OLEH:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
i
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
Unsurnya ............................................................................. 19
iv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 37
4. Analisis Penulis.............................................................. 43
2. Analisis Penulis.............................................................. 53
A. Kesimpulan ......................................................................... 56
B. Saran .................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
tersandung kasus hukum. Uang adalah hal yang penting dalam hidup
tapi bukan karena uang lantas membutakan mata untuk berlaku benar
1
moral ini akan memacu timbulnya kejahatan dalam masyarakat. Perlu
siapapun.
itu tidak dapat lepas ruang dan waktu. Naik turunnya kejahatan
dimuka bumi dapat dari pemberitaan media massa seperti, surat kabar,
majalah dan televisi yang selalu saja memuat berita tentang terjadinya
2
tumbuh subur dinegara miskin dan berkembang, tetapi dinegara-
rumah terakhir bagi peminta keadilan. Ketika hukum menjadi hal yang
aparat penegak hukum. Ada hal menarik dari uraian sebelumnya yang
oknum polisi ini sudah bukan lagi menjadi rahasia bahkan dapat
3
yang dilakukan oknum polisi nakal dengan alasan membantu
mengalami kerugian besar saat anaknya tidak lulus dan uang telah
habis.
Makassar)”
B. Rumusan Masalah
4
2. Bagaimanakah pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan
C. Tujuan Penelitian
kepolisian.
D. Kegunaan Penelitian
penelitian ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat.
6
dimaksudkan agar orang itu menjadi jera. Hukum pidana sengaja
diakui dalam hukum. Sanksi yang tajam dan dalam hukum pidana
pelanggar.
2007:12):
2005:22) yaitu:
7
apa sajakah yang tersedia. Hukum pidana dibagi menjadi
hukum pidana materil dan hukum pidana formil. Hukum pidana
materil ini memuat perbuatan-perbuatan melanggar hukum yang
disebut delik dan diancam dengan sanksi. Hukum pidana formil
atau hukum acara pidana mengatur tentang bagaimana cara
Negara menerapkan sanksi pidana pada peristiwa konkrit”.
8
Secara umum fungsi hukum pidana yakni untuk mengatur dan
9
haknya secara sewenang-wenang dalam upaya
masyarakat dan kepada terpidana sendiri agar menjadi insaf dan dapat
1) Teori Absolut
mati.
10
“Pidana merupakan suatu tuntutan kesusilaan. Kant
memandang pemidanaan sebagai kategorische imperative,
yakni seseorang harus dipidana oleh hakim karena Ia telah
melakukan kejahatan. Jadi pidana bukan sebagai alat untuk
mencapai tujuan tertentu melainkan mencerminkan keadilan
(uitdrukking van do gerechtigheid)”.
2) Teori Relatif
yaitu untuk:
11
tindak pidana (kejahatan), tetapi yang bersangkutan masih
3) Teori Gabungan
generale.
bahwa secara garis besar teori gabungan dapat dibedakan atas tiga
12
Menurut teori ini bahwa pembalasan tetap ada (atau mutlak),
tertib masyarakat.
Menurut teori gabungan ini bahwa pidana tidak boleh lebih berat
Selain ketiga teori tersebut diatas ada teori yang lain disebut
13
apa yang dimaksud dengan strafbaarfeit itu. Namun hingga saat ini
asing, yaitu delict yang berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat
pidana yaitu:
1. Suatu perbuatan
2. Dikenakan hukuman
14
pidana, seperti yang dikemukakan oleh Tresna ( Rusli Effendy,
pidana yaitu:
1. Suatu perbuatan
pidana yaitu:
2. Merugikan masyarakat
15
3. Dilarang oleh aturan
strafbaarfeit adalah:
Van Hamel menilai istilah strafbaarfeit tidak tepat, dan yang lebih tepat
adalah srafiwaardiqfeit.
pidana yaitu:
16
Menurut Jonkers (Bambang Poemomo,1992:91) yang telah
2. Dengan sengaja
dengan melawan hukum memiliki barang orang lain yang ada atau
17
Dalam Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
menegaskan:
18
diartikan seperti kata yang sebenarnya sebagai membuat
sesuatu menjadi tidak terang atau gelap. Lebih mendekati
pengertian bahwa petindak menyalahgunakan haknya sebagai
yang menguasai suatu benda (memiliki), hak mana tidak boleh
melampaui dari haknya sebagai seorang yang diberi
kepercayaan untuk menguasai benda tersebut bukan karena
kejahatan.
sebagai berikut:
a. Penggelapan Biasa
bahwa:
19
Berdasarkan rumusan Pasal 372 KUHP tersebut diatas
1. Unsur objektif:
a. Perbuatan memiliki;
kejahatan.
2. Unsur subjektif:
a. Kesengajaan; dan
b. Melawan hukum.
20
harfiah dan pengertian penggelapan secara menyeluruh dengan
berikut:
21
Kemudian Adami Chazawi (2006:94) menerangkan bahwa
ringan, terletak dad objeknya bukan ternak dan nilainya tidak lebih
verduistering)
KUHP, yaitu:
sebagai berikut:
22
Bahwa unsur yang memberatkan dalam pasal ini adalah
menyatakan:
23
Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang karena
terpaksa diberi barang untuk disimpan, atau yang dilakukan
oleh wali pengampu, pengurus atau pelaksana surat wasiat,
pengurus lembaga sosial atau yayasan, terhadap barang
sesuatu yang dikuasainya selaku demikian, diancam dengan
pidana penjara paling lama enam tahun.
berikut:
24
d. Unsur “pelaksana dari surat wasiat.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan “pelaksana dan
surat wasiat” adalah orang yang ditunjuk dalam surat
wasiat untuk melaksanakan apa yang dikehendaki dan
pewaris dengan segala harta kekayaannya yang
diwariskan. Apabila penerima wasiat ini melakukan
penggelapan terhadap barang atau harta yang
semestinya harus diperlakukan sesuai dengan kehendak
si pewaris, maka terhadap orang tersebut dapat
dikenakan ketentuan Pasal 375 KUHP.
e. Unsur “pengurus dari badan sosial atau yayasan”.
Apabila para pengurus dari badan sosial atau yayasan
melakukan tindak pidana terhadap harta benda milik
badan sosial atau yayasan itu, maka terhadap pengurus
badan sosial itu dapat dikenakan ketentuan Pasal 375
KUHP.
25
pelakunya atau pembantu tindak pidana tersebut masih dalam
lingkungan keluarga.
berwenang.
26
Adami Chazawi (2006:72) menerangkan bahwa perbuatan
yang sama.
27
2. Unsur sesuatu barang,
atau bergerak.
milik orang lain atau badan hukum. Lebih lanjut Adami Chazawi
28
Orang lain yang dimaksud sebagai pemilik benda yang menjadi
petindak sendiri.
karena kejahatan,
menegaskan:
29
Kemudian orang yang diberi kepercayaan untuk menyimpan
“penggelapan”.
tindakan lain.
30
E. Tugas dan Wewenang Anggota Polri
2. Menegakkan hukum;
kepada masyarakat.
31
Dalam rangka menyelenggarakan tugas dibidang proses
dana penyitaan;
32
k. Memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada
umum.
merupakan dasar putusan hakim, dimana hal ini harus sesuai dengan
bahwa sebuah keadilan itu bersifat abstrak, tergantung dan sisi mata
33
kita memandangnya. Oleh karena itu dalam rangka memaksimalkan
tujuan hukum maka kita tidak hanya memenuhi rasa kepastian hukum
mengaitkan keyakinan itu dengan cara dan alat-alat bukti yang sah,
segala hukum.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
terkait.
2. Data sekunder, yakni data yang diperoleh dari data yang ada,
bukan hanya karena dikumpulkan oleh pihak lain. Data ini berasal
buku dan dokumen atau arsip serta bahan lain yang berhubungan
35
C. Teknik Pengumpulan Data
diperoleh baik data primer maupun data sekunder maka data tersebut
36
BAB IV
80/Pid.B/2010/PN.Mks.
adanya sebab yang dapat menimbulkan akibat. Bagi pelaku tindak pidana
diatur dalam pasal 372 KUHP. Adapun isi dari Pasal 372 KUHP adalah
sebagai berikut ;
1. Posisi Kasus
Berawal pada saat korban (Drs. Suparmin Ali) dan saksi korban
37
yang sementara mengikuti seleksi penerimaan Casis Seba Polri
Tahun 2007/2008
sebagai berikut:
38
dan sisanya Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) dibayar setelah
PERTAMA
Bahwa terdakwa Asyari pada bulan Februari Tahun 2008 sekitar jam
17.00 wita atau pada waktu lain pada Tahun 2008, bertempat di BTP
Tamalanrea Selatan Blok M No. 261 Makassar atau setidak-tidaknya
pada suatu tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Makassar, dengan sengaja memiliki dengan melawan hak sesuatu
barang yang sama sekali atau sebagiannya termasuk kepunyaan
orang lain dan barang itu ada dalam tangannya bukan karena
kejahatan, yang dilakukan oleh dengan cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa ketika saksi Drs. Suparmin Ali dan saksi Sultan S.H datang
bertamu di rumah terdakwa Asyari untuk mengurus saksi Iqbal yang
sementara mengikuti seleksi penerimaan Casis Seba Polri Tahun
2007/2008
39
- Bahwa antara terdakwa dengan saksi Suparmin Ali bersepakat
untuk mengurus saksi Iqbal untuk mengurus Casis Seba Polri
dengan perjanjian akan membayar uang sejumlah Rp.70.000.000,-
(tujuh puluh juta rupiah) dengan rincian uang mati sejumlah
Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sedangkan sisanya sejumlah
Rp.60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) akan diserahkan setelah
saksi Iqbal masuk pendidikan di Batua. Lalu pada saat itu saksi Drs.
Suparmin Ali yang setuju atas perjanjian tersebut menyerahkan
uang sejumlah Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) kepada
terdakwa melalui saksi Sultan, S.H.
- Bahwa kemudian pada bulan Februari 2008, terdakwa mendatangi
saksi Suparmin Ali mengatakan “Saya tidak punya dana, kalau anak
Bapak mau lulus sebaiknya Bapak yang mendanai”. Lalu saksi Drs.
Suparmin Ali menjawab “Bagaimana pembicaraan awal Pak,
kesepakatan kita yang Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah)
diserahkan setelah lulus. Lalu terdakwa menjawab “Kalai begitu
Pak, anak bapak bisa gugur”. Lalu saksi Drs. Suparmin Ali
mengatakan “Bagaimana jalan keluarnya pak?” lalu terdakwa
menjawab “Sebaiknya uang yang Rp.60.000.000,- (enam puluh juta
rupiah) itu serahkan kepada saya”. Lalu saksi Drs. Suparmin Ali
menyetujui permantaan terdakwa dan langsung menyerahkan uang
Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah).
- Bahwa pada tanggal 12 Februari 2008 terdakwa datang lagi ke
rumah saksi Drs. Suparmin Ali dan meminta uang sejumlah Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah) sehingga saksi Hj. Fatmawati
menyerahkan uang kepada terdakwa sejumlah Rp. 5.000.000,- (lima
juta rupiah).
- Bahwa tiga hari kemudian terdakwa datang lagi ke rumah saksi Drs.
Suparmin Ali dan meminta sisa pembayaran sebanyak Rp.
52.000.000,- (lima puluh dua juta rupiah) sambil menyerahkan
Nomor Rekening Tabungan atas nama istrinya yang bernama
Hasriwati sehingga pada tanggal 12 Februari 2008 saksi Hj. Meutia
Setiawati mentransferkan uang ke rekening Hasriawati sejumlah Rp.
52.000.000,- (lima puluh dua juta rupiah) melaluinBank Mandiri.
- Bahwa setelah uang tersebut ditransfer, terdakwa kembali
mendatangi rumah saksi Drs. Suparmin Ali dan mengatakan
“Bapak bilang, Aji harus menambah uang menjadi Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah).
- Bahwa setelah saksi Drs. Suparmin Ali mendatangi SPN Batua
untuk melihat pengumuman, ternyata anak saksi Drs Suparmin Ali
yakni saksi Iqbal tidak lulus sehingga saksi Drs. Suparmi Ali
mendatangi terdakwa dirumahnya untuk menagih pengembalian
uang yang telah diserahkan kepada terdakwa, namun terdakwa
hanya menjawab “Aji tidak perlu ragu, uangnya akan saya
kembalikan, nanti saya minta pada bapak”. Namun, sampai saksi
Drs. Suparmin Ali melaporkan terdakwa di Polda Sul Sel uang
40
tersebut belum dikembalikan oleh terdakwa. Akibat perbuatan
terdakwa menyebabkan saksi Drs. Suparmin Ali mengalami
kerugian yang ditaksir kurang lebih Rp. 80.000.000(delapan puluh
juta rupiah).
KEDUA
Bahwa terdakwa Asyari pada bulan Februari tahun 2008 sekitar jam
17.00 wita atau pada tempat lain pada tahun 2008, bertempat di BTP
Tamalanrea Selatan Blok M No. 261 Makassar atau setidak-tidaknya
pada suatu tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Makassar, dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri
atau orang lain dengan melawan hak, baik dengan akal tipu
muslihat maupun dengan karangan perkataan-perkataan bohong,
membujuk orang untuk memberikan sesuatu barang, membuat
utang atau menghapuskan piutang, yang dilakukan oleh terdakwa
dengan cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa ketika saksi Drs. Suparmin Ali dan saksi Sultan, S.H datang
bertamu di rumah terdakwa Asyari untuk mengurus saksi Iqbal yang
sementara mengikuti seleksi penerimaan Casis Seba Polri Tahun
2007/2008.
- Bahwa antara terdakwa dengan Saksi Drs. Suparmin Ali bersepakat
untuk mengurus saksi Iqbal untuk mengurus Casis Seba Polri
dengan perjanjian akan membayar uang sejumlah Rp. 70.000.000,-
(tujuh puluh juta rupiah) dengan rincian uang mati sejumlah Rp.
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sedangkan sisanya sejumlah Rp.
60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) akan diserahkan setelah
saksi Iqbal masuk pendidikan di Batua. Lalu pada saat itu saksi Drs.
Suparmin Ali yang setuju ats perjanjian tersebut menyerahkan uang
sejumlah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) kepada terdakwa
melalui saksi Sultan S.H.
- Bahwa kemudian pada bulan Februari 2008, terdakwa mendatangi
saksi Suparmin Ali mengatakan “Saya tidak punya dana, kalau anak
Bapak mau lulus sebaiknya Bapak yang mendanai”. Lalu saksi Drs.
Suparmin Ali menjawab “Bagaimana pembicaraan awal Pak,
kesepakatan kita yang Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah)
diserahkan setelah lulus. Lalu terdakwa menjawab “Kalai begitu
Pak, anak bapak bisa gugur”. Lalu saksi Drs. Suparmin Ali
mengatakan “Bagaimana jalan keluarnya pak?” lalu terdakwa
menjawab “Sebaiknya uang yang Rp.60.000.000,- (enam puluh juta
rupiah) itu serahkan kepada saya”. Lalu saksi Drs. Suparmin Ali
41
menyetujui permantaan terdakwa dan langsung menyerahkan uang
Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah).
- Bahwa pada tanggal 12 Februari 2008 terdakwa datang lagi ke
rumah saksi Drs. Suparmin Ali dan meminta uang sejumlah Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah) sehingga saksi Hj. Fatmawati
menyerahkan uang kepada terdakwa sejumlah Rp. 5.000.000,- (lima
juta rupiah).
- Bahwa tiga hari kemudian terdakwa datang lagi ke rumah saksi Drs.
Suparmin Ali dan meminta sisa pembayaran sebanyak Rp.
52.000.000,- (lima puluh dua juta rupiah) sambil menyerahkan
Nomor Rekening Tabungan atas nama istrinya yang bernama
Hasriwati sehingga pada tanggal 12 Februari 2008 saksi Hj. Meutia
Setiawati mentransferkan uang ke rekening Hasriawati sejumlah Rp.
52.000.000,- (lima puluh dua juta rupiah) melaluinBank Mandiri.
- Bahwa setelah uang tersebut ditransfer, terdakwa kembali
mendatangi rumah saksi Drs. Suparmin Ali dan mengatakan
“Bapak bilang, Aji harus menambah uang menjadi Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah).
- Bahwa setelah saksi Drs. Suparmin Ali mendatangi SPN Batua
untuk melihat pengumuman, ternyata anak saksi Drs Suparmin Ali
yakni saksi Iqbal tidak lulus sehingga saksi Drs. Suparmi Ali
mendatangi terdakwa dirumahnya untuk menagih pengembalian
uang yang telah diserahkan kepada terdakwa, namun terdakwa
hanya menjawab “Aji tidak perlu ragu, uangnya akan saya
kembalikan, nanti saya minta pada bapak”. Namun, sampai saksi
Drs. Suparmin Ali melaporkan terdakwa di Polda Sul Sel uang
tersebut belum dikembalikan oleh terdakwa. Akibat perbuatan
terdakwa menyebabkan saksi Drs. Suparmin Ali mengalami
kerugian yang ditaksir kurang lebih Rp. 80.000.000(delapan puluh
juta rupiah).
Perbuatan terdakwa sebagaiman diatur dan diancan pidana Pasal
42
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa ASYARI berupa pidana
penjara selama 2 (dua) tahun, Dengan dikurangi selama terdakwa
berada dalam tahanan kota, dengan perintah terdakwa ditahan;
3. Menyatakan barang bukti berupa 1 (satu) lembar bukti transfer/
pengeriman uang sebesar Rp. 52.000.000,- (lima puluh dua juta
rupiah) di Bank Mandiri denagn Nomor Rekening 152-0006581439
Tanggal 12 Februari 2008;
4. Menetapkan terdakwa, membayar biaya perkara sebesar
Rp.1.000,- (seribu rupiah).
4. Analisis Penulis
43
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan unsur-unsur pasal 378
Dalam kasus ini apa yang dilakukan oleh terdakwa Asyari memenuhi
hendak menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum. Dalam hal ini
dengan sejumlah uang agar anak korban lulus untuk menjadi anggota
kalau anak korban tidak lulus menjadi anggota kepolisian. Padahal secara
44
untuk menjamin lulus tidaknya seseorang untuk menjadi anggota
Perkara No.80/Pid.B/2010/PN.Mks
para pencari keadilan, dan itu berarti keadilan menurut hakim sering
hukum maka kita tidak hanya memenuhi rasa kepastian hukum tetapi juga
45
Hakim memeriksa dan menjatuhkan putusan berpedoman pada surat
berdasarkan alat bukti dan pertimbangan yuridis. Adanya alat bukti yang
didapat yaitu :
Hj. Fatmawati, Meutia Setia, S.Kom, Sultan, S.H., dan Muh Iqbal;
46
Pertama, Pasal 372 KUHP tentang penggelapan. Kedua, Pasal
orang lain;
hal ini adalah setiap orang pelaku dari suatu tindak pidana yang
perbuatannya.
47
- Menimbang, bahwa selanjutnya unsur-unsur berikutnya dari
berikut:
48
yang Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) adalah
mengembalikannya;
MUH.IQBAL tersebut;
49
secara sah dan meyakinkan tersebut haruslah dinyatakan
perbuatannya;
50
Rekening Hasriawati dinyatakan tetap terlampir dalam berkas
perkara;
korban;
perbuatannya;
perbuatannya;
Adapun amar putusan hakim dalam perkara yang dikaji oleh penulis
ini adalah :
51
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa
dikurangi seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Memerintahkan barang bukti berupa : 1 (satu) lembar bukti
Transfer/pengiriman uang sebesar Rp.52.000.000,- (lima puluh
dua juta rupiah) di Bank Mandiri dengan nomor Rekening 152-
0006581439 atas nama pemilik Rekening HASRIAWATI tetap
terlampir dalam berkas perkara;
5. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp.1.000,- (seribu rupiah)
2. Analisis penulis
Berkaitan dengan kasus yang penulis bahas, oleh karena hakim yang
52
gambaran secara umum terhadap kasus yang penulis angkat, yang
menyatakan bahwa :
dalam tuntutan Jaksa Penuntu Umum. Hakim juga dalam hal ini luput
penipuan ini, peranan korban disini disaat korban meminta tolong kepada
bisa lulus menjadi anggota kepolisian. Disini juga terdakwa tidak akan
melakukan tindak pidana ini tanpa ada kesempatan yang diberikan oleh
korban.
pidana penggelapan.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
penipuan ini.
54
B. Saran
secara tegas dan dijatuhi sanksi yang dapat memberi efek jera dan
umumnya.
disiplin.
55
56
DAFTAR PUSTAKA
Farid, Andi Zainal Abidin . 1995. Hukum Pidana I. Sinar Grafika. Jakarta.
Kansil, C.S.T, Christin S.T. 2000. Kamus Istilah Aneka Hukum. Pustaka
Sinar Harapan. Jakarta.
57
Waluyo, Bambang. 2008. Pidana dan Pemidanaan. Sinar Grafika. Jakarta
Perundang-Udangan :
Pranala Luar :
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ceb3048897ea/penggelapan-
dan-penipuan
58