Npm 18810034
FAKULTAS HUKUM
i
Abstrak
Tujuan orang belajar etika untuk menjadi orang yang utama, utama
dalam sudut pandang etika dibagi menjadi dua macam yaitu keutamaan karakter
dan keutamaan akal budi. Keutamaan karakter berkaitan dengan sifat manusia
dan keutamaan akal budi berkaitan dengan pengolahan budi manusia. Sehingga
untuk mencapai dua-duanya harus dicapai dengan pembiasaan mengulang-
ngulang aktivitas yang sama. Dalam keutamaan karakter sendiri masih banyak
penyimpangan yang terjadi. Pada dasarnya keutamaan karakter sangat
dibutuhkan pada kehidupan kita sebagai makhluk hidup yang harus hidup
berdampingan dengan sesama. Salah satu kasus penyimpangan keutamaan
karakter yaitu kasus korupsi bansos corona yang melibatkan menteri sosial yang
sangat menyimpang dari keutamaan karakter seperti halnya tanggungjawab.
Tanggungjawab harus dibiasakan dalam kehidupan agar tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan terhadap keutamaan karakter. Tanggungjawab
juga bisa menjadikan kita sebagai pribadi yang dapat dipercaya.
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
RidhoNYA, dalam rangka memenuhi tugas terstruktur sebagai mahasiswa pada
Program Ilmu Hukum fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Metro, saya
diberi kesempatan untuk dapat mengangkat suatu bahasan akademik yang
berhubungan dengan Politik Hukum yang sedang terjadi Sebagaimana yang telah
saya utarakan diatas pemilihan tema dan bahasan berkenaan dengan Putusan
dilatar belakangi oleh realita kasus yang dipandang dari sudut Kajian keilmuan.
Hal inilah yang mestinya dilakukan dan dipikirkan oleh pihak-pihak berwenang
yang memiliki kompetensi dalam rangka menciptakan bentuk regulasi tetang
sistem Pengawasan persaingan usaha yang sehat dan kompetitif tanpa
mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. demikian sedikit
pengantar dalam ranggka penulisan makalah ilmiah, atas perhatian dan dukungan
semua pihak diucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang...................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah................................................................................. 2
c. Tujuan Penelitian.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan........................................................................................... 17
b. Saran .................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, cet. Ke-7 (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2012), hal. 297-398
3
Secara konseptual, kinerja disiplin politik hukum tidak berhenti pada
tataran teoritis saja, tetapi sesuai dengan sifatnya yang praktis fungsional,
disiplin hukum ini dimanfaatkan untuk membentuk peraturan perundang-
undangan yang notabene menjadi wewenang dari segi khusus disiplin ilmu
hukum yang dibentuknya. Bentuk khusus dalam kajian itu adalah hukum tata
negara. Ada beberapa pandangan yang telah diungkapkan oleh para ahli
hukum berkenaan dengan pengertian politik hukum diantaranya, menurut
Padmo Wahdjono mendefinisikan politik hukum adalah sebagai kebijakan
dasar yang menentukan arah, bentuk, maupun isi dari hukum yang akan
dibentuk.2
3. Materi hukum yang meliputi hukum akan, sedang dan telah berlaku,
2 Prof Dr. H. Faried Ali SH. Hukum Tata pemerintahan (Yogyakarta: Academika, 2003), hlm. 73
3 Imam Syaukani, Dasar-dasar Politik Hukum, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 58
4
B. Politik Hukum Yang Terjadi Saat Ini
Keutamaan merupakan suatu keadaan jiwa yang terarah pada kebaikan yang
diusahakan melalui latihan secara berulang-ulang dan dikendaki secara sadar.
Keutamaan sendiri menjadi karakter jiwa yang terus-menerus diusahakan
sehingga orang-orang yang hanya saat-saat tertentu bertanggungjawab misalnya
tidak bisa dikatan bahwa orang itu memiliki keutamaan tanggungjawab.
5
C. Contoh Kasus
Manusia belum sepenuhnya sadar akan penting makna keutamaan itu sendiri
khususnya keutamaan karakter untuk dilakukan secara beruang-ulang dalam
kehidupan sehari-hari. Masih banyak sekali manusia yang bertindak
menyimpang keutamaan karakter khususnya keutamaan karakter tanggungjawab
dan salah satu bukti yang menjadikan masih banyaknya penyimpangan
keutamaan karakter tanggung jawab adalah masih maraknya kasus korupsi di
Indonesia. Korupsi sendiri bisa disebabkan oleh faktor internal maupun faktor
eksternal. Seharusnya kita sebagai manusia paham mana perbuatan baik dan
mana perbuatan yang buruk namun apapun hal yang mendasari seseorang
melakukan korupsi tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja dan sebagai manusia
kita hendaknya membiasakan diri untuk mengulang-ngulang keutamaan karakter
seperti halnya tanggung jawab agar tidak ada niatan dalam diri untuk melakukan
korupsi walau di kondisi terdesak sedikitpun.
Belakangan ini kasus korupsi yang sedang ramai di bicarakan yaitu kasus
korupsi bansos corona yang melibatkan menteri sosial. Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) bakal mendalami kemungkinan uang yang mengalir ke partai
politik dari hasil tindak pidana korupsi bantuan sosial (bansos) penanganan
Covid-19 di wilayah Jabodetabek Tahun 2020. Kasus tersebut menyeret nama
Menteri Sosial RI nonaktif sekaligus politikus PDI Perjuangan (PDIP), Juliari
Peter Batubara. Ia disinyalir menerima total Rp17 milyar dari dua paket
pelaksanaan bansos berupa sembako untuk penanganan Covid-19 di wilayah
Jabodetabek Tahun 2020. Jumlah itu diduga merupakan akumulasi dari
penerimaan fee Rp10 ribu per paket sembako. Pengadaan bansos penanganan
Covid-19 berupa paket sembako di Kementerian Sosial RI Tahun 2020 sendiri
memiliki nilai sekitar Rp5,9 triliun, dengan total 272 kontrak dan dilaksanakan
dua periode. Pemangkasan dana bansos untuk penanganan Covid-19 di wilayah
Jabodetabek Tahun 2020 disinyalir sudah dirancang sejak awal. Berdasarkan
informasi yang dihimpun, dari biaya Rp300.000 yang dikeluarkan per paket
sembako, terdapat margin sebesar Rp70.000 yang akan dibagikan untuk
6
sejumlah pihak yakni pemilik kuota 40 persen, kreator 10 persen dan supplier 50
persen.
Melalui kasus tersebut kita bisa melihat bahwa masih banyak orang-orang
yang mengabaikan makna keutamaan karakter. Dari kasus tersebut kita juga bisa
melihat menteri sosial tersebut mengabaikan keutaamaan karakter tanggung
jawab padahal seharusnya sebagai seorang menteri lebih mengutamakan kondisi
masyarakatnya apalagi di masa pandemic seperti ini. Dalam kasus korupsi ini
pasti menteri sosial juga sadar akan perbuatannya karena kasus korupsi bansos
corona ini sudah di rancang sejak awal dan seharusnya menteri sosial tidak
mengambil keuntungan dari kondisi seperti ini untuk melakukan korupsi. Hal-
hal seperti korupsi yang melibatkan menteri sosial ini bisa tidak terjadi apabila
menteri sosial tersebut mengulang-ulang keutamaan karakter tanggung jawab
dalam kehidupan sehari-harinya. Dan hingga pada akhirnya Menteri Sosial RI
nonaktif sekaligus politikus PDI Perjuangan (PDIP), Juliari Peter Batubara harus
menanggung konsekuensi dari tindakan nya tersebut dengan mendapatkan
hukuman.
7
menteri sosial RI. Di sini menteri sosial RI nonaktif Juliari Peter Batubara telah
mengabaikan keutamaan karakter tanggung jawabnya karena telah menerima
sebesar Rp17 milyar yang seharusnya dana tersebut diperuntukkan masyarakat
yang mengalami dampak dari masa pandemic saat ini. Tindakan yang dilakukan
oleh menteri sosial RI nonaktif Juliari Peter Batubara sangat menyimpang dari
keutamaan tanggung jawab dan menteri sosial RI nonaktif tersebut mendapat
hukuman dari tindakan yang dilakukan nya. Menteri sosial RI nonaktif
seaharusnya lebih mengutamakan keutamaan tanggung jawab dalam segala
tindakannya sehingga tidak terjadi hal yang sangat merugikan masyarakat
Indonesia di masa pandemic seperti ini. Terlebih seorang menteri sosial
memegang amanah penting dalam mengurangi beban masyarakat Indonesia yang
terkena dampak di masa pandemic seperti ini. Dalam kasus ini peran keutamaan
tanggung jawab juga harus lebih di biasakan lagi dalam kehidupan sehingga
tidak terjadi lagi kasus seperti ini yang dapat merugikan orang lain di masa
pandemic seperti ini.
8
tindakan korupsi dengan jangka waktu yang sesuai. Hal ini akan memberikan
efek jera kepada orang tersebut. Solusi yang kedua yang mungkin dapat
dilakukan yaitu dengan verifikasi digital. Penerima bantuan sosial akan didata di
dalam sebuah sistem, dalam sistem tersebut akan terhubung langsung dengan
akun penerima bantuan sosial. Di sistem itu juga sudah terdapat rincian bantuan
sosial apa saja yang didapatkan oleh setiap penerima bantuan sosial yang sesuai
dengan yang di berikan pemerintah. Ketika bantuan sosial itu diterima oleh
penerima bantuan sosial, penerima akan memverifikasi bantuan tersebut apakah
sesuai dengan rincian yang ada di aplikasi itu. Selain itu, dalam sistem atau
aplikasi tersebut bisa juga diberikan tanggal kapan bantuan sosial akan diberikan
dan kapan bantuan sosial itu sudah diberikan ke penerima. Hal ini akan lebih
bisa mengontrol dan juga mengawasi para penyalur bantuan sosial ke
masyarakat.
Solusi yang ketiga yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan bantuan sosial
yang diberikan yaitu secara tunai bukan secara barang. Hal ini dikarenakan jika
memberikan secara tunai akan lebih mudah dilacak atau diaudit uang itu
perginya kemana. Selain itu, bantuan sosial berupa pangan bisa sangat mudah di
korupsi dengan mengganti beberapa jenis bahan makanan yang lebih murah,
ataupun dengan mengurangi porsinya sesuai dengan ketentuan. Bantuan sosial
secara tunai bisa langsung diberikan kepada penerima bantuan sosial ke
rekeningnya atau lewat bank yang bisa dilacak uang itu perginya kemana.
Namun, kelemahannya adalah tidak semua orang yang membutuhkan bantuan
sosial memiliki rekening. Itu mungkin beberapa solusi yang mungkin bisa
dilakukan untuk mencegah terjadinya korupsi yang ada khususnya korupsi
bantuan sosial. Kesadaran setiap orang untuk tidak melakukan korupsi
merupakan sesuatu yang harus ditanamkan. Pengendalian dan pengawasan perlu
ditingkatkan dan diperkuat. Pelaksanaan hukum mengenai tindakan korupsi
harus bisa dilakukan dan bisa diterapkan secara tegas agar bisa memberikan efek
jera. Hal ini bisa dilakukan jika semua pihak ikut terlibat dengan jujur dan
mengutamakan keutamaan tanggung jawabnya.
9
E. Sendi-Sendi Hukum Nasional
10
e. Pemerintahan yang bertanggungjawab
11
penganut strategi pembangunan hukum yang ortodoks. Karena dalam tradisi
hukum tersebut peran lembaga-lembaga negara sangat dominan dan
monopolis dalam menentukan arah pembangunan hukum.
2. Strategi Pembangunan Hukum yang responsive;
12
(Garis-garis Besar Haluan Negara) oleh MPR.4 GBHN adalah haluan negara
tentang penyelenggaraan negara dalam garis-garis besar sebagai pernyataan
kehendak rakyat secara menyeluruh dan terpadu. GBHN ditetapkan oleh
MPR untuk jangka waktu 5 tahun. Dengan adanya Amandemen UUD 1945
dimana terjadi perubahan peran MPR dan presiden, GBHN tidak berlaku lagi.
Sebagai gantinya, UU no. 25/2004 mengatur tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, yang menyatakan bahwa penjabaran dari tujuan
dibentuknya Republik Indonesia seperti dimuat dalam Pembukaan UUD
1945, dituangkan dalam bentuk RPJP (Rencana Pembangunan Jangka
Panjang). Skala waktu RPJP adalah 20 tahun, yang kemudian dijabarkan
dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), yaitu perencanaan
dengan skala waktu 5 tahun, yang memuat visi, misi dan program
pembangunan dari presiden terpilih, dengan berpedoman pada RPJP. Di
tingkat daerah, Pemda harus menyusun sendiri RPJP dan RPJM Daerah,
dengan merujuk kepada RPJP Nasional.5
Dalam ketentuan yang baru berdasarkan amandemen UUD 1945,
MPR masih berwenang mengubah dan menetapkan UUD 1945, namun ia
tidak berwenang dalam menetapkan GBHN serta memilih dan menetapkan
presiden dan wakil presiden, karena pemilihan presiden dan wakil presiden
dilakukan secara langsung oleh rakyat.
Berdasarkan perubahan UUD 1945, maka implikasi bagi
pembangunan nasional tertuang dalam UU. No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Propenas) yang dihasilkan oleh
DPR bersama pemerintah tentang perumusan garis besar rencana
pembangunan nasional, diantaranya adalah:5
13
Menyikapi atas rencana pembangunan nasional, khususnya dalam
bidang hukum, minimal ada tiga permasalahan yang perlu dirumuskan
sebagai hasil penelitian Komisi Hukum Nasional (KHN) tentang “Implikasi
Amandemen Konstitusi terhadap Perencanaan Pembangunan Hukum”, yaitu:
1. Pihak atau lembaga manakah yang memberikan konstribusi bagi
perencanaan pembangunan hukum nasional pasca amandemen UUD 1945
(Presiden terpilih dan partai pendukungnya atau birokrasi pemerintahan
yang selama ini mendominasi program pembangunan hukum).
2. Jika terdapat banyak pihak yang berkonstribusi, apakah dilakukan antar
rencana program pembangunan hukum tersebut?, paradigma atau grand
design apakah yang menghubungkan antar rencana tersebut, sehingga
terbangun suatu rancangan pembangunan hukum yang koheran?
3. Apakah paradigma tersebut mengakomodasi perkembangan tuntutan
reformasi ataukah masih digunakan paradigma lama?
c. Pembinaaan peradilan,
f. Penyuluhan hukum,
14
g. Pendidikan dan pelatihan hukum,
h. Pengawasan hukum,
15
ini memberikan peranan yang dominan kepada DPR, yaitu
mengkoordinasikan penyusunan Program Legalisasi Nasional (Prolegnas).
6 Ibid.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
c. Berbentuk Republik
f. Sistem Perwakilan
17
yang berkenaan dengan bagaimana hukum itu dibentuk,
dikonseptualisasikan, diterapkan, dan dilembagakan dalam suatu
proses politik. Dalam hal ini, peran lembaga-lembaga negara
dalam menentukan arah pembangunan hukum suatu negara sangat
dominan.
2. Strategi Pembangunan Hukum yang responsive yaitu usaha
pembangunan hukum yang peran besarnya dilakukan oleh
lembaga peradilan dan partisipasi luas oleh kelompok-kelompok
sosial dan individu-individu dalam masyarakat.
Dari pembagian model strategi pembangunan hukum nasional tersebut,
menurut M. Solly Lubis menegaskan terhadap landasan sosial dan landasan
konstitusional bagi strategi pembangunan hukum nasional ialah Pancasila dan
UUD 1945 yang sudah diamandemen oleh MPR. Dengan demikian, yang
menjadi fokus perhatian dalam penataan rambu-rambu strategi bagi
manajemen pembangunan hukum nasional, ialah sejauh mana kebijakan
politik hukum (legal policy) yang akan dikembangkan tetap konsisten dengan
value system yang terdapat dalam pancasilan dan UUD 1945, serta sejauh
mana tujuan-tujuan nasional dalam pembukaan UUD 1945 dapat
direalisasikan melalui penerapan hukum yang akan datang sebagai model
strategi pembangunan hukum yang dipilihnya.
B. Saran
Saya mohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan dalam
penyusunan ini dan senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini lebih baik kualitasnya di masa mendatang.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
18
Daftar Pustaka
Wahyono, Padmo. 1986, Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum, Jakarta: Ghalia
Indonesia.
19