Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pada saat ini perkembangan sistem informasi sangat pesat, sehingga dalam
mengerjakan setiap pekerjaan manusia selalu membutuhkan komputer. Dalam pemecahan
masalah khusus penyediaan informasi, sistem informasi memiliki peranan yang sangat
penting karena dapat memudahkan dalam proses penyaluran informasi kepada target sasaran
terlebih dalam kegiatan pemasaran. Pemanfaatan sistem informasi dengan menggunakan
media online, saat ini sudah banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan penyedia layanan
jasa dalam proses pemasaran produk yang dimilikinya, karena lebih hemat biaya dan cepat
mengena calon konsumennya.
Demikian halnya dengan PT. BPR Papua Mandiri Makmur (PMM) yang bergerak
dalam bidang pelayanan jasa perbankan yang memiliki banyak kegiatan manjemen dan
operasiional. Pada penelitian ini, akan difokuskan untuk membahas proses pemasaran
produk. Saat ini proses pemasaran dilakukan dengan cara penyebaran brosur yang dilakukan
oleh bagian pemasaran. Proses ini memiliki banyak kelemahan antara lain (1)membutuhkan
banyak resource dalam prosesnya, (2)biaya pemasaran yang tinggi karena harus mencetak
brosur secara berulang-ulang, (3) penyampaian informasi produk yang belum tentu sampai
kepada target pasar, dan (4)kebutuhan SDM yang diperlukan saat proses penyebaran brosur.
Kurangnya media pemasaran pada PT. BPR PMM, mengakibatkan kurangnya nasabah yang
berimbas pada jumlah profit yang berkurang.
Berdasarkan uraian permasalahahan mengenai media pemanasaran pada PT. BPR yang
telah diuraikan di atas, maka perlu dibangun sistem informasi yang dapat digunakan untuk
membantu proses pemasaran produk-produk yang dimiliki oleh PT. BPR PMM, sehingga
dapat menggantikan media brosur yang selama ini digunakan dengan media informasi online
yang dapat diakses oleh siapa saja dan di mana saja, sehingga dapat mengurangi beban biaya
yang dibutuhkan.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka identifikasi masalah pada PT. BPR
PMM adalah sebagai berikut :
1. Belum ada sistem informasi yang digunakan untuk penyebaran produk PT. BPR PMM,
2. Penyebaran informasi sulit dijangkau oleh masyarakat luas, karena brosur masih berupa
kertas,
3. Brosur dengan media kertas membutuhkan biaya produksi yang besar, dan
4. Membutuhkan biaya dan SDM untuk melakukan proses penyebaran brosur kepada
masyarakat

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini,
adalah “Bagaimana melakukan rancang bangun sistem informasi pemasaran produk pada PT.
BPR berbasis website?”.

1.4. Batasan Masalah


Agar penulisan ini terarah dan tepat dalam penyelesaiannnya, maka batasan masalah
pada penelitian ini , antara lain :
1. Objek penelitian bertempat di PT. BPR Papua Mandiri Makmur pada bagian marketing
dan custumer service,
2. Sistem akan dibangun berbasis website dengan menggunakan ASP.NET sebagai bahasa
pemrograman dan MySQL sebagai pengolah basis datanya, serta
3. Permodelan sistem yang digunakan adalah permodelan terstruktur.
4. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah waterfall.

1.5. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan pada penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem informasi
yang dapat memudahkan PT. BPR PMM untuk memasarkan produknya dalam upaya
penekanan biaya produksi dan operasional yang dibutuhkan.

1.6. Kegunaan Penelitian


Adapun kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :
1. Membantu operasional PT. BPR PMM dalam proses pemasaran produk sehingga dapat
menghemat biaya pemasaran produk.
2. Membantu PT. BPR PMM untuk mencapai masyarakat luas dalam upaya memperkenal
produk.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Informasi


2.1.1. Pengertian Sistem Informasi
Sesungguhnya yang dimaksud dengan sistem informasi tidak harus nelibatkan
komputer. Sistem informasi yang menggunakan komputer biasa disebut sistem
informasi berbasis komputer (Computer Based Information System atau CBIS).
Dalam prakteknya, istilah sistem informasi lebih sering dipakai tanpa embel-embel
berbasis komputer yang walaupun dalam kenyataannya komputer merupakan bagian
yang penting (1).
Menurut O’Brian, sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-
orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer, dan sumber daya data
yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah
organisasi. Sistem informasi juga meruapkan suatu kumpulan dari komponen-
komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan aliran
informasi (2).
Pada lingkungan berbasis komputer, sistem informasi menggunakan perangkat
keras dan lunak komputer, jaringan telekomunikasi, manajemen basis data, dan
berbagai bentuk teknologi informasi yang lain dengan tujuan untuk mengubah
sumber data menjadi berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh pemakai.

2.1.2. Asas-Asas Sistem Informasi


Asas-asas berupa prinsip-prinsip yang menjiwai sistem informasi baik
pengembangan, pemeliharaan, dan pengoperasian (2). Asas-asas sistem informasi
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Asas pengelolaan, suatu sistem dapat diselesaikan apabila ada suatu unit kerja
yang diberikan tanggungjawab untuk mengelolahnya. Tugas pengelolaan ini
adalah melaksanakan koordinasi dalam pengembangan, pemeliharaan dan
pengoperasian, melayani permintaan data, pengembangan teknik atau metode
analisis dalam rangka pendayagunaan informasi, dan bertanggung jawab atas
semua kualitas data dan informasi yang dihasilkan.
b. Asas kepekaan, sistem informasi dapat berguna apabila memberikan layanan
sesuai dengan apa yang seharusnya diperlukan. Untuk itu diperlukan peremajaan
(update) agar penyusunan informasi sesuai dengan keadaan lapangan atau
lingkungan. Suatu mekanisme yang harmonis antara sumber data dengan pusat
penyimpanan data harus saling menguntungkan.
c. Asas fleksibilitas, sistem informasi pada dasarnya dituntut untuk memiliki tingkat
tolerasi yang tinggi terhadap seluruh jajaran unit kerja. Oleh karena itu suatu
sistem informasi manajemen harus mampu beradaptasi dengan perubahan-
perubahan yang terjadi.
d. Asas kesederhanaan, sistem informasi tersusun dari serangkaian perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), dan prosedur yang mudah dimengerti
maupun dioperasikan serta diperlihara oleh seluruh unit kerja, serta agar dapat
dihindari kemungkinan kesalahpahaman.
e. Asas saling percaya, sistem informasi dapat menumbuhkan saling percaya antar
unit kerja yang satu dengan unit kerja yang lainnya dalam arti
1) Tidak tumpang tindih kewenangan dalam produksi dan pendayagunaan
informasi.
2) Tidak ada tumpang tindih tugas dan fungsinya terutama dalam penyusunan
rencana, pengelolaan, pemantauan, dan pengambilan keputusan.
3) Tidak ada unit kerja yang hasil kerjanya dalam produksi informasi disia-
siakan oleh unit kerja lain.
2.1.3. Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa
komponen atau elemen. Komponen sistem informasi tersebut dengan istilah blok
bangunan (building block). Komponen sistem informasi tersebut terdiri dari blok
masukan (input block), blok model (model block), block keluaran (output block),
block teknologi (technology block), dan basis data (database block), (1, 2).
a. Blok masukan, input memiliki data yang masuk kedalam sistem informasi, juga
metode-metode untuk menangkap data yang dimasukkan.
b. Blok model, blok ini terdiri dari kombinasi prosedur logika dan model metematik
yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.
c. Block keluaran, produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan
informasi berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat
manajemen serta semua pemakai sistem.
d. Blok teknologi, blok teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan,
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara
keseluruhan.
e. Blok basis data, basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan
perangkat lunak (software) untuk memanipullasinya.

2.2. Waterfall
Model waterfall adalah model pengembangan perangkat lunak yang paling
sering digunakan. Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap awal
pengembangan system yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir pengembangan
system yaitu tahap pemeliharaan. Tahapan berikutnya tidak akan dilaksanakan
sebelum tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak bisa kembali atau
mengulang ke tahap sebelumnya (3).
Gambar 2.1. Waterfall (3)

2.2.1. Requirement Analysis


Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difikuskan, khususnya pada
perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, perekayasaan
prangkat lunak (analis) harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja
dan antarmuka (interface) yang diperlukan. Kebutuhan baik untuk sistem maupun
perangkat lunak yang didokumentasikan dan dilihat lagi dengan pelanggan.
2.2.2. System Design
Desain perangkat lunak sebanarnya adalah proses multi langkah yang
berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda; struktur data, arsitektur
perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) procedural. Proses
desain menerjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat
lunak yang dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode.
Sebagaimana persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari
konfigurasi perangkat lunak.
2.2.3. Implementation
Desain yang sudah dibuat harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang
dapat dimengerti oleh komputer. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap,
proses pengkodean desain dapat dilakukan secara mekanis.
2.2.4. Testing
Sekali kode dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus
pada logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan sudah
diuji dan pada external fungsional, yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan
kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan
hasil actual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan

2.3. Flowchart
Bagan alir (flowchart) adalah bagan yang menggambarkan urutan instruksi
proses dan hubungan satu proses dengan proses yang lainnya menggunakan simbol-
simbol tertentu (2). Pada saat menggambarkan suatu bagan alir, perlu memperhatikan
hal-hal berikut:
1. Bagan alir sebaiknya digambarkan dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri
dari suatu halaman
2. Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas
3. Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir sebaiknya menggambarkan suatu
pekerjaan.
4. Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir harus dalam dalam urutan yang
semestinya
5. Gunakan bagan alir yang standar

2.3.1. Bagan Alir Sistem


Bagan alir sistem (sistem flowchat) merupakan bagan yang menunjukkan
pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urutan-uturan dari
prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan
pada sistem.
2.3.2. Bagan Alir Dokumen
Bagan alir dokumen (document flowchat) atau sering disebut flowmap atau
alir formulir (form flowchar) merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari
laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini
menggunakan symbol-simbol yang sama dengan bagan alir sistem (2).
Tabel 2.1. Simbol Flowchart (4)

Simbol Nama symbol Keterangan


Menyatakan jalannya arus pada
Arus/Aliran
suatu proses.
Communication Menyatakan transmisi data dari
Link satu lokasi ke lokasi lain.
Menyatakan sambungan dari
Connector proses ke proses lainnya dalam
halaman yang sama.
Menyatakan sambungan dari
Offline connector proses ke proses lainnya halaman
yang berbeda.
Menyatakan suatu tindakan
Process (proses) yang dilakukan oleh
komputer.
Menyatakan suatu tindakan
Manual (proses) yang tidak dilakukan oleh
komputer.
Menunjukkan suatu kondisi tertentu
Decision yang akan menghasilkan dua
kemungkinan jawaban : ya/tidak.
Menyatakan penyediaan tempat
Predefined
penyimpanan suatu pengolahan
process
untuk memberi harga awal.
Menyatakan permulaan atau akhir
Terminal
suatu program.
Lanjutan Tabel 2.1.
Simbol Nama Simbol Keterangan
Menyatakan segala jenis operasi
yang diproses dengan
Keying operation
menggunakan suatu mesin yang
mempunyai keyboard.
Menunjukkan bahwa data dalam
Offline-storage simbol ini akan disimpan ke suatu
media.
Memasukkan data secara manual
Manual input dengan menggunakan online
keyboard.
Menyatakan proses input atau
Input/output output tanpa tergantung jenis
peralatannya.
Menyatakan input berasal dari kartu
Punched card
atau output ditulis ke kartu.
Menyatakan input berasal dari pita
Magnetic tape magnetis atau output disimpan ke
pita magnetis.
Menyatakan input berasal dari disk
Disk storage
atau output disimpan ke disk.

Mencetak keluaran dalam bentuk


Document
dokumen (melalui printer).
Mencetak keluaran dalam layar
Display
monitor.

2.4. Data Flow Diagram (DFD)


Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah alat yang menggambarkan aliran
data sampai sebuah sistem selesai, dan kerja atau proses dilakukan dalam sistem
tersebut. DFD ini terdiri atas 4 (empat) komponen utama yaitu (4):
6. External Agents
Agen eksternal mendefinisikan orang atau sebuah unit organisasi sistem lain, atau
organisasi yang berada di luar sistem proyek tadi, yang dapat mempengaruhi kerja
sistem.
7. Process
Adalah penyelenggaraan kerja atau jawaban, datangnya aliran data atau
kondisinya.
8. Data Store’s
Adalah Penyimpnan data
9. Data Flow
Merepresentasikan sebuah input data ke dalam sebuah proses atau output berupa
informasi dari sebuah proses.
Tabel 2.2. Simbol Data Flow Diagram Gane dan Sarson (2)

Simbol Keterangan

Source (Kesatuan Luar)

Process

Data flow (Arus Data)

Data Store (Simpanan Data)


2.5. Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity relationship diagram (ERD) untuk mendokumentasikan data perusahaan
dengan mengidentifikasi jenis entitas (entity) dan hubungannya. ERD merupakan suatu
model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak
(2). ERD digunakan untuk memodelkan data yang nantinya akan dikembangkan menjadi
basis data. Model data ini juga akan membantu pada saat melakukan analisis dan
perancangan basis data, karena model data ini akan menunjukkan bermacam-macam data
yang dibutuhkan.
Entity Relational (ER) Modeling adalah sebuah pendekatan top-bottom dalam
perancangan basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data-data terpenting yang
disebut dengan entitas dan hubungan antara entitas-entitas tersebut yang digambarkan dalam
suatu model. Karena terdapat keterbatasan pada ER-Model (5).

2.6. Cardinality Ratio


Entitas dapat berhubungan satu sama lain. Hubungan ini dinamakan
relationship (relasi). Sebagaimana halnya entitas maka dalam hubunganpun harus
dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar entitas dengan isi dari
hubungan itu sendiri. Dalam ERD hubungsn ini dapat terdiri dari sejumlah entitas
yang disebut sebagai derajat hubungan. Tetapi pada umumnya hamper semua moel
hanya menggunakan hubungan dengan derajat dua. Berikut ini model untuk notasi
relationship sebagai berikut:

Tabel 2.2. ERD Crow’s Foot Relationship Symbol (6)


Berikut ini merupakan contoh penerapan dasar dari cardinalitas pada gambar
2.2. di atas:

Gambar 2.3. Contoh relasi antar entitas

2.7. Kamus Data


Kamus data (KD) atau data dictionary (DD) atau disebut juga dengan istilah
system data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan
informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan KD, analis sistem dapat
mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. KD dibuat pada tahap
analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analsis maupun pada tahap
perancangan sistem (3). Pada tahap perancangan sistem, KD digunakan untuk
merancang input, merancang laporan-laporan dan database. Ada beberapa hal yang
menjadi bagian dari kamus data yaitu sebagai berikut:
a. Nama arus data, dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di data flow
diagram, nama arus data harus dicatat di kamus data sehingga yang membaca
data flow diagram dan memerlukan penjelasan tentang arus data dapat langsung
mencarinya dengan mudah.
b. Struktur data, struktur data menunjukkan arus data yang dicata di kamus data
terisri dari data item.
c. Alias, nama lain dari data dapat ditunjukkan bila nama lain ini ada, misalnya
bagian pembuatan faktur dan langsung menyebut bukti penjualan sebagai faktur,
sedangkan bagian gudang menyebutnya sebagai tembusan permintaan persediaan
d. Bentuk data, bentuk data perlu dicatat di kamus data, karena dapat dugunakan
untuk mengelompokkan kamus data.
e. Arus data, arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan ke mana data
akan menuju
f. Penjelasan, penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus
data, misalnya; nama arus data adalah tembusan permintaan persedian, maka
dapat dijelaskan sebagai tembusan dari faktur penjualan untuk meminta barang
dari gudang.
g. Periode, periode ini menunjukka kapan terjadinya arus data ini dicatat di kamus
data, kapan input data harus di masukkan, kapan proses dari program harus
dilakukan, dan kapan laporan harus dihasilkan.
h. Volume, volume yang perlu dicatat adalah tentang volume rata-rata dan volume
puncak dari arus data.

2.8. Hierarchy Input Process Ouput (HIPO)


HIPO merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM.
HIPO sebenarnya adalah alat dokumentasi program. Akan tetapi sekarang, HIPO juga
banyak digunakan sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus
pengembangan sistem. HIPO berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di dalam
sistem digambarkan oleh fungsi utamanya (4).

0.0

1.0 2.0 3.0

2.1 2.2

2.1.1 2.2.2

Gambar 2.4. Visual table of contents (VTOC) (4)


2.9. ASP.Net
ASP.NET adalah kerangka web gratis untuk membangun situs web dan
aplikasi web yang hebat menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript. Anda juga dapat
membuat API Web dan menggunakan teknologi real-time seperti Soket Web (7).
ASP.NET menawarkan tiga kerangka kerja untuk membuat aplikasi web
diantaranya Formulir Web, ASP.NET MVC, dan ASP.NET Web Pages. Ketiga
kerangka ini stabil dan baik digunakan, Anda dapat membuat aplikasi web yang
bagus dengan salah satunya. Tidak peduli apa kerangka yang Anda pilih, Anda akan
mendapatkan semua manfaat dan fitur dari ASP.NET.
Setiap kerangka menargetkan gaya pengembangan yang berbeda. Yang Anda
pilih tergantung pada kemampuan pemrograman Anda (pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman pengembangan), jenis aplikasi yang Anda buat, dan pendekatan
pengembangan yang nyaman bagi Anda.
2.10. DBMS MariaDB

Gambar 2.5. DBMS MariaDB

MariaDB merupakan salah satu database server yang digunakan untuk


menyimpan dan memanajemen data. MariaDB tidak jauh berbeda dengan MySQL,
karena MariaDB merupakan versi pengembangan terbuka dan mandiri dari MySQL.
Sejak diakuisisinya MySQL oleh Oracle pada September 2010, Monty Program
sebagai penulis awal kode sumber MySQL memisahkan diri dari pengembangan dan
membuat versi yang lebih mandiri yakni MariaDB. Sampai saat ini, sudah banyak
yang telah melakukan migrasi dari MySQL ke MariaDB, contohnya saja perusahaan
raksasa Google dan juga situs besar seperti Wikipedia. Salah satu kelebihan MariaDB
adalah karena performannya yang cukup bagus dan tidak berat serta kompatibel
dengan MySQL. MariaDB juga kompatibel dengan berbagai macam platform seperti
LINUX, Windows, MacOS, FreeBSD, Solaris.
MariaDB adalah sistem manajemen database relasional yang dikembangkan
dari MySQL. MariaDB dikembangkan oleh komunitas pengembang yang sebelumnya
berkontribusi untuk database MySQL. Salah satu alasan pengembang MySQL
membangun MariaDB adalah telah diakuisisinya MySQL oleh Oracle sehingga
menyebabkan MySQL menjadi produk yang berlisensi proprietary. Dengan
diakuisisinya MySQL oleh Oracle, maka pengembangan MySQL pun sudah tidak
leluasa lagi. Hal ini yang menyebabkan pengembang MySQL sebelumnya mulai
membangun MariaDB. MariaDB tetap mempertahankan kompatibilitas dan API
layaknya MySQL dulu. Jika di MySQL ada InnoDB maka di MariaDB ada XtraDB
yang menjadi mesin penyimpanan baru. Adapun Aria digunakan untuk transaksi
database transaksional maupun non-transaksional (8).

2.11. Metode Pengujian Black Box


Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak.
Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada
spesifikasi fungsional program. Black Box Testing bukanlah solusi alternatif dari
White Box Testing tapi lebih merupakan pelengkap untuk menguji hal-hal yang tidak
dicakup oleh White Box Testing (9).
Black Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut (9):
1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
2. Kesalahan antarmuka (interface errors).
3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.
4. Kesalahan performansi (performance errors).
5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.
Pengujian didesain untuk menjawab pertanyaanpertanyaan berikut (9):
1. Bagaimana fungsi-fungsi diuji agar dapat dinyatakan valid?
2. Input seperti apa yang dapat menjadi bahan kasus uji yang baik?
3. Apakah sistem sensitif pada input-input tertentu?
4. Bagaimana sekumpulan data dapat diisolasi?
5. Berapa banyak rata-rata data dan jumlah data yang dapat ditangani sistem?
6. Efek apa yang dapat membuat kombinasi data ditangani spesifik pada operasi
sistem?
Saat ini terdapat banyak metoda atau teknik untuk melaksanakan Black Box
Testing, antara lain (9):
1. Equivalence Partitioning
2. Boundary Value Analysis/Limit Testing
3. Comparison Testing 4. Sample Testing
4. Robustness Testing
5. Behavior Testing
6. Requirement Testing
7. Performance Testing
8. Uji Ketahanan (Endurance Testing)
9. Uji Sebab-Akibat (Cause-Effect Relationship Testing)

Gambar 2.6 Black box testing

Black Box Testing adalah suatu pengujian yang dilakukan hanya untuk
mengamati hasil dari eksekusi pada software tersebut. Pengamatan hasil ini melalui
data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak itu sendiri. Jadi dapat
dianalogikan seperti kita melihat suatu kotak hitam. Dimana kita hanya bisa melihat
penampilan pada luarnya saja, tanpa mengetahui apa yang ada dibalik kotak hitam
tersebut. Pengujian black box testing ini juga mengevaluasi hanya pada tampilan
luarnya saja (interface), fungsionalnya, dan tidak melihat atau mengetahui apa yang
sesungguhnya terjadi di dalam proses detilnya. Namun hanya mengetahui
proses input dan output saja.
Black Box Testing juga merupakan suatu bentuk pengujian yang menggunakan
metode pengujian yang menguji fungsionalitas aplikasi yang bertentangan dengan
struktur internal atau kerjanya (berbanding terbalik dengan White Box). Berusaha
untuk mengetahui pengetahuan khusus dari kode suatu aplikasi atau struktur
internal dan pengetahuan pemrograman yang pada umumnya tidak
diperlukan. Metode uji ini dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian perangkat
lunak, seperti : unit, integrasi, fungsional, sistem dan penerimaan. Pengujian ini
biasanya sangat sering digunakan, jika tidak semua pengujian pada tingkat yang lebih
tinggi. Tetapi juga bisa mendominasi unit testingnya juga.

2.12. Kerangka Konseptual


Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan kerja praktek pada PT. BPR
Papua Mandiri, maka dapat diuraikan kerangka konseptual seperti pada gambar 2.5.
Identifikasi Masalah
Saat ini proses pemasaran dilakukan dengan cara penyebaran brosur yang
dilakukan oleh bagian pemasaran. mengakibatkan kurangnya nasabah
yang berimbas pada jumlah profit yang berkurang

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitia ini adalah untuk merancang dan membangun sistem
Informasi yang dapat memudahan PT. BPR PMM dalam memasarkan
produknya

Metode Penelitian
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode waterfall, untuk metode pengumpulan data menggunakan metode
Observasi sedangkan pemodelan sistem menggunakan pemodelan
terstruktur.

Keluaran
website sistem informasi yang akan digunakan untuk pemasaran
produk pada PT BPR PMM.
Gambar 2.7 Kerangka Konseptual
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian


Permasalahan atau objek penelitian dalam penelitian ini adalah masalah
pemasaran yang ada pada PT BPR PMM dimana media pemasaran yang ada saat ini
dirasa masih banyak kekurangan salah satunya biaya pemasaran yang tinggi. Selain
itu tidak adanya media digital online yang dapat digunakan untuk melakukan proses
pemasaran produk perusahaan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1. Tempat Penelitian
Adapun tempat Kerja Praktek (KP) yang dilakukan bertempat di PT. BPR
Papua Mandiri yang mana perusahaan ini memiliki dua layanan yaitu: pertama
”funding” yaitu layanan tabungan dan deposit, kedua “lending“ yaitu layanan
prekreditan.
PT. BPR beralamat di Alamat.Jalan Raya Ardipura Bucend II Entrop Jayaputa,
posisi kantor yang strategis ini membantu pihak pemasaran untuk mempromosikan
kantor dan produk-produk yang dimiliki.
Berisi tempat penelitian (dilakukan KP) biodata instansi/perusahaan yang cukup
lengkap (dalam bentuk uraian saja)
Waktu penelitian dalam bentuk tabel, dimulai dari pelaksanaan KP di instansi, hingga
pengumpulan berkas laporan di bulan desember (lihat tgl gelombang pengumpulan laporan
dari prodi) hingga ujian laporan KP

3.2.2. Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan berdasarkan jadwal penelitian yang diperlihatkan
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Jadwal Penelitain
Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kerja Praktek

Analisis
2.
Kebutuhan
Penyusunanan
3.
Laporan

4. Desain sistem

Implementasi
5
sistem
Pengujian
6.
program
Pengumpulan
7.
Laporan

7. Ujian KP

9. Revisi KP
3.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian dibutuhkan data yang akan digunakan untuk
menguji fungsionalitas dari aplikasi yang akan di bangun nantinya untuk perlu adanya
proses pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengamatan langsung (Observasi). Dalam melakukan
pengambilan data, peneliti langsung melakukan pengamatan langsung terhadap obyek
penelitia dalam hal ini PT. BPR Papua Mandiri, terhadap proses pemasaran yang
dilakukan saat ini. Proses pemasaran yang dilakukan saat ini adalah dengan
menyebarkan brosur kepada masyarakat baik itu dengan cara turun langsung ke
lapangan atau melakukan promosi langsung kepada nasabah yang datang ke kantor
PT. BPR PMM.

3.4. Tahapan Pengembangan


Penelitian ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, mulai dari analisa
kebutuhan sistem, desain sistem, implementasi, dan pengujian.

3.4.1. Analisis Kebutuhan Sistem,


Tahapan analisa kebutuhan dimaksudkan untuk menganalisa kebutuhan yang
akan digunakan dalam proses pembuatan sistem informasi, tahapan proses pembuatan
Web Informasi pemasaran pada PT. BPR Papua Mandiri. Kebutuhkan tersebut
meliputi analisis sistem saat ini, Kebutuhan fungsionalitas, kebutuhan non
fungsionalitas, perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan agar proses
perbuatan Web Informasi tersebut akan memperoleh hasil yang maksimal.

A. Sistem Saat Ini


Proses pemasaran yang saat ini sedang berjalan pada PT. BPR Papua Mandiri
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1. Sistem saat ini

B. Kebutuhan Fungsionalitas
Kebutuhan fungsional adalah pernyataan layanan sistem yang harus
disediakan, bagaimana sistem bereaksi pada input tertentu dan bagaimana perilaku
sistem pada situasi tertentu. Berikut ini adalah kebutuhan fungsional dari sistem yang
akan dibangun :
1. Data yang dikelola, antara lain : Admin, produk, visi misi, dan profile perusahaan.
2. Informasi yang dihasilkan oleh sistem, antara lain :
a. Informasi produk
b. Visi Misi
c. Profile Perusahaan.
C. Kebutuhan Non Fungsionalitas
1. Operasional Sistem
Web informasi dan web aplikasi harus dapat di akses dari beberapa
browser.
2. Keamanan Sistem untuk hak akses data dan informasi oleh pengguna
antara lain: 1) Admin, dapat mengelolah data produk dan data profil
perusahaan yang akan di tampilkan pada web informasi; 2) User, dapat
mengakses informasi produk dan informasi lain sehubungan dengan
perusahaan dalam hal ini PT. BPR Papua Mandiri.
3. Kinerja Sistem
Sistem dapat di akses dari platform yang berbeda.

D. Kebutuhan Perangkat Keras


Proses pembangunan sistem ini membutuhkan beberapa kebutuhan perangkat
keras yang dapat menunjang proses pembangunan sistem sepeerti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Perangkat Keras


Kebutuhan Spesifikasi
Processor Minimum requirement processor intel i3
Ram Memori 4 Gb
Penyimpanan Hardisk 256 Gb

E. Kebutuhan Perangkat Lunak


Seperti halnya perangkat keras, perangkat lunak juga sangat berperan penting
dalam menunjang proses pembangunan sistem ini. Kebutuhan perangkat lunak dapat
dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Perangkat Lunak
Softtware Spesifikasi
Sistem Operasi Minimum requirement windows 8
Text Editor Visual Studio Community 2015
SQL IDE MySQL Front
Tools Design database MySQL Workbanch
Server Site Internet Information Service (IIS) Minimal IIS 7

3.4.2. Desain Sistem


Tahapan ini adalah tahapan dimana akan digambarkan atau didesain aplikasi
yang hendak dibangun, diantaranya adalah menggambarkan Diagram Konteks, Data
Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan diagram HIPO.

3.4.3. Implementasi
Proses pengkodean merupakan proses implementasi dari proses Desain yang
sudah dilakukan, proses ini akan menterjemahkan desain ke dalam bentuk code yang
dapat dipahami oleh bahasa komputer sehingga didaptkan antarmuka pengguna
dengan sistem ini.

3.4.4. Pengujian
Testing merupakan tahapan dimana akan dilakukan uji coba terhadap web
informasi pemasaran PT. BPR yang sudah dikodekan ke dalam bahasa komputer,
proses testing yang dilakukan akan menggunakan metode Black Box testing. Tahapan
pengujian ini akan menguji fungsionalitas dari aplikasi yang dibangun.
DAFTAR PUSTAKA

(1) Kadir, A., 2003. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.Offset


(2) Yakub, 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
(3) Susanto, R., dan Andriana, A. D., 2016. Perbandingan Model Waterfall dan
Prototyping untuk Pengambangan Sistem Informasi. Majalah Ilmiah UNIKOM,
14 (1).
(4) Hartono J., 1989. Analisis dan disain Sistem Informasi: Pendekatan terstruktur
teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarya: Andi
(5) Indrajani, 2015. Database Design. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
(6) Chawla M. V., 2013. ERD “Crow’s Foot” Relationship Symbol Cheat Sheet
[online]. Available at: https://www.vivekmchawla.com/erd-crows-foot-
relationship-symbols-cheat-sheet [Accessed 11 Oktober 2018].
(7) Microsoft. 2010. ASP.NET overview [online]. Available at:
https://docs.microsoft.com/en-us/aspnet/overview [Accessed 11 Oktober 2018].
(8) Warman I., Ramdaniansyah R. 2018. Analisis Perbandingan Kinerja Query
Database Manajement System (DBMS) antara MySQL 5.7.16 dan MariaDB
10.1. Jurnal TEKNOIF, 6 (1).
(9) Mustagbal M.S., Firdaus R. F., Rahmadi H. 2015. Pengujian Aplikasi
Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus:
Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN). Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi
Terapan Universitas Widyatama (JITTER), 1 (3).
BAB IV
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

4.1. Perancangan
Proses perancangan bertujuan untuk mendesain sistem yang akan di bangun
sehingga memberikan gambaran yang jelas terkait siklus hidup sistem. Perancangan
ini berisi langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data, desain database
serta rancangan interface aplikasi.

4.1.1. Sistem Usulan


A. Diagram Konteks Sistem

Gambar 4.1. Diagram Konteks

B. Diagram Berjenjang Sistem

Gambar 4.2. Diagram Berjenjang


C. Diagram Overview Sistem

Gambar 4.3. Overview Sistem


4.1.1. Perancangan Non Fisik
Sub Bab ini membahas mengenai rancangan yang berhubungan dengan
database dan arsitektur sistem yang akan dibangun.
A. Entitiy Relationship Diagram (ERD) Sistem

Gambar 4.4. Entity Relationship Diagram (ERD Sistem)


B. Arsitektur Sistem

Gambar 4.5. Arsitektur Komputer


4.1.2. Perancangan Fisik
Bagian Perancangan Fisik ini akan menggambarkan tampilan antarmuka dari
sistem yang akan dibangun, seperti struktur table, hirarki Menu Sistem, HIPO dan
sketsa dari sistem yang hendak dibangun.
A. Struktur Tabel Sistem
1. Tabel Profil
Nama Tabel : profil
Fungsi : Menyimpan data profil
Primary Key : Id
Foreign Key :-
Tabel 4.1. Tabel Profil
No Field Type Length Keterangan
1 Id Int 11 Primary Key
2 Visi Text
3 Misi Text
4 Sejarah Text
2. Tabel Produk
Nama Tabel : produk
Fungsi : Menyimpan data produk
Primary Key : Id
Foreign Key :-
Tabel 4.2. Tabel Produk
No Field Type Length Keterangan
1 Id Int 11 Primary Key
2 NamaProduk Varchar 100
3 Keterangan Text
4 Foto Varchar 100

3. Tabel Berita
Nama Tabel : berita
Fungsi : Menyimpan data berita
Primary Key : Id
Foreign Key :-
Tabel 4.3. Tabel Berita
No Field Type Length Keterangan
1 Id Int 11 Primary Key
2 Judul Varchar 100
3 IsiBerita Text
4 Tanggal Date

4. Tabel Pesan
Nama Tabel : Pesan
Fungsi : Menyimpan data Pesan
Primary Key : Id
Foreign Key :-
Tabel 4.4. Tabel Produk
No Field Type Length Keterangan
1 Id Int 11 Primary Key
2 Tanggal Date
3 Pengirim Varchar 50
4 Penerima Varchar 50
5 IsiPesan Text
6 Status Enum

B. Hirarki Menu Sistem

C. Rancangan Menu Sistem


1. Halaman utama user

Gambar 4.6. Rancangan Halaman Utama


2. Halaman Login

Gambar 4.7. Form Login


3. Halaman Utama Admin

Gambar 4.8. Halaman Utama Admin


4. Form Profil

Gambar 4.9. Form Isian Profil


5. Form Produk

Gambar 4.10. Form Produk


6. Form Pesan

Gambar 4.11. Form Pesan


7. Form Balas Pesan

Gambar 4.12. Form Balas Pesan


8. Form Input Profil

Gambar 4.13. Form Input Profil


9. Form Input Produk

Gambar 4.14. Form Input Produk


10. Tampilan About

Gambar 4.15. Tampilan Halaman About


4.1.3.

4.2. Implementasi
4.2.1. Antarmuka Sistem
A. Menu ????
B. Menu ???
C. dst.

4.2.2. Pengujian Sistem


Pengujian apa yang akan dilakukan?
Contoh penulisan pengujian dan hasilnya :

Tabel. 4.10 Pengujian Sistem


Keluran
Prosedur Hasil yang
Deskripsi Masukan yang Keterangan
pengujian didapat
diharapkan
Masukan Benar Antarmuka Screenshoot Valid
Username dan dosen sistem
Antarmuka
password
login dosen
Idem Salah Menu login Screenshoot Invalid
sistem

4.2.3.

Anda mungkin juga menyukai