHP dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana. Akan tetapi menurut penulis putusan atau
vonis yang diberikan majelis hakim seharusnya luar biasa atau sepertiga dari
biasa.
78
79
terdakwa dan akibat yang ditimbulkan dari perbuatan terdakwa. Akan tetapi,
memberatkan.
B. Saran
kejahatan kemanusiaan sebagai kejahatan luar biasa karena itu perlu adanya
penanganan yang luar biasa pula. Agar menimbulkan efek jera bagi pelaku
maupun bagi masyarakat luas. Selain itu pelaku tindak pidana korupsi ini
2. Agar aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian, kejaksaan, peradilan
atas segala kasus-kasus tindak pidana korupsi agar tidak dilakukan oleh diri
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-Undangan
Pasal 185 ayat (2) Undang-Undang No.8 Tahun 1981 Tentang Peraturan Hukum
Acara Pidana (KUHAP)
UUD Republik Indonesia. (2001). Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 yang telah
diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (UU PTPK).
Buku
Chaerudin. (2008). Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum Tindak Pidana
Korupsi. PT Refika Aditama.
Efendi, J., & Ibrahim, J. (2018). Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris.
Peranamedia Group.
Guse Prayudi. (2010). Tindak Pidana Korupsi Dipandang dalam Berbagai Aspek.
Pustaka Pena.
Hamzah, A. (2015). Pemberasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Internasional. RT RajaGrafindo Persada.
Harahap, M. Y. (2009). Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Edisi
Kedua. Sinar Grafika.
Hartanti, E. (2014). Tindak Pidana Korupsi :Edisi Kedua. Sinar Grafika.
Hartanti, E. (2016). Tindak Pidana Korupsi. Sinar Grafika.
Ilyas, A. (2012). Asas-Asas Hukum Pidana. Rangkang.
Ismail. (2018). Kajian Yuridis Terhadap Tindak Pidana Korupsi. Universitas
Samudra - Langsa Aceh.
Lamintang, P. A. F. (2014). Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. PT Citra
Aditya Bakti.
Lamintang, P. A. F. (2016). Dasar-Dasar Hukum Pidana Di Indonesia. Sinar
Grafika.
Prodjodikoro, W. (2014). Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. PT Refika
Aditama.
Siahaan, M. (2016). Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia. PT. Grasindo.
Sutarto, S. (2004). Hukum Acara Pidana Jilid I. Universitas Diponegoro.
Skripsi
Anggara, B. (2022). Tinjauan Yuridis Penjatuhan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku
Turut Serta Dalam Tindak Pidana Korupsi (Putusan Nomor 14/Pid.Sus-
81
82
Jurnal
Alfarrizy, Hartono, Bambang Hasan, and Zainudin. “Implementasi Pertanggung
Jawaban Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dalam Penyalah Gunaan Anggaran
Pendahuluan Dan Belanja Kampung (Apbk) Yang Dilakukan Oleh Oknum
Mantan Kepala Kampung Menanga Jaya (Studi Kasus Nomor:13/PID.SUS-
TPK/2020/PN.TJK).” IBLAM Law Review Vol. 01 No (2021): 1–21.
Amiruddin, Muh. “Peran Saksi Mahkota Dalam Perkara Pidana Korupsi Di
Pengadilan Negeri Makassar.” Jurisprudentie Volume 4 N (2017).
Anggara, Bayu. “Tinjauan Yuridis Penjatuhan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku
Turut Serta Dalam Tindak Pidana Korupsi (Putusan Nomor 14/Pid.Sus-
TPK/2021/PN Mks).” Universitas Hasanuddin Makassar, 2022.
Chaerudin. Strategi Pencegahan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi.
Bandung: PT Refika Aditama, 2008.
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Putusan Nomor
83