Oleh:
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................1
C. Rumusan Masalah..........................................................................1
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................1
E. Kerangka Teori...............................................................................1
F. Originalitas Penelitian....................................................................1
G. Sistematika Penulisan....................................................................1
BAB II TINJAUAN ASPEK HUKUM PERDATA TERHADAP
PERJANJIAN JUAL BELI ONLINE (E-COMMERCE).............1
A.....................Pengertian Perjanjian Jual Beli Online (E-Commerce)
............................................................................................................1
B.....................Sanksi Hukum Dan Penyelesian Sengketa Jika Terjadi
Pelanggaran Dalam Pelaksanaan Jual Beli Melalui Internet (E-
Commerce)..........................................................................................1
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................1
A. Jenis Penelitian..............................................................................1
B. Spesifikasi Penelitian.....................................................................1
C. Sumber Data dan Jenis Data..........................................................1
E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................1
F. Teknik Analisis Data......................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................1
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menitih karir untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera di masa yang akan
baru bagi orang-orang yang membutuhkan, selain itu juga dapat membantu
Banyak pihak yang meyakini bahwa UKM adalah salah satu jenis usaha
yang mempunyai ketahanan yang paling baik dalam menghadapi berbagai krisis.
Hal tersebut dikarenakan factor produksi yang digunakan banyak yang berasal
dari dalam negeri sehingga tidak terlalu membutuhkan mata uang asing untuk
1
http://repository.upi.edu/36581/2/S_PLS_1305402_Chapter%201.pdf
2
https://core.ac.uk/download/pdf/296774585.pdf
2
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
internet.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
3
b. Manfaat Praktis
E. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis
teori yang menyangkut mengenai masalah yang akan dibahas oleh penulis
ketetapan. Hukum secara hakiki harus pasti dan adil. Pasti sebagai
pedoman kelakuan dan adil karena pedoman kelakuan itu harus menunjang
suatu tatanan yang dinilai wajar. Hanya karena bersifat adil dan
Pertama, bahwa hukum itu positif, artinya bahwa hukum positif itu
Kepastian hukum merupakan produk dari hukum atau lebih khusus dari
manusia dalam masyarakat harus selalu ditaati meskipun hukum positif itu
kurang adil.
orang dapat memperkirakan apa yang akan terjadi jika melakukan tindakan
4
Dominukus Rato, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum, Laksbang
Pressindo, Yogyakarta, 2010. Hlm.59
5
Kepastian salah satu ciri yang tidak dapat dipisahkan dari hukum, terutama
untuk norma hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan kehilangan
setiap orang.5
logis dalam artian menjadi suatu sistem norma dengan norma lain
sanksi. Kepastian hukum merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari
merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari hukum terutama untuk
5
Ibid, hlm 270
6
Memahami Kepastian dalam Hukum (http//ngobrolinhukum.wordpress.com diakses pada
tanggal 23-09-2022 pukul : 14:46 WIB),
6
kepastian hukum akan kehilangan makna karena tidak lagi dapat dijadikan
F. Originalitas Penelitian
1. Mersetyawati C. M. Lamber, Legalitas Transaksi Penjualan Melalui
legalitas transaksi penjualan melalui internet dalam kaitannya dengan jual beli
dan penulis memiliki kesamaan yaitu membahas terkait dengan jual beli melalui
menekankan pada keabsahan transaksi jual beli melalui internet yang dilihat dari
Penelitian Zulfi Chairi ini berjudul “Aspek Hukum Perjanjian Jual Beli
7
Fence M. Wantu, Antinomi Dalam Penegakan Hukum Oleh Hakim, Jurnal Berkala Mimbar
Hukum, Vol. 19 No.3 Oktober 2007, Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, hlm.
388.
7
tanggung jawab para pihak dalam jual beli melalui internet, dan bagaimana jika
terjadi kerugian pada salah satu pihak jika terjadi wanprestasi dalam jual beli
melalui internet. Penelitian Zulfi Chairi dan penilitian yang penulis lakukan
memiliki kesamaan yaitu membahas terkait dengan jual beli melalui internet,
namun memiliki perbedaan antara keduanya karena pada penelitian beliau lebih
menekankan pada aspek hukum dalam suatu perjanjian jual beli online.
perjanjian perdata
yang dapat dilakukan para pihak apbila terjadi wanprestasi dalam transaksi
skripsi beliau lebih menekankan pada upaya hukum yang dapat dilakukan oleh
para pihak terhadap suatu wanprestasi berbeda pada penelitian penulis yang lebih
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran pembahasan yang jelas dalam penelitian
skripsi ini, maka sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab
yang masing-masing bab mencerminkan satu kesatuan yang utuh dan tak
BAB I PENDAHULUAN
Sistematika Penulisan.
Pada bab ini berisikan pengertian Perjanjian Jual Beli, (dan bahan
kurang lengkap)
Pada bab ini berisikan tentang uraian mengenai Jenis dan Sifat
BAB V PENUTUP
BAB II
1. Pengertian Perjanjian
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
diterjemahkan juga dengan kata perjanjian. Jadi persetujuan dalam Pasal 1313
berjanji kepada seorang lain atau dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan
suatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut
yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua
ditulis.
8
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1985. hlm.97.
11
kelemahan yaitu:
a. Hanya menyangkut sepihak saja. Hal ini dapat diketahuidari rumusan kata kerja
“mengikat diri” yang sifatnya hanya datang dari satu pihak saja, tidak dari kedua
belah pihak. Seharusnya rumusan kata kerja ini ialah “saling mengikat diri”,
mencangkup perjanjian kawin yang di atur dalam bidang hukum keluarga, padahal
yang dimaksud adalah hubungan antara debitur dan kreditur mengenai harta
kekayaan. Perjanjian yang diatur dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum
bersifat kepribadian;
hukum (mengenai kekayaan harta benda) antara dua orang atau lebih dimana
12
pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lain dan yang memberi
hak pada satu pihak 18 untuk menuntut sesuatu dari pihak lainnya dan lainnya
Jual beli dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhan , untuk terjadinya jual beli tersebut harus adanya usaha
perdagangan dimana adanya suatu hubungan timbal balik antara penjual dan
pembeli.
Jual beli dalam bahasa Arab yaitu al-bai, menurut etimologi dapat
diartikan dengan menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang
lawannya, yakni kata as-syira’ (beli). Maka kata al-ba’i berarti berjual, tetapi
sekaligus membeli.9
berbeda. Dikalangan Ulama’ Hanafi terdapat dua definisi. Jual beli adalah:
b. Tukar menukar sesuatu yang dingini dengan yang sepadan melalui cara
jual beli adalah saling menukar harta dengan harta dalambentuk pemindahan milik
9
Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat (Jakarta: Amzah, 2010), 173.
13
dan kepemilikan. Definisi ini menekankan pada aspek milik pemilikan, untk
membedakan dengan tukar menukar harta atau barang yang tidak mempunyai
dimaksud adalah harta dalam pengertian luas, bisa barang dan bisa uang.10
Istilah perjanjian jual beli berasal dari terjemahan contract of sale. Dalam
Pasal 1457-1540 KUHPerdata tentang perjanjian jual beli diatur menurut Pasal
1457 KUHPerdata bahwa perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana
pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan
perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian antara pihak penjual dan pihak
pembeli, dimana pihak penjual mengikatkan diri untuk menyerahkan hak miliknya
atas suatu barang kepada pembeli, dan pembeli mengikatkan diri untuk membayar
harga barang itu dengan uang, sesuai dengan yang telah disepakatinya didalam
perjanjian itu.11
Kegiatan jual-beli online saat ini semakin marak, situs yang digunakan
untuk melakukan transaksi jual-beli online ini semakin beragam. Namun, seperti
yang kita ketahui bahwa dalam sistem jual beli online produk yang ditawarkan
hanya berupa penjelasan spesifikasi barang dan gambar yang tidak bisa dijamin
10
Yazid Afandi, Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009) hlm. 53-54
11
Djohari Santoso dan Achmad Ali, Op.Cit., hlm. 115.
14
kebenarnnya. Maka dari itu sebagai pembeli sangat penting untuk mencari tahu
kebenaran apakah barang yang ingin di beli itu sudah seusai atau tidak.
yang dilakukan antarapenjual dan pembeli dalam suatu hubungan perjanjian yang
sama untuk mengirimkan sejumlah barang, jasa, dan peralihan hak. 12 Pada
hubungan hukum dalam bentuk perjanjian atau kontrak yang dilakukan secara
ITE yang berbunyi sebagai berikut: “Kontrak elektronik adalah perjanjian para
pihak yang dibuat melalui sistem elektronik,” sedangkan pengertian dari sistem
(E-Commerce)
komputer atau media elektronik lainnya. Dalam hal ini banyak masyarakat yang
melakukan kejahatan secara online. Kejahatan ini biasa disebut dengan cyber
12
Burhanuddin S., Hukum Kontrak Syariah (Yogyakarta : BPFE, 2009), hlm. 214.
13
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(UUITE).
15
crime atau kejahatan siber, hal ini termasuk tindakan kejahatan dengan
disamping membuat pihak lain rugi atas tindakannya. Salah satu contoh dari
barang yang di beli oleh pembeli tidak sama dengan apa yang ditawarkan produk.
Cyber crime merupakan salah satu bentuk dari kejahatan masa kini yang
is a real growing threat to economic and social development aspect of human life
Dalam transaksi jual beli secara elektronik, pihak-pihak yang terkait antara
lain:15
b. Pembeli atau konsumen yaitu setiap orang yang tidak dilarang oleh undang-
undang, yang menerima penawaran dari penjual atau pelaku usaha dan
14
Barda Nawawi Arief, Tindak Pidana Mayantara: Perkembangan Kajian Cyber Crime Di
Indonesia, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2006, hlm. 2.
15
Edmon Makarim, Op.cit., hlm. 77.
16
berkeinginan untuk melakukan transaksi jual beli produk yang ditawarkan oleh
c. Bank sebagai pihak penyalur dana dari pembeli atau konsumen kepada penjual
atau pelaku usaha/merchant, karena pada transaksi jual beli secara elektronik,
penjual dan pembeli tidak berhadapan langsung, sebab mereka berada pada lokasi
yang berbeda sehingga pembayaran dapat dilakukan melalui perantara yaitu bank.
d. Provider sebagai penyedia jasa layanan akses internet. Pada dasarnya seluruh
pihak dalam jual beli secara elektronik masing-masing memiliki hak dan
kewajiban. Dimana sebagai penjual harus memberikan informasi secara benar dan
jujur atas produk yang ditawarkannya kepada pembeli atau konsumen. Penjual
juga memiliki hak untuk mendapatkan pembayaran dari pembeli atau konsumen
atas barang yang telah dijualnya dan juga berhak untuk mendapatkan
perlindungan atas tindakan yang tidak baik terhadap pembeli dalam melaksanakan
INTERNET (E-COMMERCE)
17
Dalam setiap pekerjaan pasti adanya timbal balik antara dua subjek hukum
untuk masing masing subjek hukum tersebut mempunyai hak dan kewajiban
secara bertimbal balik dalam pelaksanaan perjanjian yang mereka buat. Apabila
salah satu pihak tidak melaksanakan apa yang diperjanjikan, atau yang merupakan
pihak tersebut telah melakukan wanprestasi, yang artinya tidak memenuhi prestasi
pelaku usaha untuk mengkonfirmasi barang yang dibelinya. Terdapat juga pelaku
usaha yang dengan sengaja berniat tidak memenuhi kewajibannya, hal ini dapat
diperlukan untuk mengalihkan hak milik atas barang yang diperjual belikan itu
16
R. Subekti,Hukum Perjanjian, Cetakan XI, PT. Intermasa, Jakarta, 1987, hlm. 8.
18
jawab adalah pihak yang melakukan wanprestasi yang dalam hal ini dilakukan
Penyelesaian sengketa sendiri pada dasarnya dapat dibagi dau cara yaitu
dengan cara penyelesaian sengketa secara damai dan penyelesaian sengketa secara
secara adversial lebih dikenal dengan penyelesaian sengketa oleh pihak ketiga
pada dasarnya dilakukan pada saat proses persidangan. Hal ini dikarenakan, dalam
proses persidangan berlaku prinsip hakim bersifat pasif, dimana terkandung arti
bahwa para pihak dapat mengakhiri sengketa kapan pun dan hakim tidak boleh
berupaya untuk menyelesaikan sengketa yang timbul secara informal, atau tanpa
dispute resolution/ODR).19
18
M Husni, “Arbitrase Sebagai Alternatif Penyelesaian Bisnis di Luar Pengadilan”, Jurnal E-
qulity, Vol. 13 No. 1, Februari 2008, Medan : Fakultas Hukum USU, hlm. 11-12.
19
Bambang Sutityoso, “Penyelesaian Sengketa Bisnis Melalui Online Dispute Resolution dan
Pemberlakuannya di Indonesia”, Mimbar Hukum, Vol. 20 No. 2, Juni 2008, Yogyakarta: FH
UGM, hlm. 232-234.
20
Fakih Fahmi Mubarok, Tinjauan Hukum Penyelesaian Sengketa Perkara Melalui Arbitrase
Online Berdasarkan Undang-Undang No.30 Tahun 1999, makalah, 2006, Yogyakarta: Fakultas
Hukum UII, hlm. 4.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
peraturan atau undang-undang yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu
B. Spesifikasi Penelitian
Sesuai dengan judul dan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
ini maka peneliti melakukan penelitian yuridis normatif (metode penelitian hukum
belaka.21
dan Menengah. Untuk itu dilakukan evaluasi program kepemudaan pada Dinas
Yaitu bahan hukum yang mengikat atau yang membuat orang taat pada
lain. Bahan hukum primer yang penulis gunakan dalam penulisan ini yakni:
21
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2003), hlm. 13.
22
dan Menengah.
Yaitu bahan hukum yang tidak hanya mengikat pada peraturan Perundang-
undangan saja, akan tetapi juga melaksanakan mengenai bahan hukum primer
yang merupakan hasil olahan pendapat para pakar atau para ahli yang mempelajari
suatu bidang tertentu secara khusus yang akan memberikan petunjuk kemana
peneliti akan mengarah, yang penulis maksud dalam bahan sekunder ini berupa
dan kegiatan kepemudaan yang digunakan pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga
Provinsi Banten.
D. Lokasi Penelitian
Banten dengan alamat Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten Jalan Syech
Untuk menggambil data yang cukup jelas yang dibutuhkan oleh penulis
data dengan :
1. Dokumentasi/kepustakaan
23
catatan laporan yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan dengan melihat
Karena dengan analisis data yang diperoleh dapat diolah untuk mendapatkan
Olahraga. Data yang diperoleh selama proses penelitian ini yaitu data primer
didukung sub fokus program kepemudaan pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga
strategi dan rencana kerja serta kebijakan lainnya yang dijadikan acuan
A. Buku/Jurnal
Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia
(Bandung : PT. Refika Aditama, 2004), hlm. 1.
Burhanuddin S., Hukum Kontrak Syariah (Yogyakarta : BPFE, 2009), hlm. 214.
Dominukus Rato, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum,
Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2010. Hlm.59.
Dr. Sahat Maruli T. Situmeang, S.h., M.H, Cyber Law (Bandung: Cakra, 2020),
IV
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 1994),
hlm. 80.
B. Peraturan Perdundang-Undangan/Internet
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UUITE).
Memahami Kepastian dalam Hukum (http//ngobrolinhukum.wordpress.com
diakses pada tanggal 23-09-2022 pukul : 14:46 WIB),