Anda di halaman 1dari 53

PELAPORAN DAN PERMINTAAN INFORMASI

DEBITUR MELALUI SISTEM LAYANAN

INFORMASI KEUANGAN

P O J K N O 1 8 / P O J K . 0 3 / 2 0 1 7 D A N S E O J K N O 5 0 / S E O J K . 0 3 / 2 0 1 7

SISTEM LAYANAN INFORMASI KEUANGAN


adalah sistem informasi yang dikelola OJK untuk mendukung pengawasan
dan layanan informasi.

PELAPOR PEMINTA
Pihak yang wajib menjadi Pelapor Pihak yang dapat meminta
1. Bank Umum informasi
2. BPR 1. Pelapor
3. BPRS 2. Debitur
4. Lembaga Pembiayaan 3. LPIP
5. Lembaga Jasa Keuangan Lainnya 4. Pihak lain

CARA MEMINTA INFORMASI DEBITUR


Debitur
Pelapor

Permintaan diajukan sesuai AD Pelapor

Permintaan diajukan tertulis


Permintaan diajukan online

OJK

OJK dapat memberikan Informasi


Debitur melalui online maupun offline
LPIP

PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN

Mengajukan pengaduan mengenai


ketidakakuratan Informasi Debitur

Pelapor
Debitur

LAPS
Tidak Selesai
Selesai

OJK

PENGAWASAN Sanksi
1. Denda
1. Pengawasan Langsung 2. Penundaan pemberian Informasi
dilakukan dengan Debitur sampai dengan Laporan
pemeriksaan insidental Debitur diterima oleh OJK.
2. Pengawasan Tidak Langsung 3. Penurunan tingkat kesehatan;
dilakukan dengan penelitian, 4. Pembekuan kegiatan usaha tertentu
analisis dan evaluasi 5. Penilaian kemampuan dan
terhadap Laporan Debitur kepatutan
6. Sanksi administratif lain
Frequently Asked Questions
Mekanisme Pelaporan SLIK Dalam Rangka Penerapan Kebijakan Countercyclical
Dampak Penyebaran COVID - 19

1. Apa latar belakang kebijakan ini?


Perkembangan penyebaran coronavirus disease 2019 (COVID-19) berdampak secara langsung
ataupun tidak langsung terhadap kinerja dan kapasitas debitur termasuk debitur UMKM, sehingga
berpotensi mengganggu kinerja lembaga jasa keuangan dan stabilitas sistem keuangan yang
dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, untuk menjaga stabilitas sistem
keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan kebijakan stimulus perekonomian
sebagai countercyclical dampak penyebaran COVID-19

2. Apakah Pelapor SLIK memiliki kewajiban untuk menyampaikan informasi mengenai


debitur yang mendapatkan perlakuan khusus sesuai Kebijakan Stimulus COVID-19 ke
dalam SLIK?
Pelapor tetap wajib menyampaikan informasi mengenai debitur yang mendapat perlakuan khusus
ke dalam SLIK sebagaimana yang diatur pada pasal 4 ayat 1 POJK nomor 18/POJK.03/2017 tentang
Pelaporan dan Permintaan Informasi Debitur melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan yang
menyebutkan Pelapor wajib menyampaikan Laporan Debitur kepada OJK secara lengkap, akurat,
terkini, utuh, dan tepat waktu setiap bulan untuk posisi akhir bulan.

3. Bagaimana tata cara melaporkan informasi mengenai debitur yang mendapatkan


perlakuan khusus sesuai Kebijakan Stimulus COVID-19 ?
Pelapor SLIK melakukan restrukturisasi kredit debitur “A” setelah terkena dampak COVID-19 pada
tanggal 20 Maret 2020 sampai dengan 31 Maret 2021, dan kredit debitur “A” memperoleh
perlakuan khusus sesuai Kebijakan Stimulus COVID-19 yaitu ditetapkan lancar sejak laporan
bulanan pelapor posisi akhir bulan Maret 2020, maka contoh pengisian beberapa kolom di laporan
SLIK fasilitas tersebut dilakukan sebagai berikut:

No Nama Kolom Cara Pengisian


Jika debitur di restrukturisasi maka diisi dengan kode 1 = “Kredit atau
1 Kode Sifat Kredit atau Pembiayaan
Pembiayaan yang Direstrukturisasi”.

Diisi dengan nominal baki debet dari kredit atau pembiayaan dalam satuan
2 Baki Debet penuh mata uang Rupiah. Tidak termasuk tunggakan bunga dan tunggakan
denda.

Diisi dengan 1 (satu) digit kode kualitas kredit atau pembiayaan. Dalam hal
pelapor melakukan restrukturisasi sebagaimana yang diatur dalam
3 Kode Kualitas
kebijakan stimulus COVID19 maka pengisian kolom "kode kualitas"
mengikuti kebijakan yang berlaku yaitu = 1 (Lancar).

Diisi dengan nominal tunggakan pokok dari kredit atau pembiayaan dalam
4 Tunggakan Pokok satuan penuh mata uang Rupiah. Apabila dalam pencatatan pelapor tidak
terdapat tunggakan pokok maka diisi “0”.

Diisi dengan nominal tunggakan bunga atau imbalan dari kredit atau
5 Tunggakan Bunga/Imbalan pembiayaan dalam satuan penuh mata uang Rupiah. Apabila dalam
pencatatan pelapor tidak terdapat tunggakan bunga/imbalan maka diisi “0”.

Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan


No Nama Kolom Cara Pengisian
Diisi dengan jumlah hari tunggakan fasilitas kredit atau pembiayaan yang
6 Jumlah Hari Tunggakan dilaporkan (tunggakan pokok dan/atau bunga atau imbalan). Apabila dalam
pencatatan pelapor tidak terdapat tunggakan maka diisi “0”.

Diisi dengan frekuensi tunggakan fasilitas kredit atau pembiayaan yang


terjadi (tunggakan pokok dan/atau bunga atau imbalan) sejak terakhir kali
7 Frekuensi Tunggakan
melakukan pelunasan tunggakan. Apabila dalam pencatatan pelapor tidak
terdapat tunggakan maka diisi “0”.

Diisi dengan frekuensi restrukturisasi sejak tanggal awal kredit atau


8 Frekuensi Restrukturisasi
pembiayaan.

Diisi dengan tanggal pada saat fasilitas kredit atau pembiayaan


9 Tanggal Restrukturisasi Awal
direstrukturisasi pertama kali.

Diisi dengan tanggal pada saat fasilitas kredit atau pembiayaan


10 Tanggal Restrukturisasi Akhir
direstrukturisasi terakhir kali.

Diisi dengan cara restrukturisasi yang diberikan pada debitur sesuai dengan
11 Kode Cara Restrukturisasi
yang tercatat di pelapor.

12 Keterangan Wajib diisi dengan COVID19

Catatan:
1. Contoh pengisian tidak menghilangkan kewajiban pelapor untuk mengisi kolom lainnya
sebagaimana yang diatur pada SEOJK nomor 50/SEOJK.03/2017 tentang Pelaporan dan
Permintaan Informasi Debitur melalui SLIK.
2. Pengisian kolom keterangan wajib diisi sesuai contoh dan dilarang menggunakan tanda baca
dan spasi.
3. Seluruh data yang disampaikan pelapor ke dalam SLIK akan digunakan OJK untuk melakukan
penyusunan kebijakan dan pengawasan lembaga jasa keuangan.

Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan


RINGKASAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Ketentuan : SEOJK Nomor 50/SEOJK.03/2017 Tentang Pelaporan Dan Permintaan


Informasi Debitur Melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan
Berlaku : 27 September 2017
Ringkasan :

1. Latar belakang diterbitkan SEOJK Nomor 50/SEOJK.03/2017 Tentang Pelaporan Dan


Permintaan Informasi Debitur Melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SEOJK
SLIK) adalah untuk mengatur pelaksanaan mengenai pelaporan dan permintaan
informasi debitur melalui SLIK.
2. Pihak yang wajib menjadi Pelapor adalah:
a. Bank Umum
b. BPR
c. BPRS
d. Lembaga Pembiayaan yang memberikan Fasilitas Penyediaan Dana
e. Lembaga Jasa Keuangan Lainnya yang memberikan Fasilitas Penyediaan Dana,
kecuali lembaga keuangan mikro.
3. Selain Pelapor wajib, Lembaga Jasa Keuangan Lainnya yang menyediakan layanan
pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi dan lembaga keuangan mikro serta
Lembaga lain bukan LJK dapat menjadi Pelapor setelah mendapat persetujuan OJK
dengan memenuhi persyaratan. Tata cara untuk menjadi Pelapor adalah dengan
menyampaikan permohonan secara tertulis dengan melampirkan dokumen pendukung
berupa: a) salinan anggaran dasar; b) struktur organisasi serta sumber daya manusia; c)
bukti kesiapan data yang diperlukan dalam pelaporan SLIK; dan 4) bukti kesiapan
perangkat komputer, sistem operasi, dan jaringan komunikasi data dengan spesifikasi
SLIK. Pihak tersebut ditetapkan menjadi Pelapor sejak tanggal persetujuan dari OJK.
4. Setelah ditetapkan menjadi Pelapor SLIK oleh OJK, Pelapor menyampaikan permohonan
user ID dan password secara tertulis serta menyampaikan laporan seluruh pegawai
pelaksana dan/atau pejabat SLIK.
5. Laporan Debitur yang disampaikan mencakup informasi mengenai Debitur, Fasilitas
Penyediaan Dana (dalam bentuk kredit/pembiayaan, surat berharga, transaksi rekening
administratif, fasilitas lainnya yang dipersamakan dengan fasilitas penyediaan dana),
agunan, penjamin, pengurus dan pemilik, dan keuangan Debitur.
6. Pengkinian data Laporan Debitur oleh OJK bagi Pelapor dicabut izin usaha atau
dilikuidasi dilakukan berdasarkan permohonan tertulis antara lain dari pihak yang
ditunjuk melakukan penyelesaian kewajiban Pelapor atau Debitur dari Pelapor yang
telah dicabut izin usaha dengan menyertakan dokumen pendukung. Sedangkan bagi
Pelapor yang tidak mampu melakukan pengkinian laporan debitur karena sebab lain
dilakukan OJK berdasarkan permohonan tertulis dari Pelapor.
7. Informasi Debitur yang diperoleh Pelapor hanya dapat digunakan untuk keperluan
Pelapor dalam rangka:
a. mendukung kelancaran proses pemberian Fasilitas Penyediaan Dana sesuai prinsip
kehati-hatian dalam pemberian Fasilitas Penyediaan Dana;
b. menerapkan manajemen risiko dalam menunjang kegiatan operasional Pelapor,
misalnya penggunaan Informasi Debitur untuk pemantauan Debitur existing, proses
seleksi pegawai Pelapor, seleksi rekanan Pelapor, pelaksanaan audit, serta program
anti fraud, namun tidak termasuk untuk penyusunan daftar prospek (prospect list)
calon Debitur dan cross selling; dan/atau
c. mengidentifikasi kualitas Debitur dalam rangka pemenuhan ketentuan OJK atau
pihak lain yang berwenang.
8. SEOJK ini juga mengatur tata cara permintaan informasi debitur yaitu:
a. Debitur dapat meminta Informasi Debitur hanya atas nama Debitur yang
bersangkutan kepada OJK atau Pelapor dengan mengajukan mengajukan
permintaan Informasi Debitur secara langsung dengan menyerahkan/menunjukkan
dokumen pendukung yaitu dokumen identitas diri/perusahaan.
b. LPIP yang telah memperoleh izin usaha dari OJK dapat memperoleh Informasi
Debitur dalam rangka pelaksanaan kegiatan usaha secara daring (online) maupun
luring (offline).
c. Permintaan Informasi Debitur oleh pihak lain dilakukan dengan mengajukan
permintaan Informasi Debitur secara rutin mengadakan perjanjian dan/atau nota
kesepahaman dengan OJK. Pihak lain yang mengajukan permintaan Informasi
Debitur secara insidental menyampaikan permohonan secara tertulis yang
ditandatangani oleh pihak yang memiliki kewenangan.
9. Pengawasan terhadap pelaksanaan SLIK dilakukan oleh OJK terhadap Pelapor baik
secara langsung maupun tidak langsung.
a. Pengawasan langsung dilakukan melalui pemeriksaan kepada Pelapor secara
insidental untuk memastikan kepatuhan Pelapor terhadap POJK SLIK dan peraturan
pelaksanaannya.
b. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi
terhadap Laporan Debitur dan/atau koreksi Laporan Debitur, dan data/informasi
lain.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Pelapor melakukan langkah-langkah perbaikan
dan/atau penyempurnaan atas hal-hal yang ditemukan dalam pemeriksaan serta
melaporkan secara tertulis perbaikan dan/atau penyempurnaan dimaksud.
10. Tata cara pembayaran sanksi administratif berupa denda mengacu pada Peraturan OJK
mengenai tata cara penagihan sanksi berupa denda di sektor jasa keuangan dan
ketentuan pelaksanaannya.
11. Permasalahan yang berkaitan dengan materi Laporan Debitur dan Informasi Debitur
disampaikan kepada Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan sedangkan
permasalahan yang berkaitan dengan aplikasi SLIK disampaikan kepada helpdesk OJK.
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS
SEOJK NOMOR 50/SEOJK.03/2017 TENTANG PELAPORAN DAN PERMINTAAN
INFORMASI DEBITUR MELALUI SI0tfSTEM LAYANAN INFORMASI KEUANGAN

1. Bagaimana mekanisme pelaporan bagi Bank yang memiliki Unit Usaha Syariah
(UUS)?
Laporan Debitur UUS dilaporkan terpisah dari Laporan Debitur Bank konvensional.
2. Bagaimana tata cara Lembaga Jasa Keuangan Lainnya yang menyediakan layanan
pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi, Lembaga Keuangan Mikro
(LKM), dan Koperasi menjadi pelapor SLIK?
P2P Lending, LKM, dan Koperasi menyampaikan permohonan secara tertulis dengan
melampirkan dokumen pendukung berupa: a) salinan anggaran dasar; b) struktur
organisasi serta sumber daya manusia; c) bukti kesiapan data yang diperlukan dalam
pelaporan SLIK; dan 4) bukti kesiapan perangkat komputer, sistem operasi, dan jaringan
komunikasi data dengan spesifikasi SLIK. Selanjutnya OJK memberikan persetujuan
atas permohonan menjadi Pelapor paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak dokumen
permohonan menjadi Pelapor diterima secara lengkap oleh OJK dan seluruh persyaratan
untuk menjadi Pelapor.
3. Bagaimana tata cara pelaporan bagi Pelapor yang melakukan penggabungan atau
peleburan?
Pelapor hasil penggabungan atau peleburan menyampaikan surat pemberitahuan
penggabungan atau peleburan serta mengajukan permohonan user ID dan password
secara tertulis kepada Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan c.q. Deputi
Direktur Pengelolaan Informasi Kredit. Penyampaian Laporan Debitur dan/atau koreksi
Laporan Debitur dengan bulan data laporan sampai dengan tanggal efektif operasional
penggabungan atau peleburan dilakukan dengan menggunakan hak akses dan kode bhb
masing-masing Pelapor peserta penggabungan atau peleburan. Penyampaian Laporan
Debitur dan/atau koreksi Laporan Debitur dengan bulan data laporan setelah tanggal
efektif operasional penggabungan atau peleburan dilakukan oleh Pelapor hasil
penggabungan atau peleburan dengan menggunakan hak akses dan kode Pelapor hasil
penggabungan atau peleburan tersebut.
4. Apa saja jenis hak akses pengguna/user SLIK dan apa fungsinya?
a. Administrator untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan aktivitas pengguna
pada masing-masing Pelapor.
b. Petugas Pelaporan untuk melakukan Validasi data dan pengiriman laporan.
c. Petugas Permintaan Informasi untuk melakukan permintaan informasi debitur.
d. Supervisor untuk melakukan pemantauan pelaporan dan permintaan informasi
debitur.
5. Bagaimana cara memperoleh user ID SLIK?
Pelapor menyampaikan permohonan user ID dan password secara tertulis yang memuat
data pegawai pelaksana dan/atau pejabat yang akan melakukan administrasi dan
pengelolaan hak akses pengguna SLIK di internal Pelapor menggunakan format
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.A. SEOJK SLIK.
Setelah menerima user ID dan password Administrator SLIK Web, Administrator SLIK
Web masing-masing Pelapor dapat membuat user ID untuk pegawai pelaksana dan/atau
pejabat yang bertugas untuk menyampaikan Laporan Debitur, mengajukan permintaan
dan menerima Informasi Debitur, serta melakukan pemantauan kegiatan pelaporan dan
permintaan Informasi Debitur.
Dalam hal terjadi pergantian pegawai pelaksana dan/atau pejabat yang ditunjuk menjadi
Administrator SLIK Web, Pelapor menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada OJK
dan melakukan pendaftaran pegawai pelaksana dan/atau pejabat Administrator SLIK
Web baru.
6. Apakah seluruh user SLIK dikelola oleh OJK?
Tidak, OJK hanya mengelola user SLIK Pelapor dengan peran sebagai Administrator.
Selanjutnya pengelolaan user dengan peran lainnya diserahkan kepada Administrator
masing-masing Pelapor.
7. Bagaimana tata cara permintaan informasi debitur oleh Pelapor?
Permintaan Informasi Debitur kepada OJK dapat dilakukan secara daring (online) oleh
Pelapor yang telah memenuhi kewajiban pelaporan. Informasi debitur dimaksud hanya
dapat digunakan dalam rangka:
a. mendukung kelancaran proses pemberian Fasilitas Penyediaan Dana sesuai prinsip
kehati-hatian dalam pemberian Fasilitas Penyediaan Dana;
b. menerapkan manajemen risiko dalam menunjang kegiatan operasional Pelapor,
misalnya penggunaan Informasi Debitur untuk pemantauan Debitur existing, proses
seleksi pegawai Pelapor, seleksi rekanan Pelapor, pelaksanaan audit, serta program
anti fraud, namun tidak termasuk untuk penyusunan daftar prospek (prospect list)
calon Debitur dan cross selling; dan/atau
c. mengidentifikasi kualitas Debitur dalam rangka pemenuhan ketentuan OJK atau
pihak lain yang berwenang, misalnya untuk penyamaan kualitas terhadap satu
Debitur atau satu proyek yang sama sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan.
8. Dokumen apa saja yang perlu disiapkan debitur untuk melakukan permintaan
informasi debitur kepada OJK?
Debitur yang bersangkutan atau pihak yang diberi kuasa mengisi formulir permohonan
dan menyerahkan dokumen pendukung sebagai berikut:
a. Bagi Debitur perseorangan
1) fotokopi identitas diri dengan menunjukkan identitas diri asli antara lain berupa
KTP untuk WNI atau paspor untuk WNA; atau
2) Surat kuasa asli, fotokopi identitas diri pemberi kuasa dan penerima kuasa
dengan menunjukkan identitas diri asli dari pemberi kuasa dan penerima kuasa,
dalam hal dikuasakan.
b. Bagi Debitur badan usaha
1) fotokopi identitas badan usaha dan fotokopi identitas dari pengurus yang
mengajukan permintaan Informasi Debitur dengan menunjukkan identitas asli
badan usaha dimaksud atau fotokopi identitas badan usaha yang telah
dilegalisasi dan menunjukkan identitas diri asli dari pengurus yang mengajukan
permintaan Informasi Debitur. Identitas dimaksud berupa NPWP, akta pendirian
perusahaan, dan perubahan anggaran dasar terakhir yang memuat susunan dan
kewenangan pengurus; atau
2) Surat kuasa asli, fotokopi identitas badan usaha dan identitas diri pemberi kuasa
dan penerima kuasa dengan menunjukkan identitas asli badan usaha atau
fotokopi identitas badan usaha yang telah dilegalisasi, serta identitas asli pemberi
kuasa dan penerima kuasa dalam hal dikuasakan.
9. Bagaimana tata cara permintaan Informasi Debitur oleh LPIP?
LPIP yang telah memperoleh izin usaha dari OJK dapat memperoleh Informasi Debitur
dalam rangka pelaksanaan kegiatan usaha dengan menyampaikan permintaan secara
tertulis kepada Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan disertai dengan daftar
pegawai penanggung jawab LPIP yang akan diberikan hak akses. Pemberian informasi
debitur oleh OJK dilakukan secara daring (online) maupun luring (offline).
10. Bagaimana tata cara permintaan Informasi Debitur oleh pihak lain?
Pihak lain dapat meminta Informasi Debitur kepada OJK dalam rangka pelaksanaan
peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan nota kesepahaman dengan OJK.
Pihak lain yang mengajukan permintaan Informasi Debitur secara rutin mengadakan
perjanjian dan/atau nota kesepahaman dengan OJK sedangkan pihak lain yang
mengajukan permintaan Informasi Debitur secara insidental menyampaikan
permohonan secara tertulis yang ditandatangani oleh pihak yang memiliki kewenangan
kepada Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan dengan menyampaikan alasan
dan tujuan penggunaan Informasi Debitur serta identitas Debitur yang dimintakan
informasi.
11. Data apa saja yang perlu dilaporkan pada SLIK?
Struktur data, pedoman, dan contoh pengisian Laporan Debitur SLIK dapat dilihat pada
Lampiran IV SEOJK SLIK.
12. Dokumen apa yang dapat digunakan untuk melaporkan debitur badan usaha asing
yang berkedudukan di luar negeri yang tidak memiliki NPWP?
Kolom Nomor Identitas Badan Usaha dapat dilaporkan dengan Tax ID/TIN/Tax
Number/Business Registration Number/nomor identitas lain yang dapat dipersamakan
dengan itu.
13. Apakah fasilitas yang telah lunas perlu dilaporkan setiap bulan?
Tidak, setelah fasilitas tersebut dilaporkan lunas maka tidak perlu melakukan pelaporan
fasilitas tersebut di bulan berikutnya.
OUTLINE 2

Credit Reporting System

POJK Pelaporan dan Permintaan Informasi Debitur melalui Sistem


Layanan Informasi Keuangan (SLIK)

SE OJK Pelaporan dan Permintaan Informasi Debitur melalui Sistem


Layanan Informasi Keuangan (SLIK)
3
CREDIT REPORTING SYSTEM
4

• Credit Reporting System merupakan salah satu infrastruktur penting


dalam sistem keuangan di suatu negara dalam rangka menciptakan
sistem keuangan yang sehat dan efisien serta meningkatkan
kemudahan masyarakat untuk memperoleh akses
kredit/pembiayaan.
• Infrastruktur ini mempertukarkan informasi kredit individu antar bank
maupun lembaga lain di bidang keuangan untuk memperlancar
proses penyediaan dana dan memperluas akses kredit.
• Melalui data kredit individu, bank dan lembaga lain di bidang
keuangan dapat mengakses informasi mengenai kualitas kredit calon
debiturnya sehingga menurunkan risiko kredit.
CREDIT REPORTING SYSTEM INDONESIA
5

Pelapor

Data dari
Pelapor

Data dari
Pelapor
TIMELINE SLIK 6

April 2017
Mei 2016 Nov 2016 Pelaporan
Penyiapan Pembangunan Data Real
2014 Data oleh SLIK selesai Launching
Grand Design Pelapor Industrial Test SLIK

April – Mei Okt – Nov Jan - Feb Jan 2018


2016 2016 2017 Fully
Sosialisasi Pelatihan Uji Coba Operated
Pelaporan Pelaporan Pelaporan
SLIK SLIK

Parallel Run
SID BI s/d Des 2017
7

POJK SLIK
Peraturan OJK Pelaporan dan Permintaan Informasi Debitur melalui
Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK)
LATAR BELAKANG POJK SLIK 8

UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan UU No.3 Tahun 2004 Tentang
Perubahan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

•Pasal 32 ayat (1) Bank Indonesia mengatur dan mengembangkan sistem informasi antarbank
•Pasal 32 ayat (2) sistem informasi dapat diperluas dengan menyertakan lembaga lain di bidang keuangan
•Pasal 32 ayat (3) penyelenggaraan sistem informasi dapat dilakukan sendiri oleh Bank Indonesia dan/atau oleh pihak lain dengan
persetujuan Bank Indonesia

Berdasarkan UU No.21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK):

•Kewenangan mengatur dan mengembangkan penyelenggaraan sistem informasi antar bank maupun lembaga lain di bidang keuangan
beralih ke OJK (Pasal 69).
•Kewenangan dalam pengaturan dan pengawasan sistem informasi debitur (Pasal 7).

Untuk melaksanakan amanat UU, OJK membangun Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang
akan menggantikan peran dari Sistem Informasi Debitur (SID) yang saat ini dikelola oleh Bank
Indonesia (BI)

Sebagai landasan hukum pelaporan dan permintaan informasi debitur melalui SLIK berupa
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
PELAPOR 9

• Bank Umum • Peer to Peer Lending


• BPR (Fintech)
• Lembaga Pembiayaan • Lembaga Keuangan Mikro
• Lembaga Jasa Keuangan • Lembaga lain bukan LJK
Lainnya, kecuali LKM (contoh:
LPEI, SMF, PNM, pergadaian) • Syarat:
• Melakukan Kegiatan Penyediaan Dana (untuk
LLBLJK);
• Catatan: Konvensional, Syariah, dan UUS melapor
secara terpisah • Memiliki infrastruktur yang memadai;
• Memiliki data yang diperlukan dalam SLIK;
• Menandatangani perjanjian keikutsertaan SLIK;

PELAPOR PELAPOR
WAJIB SUKARELA
LAPORAN DAN KOREKSI LAPORAN DEBITUR 10

Debitur perusahaan atau pihak


Pelapor wajib yang menerima Fasilitas
menyampaikan laporan Cakupan Laporan Debitur Penyampaian Laporan Penyediaan Dana dari satu
debitur kepada OJK secara adalah: Debitur, Fasilitas, melalui Kantor Pusat dan Pelapor dan/atau pembiayaan
bersama lebih dari satu Pelapor,
lengkap, akurat, terkini, Agunan, Penjamin, wajib mencakup informasi dengan jumlah total fasilitas
utuh, dan tepat waktu Pengurus dan Pemilik, dari kantor pusat dan paling sedikit Rp5 miliar wajib
setiap bulan untuk posisi Laporan Keuangan seluruh kantor cabang melaporkan Informasi Keuangan
akhir bulan. terkini paling lambat laporan
bulan Juni tahun berikutnya
LAPORAN DAN KOREKSI LAPORAN DEBITUR
11

Pelapor Baru
Pelapor baru wajib menyampaikan Laporan Debitur
untuk pertama kali kepada OJK paling lambat tanggal
12 pada bulan keempat terhitung sejak ditetapkan
sebagai pelapor oleh OJK.

Pelapor baru adalah pelapor yang belum pernah


menyampaikan Laporan Debitur dalam SID dan SLIK.

Kewajiban Koreksi Laporan


Pelapor wajib melakukan koreksi Laporan Debitur
yang telah disampaikan kepada OJK dalam hal
Laporan Debitur tidak memenuhi ketentuan atas
dasar temuan Pelapor atau temuan OJK.
PERIODE PENYAMPAIAN LAPORAN DAN
KOREKSI LAPORAN DEBITUR 12

Penyampaian koreksi Laporan Debitur:


Pelapor wajib menyampaikan Laporan Temuan Pelapor, paling lambat tanggal 12 bulan
Debitur secara bulanan paling lambat berikutnya setelah bulan laporan debitur; atau
tanggal 12 bulan berikutnya setelah Temuan OJK, paling lambat tanggal 12 pada bulan
berikutnya setelah temuan OJK disampaikan kepada
bulan laporan debitur. Pelapor.

Perubahan Tanggal Laporan:


Apabila penyampaian laporan debitur dan/atau
koreksi laporan debitur jatuh pada hari libur maka Tanda Penyampaian Laporan Debitur:
disampaikan pada hari kerja berikutnya. Pelapor dinyatakan telah menyampaikan
OJK dapat menetapkan tanggal berakhirnya Laporan Debitur dan/atau koreksi laporan
penyampaian Laporan Debitur dan/atau koreksi debitur pada tanggal laporan debitur dan/atau
Laporan Debitur dalam hal terjadi kerusakan koreksi laporan debitur diterima oleh OJK.
pangkalan data/jaringan komunikasi data OJK atau
kondisi tertentu yang signifikan.

Pelapor hanya dapat menyampaikan laporan


debitur dan/atau koreksi laporan debitur
secara daring (online) melalui SLIK.
PERIODE PENYAMPAIAN LAPORAN DAN
KOREKSI LAPORAN DEBITUR 13

Pelaporan
Offline Pelapor yang mengalami gangguan teknis dalam menyampaikan laporan secara online dapat
menyampaikan laporan secara offline paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah batas akhir periode
penyampaian dengan surat pemberitahuan tertulis kepada OJK disertai dokumen pendukung.

Pelapor yang mengalami keadaan kahar (force majeure) sehingga tidak memungkinkan untuk
menyampaikan laporan secara online dapat menyampaikan laporan secara offline dengan
memberitahukan secara tertulis kepada OJK untuk memperoleh penundaan waktu.

DPIP, bagi pelapor yang berkantor pusat di wilayah


Provinsi DKI Jakarta atau Provinsi Banten; atau
Laporan debitur dan/atau koreksi
laporan debitur secara offline dan Kantor Regional OJK atau Kantor OJK setempat, bagi
pemberitahuan tertulis, disampaikan pelapor yang berkantor pusat di luar wilayah
kepada: Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau
Provinsi Banten.
PERIODE PENYAMPAIAN LAPORAN DAN
KOREKSI LAPORAN DEBITUR 14
PENGKINIAN DATA LAPORAN DEBITUR
OLEH OJK 15

Syarat Pengkinian Data Mekanisme Pengkinian Data

OJK dapat melakukan Dalam hal pelapor dicabut


pengkinian data laporan izin usaha atau dilikuidasi,
debitur pada SLIK dalam pengkinian dilakukan
hal pelapor: berdasarkan permohonan
• dicabut izin usaha atau tertulis dari:
dilikuidasi; atau •pihak yang ditunjuk
melakukan penyelesaian
• tidak mampu melakukan kewajiban pelapor; atau
pengkinian Laporan •Debitur yang disertai dengan
Debitur karena sebab dokumen pendukung.
lain

Dalam hal pelapor tidak


mampu melakukan
pengkinian karena sebab
lain dilakukan
berdasarkan permohonan
tertulis dari pelapor.
KETERBUKAAN KEPADA DEBITUR
16

Pelapor wajib memberitahukan kepada debitur


mengenai penyampaian Laporan Debitur ke dalam
SLIK dapat melalui sarana formulir, email dan sms.

Pihak Yang Dapat Meminta


Informasi Debitur Pihak Lain

Pelapor LPIP

Debitur
CAKUPAN INFORMASI DEBITUR
17

Cakupan Informasi Debitur yang dapat diminta :

Pemilik
Identitas Fasilitas dan
Penyediaan Pengurus Agunan
Debitur Dana (bagi
D02)

Kualitas
Informasi
Penjamin Penyediaan
Dana Lain
PENANGANAN DAN PENYELESAIAN
PENGADUAN 18

Pelapor wajib menindaklanjuti pengaduan mengenai ketidakakuratan informasi debitur yang diajukan oleh
debitur

Pelapor wajib menyelesaikan pengaduan mengenai ketidakakuratan informasi debitur paling lama 20 (dua
puluh) hari kerja setelah tanggal pengaduan diterima oleh Pelapor dan dapat diperpanjang 20 (dua puluh)
hari kerja apabila dibutuhkan penelitian khusus terhadap dokumen pengaduan.

Pelapor wajib menginformasikan batas waktu penyelesaian pengaduan kepada debitur yang mengajukan
pengaduan.

Pelapor wajib menyampaikan hasil penyelesaian pengaduan kepada debitur secara tertulis.

Debitur dapat melakukan upaya penyelesaian pengaduan melalui OJK atau Lembaga Alternatif Penyelesaian
Sengketa (LAPS) apabila tidak dapat diselesaikan oleh pelapor

Dalam hal pengaduan yang disebabkan oleh kesalahan pelapor, pelapor menyampaikan koreksi laporan
debitur kepada OJK.
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
19

Penyampaian Permintaan dan Penanganan dan


laporan Penggunaan Penyelesaian
dan/atau koreksi Informasi Pengaduan
laporan Debitur Debitur
PEGAWAI PELAKSANA
20

Pelapor wajib menunjuk Pelapor wajib menyampaikan


pegawai pelaksana dan/atau pegawai pelaksana dan/atau
pejabat dengan pejabat yang ditunjuk paling
mempertimbangkan lama 3 (tiga) bulan sejak
segregation of duties dan ditetapkan sebagai Pelapor
kompleksitas usaha Pelapor oleh OJK

Dalam hal terjadi perubahan


pegawai pelaksana dan/atau
pejabat yang ditunjuk, Pelapor
wajib menyampaikan
perubahan tersebut kepada
OJK dan penyesuaian hak
akses pengguna SLIK paling
lama 7 (tujuh) hari kerja
PENGAWASAN OJK
21

Pengawasan tidak
OJK berwenang Pengawasan langsung langsung
melakukan pengawasan Dengan melakukan Dilakukan melalui
langsung dan tidak pemeriksaan kepada penelitian, analisis dan
langsung kepada Pelapor. Pelapor evaluasi Laporan Debitur
atau informasi lain.
SANKSI PELANGGARAN
22

No Jenis Pelanggaran Sanksi Denda Sanksi Administratif


1 Terlambat menyampaikan Laporan Rp1 juta/hari kerja untuk Pelapor dengan Total Aset > Akses iDeb ditutup s.d.
Debitur per posisi bulan laporan Rp500 miliar. diterimanya laporan
Rp100.000/hari kerja untuk Pelapor dengan Total Aset <
Rp500 miliar.
2 Tidak menyampaikan Laporan Rp50 juta/laporan untuk Pelapor dengan Total Aset ≥ Akses iDeb ditutup s.d.
Debitur per posisi bulan laporan Rp500 miliar, paling lama 12 bulan laporan berturut-turut diterimanya laporan
Rp5 juta/laporan untuk Pelapor dengan Total Aset ˂ Rp500
miliar, paling lama 12 bulan laporan berturut-turut
3 Terlambat menyampaikan koreksi Rp50.000/debitur/hari kerja untuk Pelapor dengan Total Teguran tertulis
Laporan Debitur atas dasar temuan Aset ≥ Rp500 miliar, dengan denda maksimal Rp20
Pelapor juta/bulan laporan dan paling lama 12 bulan laporan
berturut-turut
Rp10.000/debitur/hari kerja untuk Pelapor dengan Total
Aset ˂ Rp500 miliar, denda maksimal Rp2 juta/bulan
laporan dan paling lama 12 bulan Laporan berturut-turut
4 Kesalahan pelaporan atas dasar Rp50.000/debitur untuk Pelapor dengan Total Aset ≥ Teguran tertulis
temuan OJK Rp500 miliar, dengan denda maksimal Rp50 juta/bulan
laporan dan paling lama 12 bulan laporan berturut-turut
Rp10.000/debitur untuk LJK dengan Total Aset ˂ Rp500
miliar, denda maksimal Rp10 juta/bulan laporan dan paling
lama 12 bulan laporan berturut-turut
SANKSI PELANGGARAN
23

No Jenis Pelanggaran Sanksi Denda Sanksi Administratif


5 Terlambat koreksi laporan atas Rp50.000/debitur untuk Pelapor dengan Total Aset ≥ Akses iDeb ditutup s.d.
dasar temuan OJK Rp500 miliar, dengan denda maksimal Rp50 juta/bulan diterimanya laporan dan
laporan debitur dan paling lama 12 bulan laporan teguran tertulis
berturut-turut
Rp10.000/debitur untuk Pelapor dengan Total Aset ˂
Rp500 miliar, denda maksimal Rp10 juta/bulan
laporan debitur dan paling lama 12 bulan laporan
berturut-turut
6 Penyalahgunaan informasi Rp50 juta/informasi debitur Teguran tertulis
debitur
Sanksi 1. penurunan tingkat kesehatan;
Administratif 2. pembekuan kegiatan usaha tertentu;
3. penilaian kemampuan dan kepatutan; dan/atau
4. sanksi administratif lain,
sesuai peraturan perundang-undangan.

Sanksi untuk sanksi denda mulai berlaku 9 (sembilan) bulan sejak batas waktu penyampaian Laporan Debitur untuk
Pelapor Baru pertama kali, yaitu paling lambat tanggal 12 pada bulan keempat terhitung sejak ditetapkan sebagai Pelapor
oleh OJK.
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP
24
Pelapor yang telah menjadi pelapor SID menyampaikan Laporan Debitur kepada OJK mulai laporan
bulan data Maret dan April 2017 yang disampaikan paling lambat periode laporan bulan Mei 2017.

BPR dan PP yang belum menjadi pelapor SID menjadi pelapor SLIK paling lambat tanggal 31
Desember 2018.

PMV, PPI, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (selain LKM) yang melakukan kegiatan penyediaan
dana yang belum menjadi pelapor SID menjadi pelapor SLIK paling lambat tanggal 31 Desember
2022.

Sanksi denda untuk penyalahgunaan informasi debitur mulai berlaku sejak POJK ini diundangkan

Sanksi denda selain penyalahgunaan informasi debitur mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2018.

Sanksi administratif berupa teguran tertulis mulai berlaku sejak pelaporan bulan data Maret 2017.

PBI SID dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak 1 Januari 2018.
25

SE OJK SLIK
Surat Edaran OJK Pelaporan dan Permintaan Informasi Debitur
melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK)
PELAPOR WAJIB
26

PIHAK-PIHAK YANG MENJADI PELAPOR WAJIB


Bank Umum/Bank • Bank Umum Konvensional
• Bank Umum Syariah
Umum Syariah • Kantor Cabang Bank Asing
• UUS  terpisah dari Bank Umum Konvensional.

BPR dan BPRS • BPR Konvensional


• BPR Syariah

• Lembaga pembiayaan konvensional


Lembaga Pembiayaan
• Lembaga pembiayaan syariah
• UUS  terpisah dari LPKonvensional

LJKL kecuali LKM • LJKL konvensional


• LJKL syariah
• UUS  terpisah dari kegiatan LJKL Konvensional
BATAS WAKTU MENJADI PELAPOR
27

Bank Umum/Bank • Sejak POJK SLIK bagi yang telah menjadi Pelapor SID
Umum Syariah

BPR/S dan Perusahaan • Sejak POJK SLIK bagi yang telah menjadi Pelapor SID
Pembiayaan • Paling lambat 31 Desember 2018 bagi yang belum menjadi Pelapor SID

• Sejak POJK SLIK bagi yang telah menjadi Pelapor SID


PMV, PPI dan
• Paling lambat 31 Desember 2022 bagi yang belum menjadi Pelapor SID
Pergadaian

• BPR, BPRS, perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, perusahaan pembiayaan infrastruktur, dan
perusahaan pergadaian yang mengajukan untuk menjadi Pelapor sebelum batas waktu ditetapkan sebagai Pelapor
sejak tanggal surat persetujuan OJK.

• Bank Umum, BPR, BPRS, perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, perusahaan pembiayaan
infrastruktur, dan perusahaan pergadaian yang melakukan kegiatan usaha setelah batas waktu ditetapkan sebagai
Pelapor sejak tanggal pelaksanaan kegiatan operasional.
PELAPOR SUKARELA
28

PIHAK-PIHAK YANG DAPAT MENJADI PELAPOR SUKARELA

Fintech Lending Bagi yang telah memenuhi syarat sesuai POJK SLIK
Lembaga lain di luar • Bagi yang telah memenuhi syarat sesuai POJK SLIK
Lembaga Jasa Keuangan
• Contoh : Koperasi Simpan Pinjam

Lembaga Keuangan Bagi yang telah memenuhi syarat sesuai POJK SLIK
Mikro

TATA CARA PERMOHONAN MENJADI PELAPOR SUKARELA


Pelapor menyampaikan permohonan tertulis kepada DPIP
TATA CARA MENJADI PELAPOR SUKARELA 29

Menyampaikan permohonan Memenuhi syarat sebagai


tertulis dengan dokumen pelapor
pendukung • Infrastruktur (Struktur organisasi, SDM,
• Salinan anggaran dasar perangkat komputer)
• Struktur organisasi serta SDM • Kesesuaian struktur data SLIK
• Bukti kesiapan data yang diperlukan dalam • Menandatangani perjanjian keikutsertaan
SLIK SLIK
• Bukti kesiapan perangkat komputer, sistem • Melakukan penyediaan dana (Lembaga Lain
informasi, dan jaringan komunikasi data. Bukan LJK)

Ditetapkan Menjadi Pelapor sejak


Tanggal Persetujuan dari OJK
TATA CARA AKSES SLIK 30

Pelapor
menyampaikan
pegawai pelaksana
Administrator SLIK maksimal 3
membuat User Id bulan setelah
pegawai dan/atau ditetapkan menjadi
Pelapor menerima pejabat pelaksana pelapor
user id dan password SLIK
Administrator SLIK • User id merupakan
Pelapor Web email aktif
menyampaikan daftar • User id dan Password • User yang dapat dibuat:
Administrator SLIK diterima melalui email Petugas Pelaporan,
Web yang didaftarkan Petugas Permintaan
Informasi, dan
• Berbentuk Surat Tertulis Supervisor
kepada DPIP c.q. DD PIK
• Surat ditandatangi
Direksi/Pimpinan
Instansi atau pejabat
yang diberi kuasa oleh
Direksi/Pimpinan
TATA CARA MERUBAH
PEGAWAI PELAKSANA DAN/ATAU PEJABAT 31

Role Administrator

Menyampaikan permintaan penonaktifan user id Administrator SLIK Web pegawai


dan/atau pejabat lama dan permintaan aktivasi pegawai dan/atau pejabat baru kepada
OJK

• Batas waktu  ≤ 7 hari setelah perubahan


• Format permintaan  Format Lampiran 1 Surat Edaran
• Surat ditandatangani oleh Direksi atau Pimpinan Instansi

Role Lainnya

• Melakukan penonaktifan Melaporkan penonaktifan tersebut serta menyampaikan Daftar


hak akses user yang tidak Pegawai/ Pejabat pelaksana SLIK setelah terjadi perubahan
dipergunakan lagi
• Membuat user id pegawai
dan/atau pejabat baru • Batas waktu  ≤ 7 hari setelah perubahan
• Format permintaan  Format Lampiran 1 Surat Edaran
• Surat ditandatangani oleh Direksi atau Pimpinan Instansi atau
Pejabat yang diberi yang kuasa oleh Direksi atau Pimpinan Instansi
LAPORAN DAN KOREKSI LAPORAN DEBITUR
32

Format dan Isi


Cakupan Laporan Debitur Satuan Mata Uang
Laporan

Sesuai Pedoman • Laporan Debitur meliputi data seluruh Debitur yang Wajib disajikan
Penyusunan menerima Fasilitas Penyediaan Dana, termasuk pula dalam mata uang
Laporan Debitur Debitur yang: Rupiah satuan
melalui SLIK  Telah dihapus buku penuh dengan
 Telah dihapus tagih berpedoman pada
 Sedang dalam proses penyelesaian dengan cara PSAK yang berlaku
pengambilalihan agunan atau penyelesaian
melalui pengadilan
 Dialihkan kepada pihak yang ditunjuk untuk
menyelesaikan kewajiban Pelapor karena
Pelapor telah dicabut izin usaha atau dilikuidasi
 Debitur yang menerima penerusan
kredit/pembiayaan

• Data debitur semua kantor yang dilaporkan terpusat


melalui Kantor Pusat
PENYAMPAIAN LAPORAN SECARA ONLINE 33

Menyusun dan menyampaikan Laporan Debitur


Kewajiban Pelapor dan/atau koreksi Laporan Debitur oleh Kantor
Pusat secara online kepada OJK

Laporan Debitur dan/atau koreksi Laporan


Jangka waktu Debitur posisi 12 bulan terakhir.

Sandi Pelapor Ditetapkan oleh OJK

Wajib disampaikan oleh Pelapor yang tidak


Laporan Nihil Memiliki Debitur dan/atau tidak memberikan
Fasilitas Penyediaan Dana

Tanda terima OJK • Tanda Terima Pelaporan


PENYAMPAIAN LAPORAN SECARA OFFLINE 34

Kondisi Pelapor Media Penyampaian


Pelapor mengalami gangguan teknis antara lain Antara lain berupa Compact disc atau USB Flashdisk
gangguan pada jaringan komunikasi data dan dan disertai pemberitahuan tertulis kepada
pemadaman listrik Otoritas Jasa Keuangan.

Laporan Debitur, Koreksi Laporan Debitur, Dokumen Pendukung


• Laporan Debitur dan/atau koreksi Laporan Debitur adalah posisi 12 (dua belas) bulan terakhir
• Dokumen pendukung dari instansi yang terkait dengan kondisi gangguan teknis antara lain surat dari
penyedia jaringan komunikasi data dan/atau surat dari penyedia jaringan listrik.
• Laporan Debitur dan/atau koreksi Laporan Debitur beserta dokumen pendukung disampaikan kepada
DPIP c.q. DD PIK bagi Pelapor yang berkantor pusat di wilayah DKI Jakarta atau Provinsi Banten atau
KR/KOJK setempat bagi Pelapor yang berkantor pusat di luar wilayah DKI Jakarta atau Provinsi Banten.
• Tanda terima OJK adalah tanda terima pelaporan dari SLIK.
PENGKINIAN LAPORAN DEBITUR OLEH OJK
35

 Pelapor Dicabut Izin Usaha atau Dilikuidasi:


 Permohonan tertulis dari pihak yang ditunjuk melakukan penyelesaian kewajiban Pelapor.
 Permohonan tertulis dari Debitur dari pelapor yang telah dicabut izin usaha dengan
menyertakan dokumen pendukung .
 Pelapor Tidak Mampu Melakukan Pengkinian Laporan Debitur Karena Sebab Lain.
 Permohonan tertulis dari Pelapor.
 Permohonan pengkinian data disampaikan secara tertulis kepada Departemen
Perizinan dan Informasi Perbankan c.q. Deputi Direktur Pengelolaan Informasi
Kredit.
PERMINTAAN INFORMASI DEBITUR OLEH PELAPOR
36
Persyaratan

Telah memenuhi kewajiban pelaporan

Tujuan Penggunaan Informasi Debitur


• Mendukung kelancaran proses pemberian Fasilitas Penyediaan Dana
• Menerapkan manajemen risiko (pemantauan Debitur existing, proses seleksi
pegawai Pelapor, seleksi rekanan Pelapor, pelaksanaan audit, serta program anti
fraud), tidak termasuk prospect list dan cross selling.
• Mengidentifikasi kualitas Debitur dalam rangka pemenuhan ketentuan OJK
Tata Cara Permintaan

Pelapor dapat meminta kepada OJK secara daring (online) melalui jaringan yang
ditetapkan oleh OJK

Kewajiban Pelapor

Memberikan Informasi Debitur atas permintaan Debitur dari Pelapor yang


bersangkutan.
PERMINTAAN INFORMASI DEBITUR OLEH DEBITUR
37

Mengajukan Mengisi formulir Menyerahkan Persetujuan dari OJK


permintaan permohonan dokumen
Informasi Debitur
kepada Kantor OJK
setempat

Perorangan
• Fotokopi identitas diri dengan menunjukkan identitas diri asli
• Surat Kuasa asli, fotokopi identitas diri Pemberi Kuasa dan Penerima Kuasa dengan menunjukkan identitas diri asli dari Pemberi
Kuasa dan Penerima Kuasa.

Badan Usaha
• Fotokopi identitas badan usaha dengan menunjukkan dokumen asli atau fotokopi yang telah dilegalisir
• Fotokopi identitas dari pengurus yang mengajukan permintaan Informasi Debitur dengan menunjukkan dokumen asli.
• Surat Kuasa asli, fotokopi identitas badan usaha dan identitas diri Pemberi Kuasa dan Penerima Kuasa dengan menunjukkan
dokumen asli.
PERMINTAAN INFORMASI DEBITUR OLEH
DEBITUR 38

Mengajukan permintaan kepada


Tata Cara Permintaan kepada Pelapor
Pelapor yang memberikan fasilitas
penyediaan dana

Menunjukkan dokumen identitas


debitur atau pihak yang diberi kuasa

Pelapor harus dapat meyakini bahwa


permintaan Informasi Debitur
dilakukan oleh Debitur yang berhak

Pelapor harus menatausahakan semua


pemberian Informasi Debitur
PERMINTAAN INFORMASI DEBITUR OLEH LPIP 39

Memperoleh izin dari OJK untuk memperoleh Informasi


Persyaratan Debitur

Cara Pemberian OJK dapat memberikan Informasi Debitur kepada LPIP


Informasi secara online maupun offline

Mekanisme Permintaan Wajib menyampaikan permintaan secara tertulis kepada


secara On-line DPIP disertai daftar petugas penanggung jawab LPIP yang
akan diberikan hak akses.

Mekanisme Pemberian Mengacu pada peraturan perundang-undangan tentang


LPIP
PERMINTAAN INFORMASI DEBITUR OLEH PIHAK LAIN
40
TUJUAN

MEKANISME
• Hanya dalam rangka • Permintaan secara Rutin
pelaksanaan peraturan • Wajib mengadakan
perundang-undangan perjanjian dengan OJK
dan/atau berdasarkan nota
kesepahaman dengan OJK • Permintaan secara Insidental
• Wajib menyampaikan
permohonan tertulis yang
ditandatangani oleh pihak
berwenang dan disampaikan
kepada DPIP dengan alasan
dan tujuan yang jelas serta
identitas Debitur yang
dimintakan informasinya
PENGAWASAN 41

Pengawasan Langsung Pengawasan tidak Langsung


• Pemeriksaan dilakukan langsung kepada • Dilakukan melalui penelitian, analisis dan
Pelapor dan sifatnya adalah insidental evaluasi terhadap Laporan Debitur
• Objek pengawasan: • Perbaikan atas hasil temuan wajib
1. Sistem dan prosedur operasional disampaikan oleh Pelapor kepada DPIP OJK
2. Kebenaran Laporan Debitur yang c.q. DD PIK
disampaikan
3. Penggunaan Informasi Debitur
• Hal-hal yang disediakan pelapor:
1. keterangan dan data terkait pelaksanaan
pelaporan dan permintaai informasi
debitur melalui SLIK
2. Kesempatan untuk melakukan
pemeriksaan fisik dan aplikasi
pendukung
3. Dokumen pendukung lain yang
dibutuhkan
• Perbaikan atas hasil temuan disampaikan
secara tertulis kepada DPIP c.q. DD PIK
TATA CARA PEMBAYARAN SANKSI
ADMINISTRATIF BERUPA DENDA 42

Mengacu kepada POJK


Nomor 4/POJK.04/2014
tentang Tata Cara
Penagihan Sanksi berupa
Denda di Sektor Jasa
Keuangan dan peraturan
pelaksanaannya

POJK Nomor
4/POJK.04/2014
HELPDESK
43

LAPORAN DEBITUR DAN APLIKASI SLIK


INFORMASI DEBITUR
Disampaikan kepada Departemen Disampaikan kepada helpdesk Otoritas Jasa
Perizinan dan Informasi Perbankan Keuangan melalui email: helpdesk@ojk.go.id
Otoritas Jasa Keuangan c.q. Deputi atau telepon
Direktur Pengelolaan Informasi Kredit. 021-29600000 Ext. 7000.
Email: flsslik.dpip@ojk.go.id
KETENTUAN SE BI SID
44

 Dengan berlakunya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini:


 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/47/DPNP tanggal 23 Desember
2008 tentang Sistem Informasi Debitur;
 SuratEdaran Bank Indonesia Nomor 8/6/DPBPR tanggal 20 Februari 2006
tentang Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
7/63/DPBPR tanggal 30 Desember 2005 Perihal Sistem Informasi Debitur;
dan
 SuratEdaran Bank Indonesia Nomor 7/63/DPBPR tanggal 30 Desember
2005 Perihal Sistem Informasi Debitur,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal 1 Januari 2018.

Anda mungkin juga menyukai