Liabilitas dan
Modal
Penerapan Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme
bagi Bank
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Tim Penyusun
Ramlan Ginting
Chandra Murniadi
Dudy Iskandar
Gantiah Wuryandani
Zulkarnain Sitompul
Siti Astiyah
Wahyu Yuwana Hidayat
Komala Dewi
Wirza Ayu Novriana
Anggayasti Hayu Anindita
Tresna Kholilah
Aprilia Anjarsari
2013
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
DAFTAR ISI
Paragraf Halaman
i
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
ii
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
Lampiran 2 : Kriteria Penilaian atas Penerapan PROGRAM APU DAN Hal. 199 – 201
PPT dan UU PPTPPU
iii
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
Lampiran 3 : Pedoman Standar Pelaksanaan Program Anti Pencucian Hal. 202 - 264
Uang dan pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan
PPT) bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
Pendahuluan Hal. 202 – 209
Pencucian Uang Hal. 203 – 207
Pendanaan Terorisme Hal. 207
Pelaporan Kepada PPATK Hal. 207 – 208
Kebijakan Pelaksanaan Program APU dan PPT Hal. 208 – 209
Manajemen Hal. 210 – 214
Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris Hal. 210 – 211
Unit Kerja Khusus Hal. 211– 214
Kebijakan CDD dan EDD Hal. 215 – 216
Pengelompokan Nasabah Menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk Hal. 217 – 222
Based Approach)
Pengelompokan Nasabah Hal. 217
Penetapan Profil Risiko Menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko Hal.218 – 222
Prosedur Identifikasi, Verifikasi, dan Pemantauan Nasabah (Customer Due Hal. 223 – 234
Dilligence)
Kebijakan dan Prosedur Penerimaan dan Identifikasi Nasabah Hal. 223 – 224
Permintaan Informasi Hal. 224 – 227
Permintaan Dokumen Hal. 227 – 229
Verifikasi Dokumen Hal. 229 – 231
Pemantauan Hal. 231 – 232
Pengkinian Hal. 232 – 233
Daftar Teroris Hal. 233 – 234
Penatausahaan Dokumen dan Pelaporan Hal. 235 – 236
Penatausahaan Dokumen Hal. 235
Pelaporan Hal. 235 – 236
Pemindahan Dana Hal. 192 – 193
Prosedur Pemindahan Dana Hal. 237
Permintaan Informasi Hal. 237
Pelaporan Hal. 238
Penutupan Hubungan dan Penolakan Transaksi Hal. 239
Penolakan Calon Nasabah atau WIC Hal. 239
Penutupan Hubungan Usaha dengan Nasabah Hal. 239
Beneficial Owner Hal. 240 – 241
Politically Exposed Person (PEP) dan Area Berisiko Tinggi Hal. 245 – 246
Prosedur terhadap PEP dan Area berisiko Tinggi Hal. 242
Penetapan PEP dan Kriteria Area Berisiko Tinggi Hal. 242– 245
Enhanced Due Dilligence (EDD) Hal. 245 – 246
CDD yang Lebih Sederhana Hal. 247 – 248
CDD oleh Pihak Ketiga Hal. 249
Pengendalian Intern Hal. 250
Sistem Pencatatan Hal. 251
Sumber Daya Manusia dan Pelatihan Karyawan Hal. 252 – 253
Sumber Daya Manusia Hal. 252
iv
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
v
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
Rekam Jejak Regulasi Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Terorisme bagi Bank
SE 15/21/DPNP 2013
14/27/PBI/2012
Penerapan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme
Bagi Bank Umum
SE 13/14/DKBU 2011
12/20/PBI/2010
Penerapan Program Anti
SE 11/31/DPNP 2009 Pencucian Uang dan Pencegahan
Pedoman Standar Penerapan Program
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme
Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
11/28/PBI/2009
- Keputusan Kepala PPATK Nomor KEP-47/1.02./PPATK/06/
Penerapan Program Anti
2008 tentang Pedoman Identifikasi Produk, Nasabah,
Pencucian Uang dan Pencegahan
Usaha dan Negara yang Berisiko Tinggi bagi Penyedia Jasa
Pendanaan Terorisme
Keuangan
Bagi Bank Umum
SE 7/58/DBPR 2005 - Keputusan Kepala PPATK Nomor KEP-13/1.02.2/PPATK/
Penilaian dan Pengenaan Sanksi 02/08 tentang Pedoman Identifikasi Transaksi Keuangan
atas Penerapan Prinsip Mencurigakan Terkait Pendanaan Terorisme bagi
SE 6/37/DPNP 2004 Mengenal Nasabah dan
Kewajiban Lain Terkait dengan Penyedia Jasa Keuangan
Penilaian dan Pengenaan Sanksi atas
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Undang-Undang tentang Tindak - 13/1/PBI/2011 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
dan Kewajiban Lain Terkait dengan Pidana Pencucian Uang - 12/23/PBI/2010 Uji Kemampuan dan Kepatutan
Beberapa ketentuan lampiran Undang-undang tentang Tindak Pidana (Fit and Proper Test)
Pencucian Uang SE 6/19/DBPR 2004
5/21/PBI/2003 5/23/PBI/2003
Perubahan Kedua atas PBI 3/10/ Prinsip Mengenal Nasabah Keterangan :
PBI/2001 tentang Prinsip (Know Your Customer
Mengenal Nasabah Principles) bagi Bank Diubah
(Know Your Customer Principles) Perkreditan Rakyat
Bab II.B.6, Bab
Dicabut
II.B, Bab II.C.4a,
Bab IV.B.4, Bab Pasal 1, 7, 9, 12,
SE 5/32/DPNP 2003 Terkait
IV.B.5, Bab 14, 17, 18, 19A
IV.B.6, Bab SE 3/29/DPNP 2001
IV.C.1, Bab
IV.C.3, Bab
PBI Masih Berlaku
IV.D.4
3/23/PBI/2001
Perubahan atas PBI 3/10/PBI/2001
PBI Tidak Berlaku
tentang Prinsip Mengenal
Nasabah
(Know Your Customer Principles) SE Masih Berlaku
Regulasi Terkait
3/10/PBI/2001
Prinsip Mengenal Nasabah
(Know Your Customer Principles)
vi
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
Dasar Hukum :
- Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009
- Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2002
- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang
- Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana
- Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Regulasi Terkait :
- Keputusan Kepala PPATK Nomor KEP-47/1.02/PPATK/06/2008 tentang Pedoman Identifikasi Produk,
Nasabah, Usaha dan Negara yang Berisiko Tinggi bagi Penyedia Jasa Keuangan
- Keputusan Kepala PPATK Nomor KEP-13/1.02.2/PPATK/02/08 tentang Pedoman Identifikasi Transaksi
Keuangan Mencurigakan Terkait Pendanaan Terorisme bagi Penyedia Jasa Keuangan
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/23/PBI/2010 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper
Test)
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP 2011 perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test)
vii
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
1
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
2
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(2) Dalam penerapan program APU dan PPT, Bank wajib berpedoman pada
ketentuan ini.
3 Pasal 3 (1) Program APU dan PPT merupakan bagian dari penerapan manajemen
14/27/PBI/2012 risiko Bank secara keseluruhan.
(2) Penerapan program APU dan PPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling kurang mencakup:
a. pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris;
b. kebijakan dan prosedur;
c. pengendalian intern;
d. sistem informasi manajemen; dan
e. sumber daya manusia dan pelatihan.
3
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
Yang dimaksud dengan “unit kerja terkait” antara lain unit kerja yang
berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
Nasabah dan/atau WIC, seperti petugas pelayanan nasabah (front
liner), petugas pemasaran, petugas yang terkait pengelolaan dan
pengembangan teknologi informasi, serta internal auditor.
4
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
6 Pasal 6 (1) Bank wajib membentuk unit kerja khusus (UKK) dan/atau menunjuk
14/27/PBI/2012 pejabat Bank yang bertanggung jawab atas penerapan program APU
Ayat (1) dan PPT.
Pasal 6 (2) Unit kerja khusus dan/atau pejabat Bank sebagaimana dimaksud pada
14/27/PBI/2012 ayat (1) bertanggung jawab kepada Direktur yang membawahkan fungsi
Ayat (2) – (3) kepatuhan.
(3) Bank wajib memastikan bahwa unit kerja khusus dan/atau pejabat Bank
yang bertanggungjawab atas penerapan program APU dan PPT
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memiliki kemampuan yang
memadai dan memiliki kewenangan untuk mengakses seluruh data
Nasabah dan informasi lainnya yang terkait.
SE 15/21/DPNP Pejabat UKK atau pejabat Bank yang bertanggung jawab menjalankan
2013 Romawi II.B fungsi UKK paling kurang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
No. 2 a. memiliki pengetahuan yang memadai mengenai APU dan PPT dan
peraturan lainnya yang terkait dengan produk dan aktivitas
perbankan;
b. memiliki pengalaman yang memadai di bidang perbankan; dan
c. memiliki pengetahuan yang memadai mengenai risk assessment dan
risk mitigation yang terkait dengan penerapan Program APU dan
PPT.
5
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
7 Pasal 7 Pejabat unit kerja khusus atau pejabat yang bertanggungjawab terhadap
14/27/PBI/2012 program APU dan PPT wajib:
a. Menyusun dan mengusulkan pedoman penerapan program APU dan
PPT kepada Direksi
b. memastikan :
1) adanya sistem yang mendukung program APU dan PPT; dan
6
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
7
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(3) Bank wajib menerapkan pedoman pelaksanaan program APU dan PPT
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara konsisten dan
berkesinambungan.
(4) Pedoman pelaksanaan program APU dan PPT sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib mendapat persetujuan dari Direksi.
SE 15/21/DPNP (3) Pelaksanaan Program APU dan PPT harus dilakukan dengan
2013 Romawi III.B pendekatan berdasarkan risiko yang dituangkan dalam kebijakan
No. 1 secara tertulis dan komprehensif yang paling kurang mencakup :
a. proses risk assesment yang meliputi identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko terhadap seluruh faktor
risiko yang bersifat material, dengan melakukan analisis terhadap
hal-hal sebagai berikut:
1) seluruh karakteristik risiko yang melekat pada Bank dan upaya
mitigasi risiko yang dilakukan; dan
2) risiko dari produk, jasa, dan aktivitas yang berisiko tinggi,
termasuk transaksi yang dilakukan Politically Exposed Person
(PEP);
b. pengukuran risiko yang paling kurang mencakup :
1) evaluasi secara berkala untuk memastikan ketepatan kebijakan,
8
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
SE 15/21/DPNP antara lain pada saat pembukaan rekening, pemilikan kartu kredit, atau
2013 Romawi III.A penyewaan safe deposit box.
No. 1
Pasal 10 b. melakukan hubungan usaha dengan WIC;
14/27/PBI/2012 c. Bank meragukan kebenaran informasi yang diberikan oleh Nasabah,
Ayat (1) b – d penerima kuasa, dan/atau Beneficial Owner; atau
d. terdapat transaksi keuangan yang tidak wajar yang terkait dengan
pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme.
SE 15/21/DPNP (2) Bank harus melakukan CDD ulang terhadap Nasabah dalam hal terdapat
2013 Romawi III.A transaksi yang memenuhi salah satu kriteria dari Transaksi Keuangan
No. 2 – 6 Mencurigakan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang, dengan tetap memperhatikan ketentuan anti tipping
off.
(3) Apabila CDD ulang dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya tipping
off, Bank dapat melaporkan transaksi yang diindikasikan mencurigakan
dalam LTKM tanpa didahului dengan proses CDD ulang.
(4) Bank dapat meminta pihak lain (outsourcing atau agen) untuk
melakukan CDD berupa pertemuan langsung (face to face), permintaan
informasi dan dokumen pendukung, serta proses verifikasi terhadap
dokumen pendukung.
9
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
10
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
12 Pasal 12 (1) Dalam rangka melakukan hubungan usaha dengan Nasabah, berlaku
14/27/PBI/2012 ketentuan sebagai berikut:
Ayat (1) a a. Bank wajib meminta informasi untuk mengetahui profil Calon
Nasabah.
Dalam rangka meminta informasi, Bank dapat diwakili oleh pihak
lain. Pihak lain yang dapat mewakili Bank harus mengetahui
prinsip dasar dari CDD.
SE 15/21/DPNP Informasi yang harus diminta Bank dari Calon Nasabah perorangan
2013 Romawi III.C antara lain mengenai:
No. 1 1) perkiraan nilai transaksi dalam 1 (satu) tahun yang paling kurang
menggambarkan rata-rata transaksi dalam 1 (satu) tahun; dan
2) informasi lainnya seperti rata-rata penghasilan dalam 1 (satu)
tahun.
11
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
14 Pasal 14 (1) Informasi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 12 ayat (1) huruf a
14/27/PBI/2012 paling kurang mencakup:
a. Bagi calon Nasabah perorangan:
1) identitas yang memuat:
a) nama lengkap termasuk alias apabila ada;
b) nomor dokumen identitas;;
c) alamat tempat tinggal sesuai dokumen identitas dan alamat
tinggal lain apabila ada;
g) jenis kelamin;
h) status perkawinan; dan
2) identitas Beneficial Owner, apabila Nasabah mewakili Beneficial
Owner;
3) sumber dana;
4) perkiraan nilai transaksi dalam 1 (satu) tahun;
5) maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang akan
dilakukan Calon Nasabah dengan Bank;
6) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
12
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
3) bidang usaha;
4) alamat kedudukan perusahaan
5) tempat dan tanggal pendirian perusahaan;
6) bentuk badan hukum perusahaan;
7) identitas Beneficial Owner, apabila Nasabah mewakili Beneficial
Owner;
8) sumber dana;
9) maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang akan
dilakukan Calon Nasabah perusahaan dengan Bank; dan
10) informasi lain untuk mengetahui profil Calon Nasabah lebih
dalam, termasuk informasi yang diperintahkan oleh ketentuan
dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
Ketentuan dalam ayat ini juga berlaku bagi perantara atau pihak
yang mendapatkan kuasa dari Nasabah untuk melakukan transaksi
atas kepentingan Nasabah yang transaksinya tergolong tidak wajar
atau mencurigakan.
13
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
15 Pasal 15 Untuk Calon Nasabah perorangan dan WIC sebagaimana dimaksud dalam
14/27/PBI/2012 Paragraf 14 ayat (2) huruf a, informasi sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 14 ayat (1) huruf a angka 1) wajib didukung dengan dokumen
identitas Calon Nasabah dan spesimen tanda tangan.
14
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
17 Pasal 17 (1) Untuk calon Nasabah selain nasabah perorangan dan perusahaan
14/27/PBI/2012 sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 14, Paragraf 15 dan Paragraf 16,
Bank wajib meminta informasi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf
14 ayat (1) huruf b.
(2) Bank wajib meminta dokumen pendukung informasi untuk Calon
Nasabah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang sebagai
berikut:
a. Untuk calon Nasabah berupa yayasan, berupa:
1) izin bidang kegiatan/tujuan yayasan;
2) deskripsi kegiatan yayasan;
3) struktur pengurus yayasan; dan
4) dokumen identitas anggota pengurus yang berwenang mewakili
15
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
Pengertian Beneficial Owner dalam ayat ini dapat lebih dari satu.
Pasal 19 (2) Dalam hal Calon Nasabah atau WIC bertindak untuk kepentingan
14/27/PBI/2012 Benefical Owner, Bank wajib melakukan CDD terhadap Beneficial Owner
Ayat (2) – (3) yang sama dengan CDD bagi Calon Nasabah atau WIC.
(3) Dalam hal Beneficial Owner sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tergolong sebagai PEP maka prosedur yang diterapkan adalah prosedur
EDD.
20 Pasal 20 (1) Bank wajib memperoleh bukti atas identitas dan/atau informasi lainnya
14/27/PBI/2012 mengenai Beneficial Owner, antara lain berupa:
16
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(2) Dalam hal calon Nasabah merupakan Bank lain di dalam negeri yang
mewakili Beneficial Owner, maka dokumen mengenai Beneficial Owner
berupa pernyataan tertulis dari Bank di dalam negeri bahwa identitas
Beneficial Owner telah dilakukan verifikasi oleh Bank lain di dalam
negeri tersebut.
(3) Dalam hal calon Nasabah merupakan Bank lain di luar negeri yang
menerapkan program APU dan PPT yang paling kurang setara dengan
ketentuan ini yang mewakili Beneficial Owner, maka dokumen
mengenai Beneficial Owner berupa pernyataan tertulis dari Bank di luar
negeri bahwa identitas Beneficial Owner telah dilakukan verifikasi oleh
Bank di luar negeri tersebut.
(4) Dalam hal Bank meragukan atau tidak dapat meyakini identitas
Beneficial Owner, Bank wajib menolak untuk melakukan hubungan
usaha atau transaksi dengan calon Nasabah atau WIC.
17
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
SE 15/21/DPNP Untuk memastikan bahwa Calon Nasabah tidak memiliki rekam jejak
2013 Romawi III.C negatif, Bank melakukan verifikasi identitas Calon Nasabah dengan
No. 4 sumber independen lainnya, antara lain sebagai berikut:
a. Daftar Teroris dan/atau Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris
yang diterbitkan oleh Kepolisian Republik Indonesia;
b. Daftar Hitam Nasional (DHN); dan/atau
c. Data lainnya yang dimiliki Bank.
Pasal 22 (2) Bank dapat melakukan wawancara dengan calon Nasabah untuk
14/27/PBI/2012 meneliti dan meyakini keabsahan dan kebenaran dokumen
Ayat (2) – (6) sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam hal terdapat keraguan, Bank wajib meminta kepada calon
Nasabah untuk memberikan lebih dari satu dokumen identitas yang
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang, untuk memastikan kebenaran
identitas Calon Nasabah.
(4) Bank wajib menyelesaikan proses verifikasi identitas calon Nasabah dan
Beneficial Owner sebelum membina hubungan usaha dengan calon
Nasabah atau sebelum melakukan transaksi dengan WIC.
(5) Dalam kondisi tertentu Bank dapat melakukan hubungan usaha
sebelum proses verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) selesai.
18
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(6) Proses verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib diselesaikan
paling lambat:
a. untuk nasabah perorangan, 14 (empat belas) hari kerja setelah
dilakukannya hubungan usaha.
b. untuk nasabah perusahaan, 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah
dilakukannya hubungan usaha bagi Calon Nasabah.
19
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(3) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib didukung dengan:
a. dokumen identitas sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 15, bagi
Calon Nasabah perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a;
20
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(4) Prosedur CDD yang lebih sederhana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak berlaku apabila terdapat dugaan terjadi transaksi Pencucian
Uang dan/atau Pendanaan Terorisme.
(5) Bank wajib membuat dan menyimpan daftar Nasabah yang mendapat
perlakuan CDD yang lebih sederhana.
SE 15/21/DPNP (7) Nasabah yang telah mendapatkan perlakuan CDD yang lebih sederhana
2013 Romawi III.C (CDD sederhana) harus dikeluarkan dari daftar Nasabah CDD sederhana
No. 6 – 7 apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. diindikasikan terkait dengan pencucian uang atau pendanaan
terorisme;
b. tidak sesuai dengan tujuan awal pembukaan rekening yaitu hanya
untuk pembayaran atau penerimaan gaji; atau
c. saldo pada akhir bulan melebihi Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)
dan transaksi dalam 1 (satu) bulan melebihi Rp5.000.000,00 (lima
juta rupiah).
(8) Terhadap Nasabah sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) harus
mendapatkan perlakuan CDD atau EDD dengan prosedur sebagaimana
berlaku pada Nasabah biasa dan dilaporkan dalam LTKM apabila
transaksi diindikasikan terkait dengan pencucian uang atau pendanaan
terorisme.
21
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
SE 15/21/DPNP Terhadap Calon Nasabah, WIC, atau Beneficial Owner yang hubungan
2013 Romawi III.C usaha atau transaksinya ditolak, Bank harus memperoleh informasi
No. 5 paling kurang adalah nama, nomor identitas, alamat dan tempat tanggal
lahir sesuai dengan salinan dokumen identitas yang diperoleh Bank
untuk kepentingan pelaporan LTKM.
Pasal 24 (4) Bank wajib mendokumentasikan calon Nasabah, Nasabah, atau WIC
14/27/PBI/2012 yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
Ayat (4) – (6) (2).
(5) Bank wajib melaporkan Calon Nasabah atau WIC sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dalam laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan apabila transaksinya mencurigakan.
(6) Kewajiban Bank untuk menolak, membatalkan dan/atau menutup
hubungan usaha dengan Nasabah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
wajib dicantumkan dalam perjanjian pembukaan rekening dan
diberitahukan kepada Nasabah
22
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
23
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
SE 15/21/DPNP Dalam menetapkan tingkat risiko Nasabah, jasa, dan produk Bank, Bank
2013 Romawi III.E berpedoman pula pada referensi lainnya yang diterbitkan oleh otoritas
No. 1 berwenang atau yang telah menjadi international best practice.
Pasal 26 (2) Nasabah dan Beneficial Owner yang memenuhi kriteria berisiko tinggi
14/27/PBI/2012 atau PEP dibuat dalam daftar tersendiri.
Ayat (2) – (6)
24
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(3) Dalam hal Nasabah atau Beneficial Owner tergolong berisiko tinggi atau
PEP, Bank wajib melakukan:
a. EDD secara berkala paling kurang berupa analisis terhadap
informasi mengenai Nasabah atau Beneficial Owner, sumber dana,
tujuan transaksi, dan hubungan usaha dengan pihak-pihak yang
terkait; dan
b. pemantauan yang lebih ketat terhadap Nasabah atau Beneficial
Owner.
(4) Kewajiban Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberlakukan pula
terhadap Nasabah atau WIC yang:
a. menggunakan produk perbankan yang berisiko tinggi untuk
digunakan sebagai sarana pencucian uang atau pendanaan teroris;
(5) Dalam hal Bank akan melakukan hubungan usaha dengan calon
Nasabah yang tergolong berisiko tinggi atau PEP, Bank wajib menunjuk
pejabat senior yang bertanggung jawab atas hubungan usaha dengan
calon Nasabah tersebut.
25
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(6) Pejabat senior sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berwenang untuk:
a. memberikan persetujuan atau penolakan terhadap calon Nasabah
yang tergolong berisiko tinggi atau PEP; dan
b. membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan
hubungan usaha dengan Nasabah atau Beneficial Owner yang
tergolong berisiko tinggi atau PEP.
SE 15/21/DPNP (7) Dalam hal terdapat Nasabah atau WIC yang menggunakan produk
2013 Romawi III.E dan/atau jasa yang berisiko tinggi maka transaksi yang dilakukan akan
No. 2 – 3 memenuhi kriteria sebagai risiko tinggi apabila jumlah transaksi yang
dilakukan tidak sesuai dengan profil Nasabah atau WIC.
(8) Beberapa aktivitas atau produk Bank yang berisiko tinggi untuk
digunakan sebagai sarana untuk pencucian uang atau pendanaan
teroris adalah:
a. Penitipan dengan pengelolaan (trust) Bank yang melakukan trust
wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Bank melakukan EDD terhadap:
a) pihak yang memiliki dan menitipkan pengelolaan hartanya
(settlor); dan
b) pihak yang menerima manfaat dari harta yang dititipkan
(beneficiary).
Dalam hal settlor juga bertindak sebagai beneficiary maka EDD
dilakukan hanya pada settlor atau beneficiary dengan
menjelaskan bahwa settlor dan beneficiary adalah pihak yang
sama.
2) Bank meminta informasi kepada settlor dengan berpedoman
pada ketentuan yang berlaku bagi Calon Nasabah perusahaan.
3) Bank meminta informasi kepada beneficiary paling kurang
mencakup:
a) jenis informasi dengan berpedoman pada ketentuan yang
berlaku bagi Calon Nasabah perorangan atau Calon Nasabah
perusahaan;
b) nomor rekening beneficiary; dan
c) nama bank yang menerima pemindahan dana dari rekening
settlor.
4) Dalam hal bank yang menerima pemindahan dana dari rekening
settlor pada Bank yang berada di luar negeri maka harus
memenuhi persyaratan:
a) memiliki prosedur CDD sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;dan
b) berkedudukan di negara yang tidak tergolong berisiko tinggi.
5) Dalam hal bank yang menerima pemindahan dana dari rekening
26
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
b. Kartu kredit
Bagi Bank yang menyediakan produk kartu kredit melalui program
member get member, maka proses EDD yang dilakukan termasuk:
1) memastikan bahwa dokumen pendukung yang memuat identitas
Calon Nasabah telah dilegalisir oleh lembaga yang berwenang;
2) transaksi pembayaran dengan Bank untuk pertama kalinya secara
tunai di Bank penerbit kartu kredit yang berkedudukan di
Indonesia.
(3) Dalam Dalam hal pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berkedudukan di negara yang tergolong berisiko tinggi maka pihak
27
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(5) Bank yang menggunakan hasil CDD dari pihak ketiga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab untuk melaksanakan
penatausahaan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 41
28 Pasal 28 (1) Dalam hal Bank bertindak sebagai agen penjual produk lembaga
14/27/PBI/2012 keuangan lainnya, Bank wajib memenuhi permintaan informasi hasil
CDD dan salinan dokumen pendukung apabila sewaktu-waktu
dibutuhkan oleh lembaga keuangan lainnya tersebut dalam rangka
pelaksanaan program APU dan PPT.
(2) Tata cara pemenuhan permintaan informasi hasil CDD dan salinan
dokumen pendukung sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam perjanjian kerja sama antara Bank dengan lembaga
keuangan lainnya tersebut.
28
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c
wajib mendapat persetujuan dari Direksi.
30 Pasal 30 (1) Bank wajib memelihara database Daftar Teroris yang diterima dari Bank
14/27/PBI/2012 Indonesia setiap 6 (enam) bulan berdasarkan data yang dipublikasikan
oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
(2) Bank wajib memastikan secara berkala nama-nama Nasabah Bank yang
memiliki kesamaan atau kemiripan dengan nama yang tercantum dalam
database Daftar Teroris.
(3) Dalam hal terdapat kemiripan nama Nasabah dengan nama yang
tercantum dalam database Daftar Teroris, Bank wajib memastikan
kesesuaian identitas Nasabah tersebut dengan informasi lain yang
terkait.
(4) Dalam hal terdapat kesamaan nama Nasabah dan kesamaan informasi
lainnya dengan nama yang tercantum dalam database Daftar Teroris,
Bank wajib melaporkan Nasabah tersebut dalam laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan.
Yang dimaksud dengan nama Nasabah adalah termasuk nama alias dari
Nasabah.
Informasi lainnya antara lain tempat tanggal lahir dan alamat.
(3) Bank dapat meminta informasi tentang latar belakang dan tujuan
29
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
32 Pasal 32 Bank wajib melakukan CDD terhadap Nasabah sesuai dengan pendekatan
14/27/PBI/2012 berdasarkan risiko (Risk Based Approach) apabila:
Bagian
Kesembilan
Cross Border Corresponent Banking
33 Pasal 33 (1) Sebelum menyediakan jasa Cross-border Correspondent Banking, Bank
14/27/PBI/2012 wajib meminta informasi mengenai:
a. profil calon Bank Penerima dan/atau Bank Penerus;
Informasi mengenai profil Bank Penerima dan/atau Bank Penerus
antara lain mencakup susunan anggota Direksi dan Dewan
Komisaris, kegiatan usaha, dan produk hasil usaha.
b. reputasi Bank Penerima dan/atau Bank Penerus berdasarkan
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan
30
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(2) Sumber informasi untuk memastikan huruf a, huruf b. huruf c dan huruf
d berdasarkan informasi publik yang memadai yang dikeluarkan dan
ditetapkan oleh otoritas yang berwenang.
(3) Bank wajib menunjuk pejabat senior yang bertanggung jawab atas
hubungan usaha dengan calon Bank Penerima dan/atau Bank Penerus.
34 Pasal 34 Bank wajib melakukan CDD terhadap Bank Penerima dan/atau Bank
14/27/PBI/2012 Penerus yang disesuaikan dengan pendekatan berdasarkan risiko (Risk
Based Approach) apabila:
a. terdapat perubahan profil Bank Penerima dan/atau Bank Penerus yang
bersifat substansial; dan/atau
b. informasi pada profil Bank Penerima dan/atau Bank Penerus yang
tersedia belum dilengkapi dengan informasi sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 33 ayat (1).
31
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
36 Pasal 36 Bank Pengirim yang menyediakan jasa Cross Border Correspondent Banking
14/27/PBI/2012 wajib:
a. mendokumentasikan seluruh transaksi Cross Border Correspondent
Banking;
32
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
Pasal 37 b. Bank Penerus wajib meneruskan pesan dan perintah transfer dana,
14/27/PBI/2012 serta menatausahakan informasi yang diterima dari Bank Pengirim.
Ayat (1) b
Yang dimaksud dengan “informasi” adalah informasi mengenai
pihak yang pertama kali mengeluarkan perintah transfer dana.
SE 15/21/DPNP dan Nasabah atau WIC penerima dalam transaksi transfer dana dari
2013 Romawi III.F luar wilayah Indonesia baik pada saat transaksi dilakukan (real-time
No. 4 monitoring) maupun setelah transaksi dilakukan (post-event
monitoring).
33
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
SE 15/21/DPNP (3) Dalam hal kegiatan transfer dana memenuhi kriteria sebagai berikut:
2013 Romawi III.F a. Tujuan transfer dana di luar wilayah Republik Indonesia; dan
No. 2 b. Terdapat transaksi transfer dana yang dilakukan oleh beberapa
Nasabah atau WIC pengirim dari pengirim yang sama dalam bentuk
batch file transmission;
maka Bank Pengirim wajib memperoleh informasi mengenai masing-
masing Nasabah atau WIC penerima sebagai berikut:
a. nama Nasabah atau WIC penerima; dan
b. nomor rekening Nasabah penerima atau alamat WIC penerima
39 Pasal 39 (1) Dalam hal informasi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 37 ayat (1)
14/27/PBI/2012 huruf a angka 1) tidak dipenuhi maka Bank Pengirim wajib menolak
untuk melaksanakan transfer dana.
(2) Dalam hal Bank Penerus dan/atau Bank Penerima menerima perintah
transfer dari Bank Pengirim di luar negeri yang tidak dilengkapi dengan
informasi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 37 ayat (1) huruf a
angka 1) maka Bank Penerus dan/atau Bank Penerima dapat:
34
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
40 Pasal 40 Dalam hal terdapat transfer dana yang memenuhi kriteria mencurigakan
14/27/PBI/2012 sebagaimana dimaksud dalam ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana pencucian uang, Bank wajib melaporkan transfer dana
tersebut sebagai laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan.
35
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
Pasal 42 (2) Pelaksanaan sistem pengendalian intern yang efektif antara lain
14/27/PBI/2012 dibuktikan dengan:
Ayat (2) a. dimilikinya kebijakan, prosedur, dan pemantauan internal yang
memadai;
b. badanya batasan wewenang dan tanggung jawab satuan kerja
terkait dengan penerapan program APU dan PPT; dan
c. dilakukannya pemeriksaan untuk memastikan efektivitas
pelaksanaan program APU dan PPT oleh satuan kerja audit intern.
SE 15/21/DPNP (3) Untuk meminimalkan potensi risiko yang dihadapi Bank, sistem
2013 Romawi IV.A pengendalian intern harus mampu secara tepat waktu mendeteksi
kelemahan dan penyimpangan yang terjadi dalam penerapan Program
APU dan PPT.
(2) Bank wajib memiliki dan memelihara profil Nasabah secara terpadu
(Single Customer Identification File), yang meliputi informasi
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 14, Paragraf 17, dan Paragraf 18
ayat (1).
(3) Bank wajib memiliki dan memelihara profil WIC sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 14 ayat (2) huruf a.
36
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
SE 15/21/DPNP (2) Bank harus memberikan pelatihan mengenai penerapan Program APU
2013 Romawi VI. dan PPT kepada seluruh karyawan. Dalam menentukan peserta
B–D pelatihan, Bank mengutamakan karyawan yang tugas sehari-harinya
37
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
SE 15/21/DPNP Dalam rangka pemantauan pelaksanaan Program APU dan PPT pada
2013 Romawi jaringan kantor dan anak perusahaan di luar negeri maka Bank meminta
VII.A jaringan kantor dan anak perusahaan tersebut untuk melaporkan
pelaksanaan Program APU dan PPT secara berkala, termasuk statistik
LTKM yang telah dilaporkan kepada otoritas setempat.
Pasal 46 (2) Dalam hal di negara tempat kedudukan jaringan kantor dan anak
14/27/PBI/2012 perusahaan di luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
Ayat (2) – (4) peraturan APU dan PPT yang lebih ketat dari yang diatur dalam
ketentuan ini, jaringan kantor dan anak perusahaan dimaksud wajib
tunduk pada ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas negara
dimaksud.
38
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(3) Dalam hal di negara tempat kedudukan jaringan kantor dan anak
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) belum mematuhi
rekomendasi FATF atau sudah mematuhi namun standar Program APU
dan PPT yang dimiliki lebih longgar dari yang diatur dalam ketentuan ini,
jaringan kantor dan anak perusahaan dimaksud wajib menerapkan
Program APU dan PPT sebagaimana diatur dalam ketentuan ini.
(4) Dalam hal penerapan Program APU dan PPT sebagaimana diatur dalam
ketentuan ini mengakibatkan pelanggaran terhadap ketentuan
perundang-undangan yang berlaku di negara tempat kedudukan
jaringan kantor dan anak perusahaan berada maka pejabat kantor Bank
di luar negeri tersebut wajib menginformasikan kepada kantor pusat
Bank dan Bank Indonesia bahwa kantor Bank dimaksud tidak dapat
menerapkan Program APU dan PPT sebagaimana diatur dalam
ketentuan ini.
SE 15/21/DPNP Action plan pelaksanaan Program APU dan PPT memuat strategi,
2013 Romawi langkah-langkah, dan/atau rencana pemenuhan kewajiban, antara lain:
VIII.A – B 1. penyesuaian sistem, perjanjian pembukaan hubungan usaha, dan
mitigasi risiko terkait penerapan CDD sederhana dalam rangka
financial inclusion;
39
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
Pasal 47 (2) Dalam hal terdapat perubahan atas action plan, Pedoman Pelaksanaan
14/27/PBI/2012 Program APU dan PPT, laporan rencana kegiatan pengkinian data, yang
Ayat (2) telah disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c, Bank wajib menyampaikan
perubahan tersebut paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak perubahan
dilakukan.
SE 15/21/DPNP Perubahan atas laporan action plan dan laporan rencana kegiatan
2013 Romawi pengkinian data dapat dilakukan sepanjang terdapat perubahan yang
VIII.D terjadi di luar kendali Bank
40
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
51 Pasal 51 Bank wajib bekerja sama dengan penegak hukum dan otoritas yang
14/27/PBI/2012 berwenang dalam rangka memberantas pencucian uang dan/atau
pendanaan terorisme.
41
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
42
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
BAB X Sanksi
53 Pasal 52 (1) Bank yang terlambat menyampaikan:
14/27/PBI/2012 a. penyesuaian action plan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 47
Ayat (1) – (2) huruf a;
b. penyesuaian pedoman sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 47
huruf b;
c. laporan rencana kegiatan pengkinian data sebagaimana dimaksud
dalam Paragraf 47 huruf c;
e. laporan realisasi pengkinian data sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 47 huruf d; atau
f. laporan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 48,
dikenakan sanksi administratif berupa kewajiban membayar sebesar
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari keterlambatan per laporan
dan paling tinggi sebesar Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).
43
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
44
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
45
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
46
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
47
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
56 Pasal 2 (1) BPR dan BPRS wajib menerapkan program APU dan PPT.
12/20/PBI/2010 (2) Dalam penerapan program APU dan PPT, BPR dan BPRS wajib
berpedoman pada ketentuan ini.
SE (3) Sesuai dengan ketentuan ini, setiap BPR dan BPRS wajib menyampaikan
13/14/DKBU 2011 Pedoman Pelaksanaan Program APU dan PPT kepada Bank Indonesia
Romawi I paling lambat tanggal 1 Desember 2011. Pedoman standar pelaksanaan
program APU dan PPT sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 3 yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini, menjadi
acuan standar minimum yang wajib dipenuhi oleh BPR dan BPRS dalam
menyusun Pedoman Pelaksanaan Program APU dan PPT. BPR dan BPRS
dapat menyusun dan mengembangkan Pedoman Pelaksanaan Program
APU dan PPT sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas operasional
usahanya dengan tetap mengacu pada pedoman standar pelaksanaan
program APU dan PPT dalam Lampiran 3 ketentuan ini.
57 Pasal 3 (1) Program APU dan PPT pada BPR dan BPRS merupakan bagian dari
12/20/PBI/2010 pengelolaan risiko BPR dan BPRS secara keseluruhan.
(2) Penerapan program APU dan PPT sebagaimana dimaksud pada Paragraf
56 ayat (1) paling kurang mencakup:
a. pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris;
b. kebijakan dan prosedur;
c. pengendalian intern; dan
d. Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelatihan.
48
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
59 Pasal 5 Pengawasan aktif yang dilakukan oleh Dewan Komisaris BPR dan BPRS
12/20/PBI/2010 paling kurang mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. persetujuan atas kebijakan dan prosedur penerapan program APU dan
PPT; dan
b. pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap
penerapan program APU dan PPT.
60 Pasal 6 (1) BPR dan BPRS wajib membentuk unit kerja khusus dan/atau menunjuk
12/20/PBI/2010 pegawai BPR dan BPRS yang bertanggungjawab atas penerapan
program APU dan PPT.
(2) Unit kerja khusus atau pegawai BPR dan BPRS sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertanggungjawab kepada Direktur.
(3) BPR dan BPRS memastikan bahwa pegawai di unit kerja khusus atau
pegawai yang bertanggungjawab atas penerapan program APU dan PPT
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memiliki kemampuan yang
memadai dan memiliki kewenangan untuk mengakses seluruh data
Nasabah dan informasi lainnya yang terkait.
(4) Dalam hal BPR dan BPRS tidak dapat membentuk unit kerja khusus atau
menunjuk pegawai yang bertanggungjawab atas penerapan program
APU dan PPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka fungsi
49
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
61 Pasal 7 Unit kerja khusus atau pegawai BPR dan BPRS yang bertanggungjawab
12/20/PBI/2010 terhadap program APU dan PPT sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 60
ayat (1) wajib:
50
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
63 Pasal 9 (1) BPR dan BPRS wajib melakukan CDD pada saat:
12/20/PBI/2010 a. melakukan hubungan usaha dengan calon Nasabah;
(2) BPR dan BPRS juga wajib melakukan CDD dalam hal:
a. terdapat keraguan atas kebenaran informasi yang diberikan oleh
Nasabah, penerima kuasa, dan/atau Beneficial Owner; atau
51
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
64 Pasal 10 (1) Dalam melakukan penerimaan Nasabah, BPR dan BPRS wajib
12/20/PBI/2010 menggunakan pendekatan berdasarkan risiko dengan mengelompokkan
Nasabah berdasarkan tingkat risiko terjadinya pencucian uang atau
pendanaan terorisme.
(2) Pengelompokan Nasabah berdasarkan tingkat risiko sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling kurang dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap:
a. identitas Nasabah;
b. lokasi usaha Nasabah;
c. profil Nasabah;
d. nilai transaksi;
e. kegiatan usaha Nasabah;
f. struktur kepemilikan bagi Nasabah perusahaan; dan
g. informasi lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
risiko Nasabah.
(3) Ketentuan mengenai pengkategorian tingkat risiko pencucian uang atau
pendanaan terorisme sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur
lebih lanjut dalam ketentuan ini.
Dalam hal ini diperlukan informasi baik dari Nasabah itu sendiri
maupun dari informasi lainnya yang tersedia di masyarakat.
52
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(4) BPR dan BPRS memberikan perhatian khusus terhadap transaksi atau
hubungan usaha dengan Nasabah yang kegiatan usahanya terkait
dengan negara yang belum memadai dalam melaksanakan rekomendasi
FATF.
67 Pasal 13 (1) Informasi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 65 ayat (1) bagi calon
12/20/PBI/2010 Nasabah perorangan paling kurang mencakup :
a. identitas calon Nasabah yang memuat:
1) Nama lengkap termasuk alias apabila ada;
2) Nomor dokumen identitas yang dibuktikan dengan
menunjukkan dokumen dimaksud;
3) Alamat tempat tinggal yang tercantum pada kartu identitas;
4) Alamat tempat tinggal terkini termasuk nomor telepon apabila
ada;
53
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
8) Jenis kelamin;
9) Status perkawinan.
b. identitas Beneficial Owner, apabila calon Nasabah mewakili
Beneficial Owner;
c. sumber dana;
d. rata-rata penghasilan; dan
e. maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang akan
dilakukan calon Nasabah dengan BPR/BPRS.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a wajib didukung
dengan dokumen identitas calon Nasabah dan spesimen tanda tangan.
68 Pasal 14 (1) Informasi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 65 ayat (1) bagi calon
12/20/PBI/2010 Nasabah perusahaan selain Bank paling kurang mencakup:
a. nama perusahaan;
b. nomor izin usaha dari instansi berwenang;
Yang dimaksud dengan usaha mikro dan usaha kecil adalah usaha mikro
dan usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam ketentuan perundang-
undangan yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM).
54
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
69 Pasal 15 (1) Informasi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 65 ayat (1) bagi calon
12/20/PBI/2010 Nasabah perusahaan berupa Bank paling kurang mencakup:
a. nama Bank;
b. nomor izin usaha dari Bank Indonesia;
c. alamat kedudukan Bank;
d. tempat dan tanggal pendirian Bank; dan
e. bentuk badan hukum Bank;
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai e wajib
didukung dengan dokumen identitas Bank berupa:
a. izin usaha dari Bank Indonesia; dan
b. spesimen tanda tangan dan surat kuasa kepada pihak-pihak yang
ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama
Bank dalam melakukan hubungan usaha dengan BPR/BPRS.
70 Pasal 16 (1) Untuk calon Nasabah berupa yayasan dan perkumpulan, BPR dan BPRS
12/20/PBI/2010 wajib meminta informasi paling kurang sebagai berikut:
a. nama yayasan/perkumpulan;
b. nomor izin pendirian dari instansi berwenang;
c. alamat kedudukan yayasan/perkumpulan;
d. tempat dan tanggal pendirian yayasan/perkumpulan;
e. bentuk badan hukum;
f. identitas Beneficial Owner, apabila calon Nasabah mewakili
Beneficial Owner;
g. sumber dana; dan
h. maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang akan
dilakukan calon Nasabah dengan BPR/BPRS.
(2) Untuk calon Nasabah berupa yayasan, informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib didukung dengan dokumen yang memuat informasi
paling kurang berupa:
a. izin bidang kegiatan/tujuan yayasan;
b. deskripsi kegiatan yayasan;
c. struktur pengurus yayasan; dan
55
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
71 Pasal 17 (1) Terhadap calon Nasabah berupa Lembaga Negara/Pemerintah, BPR dan
12/20/PBI/2010 BPRS wajib meminta informasi mengenai nama dan alamat kedudukan
Lembaga Negara/Pemerintah.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didukung dengan
dokumen berupa:
a. surat penunjukan bagi pihak-pihak yang berwenang mewakili
Lembaga Negara/Pemerintah dalam melakukan hubungan usaha
dengan BPR/BPRS; dan
b. spesimen tanda tangan.
72 Pasal 18 (1) Informasi yang wajib diminta oleh BPR dan BPRS kepada WIC sebelum
12/20/PBI/2010 melakukan transaksi :
a. Untuk transaksi kurang dari Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
adalah informasi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 67 ayat (1)
huruf a angka 1) sampai angka 3) bagi WIC perorangan, dan
Paragraf 68 ayat (1) huruf a dan huruf c bagi WIC perusahaan.
b. Untuk transaksi sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
atau lebih, baik yang dilakukan dalam 1 (satu) kali maupun
beberapa kali transaksi dalam 1 (satu) hari kerja adalah seluruh
informasi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 67 ayat (1) bagi
WIC perorangan dan Paragraf 68 ayat (1) bagi WIC perusahaan.
Ketentuan dalam ayat ini juga berlaku bagi perantara atau pihak yang
mendapatkan kuasa dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas
kepentingan Nasabah yang transaksinya tergolong tidak wajar atau
mencurigakan.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b wajib didukung
dengan dokumen berupa:
a. Bagi WIC perorangan adalah dokumen identitas.
b. Bagi WIC perusahaan adalah
56
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(2) BPR dan BPRS dapat melakukan wawancara dengan calon Nasabah
untuk meneliti dan meyakini kebenaran dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam hal terdapat keraguan, BPR dan BPRS wajib meminta kepada
calon Nasabah untuk memberikan dokumen identitas lainnya atau
dokumen pendukung yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang,
untuk memastikan kebenaran identitas calon Nasabah.
(4) BPR dan BPRS wajib menyelesaikan proses verifikasi identitas terhadap:
a. calon Nasabah dan Beneficial Owner sebelum melakukan hubungan
usaha dengan calon Nasabah.
b. WIC dan Beneficial Owner sebelum melakukan transaksi.
(5) Dalam kondisi tertentu BPR/BPRS dapat melakukan hubungan usaha
sebelum proses verifikasi selesai sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf a selesai.
57
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
58
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
77 Pasal 23 (1) BPR dan BPRS wajib memiliki sistem pencatatan yang dapat
12/20/PBI/2010 mengidentifikasi, menganalisa, memantau dan menyediakan laporan
secara efektif mengenai karakteristik transaksi yang dilakukan oleh
Nasabah.
(2) BPR dan BPRS wajib memelihara profil Nasabah paling kurang
meliputinformasi mengenai:
a. pekerjaan atau bidang usaha;
b. jumlah penghasilan;
c. rekening lain yang dimiliki, apabila ada;
d. aktivitas transaksi normal; dan
e. tujuan pembukaan rekening.
59
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
60
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(2) Dalam hal calon Nasabah atau WIC mewakili Beneficial Owner untuk
membuka hubungan usaha atau melakukan transaksi, BPR dan BPRS
wajib melakukan prosedur CDD terhadap Beneficial Owner sebagaimana
61
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
84 Pasal 30 (1) BPR dan BPRS wajib memperoleh bukti atas identitas dan/atau
12/20/PBI/2010 informasi lainnya mengenai Beneficial Owner, antara lain berupa:
a. bagi Beneficial Owner perorangan:
1) dokumen identitas sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 67
ayat (2);
2) hubungan hukum antara calon Nasabah atau WIC dengan
Beneficial Owner yang ditunjukkan dengan surat penugasan,
surat perjanjian, surat kuasa atau bentuk lainnya; dan
3) pernyataan dari calon Nasabah atau WIC mengenai kebenaran
identitas maupun sumber dana dari Beneficial Owner.
62
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(2) Dalam hal calon Nasabah diketahui tergolong PEP maka BPR dan BPRS
wajib melakukan EDD pada awal melakukan hubungan usaha dengan
BPR dan BPRS.
(3) Nasabah dan Beneficial Owner yang memenuhi kriteria berisiko tinggi
atau PEP dibuat dalam daftar tersendiri.
(4) Kewajiban BPR dan BPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diberlakukan pula terhadap Nasabah atau WIC yang menerima kiriman
uang dari dan/atau melakukan transaksi lainnya dengan pihak yang
berasal dari negara berisiko tinggi melalui rekening BPR/BPRS yang ada
di Bank Umum dan/atau Unit Usaha Syariah dalam negeri.
(5) Dalam hal BPR dan BPRS akan melakukan hubungan usaha dengan calon
Nasabah yang tergolong PEP, Direksi BPR/BPRS atau Pejabat Eksekutif
bertanggung jawab atas pelaksanaan hubungan usaha dengan calon
Nasabah tersebut.
(6) Direksi atau Pejabat Eksekutif sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
berwenang untuk :
a. memberikan persetujuan atau penolakan terhadap calon Nasabah
yang tergolong berisiko tinggi atau PEP; danme
b. membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan
hubungan usaha dengan Nasabah atau Beneficial Owner yang
tergolong PEP.
63
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
64
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(2) Hasil CDD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan oleh
BPR/BPRS apabila pihak ketiga :
a. memiliki prosedur CDD sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
(3) BPR dan BPRS wajib memastikan kecukupan identifikasi dan verifikasi
atas hasil CDD yang telah dilakukan oleh pihak ketiga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
65
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
(4) BPR dan BPRS yang menggunakan hasil CDD dari pihak ketiga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab untuk
melaksanakan penatausahaan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Paragraf 78.
92 Pasal 38 (1) BPR dan BPRS wajib menyelenggarakan pelatihan mengenai program
12/20/PBI/2010 APU dan PPT.
66
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
BAB VI Pelaporan
93 Pasal 39 (1) Dalam rangka menerapkan program APU dan PPT, BPR dan BPRS wajib
12/20/PBI/2010 menyampaikan:
a. Pedoman Pelaksanaan Program APU dan PPT sebagaimana
dimaksud dalam Paragraf 62 ayat (2) paling lambat 12 (dua belas)
bulan sejak diberlakukannya ketentuan ini;
b. Setiap perubahan Pedoman Pelaksanaan Program APU dan PPT
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 62 ayat (2) paling lambat 30
(tiga puluh) hari sejak perubahan tersebut kepada Bank Indonesia.
c. Dalam hal batas akhir laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b jatuh pada hari Sabtu atau hari libur, maka batas akhir
laporan adalah hari kerja berikutnya.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan perubahan
sebagaimana ayat (1) huruf b disampaikan kepada:
a. Direktorat Kredit, BPR dan UMKM (DKBU), Bank Indonesia, Jl. M.H.
Thamrin No.2 Jakarta 10350, bagi BPR yang berkantor pusat di
wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia;
b. Direktorat Perbankan Syariah (DPbS), Bank Indonesia, Jl. M.H.
Thamrin No.2 Jakarta 10350, bagi BPRS yang berkantor pusat di
wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia;
c. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi BPR/BPRS yang berkantor
pusat di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia.
94 Pasal 40 (1) BPR dan BPRS wajib menyampaikan laporan Transaksi Keuangan
12/20/PBI/2010 Mencurigakan, laporan transaksi keuangan tunai, dan laporan lain
kepada PPATK sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang.
67
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
96 Pasal 42 BPR dan BPRS wajib bekerja sama dengan penegak hukum dan otoritas
12/20/PBI/2010 yang berwenang dalam rangka memberantas pencucian uang dan/atau
pendanaan terorisme.
68
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
69
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
BAB IX Sanksi
98 Pasal 43 (1) BPR dan BPRS yang terlambat menyampaikan Pedoman Program APU
12/20/PBI/2010 dan PPT dan/atau perubahannya sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (1) Paragraf 93 ayat (1) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar
Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) per hari keterlambatan per
laporan dan paling banyak sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
SE 1) BPR dan BPRS dianggap terlambat menyampaikan Pedoman
13/14/DKBU 2011 Pelaksanaan Program APU dan PPT apabila menyampaikan
Romawi III No. 2a Pedoman Pelaksanaan Program APU dan PPT setelah tanggal 1
Desember 2011.
2) BPR dan BPRS dianggap terlambat menyampaikan perubahan
Pedoman Pelaksanaan Program APU dan PPT apabila
menyampaikan perubahan Pedoman Pelaksanaan Program APU dan
PPT lebih dari 30 (tiga puluh) hari sejak perubahan tersebut
ditandatangani oleh Dewan Komisaris.
3) BPR dan BPRS sebagaimana dimaksud pada angka 1) dikenakan
sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu
rupiah) per hari keterlambatan dan paling banyak sebesar
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
4) BPR dan BPRS sebagaimana dimaksud pada angka 2) dikenakan
sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu
rupiah) per hari keterlambatan dan paling banyak sebesar
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Pasal 43 (2) BPR dan BPRS yang terlambat menyampaikan Laporan Transaksi
12/20/PBI/2010 Keuangan Mencurigakan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 94
Ayat (2) ayat (3) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00
(lima puluh ribu rupiah) per hari keterlambatan per laporan dan paling
banyak sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
70
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
Pasal 43 (3) BPR dan BPRS yang belum menyampaikan Pedoman Program APU dan
12/20/PBI/2010 PPT dan/atau perubahannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Ayat (3) dalam waktu lebih 1 (satu) bulan sejak batas akhir waktu penyampaian
dikenakan sanksi berupa teguran tertulis dan kewajiban membayar
sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
Pasal 43 (4) BPR dan BPRS yang belum menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan
12/20/PBI/2010 Mencurigakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam waktu lebih
Ayat (4) 1 (satu) bulan sejak ditemukan pada saat pemeriksaaan dikenakan
sanksi berupa teguran tertulis dan kewajiban membayar sebesar
Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
71
Liabilitas dan Modal Anti Pencucian Uang
72