Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST PARTUM

DOSEN PEMBIMBING :

Yuliati Amperaningsih,.SKM.,M.Kes.

Disusun Oleh:

NAMA : KADEK SHINTA PUTRI

NIM : 1914401093

KELAS : TINGKAT 2 REGULER 2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

PRODI D III KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A. DEFINISI
Post partum adalah waktu dimana proses penyembuhan dan perubahan, waktu
sesudah melahirkan sampai sebelum hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya
anggota keluarga baru (mitayani, 2009).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berahir ketika alat–
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpenium
dimulai 2 jam setelah melahirkan plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah
itu dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini dsebut
puerperium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi
puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi.
Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat–alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24
jam pertama postpartum sehingga pertolongan pasca persalinan yang berkualitas
harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Vivian,
2011).
Masa nifas adalah suatu periode pertama setelah kelahiran, peiode ini tidak pasti,
sebagian besar menganggapnya antara 4 minggu hingga 6 minggu. Walaupun
merupakan masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas
ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Beberapa dari perubahan tersebut dapat
menyebabkan komplikasi yang serius (Cunnningham Gary, 2012).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada
keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru
(Mitayani, 2011)
Masa puerpenium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira-kira 6-
8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti sebelumnya ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sitti saleha, 2009).

B. ETIOLOGI
Menurut Dewi Vivian, Sunarsih (2013), Etiologi post partum dibagi menjadi 2 yaitu :
 Post partum dini
Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir dan
hematoma.
 Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta, ubinvolusi didaerah
insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.
C. TANDA GEJALA, KLASIFIKASI
Menurut Masriroh (2013) tanda dan gejala masa post partum adalah sebagai berikut:
a. Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum kehamilan.
b. Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan berbalik
(kerumitan).
c. Masa menyusui anak dimulai.
d. Penyembuhan ibu dari stress kehamilan dan persalinan di asumsikan
e. Sebagai tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh bayinya.

Menurut Anggraini (2010), tahap masa nifas di bagi menjadi 3 :

1. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu kepulihan
dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap telah bersih
dan boleh melakukan hubungan suami istri apabila setelah 40 hari.
2. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium
intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6
minggu
3. Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil dan waktu
persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk pulih sempurna bias berminggu-
minggu, bulanan bahkan tahunan. (Yetti Anggraini,2010).

D. PATOFISIOLOGI
Pada kasus post partus spontan akan terjadi perubahan fisiologis dan pesikologis, pada
perubahan fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan terjadi peningkatankadar
ocytosis, peningkatan kontraks uterus sehingga muncul masalah keperawatan nyeri
akut, dan perubahan pada vagina dan perineum terjadi ruptur jaringan terjadi trauma
mekanis, personal hygine yang kurang baik, pembulu darah rusak menyebabkan
genetalia menjadi kotor dan terjadi juga pendarahan sehingga muncul masalah
keperawatan resiko infeksi. Perubahan laktasi akan muncul struktur dan karakter
payudara. Laktasi di pengaruhi oleh hormon estrogen dan peningkatan prolaktin,
sehingga terjadi pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah di
payudara berurai dari uterus (involusi) dan refensi darah di pembuluh payudara
maka akan terjadi bengkak dan penyempitan pada duktus intiverus. Sehingga asi
tidak keluar dan muncul masalah keperawatan menyusui tidakefektif. Pada perubahan
psikologis akan muncul taking in (ketergantungan), taking hold ( ketergantungan
kemandirian), letting go (kemandirian). Pada perubahan taking in pasien akan
membutuhkan perlindungan dan pelayanan, ibu akan cenderung berfokus pada diri
sendiri dan lemas, sehingga muncul maslah keperawatan gangguan pola tidur,
taking hold pasien akan belajar mengenai perawatan diri dan bayi , akan cenderrung
informasi karena mengalami masalah keperawatan kurang pengetahuan.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
• Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%
• Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol%
• Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3)
b. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
c. Pemeriksaan Fungsi hati
1. Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )
2. LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
3. Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
4. Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u/ml )
5. Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N= <31 u/l )
6. Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )

d. Tes kimia darah


Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )
f. USG
F. PENATALAKSANAAN
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

G. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA PENDUKUNG


No. Masalah Keperawatan Data Pendukung
1. Defisit volume cairan Data Mayor
(hipovolemia) Subjektif :
- Lemas

Objektif :
- Frekuensi nadi meningkat
- Nadi teraba lemah
- Tekanan darah menurun
- Membran mukosa kering
Data Minor
Subjektif :
- Mengeluh haus
Onjektif :
- Pengisian vena menurun
- Starus tubuh meningkat
- Kontraksi urin meningkat

2. Nyeri akut Data Mayor


Subjektif :
- Mengeluh nyeri
Objektif :
- Tampak meringis
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
Data Minor
Subjektif : -
Objektif :
- Tekanan darah meningkat
- Pola napas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu

3. Resiko infeksi Data Mayor


Subjektif :
- Penurunan hemoglobin
Objektif :
- Tekanan darah rendah
Data Minor
Subjektif : -
Objektif : -
4. Defisit perawatan diri Data Mayor
Subjektif :
- Menolak melakukan perawatan
diri
Objektif :
- Tidak mampu mandi
- Minat melakukan perawatan
kurang
Data Minor
- Subjektif : -
Objektif :
- Tidak mampu taoileting

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan aktif volume cairan
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
c. Resiko infeksi berhungan dengan prosedur invasif
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

I. TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN DAN KRITERIA HASIL


a. Defisit volume cairan b/d kehilangan aktif voluma cairan
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan
Kriteria hasil :
1). Perdarahan berhenti
2). Hb diatas normal
3). Tanda vital diatas normal

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (luka jahitan perineum)
Tujuan : Nyeri hilang atau brkurang
Kriteria hasil :
1). Skala nyeri berkurang atau hilang
2). Pasien tampak tenang

c. Resiko infeksi sehubungan dengan prosedur invasif

Tujuan : Tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil :

1) Lochea tidak berbau

2) Tanda vital dalam batas vital

d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan : Kebutuhan akan aktifitas fisik pasie terpenuhi

Kriteria hasil :

1) Pasien dapat melakukan aktivitas dengan bantuan


2) Pasien menyatakan kenyamanan terhadap kemempuan melakukan aktivitas
3) Klien terbebasdari bau badan

J. INTERVENSI DAN RASIONAL


a. Defisit volume cairan b/d kehilangan aktif voluma cairan Rencana tindakan
keperawatan :
1. Monitor jumlah pendarahan pasien
Rasional : kehilangan darah akibat perdarahan bisa berakibat syok.

2. Monitor hasil laboratorium pasien


Rasional : Anemi akibat kehilangan darah dapat terjadi. Terapi pengantian
darah mungkin diperlukan
3. Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedang badanya tetap
terlentang.
Rasional : dengan kaki lebih tinggi akan meningkatan aliran darah ke otak
dan organ lain.
4. Monitor tanda vital
Rasional : perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin berat
5. Monitor intake dan output setiap 1 jam
Rasional : Perubahan output merupakan tanda adanya gangguan sirkulasi
darah.

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (luka jahitan perineum)
Rencana tindakan keperawatan :

1) Kaji nyeri setiap 6 jam, baik skala, intensitas, lokasi, frekuensi


Rasional : Untuk mengetahui derajat dan tingkat nyeri yang dialami dan
untuk dapat melakukan intervensi selanjutnya
2) Ajarkan teknik relaksasi
Rasional : untuk mengalihkan perhatian pasien dari nyerinya.
3) Kaji tanda vital
Rasional : Mengetaui perubahan tanda vital dan untuk dapat melakukan
intervensi selanjutya
4) Pemberian dengan tim medis dengan pemberian analgetik
Rasional : mengurangi rasa nyeri

c. Resiko infeksi sehubungan dengan prosedur invasif


Rencana tindakan keperawatan :
1) Catat perubahan tanda vital
Rasional : Perubahan tanda vital (suhu) merupakan indikasi terjadinya
infeksi.
2) Obsevasi luka dan jahitan perineum tiap ganti balut.
Rasional : mengetahui seberapa besar resiko untuk infeksi dan menentuakan
intervensi selanjutnya.
3) Monitor involusi uterus dan pengeluaran lochea
Rasional : infeksi uterus menghambat involusi dan terjadi pengeluaran lochea
yang berkepanjangan
4) Perhatikan kemungkinan infeksi ditempat lain, misalnya infeksi di saluran
nafas, mastitis dan saluran kencing
Rasional : Infeksi ditempat lain memperburuk keadaan
5) Berikan perawatan perineal, dan pertahankan agar pembalut Jangan sampai
terlalu basah
Rasional : pembalut yang terlalu basah bisa menyebabkan iritasi dan dapat
menjadi media untuk pertumbuhan bakteri, peningkatan resiko infeksi
6) Kolaborasi dengan tim medis dengan pemberian zat besi dan antibuotika.
Rasional : Anemi memperberat keadaan dan antibiotika yang tepat
diperlukan untuk keadaan infeksi

d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik


Rencana tindakan keperawatan :
1) Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
Rasional : Kemampuan pasien dalam perawatan diri fdan meningkatakan
rasa percaya diri
2) Mitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian
berhias, toileting dan makan.
Rasional : Membantu meningkakan kemampuan aktivitas pasien
3) Sediakan bantuan sampai klien mampu scara utuh untuk melakukan selfcare
Rasional : Meningkatakan kemampuan melakukan perawatan diri mandiri
yang optimal sesuai kemampuan.
4) Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak
mampu melakukannya.
Rasional : Kemampuan individu untuk meningkatkan rasa percaya diri
5) Ajarkan klien atau keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.
Rasional : Memberikan dukungan kepada keluarga dan pasien dalam
perawatan diri yang mandiri

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Muhamadiyah surakarta.


http://eprints.ums.ac.id/25935/10/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. (Diakses Pada tanggal 11
Januari 2021)
Larasat,Sugesti.2014.http://repository.ump.ac.id/2650/3/SUGESTI%20LARASATI%20BAB
%20II.pdf. (Diakses Pada tanggal 11 Januari 2021)
Poltekkes Kaltim. http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/393/1/Untitled.pdf. (Diakses Pada
tanggal 11 Januari 2021)
Margareta,Lisa.2017.http://repository.ump.ac.id/3926/3/LISA%20MARGARETA%20BAB
%20II.pdf. (Diakses Pada tanggal 11 Januari 2021)
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai