Kata Pengantar
Produk publikasi ini merupakan materi pelengkap dari Booklet Perbankan Indonesia 2019
yang berisi tentang ringkasan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan di bidang perbankan
yang masih berlaku pada tahun 2018.
Pada edisi Booklet Perbankan Indonesia tahun sebelumnya, produk publikasi ini
merupakan materi dari Bab 4.
Produk publikasi ini hanya tersedia dalam versi softfile yang dapat diunduh di website
OJK.
Daftar Isi
BAB 1 BAB 2
Ketentuan Kelembagaan, Ketentuan Kegiatan Usaha,
Kepengurusan Dan Kepemilikan Bank Penunjang, dan Layanan Bank
BAB 3 BAB 4
Ketentuan Prinsip Kehati-hatian Ketentuan Laporan dan Standard
Akuntansi
PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. vi
BAB 5 BAB 6
Ketentuan Pengawasan Bank Ketentuan Edukasi dan Perlindungan
Konsumen
BAB 7 Lampiran
Ketentuan Lain-Lain Daftar Ketentuan Perbankan Yang
Masih Berlaku
Lampiran
1. Daftar Ketentuan Perbankan Yang Masih Berlaku ............................................. 133
Daftar Gambar
Gambar 4.1. Pembagian zona dan penetapan koefisien ......................................... 20
Gambar 4.2. Karakteristik tabungan BSA ................................................................... 34
Gambar 4.3. Cakupan layanan dan klasifikasi agen Laku Pandai ........................... 36
Gambar 4.4. Bank Umum Kegiatan Usaha ................................................................. 46
Gambar 4.5. Siklus Pengawasan BPR/BPRS ............................................................. 114
Gambar 4.6. Ilustrasi Alternatif Pengalihan Aset dan/atau
Kewajiban dari Bank Asal ke Bank Perantara ................................... 118
Daftar Tabel
KETENTUAN KELEMBAGAAN,
KEPENGURUSAN DAN KEPEMILIKAN
BANK
pihak utama, sebagai contoh Daftar dengan prinsip berbeda, yakni secara
Tidak Lulus (DTL) Perbankan; dan konvensional dan berdasarkan
E.
memiliki komitmen untuk tidak Prinsip Syariah; dan
melakukan dan/atau mengulangi B. PSP pada dua bank yang salah satunya
perbuatan dan/atau tindakan merupakan bank campuran (joint
tertentu, bagi calon dewan komisaris venture bank).
atau calon anggota direksi yang
pernah memiliki predikat Tidak Lulus Bagi PSP yang memilih opsi merger/
dalam FPT/PKK dan telah menjalani konsolidasi untuk memenuhi struktur
sanksi yang ditetapkan oleh OJK. kepemilikan sesuai ketentuan ini maka
akan memperoleh insentif berupa:
Perubahan pemilik bank tunduk kepada A. pelonggaran sementara pemenuhan
tata cara perubahan pemilik bank yang Giro Wajib Minimum (GWM);
diatur dalam peraturan perundang- B. perpanjangan waktu penyelesaian
undangan yang berlaku. pelampauan atas Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK);
C. kemudahan pembukaan kantor
3. Kepemilikan Tunggal D.
cabang; dan/atau
pelonggaran sementara penerapan
pada Perbankan di GCG.
2. D
ireksi Bank Umum Syariah tugas fungsional menjadi
a. Jumlah anggota direksi paling anggota dewan komisaris
kurang tiga orang; pada perusahaan anak bukan
b. Seluruh anggota direksi harus bank yang dikendalikan oleh
berdomisili di Indonesia; bank; dan/atau (ii) direksi
c. Direksi dipimpin oleh presiden menduduki jabatan pada dua
direktur atau direktur utama; lembaga nirlaba;
d. Usulan pengangkatan h. Anggota direksi baik secara
dan/atau penggantian sendiri-sendiri atau bersama-
anggota direksi kepada sama dilarang memiliki saham
RUPS, dilakukan dengan melebihi 25% dari modal
memperhatikan rekomendasi disetor pada perusahaan lain;
Komite Remunerasi dan i. Direksi bertanggung jawab
Nominasi; penuh atas pelaksanaan
e. Mayoritas anggota Direksi pengelolaan BUS berdasarkan
wajib memiliki pengalaman prinsip kehati-hatian dan
minimal empat tahun Prinsip Syariah;
paling kurang sebagai j. Mayoritas anggota direksi
Pejabat Eksekutif di industri dilarang saling memiliki
perbankan, dimana minimal hubungan keluarga sampai
satu tahun paling kurang dengan derajat kedua dengan
sebagai Pejabat Eksekutif sesama anggota direksi dan/
pada BUS dan/atau UUS. Bagi atau dengan anggota dewan
BUS yang didirikan melalui komisaris;
proses perubahan kegiatan k. Anggota
direksi dilarang
usaha dari BU, untuk pertama memberikan kuasa umum
kalinya hanya diwajibkan bagi kepada pihak lain yang
satu calon anggota direksi dan mengakibatkan pengalihan
harus dipenuhi oleh mayoritas tugas dan fungsi direksi; dan
direksi paling lambat dua l. Direksi
wajib memper-
tahun setelah izin perubahan tanggung-jawabkan pelaksa-
kegiatan usaha diberikan; naan tugasnya kepada
f. Presiden direktur atau direktur pemegang saham melalui
utama wajib berasal dari pihak RUPS.
yang independen terhadap
PSP; C. K
epengurusan Bank Perkreditan
g. Anggota direksi dilarang Rakyat
merangkap jabatan sebagai
anggota dewan komisaris, Kepengurusan BPR terdiri dari direksi
anggota direksi, atau dan komisaris. Anggota direksi dan
pejabat eksekutif pada bank, anggota dewan komisaris wajib
perusahaan dan/atau lembaga memenuhi persyaratan kompetensi,
lain, kecuali apabila: (i) direksi integritas, dan reputasi keuangan.
yang bertanggung jawab 1. Direksi BPR
terhadap pengawasan atas a. Anggota direksi paling sedikit
penyertaan pada perusahaan berjumlah dua orang;
anak bank, menjalankan b. Anggota direksi wajib memiliki
dan Bank
Syariah
Pembiayaan Rakyat
6. Penilaian
Kemampuan dan
Dalam rangka menjaga kesinam-
bungan kualitas kompetensi anggota Kepatutan bagi
direksi dan anggota dewan komisaris
BPR dan BPRS, perlu diterapkan Pihak Utama
kewajiban bagi BPR dan BPRS untuk
mengikutsertakan setiap anggota
Lembaga Jasa
direksi dan anggota dewan komisaris Keuangan
BPR dan BPRS dalam program
pemeliharaan sertifikat kompetensi
kerja secara berkala.
Dalam rangka mendukung terwujudnya
BPR atau BPRS wajib memiliki anggota perizinan prima, OJK memandang bahwa
direksi dan anggota dewan komisaris diperlukan penyempurnaan peraturan
yang seluruhnya memiliki Sertifikat mengenai penilaian kemampuan
Kompetensi Kerja yang diterbitkan dan kepatutan sehingga OJK dapat
oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. memberikan layanan perizinan bagi
Tingkatan Sertifikasi Kompetensi Kerja kepemilikan dan kepengurusan LJK
bagi anggota direksi dan anggota dengan lebih cepat, tepat, mudah, dan
dewan komisaris BPR dan BPRS transparan. Selain itu juga diperlukan
adalah sebagai berikut: penyelarasan ketentuan yang mengatur
mengenai penilaian kemampuan dan
1. Sertifikat Kompetensi Kerja tingkat kepatutan yang berlaku bagi LJK baik
1 wajib dimiliki oleh anggota di sektor perbankan, pasar modal, dan
direksi BPR dan BPRS dengan total IKNB. Penyelarasan dimaksud diperlukan
aset kurang dari Rp300 miliar; untuk menghindari terjadinya regulatory
2. Sertifikat Kompetensi Kerja tingkat arbitrage dan inkonsistensi dalam
2 wajib dimiliki oleh anggota pelaksanaan penilaian kemampuan dan
direksi BPR dan BPRS dengan total kepatutan di LJK yang diatur dan diawasi
aset paling sedikit Rp300 miliar; oleh OJK.
dan
3. Sertifikat Kompetensi Kerja Calon PSP, calon anggota direksi, dan
bagi dewan komisaris terdiri calon anggota dewan komisaris wajib
dari satu tingkat dan tidak memperoleh persetujuan dari OJK
memperhitungkan total aset BPR sebelum menjalankan tindakan, tugas,
dan BPRS. dan fungsinya walaupun telah mendapat
persetujuan dan diangkat oleh RUPS.
Penyelenggara Sertifikasi Kompetensi Kriteria yang digunakan dalam penilaian
Kerja adalah Lembaga Sertifikasi kemampuan dan kepatutan bagi Pihak
Profesi (LSP) yang terdaftar di OJK. Utama bank adalah:
A.
integritas dan kelayakan keuangan
bagi calon PSP; dan
B.
integritas, reputasi keuangan dan
kompetensi bagi calon anggota direksi
dan calon anggota dewan komisaris.
Calon anggota dewan komisaris dan Calon Integritas, kompetensi, dan reputasi
anggota direksi keuangan
B. BPR/BPRS
Merger, konsolidasi, dan akuisisi
BPR/BPRS dapat dilakukan atas
inisiatif BPR/BPRS yang bersangkutan
atau permintaan OJK dan wajib
memperoleh izin dari OJK. Merger atau
konsolidasi hanya dapat dilakukan
antar BPR atau BPRS. Merger atau
konsolidasi antara BPR dengan BPRS
hanya dapat dilakukan apabila BPR
hasil merger atau konsolidasi menjadi
BPRS. Merger atau konsolidasi BPR/
BPRS dapat dilakukan:
1. antar BPR/BPRS yang
A. BU/BUS berkedudukan dalam wilayah
Merger, konsolidasi, dan akuisisi provinsi yang sama; atau
dapat dilakukan atas inisiatif bank 2. antar BPR/BPRS dalam wilayah
yang bersangkutan, atas permintaan provinsi yang berbeda sepanjang
OJK dan atau inisiatif badan khusus kantor-kantor BPR/BPRS hasil
dan wajib memperoleh izin dari OJK. merger/konsolidasi berlokasi
dalam wilayah provinsi yang sama.
Merger atau konsolidasi dapat
dilakukan antara bank umum dengan Akuisisi BPR/BPRS dapat dilakukan
bank syariah apabila bank hasil oleh perorangan atau badan hukum
merger atau konsolidasi menjadi bank melalui pengambilalihan saham
berdasarkan Prinsip Syariah atau yang mengakibatkan beralihnya
bank konvensional, namun memiliki pengendalian BPR/BPRS. Pembelian
KC berdasarkan Prinsip Syariah. saham yang dianggap mengakibatkan
beralihnya pengendalian BPR/BPRS
Akuisisi BU dapat dilakukan oleh yaitu bila kepemilikan saham:
perorangan atau badan hukum, 1. menjadi sebesar 25% atau lebih
baik melalui pembelian sebagian dari modal disetor BPR/BPRS; atau
atau seluruh saham bank secara 2. kurang dari 25% dari modal disetor
langsung maupun melalui bursa BPR/BPRS namun menentukan
yang mengakibatkan beralihnya baik secara langsung maupun
pengendalian bank kepada pihak tidak langsung pengelolaan dan/
yang mengakuisisi. Pembelian saham atau kebijaksanaan bank.
yang dianggap mengakibatkan
beralihnya pengendalian bank yaitu
bila kepemilikan saham:
1.
menjadi sebesar 25% atau lebih
Penutupan UUS terdiri dari dua tahapan pemegang saham bank hanya dapat
yaitu: dilakukan oleh OJK apabila bank telah
A.
persetujuan persiapan pencabutan menyelesaikan kewajibannya kepada
izin usaha, dalam rangka penyelesaian seluruh nasabah dan kreditur lainnya.
kewajiban dan tagihan UUS; dan
B.
keputusan pencabutan izin usaha, Pencabutan izin usaha atas permintaan
setelah seluruh kewajiban dan tagihan pemegang saham bank dilakukan dalam
UUS diselesaikan. dua tahap, yaitu persetujuan persiapan
pencabutan izin usaha dan keputusan
pencabutan izin usaha.
3. BPRKU 3: 4. P
emberian Kredit atau
a. Kegiatan Usaha yang dapat Pembiayaan untuk Pengolahan
dilakukan oleh BPRKU 2; dan Tanah kepada Pengembang,
b. kegiatan lainnya untuk dengan persyaratan tertentu,
mendukung kegiatan usaha yaitu:
BPR dalam bentuk: a. pemberian kredit atau
i. penyediaan layanan pembiayaan untuk
Electronic Banking; dan pengolahan tanah ditujukan
ii. kegiatan sebagai untuk pembangunan rumah
penyelenggara layanan tapak atau rumah susun, dan
keuangan tanpa kantor bukan kawasan komersial;
dalam rangka keuangan b. terdapat perjanjian antara
inklusif (Laku Pandai). bank dengan pengembang
yang memuat syarat bahwa
D. P
embatasan Pemberian Kredit pengembang harus memulai
atau Pembiayaan oleh Bank Umum pelaksanaan pembangunan
untuk Pengadaan Tanah dan/atau rumah tapak atau rumah
Pengolahan Tanah susun paling lambat satu
Dalam hal pengadaan dan/atau tahun sejak tanggal penan-
pengolahan tanah, bank dilarang datanganan perjanjian; dan
untuk memberikan kredit atau c. pencairan kredit atau
pembiayaan kepada pengembang, pembiayaan dilakukan secara
baik secara langsung maupun tidak bertahap berdasarkan progres
langsung dan/atau membeli atau proyek yang dibiayai.
menjamin surat berharga atau surat
berharga syariah dari pengembang.
Larangan sebagaimana dimaksud
tidak berlaku untuk:
1.
Pengalihan Kredit
Pembiayaan dari Pengembang
atau 2. Simpanan
kepada suatu Pengembang lain
untuk penyelamatan sepanjang
tidak menambah saldo Kredit atau A. Giro
Pembiayaan; Rekening giro adalah rekening
2.
Perpanjangan jangka waktu yang penarikannya dapat dilakukan
Kredit atau Pembiayaan untuk dengan cek, bilyet giro, sarana
penyelamatan, tanpa menambah perintah pembayaran lainnya atau
saldo Kredit atau Pembiayaan; dengan pemindahbukuan. Dalam hal
3.
Pemberian Kredit atau pembukaan rekening, bank dilarang
Pembiayaan dan/atau pembelian menerima nasabah yang namanya
atau penjaminan Surat Berharga tercantum dalam daftar hitam
atau Surat Berharga Syariah dari nasional yang masih berlaku.
Pengembang untuk Pengadaan
Tanah dan/atau Pengolahan Giro di bank syariah dapat berdasar-
Tanah guna pembangunan kan akad wadi’ah atau mudharabah.
Rumah Sederhana; dan Untuk giro berdasarkan akad wadi’ah,
B. Deposito
Deposito adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah penyimpan
bersangkutan dan menutup biaya
dengan bank. BU dan BPR dapat
deposito dengan menggunakan
menerbitkan bilyet deposito atas
nisbah keuntungan bank.
simpanan deposito berjangka. Atas
bunga deposito berjangka dikenakan
C. Sertifikat Deposito
pajak penghasilan bersifat final.
Sertifikat Deposito adalah simpanan
dalam bentuk deposito termasuk
Deposito di bank syariah didasarkan
yang berdasarkan prinsip syariah
pada akad mudharabah dengan
yang sertifikat bukti penyimpanannya
ketentuan antara lain bank tidak
dapat dipindahtangankan. BU yang
diperbolehkan mengurangi
dapat menerbitkan Sertifikat Deposito
bagian keuntungan nasabah
harus memenuhi kriteria sebagai
tanpa persetujuan nasabah yang
berikut:
Tujuan dari Laku Pandai adalah untuk 1. tanpa batas minimum baik
mendukung upaya pertumbuhan untuk saldo maupun transaksi
ekonomi dan pemerataan setor tunai namun memiliki
pembangunan antar wilayah batas maksimum saldo
terutama desa dan kawasan timur setiap saat sebesar Rp20
Indonesia dengan menyediakan juta dan batas kumulatif
akses bagi masyarakat kecil untuk untuk transaksi pendebetan
dapat melakukan transaksi keuangan rekening antara lain tarik tunai
khususnya perbankan dimanapun secara kumulatif pada setiap
masyarakat berada, dan menyediakan bulan sebesar Rp5 juta; dan
produk-produk keuangan yang 2. tanpa biaya administrasi
sederhana, mudah dipahami, dan bulanan dan tidak dikenakan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat biaya untuk pembukaan
yang belum dapat menjangkau dan penutupan rekening
layanan keuangan saat ini. Produk serta transaksi pengkreditan
yang disediakan oleh Laku Pandai rekening antara lain untuk
adalah: setor tunai.
A B C D
Transaksi terkait Transaksi terkait Transaksi terkait Transaksi terkait
tabungan dengan kredit atau tabungan dengan layanan atau jasa
karakteristik pembiayaan karakteristik keuangan lain
BSA, meliputi kepada nasabah BSA, meliputi sesuai ketentuan
pembukaan micro meliputi penyetoran dan yang berlaku.
rekening, penerimaan penarikan tunai,
penyetoran dan dokumen pemindahbukuan,
penarikan tunai, permohonan, pembayaran dan/
pemindahbukuan, penyaluran atau transfer dana
pembayaran pencairan, paling banyak
tagihan, transfer penagihan atau Rp5.000.000,00 per
dana, pengecekan penerimaan hari per nasabah;
saldo, dan/ pembayaran
atau penutupan angsuran dan/atau
rekening; pelunasan pokok;
G a, b, c, d
7. Kewajiban
Penyusunan dan
Pelaksanaan
Kebijakan Perkreditan
atau Pembiayaan
Bank bagi Bank
Umum
1. B
ank Syariah/UUS wajib memiliki
kebijakan dan prosedur tertulis
10. Kewajiban
secara memadai; Pemenuhan Rasio
2. Agunan PKE adalah emas yang
dibiayai oleh bank Syariah/UUS Pendanaan Stabil
yang diikat secara gadai, disimpan
secara fisik di bank Syariah/ Bersih (Net Stable
UUS dan tidak dapat ditukarkan
dengan agunan lain;
Funding Ratio) Bagi
3.
Bank Syariah/UUS dilarang Bank Umum
mengenakan biaya penyimpanan
dan pemeliharaan atas emas yang
digunakan sebagai agunan PKE;
4. Jumlah PKE setiap nasabah
ditetapkan paling banyak Net Stable Funding Ratio (NSFR) adalah
sebesar Rp150 juta. Nasabah perbandingan antara pendanaan stabil
dimungkinkan untuk memperoleh yang tersedia (available stable funding/
PKE dan Qardh beragun emas ASF) dengan pendanaan stabil yang
secara bersamaan, dengan jumlah diperlukan (required stable funding/RSF).
saldo secara keseluruhan paling ASF adalah jumlah liabilitas dan ekuitas
banyak Rp250 juta dan jumlah yang stabil selama periode 1 (satu) tahun
saldo untuk PKE paling banyak untuk mendanai aktivitas bank. RSF adalah
Rp150 juta; jumlah aset dan rekening administratif
5. Uang muka PKE paling rendah 20% yang perlu didanai oleh pendanaan stabil.
untuk emas lantakan/batangan Bank wajib memelihara pendanaan stabil
dan paling rendah sebesar 30% yang memadai yang dihitung dengan
untuk emas perhiasan; dan menggunakan NSFR dan ditetapkan
6. Jangka waktu PKE paling singkat paling rendah 100%. POJK NSFR bertujuan
dua tahun dan paling lama lima untuk:
tahun.
A. M
emelihara pendanaan stabil yang
disesuaikan dengan komposisi aset
dan rekening administratif;
B.
Mengurangi risiko likuiditas terkait
sumber pendanaan untuk jangka
waktu yang lebih panjang; dan
C.
Meningkatkan stabilitas pendanaan
bank dengan membatasi keter-
gantungan yang berlebihan terhadap
sumber pendanaan jangka pendek
yang berasal dari korporasi.
Layanan Perbankan 1. L
ayanan informatif (mitra bank
hanya berupa LJK) yaitu layanan
Digital oleh Bank yang hanya terbatas pada
penyediaan informasi kepada
Umum nasabah bank tanpa ada interaksi
lebih lanjut dan tidak diikuti
POJK ini mengatur mengenai penyediaan eksekusi transaksi keuangan.
layanan perbankan secara digital yang 2.
Layanan transaksional (mitra
mendorong bank untuk meningkatkan bank dapat berupa LJK dan non-
kualitas pelayanan kepada nasabah LJK) yaitu layanan yang diawali
dengan lebih efektif dan efisien, serta dengan penyediaan informasi
secara berkesinambungan melalui kepada nasabah bank yang dapat
pemanfaatan perkembangan teknologi disertai dengan fasilitas untuk
berinteraksi dengan bank dalam
rangka membantu pengambilan
keputusan transaksi keuangan
sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan nasabah, sebelum
dilakukannya eksekusi transaksi
oleh nasabah.
KETENTUAN PRINSIP
KEHATI-HATIAN
A. Bank Umum
Bank dalam melakukan kegiatan
usaha dan memperluas jaringan
kantornya harus sesuai dengan
kapasitas dasar yang dimiliki bank,
yaitu modal inti. Dengan beroperasi
sesuai dengan kapasitasnya, bank
dipercaya dapat memiliki ketahanan
yang lebih baik dan akan lebih efisien
karena kegiatannya terfokus pada
produk dan aktivitas yang memang
menjadi keunggulannya.
3. P
enyediaan dana oleh 3. U
ntuk pihak yang terkait dengan
bank dikategorikan sebagai BPR, penyediaan dana kepada
pelampauan BMPK apabila pihak terkait ditetapkan paling
disebabkan oleh hal-hal sebagai tinggi 10% dari modal BPR dan
berikut: penyediaan dana tersebut wajib
a. penurunan modal bank; mendapatkan persetujuan satu
b. perubahan nilai tukar; orang direksi dan satu orang
c. perubahan nilai wajar; dan komisaris;
d. penggabungan usaha, 4.
Penempatan pada BPR lain,
perubahan struktur penempatan dana antar bank
kepemilikan, dan/atau kepada BPR lain yang merupakan
perubahan struktur pihak tidak terkait ditetapkan
kepengurusan yang paling tinggi 20% dari modal BPR;
menyebabkan perubahan 5.
Penyediaan dana dalam bentuk
pihak terkait dan/atau kredit penyediaan dana oleh
kelompok peminjam, dan BPR dikategorikan sebagai
perubahan ketentuan. pelampauan BMPK apabila
4.
Terhadap pelampauan BMPK disebabkan oleh hal-hal berikut
dan pelanggaran BMPK bank ini:
diwajibkan menyampaikan action a. penurunan modal BPR;
plan kepada OJK dan dikenakan b. penggabungan usaha,
sanksi penilaian TKS bank. peleburan usaha, perubahan
struktur kepemilikan dan/
B. Bank Perkreditan Rakyat atau kepengurusan yang
1.
BMPK untuk kredit dihitung menyebabkan perubahan
berdasarkan baki debet kredit. pihak terkait dan/atau
BMPK untuk penempatan kelompok peminjam; dan
dana antar bank pada BPR lain c. perubahan ketentuan.
dihitung berdasarkan nominal 6. BPR yang melakukan pelanggaran
penempatan dana antar bank; ataupun pelampauan BMPK
2.
Untuk pihak yang tidak terkait diwajibkan menyampaikan
dengan BPR action plan kepada OJK dan
Penyediaan dana kepada dikenakan sanksi penilaian TKS
pihak tidak terkait dengan BPR, BPR sebagaimana diatur dalam
ditetapkan paling tinggi 20% dari ketentuan yang berlaku.
modal BPR. Sedangkan kepada
satu kelompok peminjam tidak C. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
terkait, ditetapkan paling tinggi (BPRS)
30% dari modal BPR. Tidak 1.
Batas Maksimum Penyaluran
termasuk dalam kelompok Dana (BMPD) adalah persentase
peminjam tidak terkait yaitu maksimum realisasi penyaluran
penyediaan dana dengan pola dana terhadap modal BPRS
kemitraan inti-plasma atau pola yang mencakup pembiayaan
Pengembangan Hubungan Bank dan penempatan dana BPRS di
dengan Kelompok Swadaya bank lain. Pelanggaran BMPD
Masyarakat dengan persyaratan yaitu selisih lebih persentase
sesuai ketentuan; penyaluran dana pada saat
Kualitas Aset
No Jenis Aktiva
L DPK KL D M
1 Pembiayaan V V V V V
4 Penyertaan modal V V V V
Tagihan akseptasi
a. Penempatan pada bank lain V V V
7
b. Pembiayaan V V V V V
b. Pembiayaan V V V V V
Tagihan derivatif
a. Penempatan pada bank lain V V V
10
b. Pembiayaan V V V V V
12 Properti terbengkalai V V V V
13 Rekening tunda V V
Kualitas Aset
No Jenis Aktiva
L KL D M
1 Pembiayaan V V V V
Penempatan
2 V V
pada Bank lain
Agunan yang
3 V V
diambil alih
Penempatan
4 pada Bank Umum V V V
Konvensional
D. Kualitas Aktiva Produktif Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Tabel 4.6. Kualitas Aktiva BPRS
1. Penanaman dan/atau penyediaan
dana BPRS wajib dilaksanakan
berdasarkan prinsip kehati-hatian
dan Prinsip Syariah. E. P
enilaian Kualitas Aset Bank Umum
2. BPRS wajib menilai, memantau untuk Mendorong Pertumbuhan
dan mengambil langkah-langkah Sektor Perumahan dan Peningkatan
antisipasi agar kualitas aktiva Devisa
senantiasa dalam keadaan Lancar. Penetapan kualitas kredit dan
3. BPRS wajib menetapkan kualitas penyediaan dana lain berorientasi
yang sama terhadap beberapa ekspor dapat hanya didasarkan atas
rekening AP `yang digunakan ketepatan pembayaran pokok dan/
untuk membiayai satu nasabah atau bunga yang merupakan bagian
pada BPRS yang sama. Dalam hal dari komponen dalam faktor penilaian
terdapat KAP yang berbeda untuk berupa kemampuan membayar.
satu nasabah pada BPRS yang Penetapan kualitas kredit dan
sama, BPRS wajib menggolongkan penyediaan dana lain berorientasi
kualitas yang sama untuk masing- ekspor dimaksud berlaku untuk:
masing AP mengikuti kualitas AP 1. kredit dan penyediaan dana lain
yang paling rendah. berorientasi ekspor kepada usaha
4. BPRS dilarang melakukan mikro dan/atau usaha kecil;
penempatan dana dalam bentuk 2. kredit dan penyediaan dana lain
deposito pada BUK dan/atau berorientasi ekspor kepada usaha
dalam bentuk tabungan dan menengah yang diberikan oleh
deposito pada BPR. setiap bank kepada satu debitur
5. BPRS hanya dapat melakukan atau satu proyek dengan jumlah
penempatan dana pada BUK sampai dengan Rp5 Miliar; dan
dalam bentuk giro/tabungan 3. kredit dan penyediaan dana
untuk kepentingan transfer dana lain berorientasi ekspor yang
bagi BPRS dan nasabah BPRS diberikan oleh setiap bank kepada
serta digolongkan sebagai bukan debitur usaha menengah dengan
AP. jumlah tertentu.
2. T
anah, gedung, dan rumah kualitas kredit debitur menjadi
tinggal yang diikat dengan hak ‘Macet’ apabila ditemukan adanya
tanggungan; penyimpangan pemberian kredit.
3.
Mesin yang merupakan satu
kesatuan dengan tanah yang Penyisihan Penghapusan Aset
diikat dengan hak tanggungan; Produktif (PPAP), mengatur mengenai
4.
Pesawat udara atau kapal laut besaran kewajiban pembentukan
dengan ukuran di atas 20 meter PPAP serta jenis agunan yang dapat
kubik yang diikat dengan hipotek; diperhitungkan sebagai pengurang
5.
Kendaraan bermotor dan PPAP dengan pokok perubahan
persediaan yang diikat secara sebagai berikut:
fidusia; dan/atau 1.
Menambahkan kewajiban pem-
6.
Resi gudang yang diikat dengan bentukan PPAP untuk aset
hak jaminan atas resi gudang. produktif golongan ‘Dalam
Perhatian Khusus’ (kualitas 2)
C. Penyisihan Penghapusan Aktiva secara bertahap, yaitu sebesar
Produktif Bank Perkreditan Rakyat 0,5% (tahun pertama sejak POJK
Kualitas Aset Produktif mengatur berlaku), 1% (tahun kedua sejak
mengenai penetapan kualitas aset POJK berlaku), dan sebesar 3%
produktif dan golongan kualitas aset (setelah tahun ketiga), yang
produktif dengan pokok perubahan dihitung dari aset produktif
sebagai berikut: setelah dikurangi dengan nilai
1. Penambahan pengaturan tentang agunan.
penetapan kualitas kredit yang 2.
Menghapus beberapa agunan
sama terhadap pembiayaan satu kredit yang dapat digunakan
debitur atau satu proyek atau sebagai pengurang pembentukan
usaha oleh lebih dari satu BPR PPAP diantaranya:
secara sindikasi. a.
Tanah dan/atau bangunan
2. Perubahan kriteria penilaian yang dibuktikan dengan
kualitas kredit bagi debitur Akta Jual Beli (AJB) dengan
dengan plafon lebih dari Rp5 mempertimbangkan AJB
Miliar yang semula berdasarkan bukan merupakan bukti
‘ketepatan pembayaran’ menjadi kepemilikan; dan
berdasarkan ‘faktor prospek b.
kendaraan bermotor, kapal,
usaha, kinerja debitur, dan atau perahu bermotor yang
kemampuan membayar’. tidak diikat dengan fidusia
3. Perubahan golongan kualitas dengan mempertimbangkan
kredit dari 4 menjadi 5 dengan risiko hukum serta proses
menambahkan golongan pendaftaran fidusia yang
‘Dalam Perhatian Khusus’ dan semakin mudah.
perubahan penilaian kualitas 3. Perubahan jangka waktu
kredit dari semula berdasarkan pengakuan nilai agunan yang
‘kali tunggakan’ menjadi ‘hari dapat digunakan sebagai
tunggakan’. pengurang pembentukan PPAP
4. Pemberian ruang judgement bagi kredit dengan kualitas ‘Macet’, dari
pengawas untuk menurunkan semula dua tahun sampai dengan
7. Pedoman
Perhitungan Aset
Tertimbang Menurut
Risiko untuk Risiko
Kredit dengan
Menggunakan
Pendekatan Standar
tagihan yang telah jatuh tempo; dan penyertaan modal sesuai pengelompokan
(xi) aset lainnya; BUKU, sebagaimana diatur dalam
E. Peringkat yang dipergunakan adalah ketentuan yang berlaku mengenai
peringkat terkini yang dikeluarkan kegiatan usaha dan jaringan kantor
oleh lembaga pemeringkat yang berdasarkan modal inti bank.
diakui oleh OJK. Peringkat domestik
digunakan untuk penetapan bobot Bank dilarang melakukan penyertaan
risiko tagihan dalam rupiah dan modal melebihi batas penyediaan dana
peringkat internasional digunakan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
untuk penetapan bobot risiko yang berlaku mengenai BMPK.
tagihan valuta asing. Tagihan dalam
bentuk Surat-Surat Berharga (SSB) Bank yang akan melakukan penyertaan
menggunakan peringkat SSB, modal paling kurang harus memenuhi
sedangkan tagihan dalam bentuk persyaratan: (a) rencana penyertaan
selain SSB menggunakan peringkat modal telah dicantumkan dalam RBB; (b)
debitur; dan memiliki rasio KPMM sesuai profil risiko
F. Teknik Mitigasi Risiko Kredit (MRK) sebagaimana diatur dalam ketentuan
yang diakui adalah: (i) Teknik MRK– yang berlaku mengenai KPMM Bank; (c)
Agunan; (ii) Teknik MRK–Garansi; dan memiliki TKS dengan peringkat komposit
(iii) Teknik MRK–Penjaminan atau 1 atau 2 selama 3 periode penilaian
Asuransi Kredit. berturut-turut atau 4 periode penilaian
berturut-turut apabila calon Investee
merupakan perusahaan baru dan/atau
8. Prinsip Kehati-hatian perusahaan di luar negeri; (d) tidak
mengganggu kelangsungan usaha Bank
Dalam Kegiatan dan tidak meningkatkan profil risiko bank
secara signifikan; (e) memiliki kebijakan
Penyertaan Modal dan prosedur tertulis yang dibuat oleh
direksi bank dan disetujui oleh dewan
Bank Umum komisaris bank; dan (f) memiliki sistem
pengendalian intern yang memadai untuk
kegiatan penyertaan modal.
Bank hanya dapat melakukan penyertaan
modal pada perusahaan yang bergerak Dalam hal belum terdapat ketentuan
di bidang keuangan. BUS hanya dapat yang mengatur mengenai KPMM sesuai
melakukan penyertaan modal pada profil risiko bagi BUS maka rasio KPMM
perusahaan yang bergerak di bidang ditetapkan paling kurang sebesar 10%.
keuangan berdasarkan Prinsip Syariah,
sedangkan UUS dan KC dari bank yang A. Divestasi Penyertaan Modal
berkedudukan di luar negeri hanya dapat Kewajiban divestasi penyertaan
melakukan kegiatan Penyertaan Modal modal dilakukan apabila: (1)
Sementara (PMS). Bank wajib memperoleh Penyertaan Modal mengakibatkan
persetujuan OJK untuk setiap penyertaan atau diperkirakan mengakibatkan
modal. penurunan permodalan bank dan/
atau peningkatan profil risiko
Jumlah seluruh portofolio penyertaan bank secara signifikan; atau (2)
modal ditetapkan paling tinggi sebesar atas rekomendasi dari otoritas
B. P
enyertaan Modal oleh Perusahaan
Anak Bank 9. Prinsip Kehati-hatian
Penyertaan modal oleh Perusahaan
Anak Bank harus dipastikan bahwa: Bagi Bank Umum
(1) penyertaan modal
dilakukan pada Perusahaan yang
hanya
Yang Melakukan
Bergerak di Bidang Keuangan dan/
atau di perusahaan penunjang jasa
Penyerahan
keuangan dan dalam bentuk saham; Sebagian
(2) Perusahaan Anak menerapkan
prinsip kehati-hatian dan manajemen Pelaksanaan
risiko yang memadai; dan (3)
memperhatikan ketentuan yang
Pekerjaan Kepada
dikeluarkan oleh otoritas Perusahaan
Anak.
Pihak Lain
C. Perlakuan Akuntansi, Pengelolaan,
Kualitas, dan Transparansi atas Dalam melakukan penyerahan sebagian
Penyertaan Modal dan PMS pelaksanaan pekerjaan oleh bank kepada
1. Perlakuan akuntansi mengacu pihak lain, atau Alih Daya. Bank wajib
pada SAK yang berlaku. menerapkan prinsip kehati-hatian dan
2. Kualitas mengacu pada ketentuan manajemen risiko, serta bertanggung
yang berlaku mengenai penilaian jawab atas pekerjaan yang dialihdayakan
kualitas aset bank. kepada Perusahaan Penyedia Jasa (PPJ).
3. Bank wajib mengungkapkan
kegiatan dalam Laporan Alih Daya hanya dapat dilakukan untuk
Tahunan dengan mengacu pada pekerjaan penunjang, baik pada kegiatan
hatian Dalam
Bank hanya dapat melakukan kegiatan
Aktivitas Sekuritisasi structured product setelah memperoleh
persetujuan prinsip dan pernyataan
Aset Bagi Bank efektif untuk penerbitan setiap jenis
Umum structured product dari OJK.
G. S
atuan Kerja Audit Intern Bank kepatuhan bank. Fungsi kepatuhan bank
Umum meliputi tindakan untuk:
BU diwajibkan membentuk SKAI A.
Memujudkan terlaksananya budaya
sebagai bagian dari penerapan kepatuhan pada semua tingkatan
Standar Pelaksanaan Fungsi Audit organisasi dan kegiatan usaha bank;
Intern Bank. SKAI merupakan satuan B.
Mengelola risiko kepatuhan yang
kerja yang bertanggung jawab dihadapi oleh bank;
langsung kepada Direktur Utama. C.
Memastikan agar kebijakan,
SKAI bertugas dan bertanggung jawab ketentuan, sistem dan prosedur serta
untuk: kegiatan usaha yang dilakukan oleh
1. Membantu tugas direktur bank telah sesuai dengan ketentuan
utama dan dewan komisaris dan peraturan perundang-undangan
dalam melakukan pengawasan yang berlaku, termasuk Prinsip
dengan cara menjabarkan secara Syariah bagi BUS dan UUS; dan
operasional baik perencanaan, D.
Memastikan kepatuhan bank
pelaksanaan maupun terhadap komitmen yang dibuat oleh
pemantauan hasil audit; bank kepada OJK dan/atau otoritas
2. Membuat analisis dan penilaian pengawas lain yang berwenang.
di bidang keuangan, akuntansi,
operasional, dan kegiatan lainnya Bank wajib memiliki direktur yang
melalui pemeriksaan langsung membawahkan fungsi kepatuhan dan
dan pengawasan tidak langsung; membentuk satuan kerja kepatuhan.
3. Mengidentifikasi segala kemung- Direktur yang membawahkan fungsi
kinan untuk memperbaiki kepatuhan dan satuan kerja kepatuhan
dan meningkatkan efisiensi pada BUS dan/atau BUK yang memiliki
penggunaan sumber daya dan UUS wajib berkoordinasi dengan DPS
dana; dan terkait pelaksanaan fungsi kepatuhan
4. Memberikan saran perbaikan dan terhadap Prinsip Syariah.
informasi yang objektif tentang
kegiatan yang diperiksa pada Direktur yang membawahkan fungsi
semua tingkatan manajemen. kepatuhan wajib memenuhi persyaratan
independensi, direktur utama dan/
atau wakil direktur utama dilarang
merangkap jabatan sebagai direktur
14. Pelaksanaan Fungsi yang membawahkan fungsi kepatuhan.
Direktur yang membawahkan fungsi
Kepatuhan Bank kepatuhan dilarang membawahkan
fungsi-fungsi: bisnis dan operasional;
Umum manajemen risiko yang melakukan
pengambilan keputusan pada kegiatan
usaha bank; tresury; keuangan dan
Direksi wajib menumbuhkan dan akuntansi; logistik dan pengadaaan
mewujudkan terlaksananya budaya barang/jasa; TI; dan audit intern.
kepatuhan pada semua tingkatan
organisasi dan kegiatan usaha bank dan
wajib memastikan terlaksananya fungsi
3. P
enerapan manajemen risiko kebijakan dan prosedur secara
dibagi berdasarkan modal inti BPR tertulis. Kriteria produk dan
yaitu: aktivitas baru yaitu:
a.
BPR dengan modal inti a. tidak pernah diterbitkan atau
lebih dari Rp50 miliar wajib dilaksanakan sebelumnya
menerapkan manajemen oleh BPR; atau
risiko untuk seluruh risiko; b. telah diterbitkan atau
b.
BPR dengan modal inti lebih dilaksanakan sebelumnya
dari Rp15 miliar namun oleh BPR namun dilakukan
kurang dari Rp50 miliar wajib pengembangan yang
menerapkan manajemen mengubah atau meningkatkan
risiko untuk empat risiko seluruh risiko atau risiko
yaitu risiko kredit, risiko tertentu BPR.
operasional, risiko kepatuhan, 6.
Laporan - laporan terkait
dan risiko likuiditas; dan penerapan manajemen risiko
c.
BPR dengan modal inti adalah:
kurang dari Rp15 miliar wajib a. Laporan rencana tindak
menerapkan manajemen (action plan) penerapan
risiko untuk tiga risiko yaitu manajemen risiko;
risiko kredit, risiko operasional, b. Laporan profil risiko;
dan risiko kepatuhan. c. Laporan produk dan aktivitas
4.
Struktur organisasi dalam baru; dan
penerapan manajemen risiko d. Laporan profil risiko lain.
dibagi berdasarkan modal inti OJK melakukan penilaian terhadap
sebagai berikut: penerapan manajemen risiko di
a. BPR dengan modal inti BPR dan OJK dapat melakukan
lebih dari Rp80 miliar wajib penyesuaian penilaian penerapan
membentuk: Manajemen Risiko.
i. komite manajemen risiko;
dan D. B
ank Pembiayaan Rakyat Syariah
ii.
satuan kerja manajemen 1. BPRS wajib menerapkan Mana-
risiko jemen Risiko secara efektif dengan
b. BPR dengan modal inti lebih paling sedikit mencakup:
dari Rp50 miliar namun a. Pengawasan aktif Direksi,
kurang dari Rp80 miliar wajib Dewan Komisaris, dan Dewan
membentuk satuan kerja Pengawas Syariah;
manajemen risiko; b. Kecukupan kebijakan dan
c. BPR dengan modal inti prosedur Manajemen Risiko
kurang dari Rp50 miliar wajib serta penetapan limit Risiko;
menunjuk satu orang pejabat c. Kecukupan proses identifikasi,
eksekutif yang bertanggung pengukuran, pemantauan,
jawab terhadap penerapan dan pengendalian Risiko serta
manajemen risiko. sistem informasi Manajemen
5. Dalam rangka pengelolaan risiko Risiko; dan
yang melekat pada penerbitan d. Sistem pengendalian intern
produk dan/atau pelaksanaan yang menyeluruh.
aktivitas baru, BPR wajib memiliki 2.
Selain menyampaikan laporan
ii. p
entitas utama;
erubahan entitas utama;
16. Penerapan
iii. perubahan anggota Manajemen Risiko
konglomerasi keuangan;
dan/atau Dalam Penggunaan
iv. pembubaran konglo-
merasi keuangan. Teknologi Informasi
Paling lama disampaikan 20
hari kerja sejak terjadinya
oleh Bank Umum
kondisi dimaksud.
b. laporan profil risiko
terintegrasi secara berkala
untuk posisi akhir bulan Juni
dan Desember. Paling lambat Dalam rangka meminimalisir terjadinya
disampaikan pada tanggal risiko yang terkait dengan penggunaan
15 bulan kedua setelah Teknologi Informasi dan untuk melindungi
berakhirnya bulan laporan kepentingan Bank dan nasabahnya, Bank
yang bersangkutan. wajib menerapkan manajemen risiko
13. Kewajiban penyampaian laporan secara efektif dan tata kelola Teknologi
profil risiko terintegrasi pertama Informasi. Implementasi dari penerapan
kali dilakukan untuk posisi laporan dimaksud antara lain dilakukan melalui
sebagai berikut: penyelarasan Rencana Strategis Teknologi
a. Juni 2015, untuk entitas utama Informasi dengan strategi bisnis Bank.
yang merupakan BUKU 4;
b. Desember 2015, untuk entitas Bank wajib menerapkan manajemen
utama berupa bank non BUKU risiko secara efektif yang paling sedikit
4 dan bukan bank. mencakup:
14. Sanksi dalam POJK ini terdiri dari A. pengawasan aktif direksi dan dewan
dua jenis yaitu sanksi administratif komisaris;
dan sanksi kewajiban membayar B. kecukupan kebijakan, standar, dan
khusus terkait keterlambatan prosedur penggunaan TI;
pelaporan. C. kecukupan proses identifikasi,
15. Khusus pengenaan sanksi pengukuran, pemantauan dan
administratif mulai berlaku sejak: pengendalian risiko penggunaan TI;
a. Januari 2017, untuk entitas dan
utama yang merupakan BUKU D. sistem pengendalian intern atas
4; penggunaan TI.
b. Januari 2018, untuk entitas
utama berupa bank non BUKU Adapun kebijakan, standar, dan prosedur
4 dan bukan bank. penggunaan TI paling sedikit meliputi
aspek:
A. manajemen;
B. pengembangan dan pengadaan;
C. operasional TI;
D. jaringan komunikasi;
E. pengamanan informasi;
F. Rencana Pemulihan Bencana;
20. Penerapan
Manajemen Risiko
pada Bank yang
Melakukan Aktivitas
Pemberian Kredit
Kepemilikan
Rumah (KPR) dan
Kredit Kendaraan
Bermotor (KKB)
19. Penerapan
Manajemen Risiko
pada Internet Bank perlu meningkatkan kehati-hatian
Banking dalam penyaluran KPR, KPR iB (KPR
Syariah), KKB dan KKB iB (KKB Syariah)
karena pertumbuhan kredit tersebut
terlalu tinggi berpotensi mendorong
peningkatan harga aset properti yang
Bank yang menyelenggarakan internet tidak mencerminkan harga sebenarnya
banking wajib menerapkan manajemen (bubble), sehingga dapat meningkatkan
risiko pada aktivitas internet banking risiko kredit bagi bank dengan eksposur
secara efektif, yang meliputi: kredit properti yang besar. Untuk itu, bagi
A. Pengawasan aktif dewan komisaris perbankan konvensional maupun syariah
agar tetap dapat menjaga perekonomian Secara rinci, pengaturan uang muka kredit
yang produktif dan mampu menghadapi atau DP pada KKB/KKB iB ditetapkan
tantangan sektor keuangan di masa yang sebagai berikut:
akan datang. Perlu adanya kebijakan yang
dapat memperkuat ketahanan sektor A. Paling rendah 25% untuk pembelian
keuangan untuk meminimalisir sumber- kendaraan bermotor roda dua;
sumber kerawanan yang dapat timbul, B. Paling rendah 30% untuk pembelian
termasuk pertumbuhan kredit tersebut kendaraan bermotor roda tiga atau
di atas yang berlebihan. Untuk KPR iB dan lebih untuk keperluan non produktif;
KKB iB tetap memperhatikan karakteristik dan
produk perbankan syariah termasuk C. Paling rendah 20% untuk pembelian
fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI. kendaraan bermotor roda tiga atau
Kebijakan tersebut dilakukan melalui lebih untuk keperluan produktif, yaitu
penetapan besaran LTV untuk KPR, FTV bila memenuhi salah satu syarat:
untuk KPR iB dan Down Payment (DP) 1. Merupakan kendaraan
untuk KKB iB dan KKR iB. yang memiliki izin untuk
angkutan orang atau barang
Untuk menghindari kemungkinan adanya yang dikeluarkan oleh pihak
regulatory arbitrage ketentuan LTV dan DP berwenang; atau
juga diberlakukan terhadap BUS dan UUS 2. Diajukan oleh perorangan atau
dengan perlakuan khusus yang berbeda badan hukum yang memiliki izin
untuk produk pembiayaan Musyarakah usaha tertentu yang dikeluarkan
Mutanaqisah (MMQ) dan IMBT. oleh pihak berwenang dan
digunakan untuk mendukung
Ruang lingkup pengaturan KPR iB kegiatan operasional usaha yang
meliputi pembiayaan yang diberikan dimiliki.
kepada nasabah perorangan dan tidak
berlaku untuk nasabah perusahaan. OJK telah melakukan perluasan cakupan
Ketentuan ini hanya berlaku untuk KPR pengaturan yang meliputi:
iB berupa rumah tinggal/apartemen/ A. Kredit pemilikan properti yang terdiri
rumah susun yang memiliki luas di atas dari kredit pemilikan rumah tapak,
70m2. Penyertaan (sharing) BUS atau UUS kredit pemilikan rumah susun, kredit
dalam rangka pembiayaan kepemilikan pemilikan rumah kantor serta kredit
rumah diperlakukan terhadap KPR iB pemilikan rumah toko; dan
dengan skema MMQ ditetapkan paling B. Kredit konsumsi beragun properti
tinggi sebesar 80% dari harga perolehan dengan parameter sebagai berikut:
rumah. Uang jaminan (deposit) sebagai
DP dalam rangka KPR iB dengan skema
IMBT ditetapkan paling rendah sebesar
20% dari harga perolehan rumah yang
disewakan kepada nasabah. Uang jaminan
(deposit) dimaksud akan diperhitungkan
sebagai uang muka pembelian rumah
tersebut oleh nasabah pada saat IMBT
jatuh tempo.
Penyedia Jasa Keuangan harus memiliki Penyedia Jasa Keuangan wajib melakukan
Pedoman Penerapan Program Anti prosedur CDD pada saat:
Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan A.
Melakukan hubungan usaha dengan
Pendanaan Terorisme (PPT) yang Calon Nasabah;
disusun dengan mengacu pada Pedoman B. Terdapat transaksi keuangan dengan
Standar Penerapan Program APU dan mata uang rupiah dan/atau mata
PPT yang harus disesuaikan dengan uang asing yang nilainya paling sedikit
struktur organisasi, kompleksitas usaha atau setara dengan Rp100.000.000,00
serta jenis produk dan jasa layanan. (seratus juta rupiah);
Program tersebut merupakan bagian C.
Terdapat transaksi Transfer Dana
sebagaimana
Peraturan OJK ini;
dimaksud dalam
23. Pemanfaatan
D. Terdapat indikasi Transaksi Keuangan Tenaga Kerja Asing
Mencurigakan yang terkait dengan
Pencucian Uang dan/atau Pendanaan dan Program Alih
Terorisme; atau
E. PJK meragukan kebenaran informasi Pengetahuan di
yang diberikan oleh Calon Nasabah,
Nasabah, penerima kuasa, dan/atau
Sektor Perbankan
Pemilik Manfaat (Beneficial Owner).
Bank dapat memanfaatkan Tenaga Kerja
Untuk mencegah digunakannya Penyedia Asing (TKA) dalam menjalankan kegiatan
Jasa Keuangan sebagai media atau usahanya dengan memenuhi ketentuan
tujuan pencucian uang atau pendanaan yang berlaku. Pemanfaatan TKA oleh bank
terorisme yang melibatkan pihak wajib mempertimbangkan ketersediaan
internal perusahaan, maka Penyedia Jasa tenaga kerja Indonesia. Bank hanya
Keuangan wajib melakukan prosedur dapat memanfaatkan TKA untuk jabatan-
penyaringan (screening) dalam rangka jabatan sebagai berikut atau yang setara:
penerimaan pegawai baru. Hal ini
mengingat kegiatan pencucian uang dan A. K omisaris dan direksi;
pendanaan terorisme dimungkinkan juga B. Pejabat eksekutif; dan/atau
melibatkan karyawan dari Penyedia Jasa C. Tenaga ahli/konsultan.
Keuangan itu sendiri. Dengan demikian
untuk mencegah ataupun mendeteksi Bank dilarang memanfaatkan TKA
terjadinya dugaan tindak pidana pencucian pada bidang-bidang tugas personalia
uang, maka perlu diterapkan Know Your dan kepatuhan. Bank wajib meminta
Employee (KYE) yang diantaranya adalah persetujuan dari OJK sebelum
melalui prosedur pre employee screening, mengangkat TKA untuk menduduki
pengenalan dan pemantauan profil yang jabatan sebagai Komisaris, Direksi
mencakup karakter, perilaku, dan gaya dan/atau Pejabat Eksekutif, wajib
hidup karyawan. menyampaikan rencana pemanfaatan
TKA yang wajib dicantumkan dalam RBB
Dalam menerapkan program APU dan kepada OJK, wajib menjamin terjadinya
PPT, Penyedia Jasa Keuangan wajib alih pengetahuan (transfer of knowledge)
menyampaikan kepada OJK yakni: dalam pemanfaatan TKA. Kewajiban alih
A. Action plan penerapan program APU pengetahuan dilakukan melalui:
dan PPT paling lambat pada akhir
bulan Mei 2017; dan A. P
enunjukan dua orang tenaga
B. Laporan rencana dan realisasi pendamping untuk satu orang TKA;
kegiatan pengkinian data nasabah B.
Pendidikan dan pelatihan kerja bagi
setiap akhir tahun. tenaga pendamping sesuai dengan
kualifikasi jabatan yang diduduki oleh
TKA; dan
A. P
ersyaratan Nasabah Prima, dengan
menetapkan kriteria/persyaratan
tertentu yang harus dipenuhi
nasabah;
B.
Ruang Lingkup produk dan/atau
aktivitas bank, dengan memperhatikan
ketentuan dan peraturan perundang-
undangan lain yang terkait;
ii. L
ebih dari Rp5 miliar penyertaan paling rendah
rupiah sampai dengan 3 (PK-3) dan mempunyai
Rp10 miliar rupiah bagi prospek peningkatan
Bank yang memenuhi Peringkat Komposit menjadi
kriteria tertentu; lebih baik. Selain itu,
4. Kualitas Pembiayaan setelah persyaratan lain dalam rangka
dilakukan restrukturisasi penyertaan modal mengacu
ditetapkan sebagai berikut: pada ketentuan yang berlaku
a. Paling tinggi Kurang mengenai prinsip kehati-
Lancar untuk Pembiayaan hatian dalam kegiatan
yang sebelum dilakukan Penyertaan Modal.
restrukturisasi tergolong 7.
POJK ini berlaku sampai dengan
Diragukan atau Macet; dua tahun sejak sejak 24 Agustus
b. Tetap atau tidak berubah untuk 2015.
Pembiayaan yang sebelum
dilakukan restrukturisasi
tergolong Lancar, Dalam
Perhatian Khusus atau Kurang
Lancar. 28. Kewajiban
5. Kualitas Pembiayaan setelah
dilakukan restrukturisasi dapat Pemenuhan
menjadi Lancar, apabila tidak
terdapat tunggakan selama
Rasio Kecukupan
tiga kali periode pembayaran
angsuran pokok dan/atau margin/
Likuiditas (Liquidity
bagi hasil/ujrah secara berturut- Coverage Ratio)
turut sesuai dengan perjanjian
Restrukturisasi Pembiayaan. Bagi Bank Umum
6. Penyertaan Modal dalam rangka:
a. Pendirian perusahaan yang
akan mengambil alih aset Bank wajib memenuhi Liquidity Coverage
Pembiayaan bermasalah Ratio (LCR) sebesar 100% secara individu
dari BUS yang melakukan maupun konsolidasi bagi bank yang
penyertaan dengan termasuk dalam BUKU 4, BUKU 3, KCBA,
kepemilikan BUS paling tinggi dan bank asing selain KCBA. LCR bertujuan
20% dari modal perusahaan untuk menjaga ketahanan likuiditas
dan BUS tidak menjadi jangka pendek bank, dengan memastikan
pengendali; atau bank memiliki aset likuid berkualitas
b. Tambahan penyertaan untuk tinggi untuk memenuhi kebutuhan
penyelamatan perusahaan likuiditasnya selama 30 (tiga puluh) hari
anak berupa bank yang ke depan pada skenario stress test. LCR
melakukan kegiatan usaha merupakan perbandingan antara High
berdasarkan prinsip syariah, Quality Liquid Asset (HQLA) dengan net
dapat dilakukan apabila BUS cash outflow. Kewajiban pemenuhan LCR
memiliki Peringkat Komposit dilakukan secara bertahap sejak tanggal
tingkat kesehatan BUS 31 Desember 2015 sampai 31 Desember
terakhir sebelum melakukan 2018.
KETENTUAN LAPORAN
DAN STANDARD AKUNTANSI
Tabel 4.8. Tata Cara dan Batas Waktu Penyampaian dan Pengumuman Laporan Publikasi
1 Laporan Secara online Sesuai ketentuan sistem pelaporan OJK atau LKPBU
Publikasi melalui sistem
Bulanan pelaporan OJK
atau LKPBU
Publikasi di Situs Akhir bulan Setelah melewati
Web Bank berikutnya batas akhir waktu
setelah posisi pengumuman
akhir bulan
laporan
2 Laporan Secara online Sesuai ketentuan sistem pelaporan OJK atau LKPBU
Publikasi melalui sistem
Triwulanan pelaporan OJK
atau LKPBU
Publikasi di Situs • Untuk laporan Setelah melewati
Web Bank posisi akhir batas akhir waktu
Maret, Juni pengumuman.
dan Septem-
Publikasi di surat ber tanggal 15 Setelah melewati Setelah melewati
kabar bulan kedua batas akhir waktu batas akhir waktu
setelah bera- pengumuman keterlambatan.
khirnya bulan sampai dengan
laporan. paling lambat:
• Untuk laporan • Untuk laporan
posisi akhir posisi akhir
Desember: Maret, Juni dan
Akhir bulan September
Maret tahun Akhir bulan
berikutnya kedua setelah
setelah ber- berakhirnya
akhirnya bu- bulan laporan.
lan laporan. • Untuk Laporan
posisi akhir
Desember:
Tanggal 15
bulan April
tahun berikut-
nya setelah
ber-akhirnya
bulan laporan.
3 Laporan Kepada Pengawas Sama dengan pengumuman Laporan Publikasi Triwulanan
Tertentu Bank
Triwulanan
4 Bukti pengu- Kepada Pengawas Paling lambat Setelah melewati
muman pada Bank dua hari kerja batas akhir waktu
surat kabar setelah pengu- penyampaian.
muman di surat
kabar.
5 Pengungka- Situs Web Bank Sama dengan pengumuman Laporan Publikasi Triwulanan
pan eksposur
risiko secara
triwulanan,
dalam hal
terdapat
perubahan in-
formasi yang
cenderung
bersifat cepat
(prone to rap-
id change)
6 Laporan Situs Web bank Paling lambat Setelah melewati Setelah melewati
Publikasi empat bulan batas akhir waktu batas akhir waktu
Tahunan setelah akhir pengumuman keterlambatan.
Kepada Pengawas Tahun Buku sampai dengan
Bank paling lambat
satu bulan setelah
batas akhir waktu
pengumuman/
penyampaian.
7 Laporan Kepada Pengawas Paling lambat Setelah melewati Setelah melewati
Tertentu Bank empat bulan batas akhir waktu batas akhir waktu
Tahunan setelah akhir pengumuman keterlambatan.
Tahun Buku sampai dengan
Entitas Induk paling lambat
atau Entitas satu bulan setelah
Anak atau kantor batas akhir waktu
pusat di luar pengumuman/
negeri penyampaian.
8 Laporan SBDK Pengumuman di Paling lambat 7 Setelah melewati Setelah melewati
surat kabar (tujuh) hari kerja batas akhir waktu batas akhir waktu
setelah akhir pengumuman keterlambatan.
bulan Maret, sampai dengan
Juni, September, paling lambat
dan Desember. satu bulan setelah
akhir batas waktu
pengumuman.
Situs Web Bank Setiap saat
Pengumuman
pada Papan
Pengumuman di
Kantor Bank
9 Laporan Situs Web Bank Segera dalam Setelah melewati
Informasi jangka waktu batas akhir waktu
dan/atau paling lambat pengumuman.
Fakta Material dua hari kerja
Kepada Kepala setelah adanya Setelah melewati
Eksekutif informasi dan/ batas akhir waktu
Pengawas atau fakta penyampaian.
Perbankan material, kecuali
(KEPP) dengan ditentukan lain
tembusan kepada dalam peraturan
Pengawas Bank perundang-un-
dangan.
Catatan:
Untuk laporan yang disampaikan tidak melalui sistem pelaporan secara
online, dalam hal batas waktu penyampaiannya jatuh pada hari Sabtu,
Minggu, atau hari libur lainnya, batas waktu penyampaian laporan
menjadi hari kerja berikutnya.
1. Laporan Berkala
2. Laporan Lainnya
7. Pelaporan dan
Permintaan
Informasi Debitur
melalui Sistem
Layanan Informasi
Keuangan
POJK 18/POJK.03/2017 mengatur tentang LPIP, dan pihak lain dalam rangka
tata cara pelaporan dan permintaan pelaksanaan perundang-undangan,
informasi debitur melalui Sistem Layanan seperti BI, Lembaga Penjamin Simpanan,
Informasi Keuangan. Pihak yang wajib Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
menjadi pelapor SLIK adalah Bank Umum, Keuangan, pemerintah pusat, pemerintah
BPR, BPRS, Lembaga Pembiayaan yang daerah, lembaga negara, dan penegak
memberikan fasilitas penyediaan dana, hukum.
dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang
memberikan fasilitas penyediaan dana, Apabila terdapat ketidakakuratan
kecuali lembaga keuangan mikro. Pihak informasi debitur, debitur dapat
lain yang dapat menjadi pelapor SLIK mengajukan pengaduan secara langsung
adalah LJK lainnya yang menyediakan kepada pelapor yang bersangkutan.
layanan pinjam-meminjam uang berbasis Pelapor wajib menyelesaikan pengaduan
teknologi informasi (peer to peer lending), debitur paling lama 20 hari kerja setelah
lembaga keuangan mikro, dan lembaga tanggal pengaduan diterima oleh pelapor
lain bukan LJK, seperti Koperasi Simpan dan apabila diperlukan, maka penelitian
Pinjam (KSP) apabila telah memenuhi khusus dapat diperpanjang 20 hari kerja.
syarat dan mendapat persetujuan oleh Saat ini lembaga yang telah menjadi
OJK. pelapor SLIK adalah Bank Umum, BPR,
BPRS, lembaga pembiayaan, dan LJK
Pelapor wajib menyampaikan laporan lainnya yang telah menjadi pelapor
debitur secara lengkap, akurat, terkini, Sistem Informasi Debitur pada saat POJK
utuh, dan tepat waktu. Laporan debitur SLIK berlaku. BPR, BPRS, dan perusahaan
wajib disampaikan secara bulanan (paling pembiayaan yang belum menjadi pelapor
lambat tanggal 12 bulan berikutnya SID saat POJK SLIK berlaku, wajib menjadi
setelah bulan laporan debitur) dan secara pelapor SLIK paling lambat tanggal 31
online melalui SLIK. Cakupan laporan Desember 2018. Selanjutnya, Perusahaan
debitur yang disampaikan meliputi Modal Ventura, Perusahaan Pembiayaan
data debitur, fasilitas penyediaan dana, Infrastruktur (PPI), dan pergadaian yang
agunan, penjamin, pengurus dan pemilik, belum menjadi pelapor SID saat POJK SLIK
serta keuangan debitur. berlaku, wajib menjadi pelapor SLIK paling
lambat tanggal 31 Desember 2022.
Adapun pihak yang dapat meminta
informasi debitur adalah pelapor, debitur,
KETENTUAN PENGAWASAN
BANK
7. R
8. R
encana permodalan
encana pengembangan
2. Penilaian Tingkat
organisasi, TI, dan SDM Kesehatan Bank
9. Rencana pelaksanaan kegiatan
usaha baru atau rencana
penerbitan produk dan
pelaksanaan aktivitas baru A. Bank Umum
10. Rencana pengembangan dan/ Bank wajib memelihara dan/atau
atau perubahan jaringan kantor meningkatkan TKS bank dengan
11. Informasi lainnya menerapkan prinsip kehati-hatian
dan manajemen risiko dalam
Jangka waktu proyeksi dan melaksanakan kegiatan usaha. Bank
perencanaan beberapa cakupan wajib melakukan penilaian tingkat
materi dalam penyusunan rencana kesehatan dengan menggunakan
bisnis dibedakan berdasarkan modal pendekatan risiko RBBR baik secara
inti, yaitu BPR dan BPRS dengan individual maupun secara konsolidasi.
modal inti kurang dari Rp50 miliar Bank wajib melakukan penilaian
dan BPR dan BPRS dengan modal inti sendiri (self assessment) atas TKS
paling sedikit Rp50 miliar. bank paling kurang setiap semester
untuk posisi akhir bulan Juni dan
OJK berwenang meminta BPR dan Desember. Bank wajib melakukan
BPRS untuk melakukan penyesuaian pengkinian self assesment TKS bank
terhadap Rencana Bisnis. Sementara sewaktu-waktu apabila diperlukan.
itu, dengan pertimbangan tertentu
BPR dan BPRS dapat melakukan Faktor-faktor penilaian TKS bank
perubahan rencana bisnis sebanyak meliputi:
satu kali. Direksi wajib menyusulan
laporan pelaksanaan rencana bisnis, 1. P rofil risiko (risk profile)
sedangkan Dewan Komisaris wajib 2. Good Corporate Governance
menyusun laporan pengawasan (GCG);
rencana bisnis secara semesteran. 3. Rentabilitas (earnings); dan
BPR dan BPRS dikenakan sanksi 4. Permodalan (capital).
teguran tertulis dan denda apabila
terlambat menyampaikan dan tidak Peringkat Komposit (PK) TKS bank
menyampaikan rencana bisnis, ditetapkan berdasarkan analisis
dikenakan sanksi denda apabila secara komprehensif dan terstruktur
menyampaikan penyesuaian rencana terhadap peringkat setiap faktor
bisnis namun tidak lengkap atau tidak dengan memperhatikan materialitas
dilampiri dokumen dan informasi dan signifikansi masing-masing
sesuai dengan cakupan, serta faktor, serta mempertimbangkan
dikenakan sanksi administratif berupa kemampuan bank dalam menghadapi
teguran tertulis, penurunan tingkat perubahan kondisi eksternal yang
kesehatan BPR/BPRS, dan/atau signifikan. Kategori PK adalah sebagai
penghentian sementara sebagian berikut:
kegiatan usaha BPR/BPRS apabila
tidak memenuhi ketentuan lainnya
yang telah ditetapkan.
PK Kriteria
1. H
asil penilaian ditetapkan dalam
empat predikat yaitu: Sehat,
Cukup Sehat, Kurang Sehat dan
Tidak Sehat;
Kriteria
Bank Dalam Pengawasan Intensif (BDPI) OJK menetapkan Bank Dalam Pengawasan
apabila dinilai memiliki potensi kesulitan yang Khusus (BDPK) apabila BDPI atau bank dalam
membahayakan kelangsungan usaha jika pengawasan normal, dinilai mengalami kesulitan
memenuhi satu atau lebih kriteria sebagai yang membahayakan kelangsungan usahanya,
berikut: yaitu apabila memenuhi satu atau lebih kriteria
a. KPMM ≥ 8%, namun kurang dari rasio KPMM sebagai berikut:
sesuai profil risiko bank yang wajib dipenuhi a. Rasio KPMM < 8%;
oleh bank; b. Rasio GWM dalam rupiah kurang dari
b. Rasio modal inti (tier 1) kurang dari rasio yang ditetapkan untuk GWM dalam
persentase tertentu yang ditetapkan oleh rupiah yang wajib dipenuhi oleh bank dan
OJK; berdasarkan penilaian OJK:
c. Rasio Giro Wajib Minimum (GWM) dalam 1. Bank mengalami permasalahan
rupiah sama dengan atau lebih besar dari likuiditas mendasar; atau
rasio yang ditetapkan untuk GWM rupiah 2. Bank mengalami perkembangan yang
yang wajib dipenuhi oleh Bank namun memburuk dalam waktu singkat.
berdasarkan penilaian OJK, Bank memiliki
permasalahan likuiditas mendasar;
d. Rasio kredit bermasalah secara neto
(non performing loan/NPL net) atau rasio
pembiayaan bermasalah secara neto (non
performing financing/NPF net) secara neto
lebih dari 5% dari total kredit atau total
pembiayaan;
e. Tingkat kesehatan Bank dengan peringkat
komposit 4 atau 5; dan/atau
f. Tingkat kesehatan Bank dengan peringkat
komposit 3 dan peringkat tata kelola dengan
peringkat 4 atau peringkat 5
Jangka Waktu
OJK menetapkan BDPI paling lama satu tahun OJK menetapkan BDPK untuk jangka waktu
sejak tanggal surat pemberitahuan OJK dan paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal
dapat diperpanjang paling banyak 1 (satu) kali surat pemberitahuan OJK dan tidak dapat
dan paling lama 1 (satu) tahun apabila memenuhi diperpanjang.
kriteria:
a. Rasio kredit atau rasio pembiayaan
bermasalah secara neto (non performing
loan) lebih dari 5% dari total kredit atau
pembiayaan, dan penyelesaiannya bersifat
kompleks;
b. TKS bank dengan peringkat komposit 4 atau
peringkat 5; dan/atau
c. TKS bank dengan peringkat komposit
3 dan GCG dengan peringkat 4 atau
peringkat 5.
Khusus untuk kriteria b dan c, perpanjangan
jangka waktu BDPI disertai pula dengan
peningkatan tindakan pengawasan.
Pembiayaan Rakyat
A. R
asio KPMM,
Syariah (BPR/BPRS) B. C ash Ratio (CR), dan/atau
C. Tingkat kesehatan (TKS).
Ketentuan ini disusun untuk menjemba- OJK memberikan jangka waktu maksimal
tani antara BPR/BPRS dalam pengawasan 1 tahun bagi BDPI dan dapat diperpanjang
normal menuju BPR/BPRS dalam sebanyak 1 kali untuk jangka waktu paling
Pengawasan Khusus (BDPK), sehingga lama 1 tahun apabila memenuhi syarat-
kondisi BPR/BPRS yang mengalami syarat tertentu yang ditetapkan OJK.
penurunan kinerja hingga mendekati
kriteria pengawasan khusus dapat BPR/BPRS yang ditetapkan sebagai BDPK
terdeteksi lebih awal dan memperoleh untuk jangka waktu paling lama 3 bulan
tindakan pengawasan yang terstruktur. dalam hal:
Sebelum ketentuan ini berlaku, BPR/BPRS
dapat langsung ditetapkan dalam status A. B
PR/BPRS dinilai mengalami kesulitan
BDPK tanpa melalui status BPR/BPRS yang membahayakan kelangsungan
dalam Pengawasan Intensif (BDPI) apabila usaha dengan memenuhi kriteria
berdasarkan hasil pengawasan dan rasio KPMM dan/atau CR rata-rata
pemeriksaan memenuhi kriteria BDPK. selama 6 bulan terakhir yang telah
Oleh karena itu, dengan berlakunya POJK ditetapkan oleh OJK; atau
ini, OJK berwenang menetapkan status B.
Jangka waktu atau perpanjangan
pengawasan BPR/BPRS yang terdiri jangka waktu BDPI terlampaui namun
dari pengawasan normal, pengawasan rasio KPMM dan CR rata-rata 6 bulan
intensif, atau pengawasan khusus. terakhir tidak memenuhi kriteria
untuk dikeluarkan dari pengawasan
Kriteria BPR/BPRS yang ditetapkan intensif.
atau dikeluarkan dari pengawasan
intensif atau pengawasan khusus, serta Dalam hal BPR/BPRS dalam pengawasan
ditetapkan sebagai BPR/BPRS yang normal atau pengawasan intensif namun
tidak dapat disehatkan diatur secara mengalami penurunan rasio KPMM atau
berbeda dengan mengacu pada tanggal CR rata-rata selama 6 bulan terakhir sesuai
penerapan ketentuan mengenai KPMM dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh
dan pemenuhan modal inti minimum, OJK, BPR/BPRS ditetapkan sebagai BDPK
yaitu: untuk jangka waktu paling lama 2 bulan
dan dilarang melakukan penghimpunan
A. Dalam periode sejak POJK ini mulai dana dan penyaluran dana.
berlaku, yaitu 1 November 2017
Bentuk Bank Perantara dapat berupa: atau mengalihkan seluruh aset dan/atau
A.
Bank Perantara yang melakukan kewajiban Bank Perantara kepada bank
kegiatan usaha sebagai Bank Umum atau pihak lain.
Konvensional.
B.
Bank Perantara yang melakukan Terdapat 4 alternatif pengalihan aset dan/
kegiatan usaha sebagai Bank Umum atau kewajiban dari Bank Asal ke Bank
Syariah. Perantara, yaitu sebagai berikut :
1. Alternatif 1
Pemberian izin pendirian Bank Perantara a.
Bank Perantara yang
dilakukan dalam dua tahap, yaitu: melakukan kegiatan usaha
A. Persetujuan prinsip, yaitu persetujuan dalam bentuk Bank Umum
untuk melakukan persiapan pendirian Konvensional menerima
Bank Perantara; dan pengalihan aset dan/atau
B. Izin usaha, yaitu izin yang diberikan kewajiban dari satu Bank Asal
untuk melakukan kegiatan usaha yang berupa Bank Umum
Bank Perantara setelah persiapan Konvensional; atau
pendirian Bank Perantara selesai b.
Bank Perantara yang
dilakukan. melakukan kegiatan usaha
dalam bentuk Bank Umum
Dalam kondisi krisis sistem keuangan, Syariah menerima pengalihan
LPS dapat mengajukan permohonan aset dan/atau kewajiban dari
persetujuan prinsip dan izin usaha Bank satu Bank Asal yang berupa
Perantara secara bersamaan. Bank Umum Syariah.
2. Alternatif 2
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank Perantara yang melakukan
Bank Perantara wajib memenuhi seluruh kegiatan usaha dalam bentuk
ketentuan sebagaimana halnya yang Bank Umum Konvensional
berlaku bagi bank kecuali ketentuan yang menerima pengalihan aset dan/
secara khusus diatur dalam POJK ini, yaiut: atau kewajiban lebih dari satu
A.
Status pengawasan (bank dalam Bank Asal yang berupa Bank
pengawasan intensif atau bank Umum Konvensional.
dalam pengawasan khusus) tidak 3. Alternatif 3
diberikan, namun bank tetap wajib Bank Perantara yang melakukan
melaksanakan tindakan pengawasan kegiatan usaha dalam bentuk
yang diperintahkan OJK. Bank Umum Syariah menerima
B.
Tidak diberlakukannya perhitungan pengalihan aset dan/atau
pemenuhan modal inti terkait kewajiban lebih dari satu Bank
kegiatan usaha/produk dan jaringan Asal yang berupa Bank Umum
kantor yang sudah ada. Syariah.
4. Alternatif 4
Bank Perantara sudah tidak lagi menjadi a.
Bank Perantara yang
Bank Perantara dalam hal LPS menjual melakukan kegiatan usaha
saham Bank Perantara kepada pihak lain dalam bentuk Bank Umum
Konvensional menerima
pengalihan aset dan/atau
kewajiban dari satu atau lebih
Bank Umum Konvensional
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
BUKv UUS
BUSy BUSy BUKv
ALTERNATIF 3 ALTERNATIF 4
KETENTUAN EDUKASI
DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
Konsumen.
6. Tata cara komunikasi kepada
Konsumen paling kurang
mencakup :
a. Prosedur pelayanan dan
penyelesaian pengaduan
dalam format yang mudah
dimengerti dan mudah
diakses oleh Konsumen; dan
b. Penawaran penyelesaian
jika dari hasil analisa dan
evaluasi yang dilakukan oleh
bank terjadinya pengaduan
disebabkan kesalahan dari
bank.
7. Merahasiakan informasi menge-
nai Konsumen yang melakukan C. B
ank dilarang memungut biaya
pengaduan kepada pihak atas pelayanan dan penyelesaian
manapun, kecuali: pengaduan.
a. Kepada OJK; D.
Bank wajib mengadministrasikan
b. Dalam rangka penyelesaian pelayanan dan penyelesaian
pengaduan; pengaduan Pengadministrasian wajib
c. Diwajibkan oleh peraturan memuat informasi paling kurang:
perundang-undangan; dan/ 1. Identitas Konsumen;
atau 2. Materi pengaduan; dan
d. Atas persetujuan Konsumen. 3. Tindakan yang telah dilakukan
untuk menyelesaikan pengaduan.
B. Bank wajib memberikan pelayanan E.
Bank menyediakan informasi
dan penyelesaian pengaduan, dengan mengenai status pengaduan
ketentuan sebagai berikut: Konsumen melalui berbagai sarana
1. Memberikan perlakuan yang komunikasi yang disediakan oleh PUJK
seimbang dan obyektif kepada antara lain melalui website, surat,
setiap pengaduan; email, atau telepon.
2. Memberikan kesempatan yang F. Bank dan Konsumen dapat memantau
memadai kepada Konsumen perkembangan status Penanganan
untuk menjelaskan materi Pengaduan yang disampaikan oleh
pengaduan; dan Konsumen kepada OJK melalui Sistem
3. Memberikan kesempatan kepada Layanan Konsumen Terintegrasi
pihak lain yang mempunyai Sektor Jasa Keuangan.
kepentingan terhadap pengaduan, G. OJK dapat meminta atau mengakses
untuk memberikan penjelasan status perkembangan Penanganan
dalam penyelesaian pengaduan Pengaduan yang disampaikan oleh
(jika ada). Konsumen kepada PUJK.
KETENTUAN LAIN-LAIN
A. H
asil penilaian OJK, apabila lembaga
pemeringkat tidak lagi memenuhi
aspek penilaian yang ditetapkan atau A. Tujuan dan dibentuknya Lembaga
melakukan pelanggaran lain; dan/ Sertifikasi adalah untuk:
atau 1.
Menjamin kualitas sistem
B.
Permintaan lembaga pemeringkat. sertifikasi;
Penghapusan lembaga pemeringkat 2.
Menjamin pelaksanaan sistem
atas permintaan sendiri dapat sertifikasi; dan
3. M
eningkatkan kualitas dan C. K epentingan peradilan dalam perkara
kemampuan profesionalisme pidana;
SDM BPR/BPRS. D. Kepentingan peradilan dalam
perkara perdata antara bank dengan
B. Persyaratan yang harus dipenuhi nasabahnya;
Lembaga Sertifikasi adalah: E. Tukar menukar informasi antar bank;
1.
Memiliki visi dan misi F. Permintaan, persetujuan atau kuasa
untuk meningkatkan dan nasabah penyimpan yang dibuat
mengembangkan SDM BPR yang secara tertulis;
mendukung terciptanya industri G. Permintaan ahli waris yang sah dari
BPR/BPRS yang sehat, kuat dan nasabah penyimpan yang telah
efisien; meninggal dunia; dan
2.
Memiliki organ yang sekurang- H. Dalam rangka pemeriksaan yang
kurangnya terdiri dari: Dewan berkaitan dengan tindak pidana
Sertifikasi, Komite Kurikulum pencucian uang.
Nasional, dan Manajemen;
3.
Memiliki dan melaksanakan Pelaksanaan ketentuan dalam huruf a, b,
tugas atas dasar kompetensi dan c wajib terlebih dahulu memperoleh
dan komitmen untuk mengatur, perintah atau izin tertulis untuk membuka
menetapkan dan menyusun rahasia bank dari pimpinan OJK,
sistem sertifikasi. sedangkan untuk pelaksanaan ketentuan
huruf d, e, f, g, dan h perintah atau izin
tersebut tidak diperlukan.
3. Rahasia Bank
keuangan wajib pajak dengan negara lain Indonesia dan otoritas pajak di Negara
melalui sebuah mekanisme perjanjian Mitra berdasarkan persetujuan tertulis
internasional baik bilateral maupun secara sukarela dari nasabah wajib
multilateral. pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra
dimaksud, kepada LJK.
Salah satu pihak yang berperan
penting dalam penyampaian informasi LJK yang memenuhi kriteria LJK yang wajib
tersebut adalah LJK yang menjadi menyampaikan informasi nasabah asing
tempat penyimpanan atau investasi dan (sesuai dengan perjanjian pertukaran
pelayanan jasa keuangan nasabah yang informasi secara otomatis), wajib:
merupakan wajib pajak Negara Mitra atau
Yurisdiksi Mitra. Pertukaran informasi A. M
elakukan identifikasi terhadap
meliputi tiga jenis yaitu: nasabah atau calon nasabah untuk
memastikan bahwa nasabah atau
A. Pertukaran informasi berdasarkan calon nasabah dimaksud memenuhi
permintaan, terdapat permintaan atas kriteria nasabah asing atau calon
wajib pajak tertentu terlebih dahulu; nasabah asing;
B. Pertukaran secara spontan, salah satu B.
Meminta informasi dan/atau
negara mempunyai inisiatif untuk dokumen yang diperlukan dalam
melaporkan wajib pajak tertentu; dan rangka verifikasi bahwa nasabah atau
C. Pertukaran informasi secara otomatis, calon nasabah memenuhi kriteria
penyampaian informasi keuangan nasabah asing atau calon nasabah
wajib pajak yang tidak berdasarkan asing;
permintaan ataupun insiatif, C.
Meminta nasabah asing atau calon
melainkan berdasarkan pemenuhan nasabah asing untuk menyampaikan
kriteria wajib pajak dalam perjanjian pernyataan persetujuan, instruksi
antar negara yang dilakukan melalui atau pemberian kuasa secara tertulis
sistem yang telah disepakati, dan sukarela kepada LJK untuk
disampaikan secara berkala dan memberikan informasi nasabah
berkesinambungan. asing dan/atau calon nasabah asing
kepada otoritas pajak Indonesia untuk
Pertukaran informasi secara otomatis diteruskan kepada otoritas pajak
dapat dilakukan dengan adanya surat Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra;
pernyataan sukarela dari nasabah wajib dan
pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi D.
Melakukan penyaringan nasabah
Mitra. Perjanjian negara dalam rangka asing yang memiliki saldo rekening
melakukan pertukaran informasi secara atau nilai paling sedikit sesuai dengan
otomatis meliputi antara lain: tata cara yang ditetapkan dalam perjanjian
melakukan due diligence, jenis informasi pertukaran informasi secara otomatis.
yang dipertukarkan, periode laporan
(berkala), dan waktu penyampaian Informasi nasabah asing yang
laporan. Pemerintah telah menetapkan disampaikan paling sedikit meliputi
Peraturan Menteri Keuangan No.125/ informasi nasabah dan informasi
PMK.010/2015 tanggal 7 Juli 2015 yang keuangan nasabah yang memiliki saldo
memungkinkan LJK menyampaikan rekening atau nilai rekening sesuai
informasi keuangan nasabah yang dengan perjanjian pertukaran informasi
merupakan wajib pajak Negara Mitra atau secara otomatis.
Yurisdiksi Mitra kepada otoritas pajak di
A. M
enyediakan sumber pendanaan
yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan
dan pendanaan terkait perubahan
iklim dalam jumlah yang memadai;
B.
Meningkatkan daya tahan dan daya
saing LJK, Emiten, dan Perusahaan
PERBANKAN
BANK UMUM
BPR
BPR berdasarkan Kegiatan Usaha (BPRKU) 3
termasuk BPRS yang memiliki modal inti yang
setara dengan BPRKU 3
BPRKU 1 dan BPRKU 2 serta BPRS yang memiliki
modal inti yang setara dengan BPRKU 1 atau
BPRKU 2
PASAR MODAL
Perusahaan Publik
IKNB
1 Januari sampai dengan tanggal 31 Bank Umum BUKU 1 dan BUKU 2, perusahaan
Desember 2020 pembiayaan, perusahaan pembiayaan syariah,
perusahaan modal ventura, perusahaan modal
ventura syariah, perusahaan pembiayaan
infrastruktur, perusahaan asuransi, perusahaan
asuransi syariah, perusahaan reasuransi,
perusahaan reasuransi syariah, Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia, perusahaan
pembiayaan sekunder perumahan, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, Emiten selain
Emiten dengan aset skala kecil dan Emiten
dengan aset skala menengah, serta Perusahaan
Publik.
Berisi :
1. Daftar POJK konversi dari PBI, SEBI, dan
SK Dir BI hingga tahun 2017
2. Daftar ketentuan bidang perbankan yang
masih berlaku hingga tahun 2017
7 • Penetapan Status dan Tindak • OJK No. 19/POJK.03/2017 tanggal 8 Mei 2017
P
Lanjut Pengawasan Bank tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut
Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat dan
Bank Pembiayaan Syariah
• POJK No. 15/POJK.03/2017 tanggal 4 April 2017
tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut
Pengawasan Bank Umum
10 • Rencana Aksi (Recovery Plan) • POJK No. 14/POJK.03/2017 tanggal 4 April 2017
Bagi Bank Sistemik tentang Rencana Aksi (Recovery Plan) Bagi
Bank Sistemik
Keterangan :
*) Ketentuan perbankan yang terdapat
dalam daftar di atas adalah POJK, PBI, dan
SK Dir BI yang masih berlaku.
Departemen Perizinan
dan Informasi Perbankan
OTORITAS JASA KEUANGAN
Menara Radius Prawiro
Jl. MH Thamrin No. 2, Jakarta - 10350
konsumen@ojk.go.id
1500 655/ fax (021) 386 032
www.ojk.go.id
www.ojk.go.id
official.ojk
@OJKINDONESIA
@OJKINDONESIA
Jasakeuangan