Anda di halaman 1dari 30

Rancangan

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN


PENERAPAN STRATEGI ANTI FRAUD
BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

Jakarta, Oktober 2023


2
AGENDA

01 Latar Belakang
Penyusunan Ketentuan

02 Pokok-Pokok Pengaturan

AUDIT INTERNAL|MANAJEMEN RISIKO|PENGENDALIAN KUALITAS|ANTI FRAUD


01. Latar Belakang Penyusunan Ketentuan 3

Pembentukan ketentuan penerapan Stratergi Anti Fraud bagi Lembaga Jasa Keuangan diharapkan dapat
memperkuat integritas IJK

Tindak lanjut dari:


1. Surat Edaran KPK (SE KPK) No 19 Tahun 2021 tgl 23 Juli 2021 tentang Pengendalian Gratifikasi terkait IJK
2. Inisiatif Strategis OJK (IS 2 G) terkait Penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan dan SE KPK Nomor 19 tahun 2021 untuk IJK

Pemenuhan Destination Statement OJK 2022- 2027 terkait efektivitas penerapan strategi penguatan integritas IJK

Daftar ketentuan yang berlaku saat ini:

POJK No.39/POJK.03/2019 POJK No.35/POJK.05/2018 tentang POJK No.69/POJK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha
tentang Penerapan Strategi Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan
Anti Fraud Bagi Bank Umum Pembiayaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah
(BAB XII) (Pasal 72)

POJK Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Sektor Jasa Keuangan

Mengingat Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) merupakan bagian dari Strategi Anti Fraud, maka dibutuhkan ketentuan
Strategi Anti Fraud yang diberlakukan di seluruh SJK (terintegrasi) dengan mengadopsi standar global melalui penyesuaian POJK
Strategi Anti Fraud yang telah diterapkan pada Bank Umum.
02. Pokok-Pokok Pengaturan 4

Pembentukan ketentuan penerapan Strategi Anti Fraud bagi Lembaga Jasa Keuangan disusun secara principle
based dan telah memperhatikan ukuran, kompleksitas LJK sehingga dapat diberlakukan bagi seluruh LJK

No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


I. Ketentuan Umum
1. Definisi umum Definisi Lembaga Jasa Keuangan dan Lembaga
a. Lembaga Jasa Keuangan Jasa Keuangan Lainnya telah memperhatikan
II. Penerapan SAF ketentuan pembentukan industri jasa keungan di
b. Lembaga Jasa Keuangan Lainnya
c. Konsumen 3 sektor dan UUP2SK
III. Pelaporan d. Fraud
e. Strategi Anti Fraud (SAF)
f. Direksi
IV. Sanksi
g. Dewan Komisaris

V. Ketentuan Lain-Lain
2. Jenis-jenis Fraud a. Memasukkan jenis fraud yaitu “Korupsi” untuk
a. korupsi meliputi benturan kepentingan, penyuapan, mengakomodir masukan KPK bahwa OJK
VI. Ketentuan Peralihan penerimaan tidak sah, pemerasan; diharapkan menjadi pemrakarsa antikorupsi di
b. penyalahgunaan aset meliputi uang tunai, persediaan dan SJK dan sektor swasta.
aset lainnya; b. Jenis Fraud telah memperhatikan hasil kajian
VII. Ketentuan Penutup c. kecurangan laporan keuangan meliputi melebihkan atau terkait kebijakan manajemen anti penyuapan
mengurangi kekayaan dan/atau pendapatan bersih; di SJK sesuai standar global
Penjelasan Umum dan d. penipuan; c. Jenis fraud huruf a, b dan c berdasarkan layar
Penjelasan Pasal per Pasal e. pembocoran informasi rahasia; kedua Fraud Tree.
f. tindakan lain yang dapat dipersamakan dengan Fraud
Lampiran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
02. Pokok-Pokok Pengaturan 5

No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


I. Ketentuan Umum
1. Kewajiban Penyusunan dan Penerapan SAF Bagian Penjelasan RPOJK
a. LJK wajib menyusun dan menerapkan SAF secara a. SAF merupakan bagian dari kebijakan strategis LJK
II. Penerapan SAF efektif yang penerapannya diwujudkan dalam sistem
b. LJK memastikan organisasi yang dikendalikan pengendalian Fraud.
menerapkan pengendalian anti fraud b. Yang dimaksud dengan organisasi yang dikendalikan
III. Pelaporan
c. Direksi dan/atau Dewan Komisaris wajib memastikan antara lain anak perusahaan, yayasan.
penerapan SAF berjalan secara efektif Catatan:
Memasukkan persyaratan dari salah satu klausul standar
IV. Sanksi manajemen anti penyuapan bahwa pengendalian SAF mencakup
organisasi yang dikendalikan.

V. Ketentuan Lain-Lain 2. Ruang Lingkup Pengaturan Ruang lingkup pengaturan POJK ini meliputi seluruh LJK
a. bank umum dan bank perekonomian rakyat, baik yang yang diawasi OJK
melakukan kegiatan secara konvensional maupun
VI. Ketentuan Peralihan syariah
b. perusahaan efek yaitu penjamin emisi efek dan/atau
perantara pedagang efek atau manajer investasi
VII. Ketentuan Penutup
c. perusahaan perasuransian, dana pensiun, perusahaan
pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga
Penjelasan Umum dan keuangan mikro, perusahaan pergadaian, perusahaan
Penjelasan Pasal per Pasal penjaminan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya
d. lembaga jasa keuangan lainnya yang ditetapkan oleh
Lampiran OJK
02. Pokok-Pokok Pengaturan 6

I. Ketentuan Umum No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


3. Pedoman Penerapan SAF Pedoman Penerapan SAF LJK meliputi:
II. Penerapan SAF Ketentuan mengenai penyusunan dan penerapan 1. Penerapan Manajemen Risiko
SAF paling sedikit memenuhi pedoman penerapan a. Pengawasan aktif direksi dan dewan komisaris;
SAF yang tercantum pada lampiran POJK b. Kebijakan dan prosedur;
III. Pelaporan
c. Struktur organisasi dan pertanggungjawaban; dan
d. Pengendalian dan pemantauan
IV. Sanksi
2. Pilar Strategi Anti Fraud
a. Pencegahan;
V. Ketentuan Lain-Lain
b. Deteksi;
c. Investigasi, pelaporan, dan sanksi; dan
VI. Ketentuan Peralihan d. Pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut

4. Penyusunan dan Penerapan SAF yang efektif


VII. Ketentuan Penutup
LJK wajib memperhatikan paling sedikit:
a. kondisi lingkungan internal dan eksternal;
Penjelasan Umum dan
Penjelasan Pasal per Pasal b. kompleksitas kegiatan usaha;
c. jenis dan risiko Fraud; dan
Lampiran d. kecukupan sumber daya yang dibutuhkan.
02. Pokok-Pokok Pengaturan 7

No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


I. Ketentuan Umum
5. Sasaran Penerapan SAF Bagian Penjelasan RPOJK
Penerapan SAF wajib dilakukan terhadap Yang dimaksud pihak lain antara lain konsultan, vendor, akuntan publik,
II. Penerapan SAF
pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha penilai, otoritas, dan pemerintah.
LJK paling sedikit meliputi:
III. Pelaporan a. Konsumen;
b. internal LJK; dan
c. pihak lain.
IV. Sanksi 6. Pilar Penerapan SAF Bagian Penjelasan RPOJK
Penyusunan dan penerapan SAF terdiri a. Pilar pencegahan memuat langkah untuk mengurangi risiko terjadinya
atas 4 pilar: Fraud, mencakup kesadaran anti Fraud, identifikasi kerawanan, dan
V. Ketentuan Lain-Lain a. pencegahan; kebijakan mengenal pegawai.
b. deteksi; b. Pilar deteksi meliputi identifikasi dan menemukan Fraud dalam kegiatan
c. investigasi, pelaporan, dan sanksi; dan usaha LJK, mencakup kebijakan dan mekanisme whistleblowing,
VI. Ketentuan Peralihan d. pemantauan, evaluasi, dan tindak pemeriksaan mendadak, dan sistem pengawasan, serta langkah lain
lanjut. yang diperlukan untuk deteksi Fraud.
VII. Ketentuan Penutup c. Pilar investigasi, pelaporan, dan sanksi meliputi investigasi, sistem
pelaporan, dan pengenaan sanksi terhadap kejadian Fraud dalam
kegiatan usaha LJK.
Penjelasan Umum dan
d. Pilar pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut mencakup langkah untuk
Penjelasan Pasal per Pasal
melakukan pemantauan, evaluasi, dan menindaklanjuti Fraud, serta
langkah lain yang diperlukan untuk pemantauan, evaluasi, dan tindak
Lampiran
lanjut.
02. Pokok-Pokok Pengaturan 8

I. Ketentuan Umum No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


7. Kewajiban Penerapan Manajemen Risiko LJK yang belum memiliki kewajiban menerapkan
(1) LJK wajib menerapkan manajemen risiko sesuai manajemen risiko, penerapannya mengacu pada
II. Penerapan SAF ketentuan OJK bagi masing-masing LJK. pedoman penerapan lampiran POJK ini
(2) Bagi LJK yang belum memiliki ketentuan
manajemen risiko, penerapan manajemen risikp
III. Pelaporan paling sedikit memuat:
a. pengawasan aktif Direksi dan Dewan
Komisaris;
IV. Sanksi b. kebijakan dan prosedur;
c. struktur organisasi dan pertanggungjawaban;
dan
d. pengendalian dan pemantauan
V. Ketentuan Lain-Lain
8. Kewajiban Pembentukan Unit Kerja atau Fungsi Bagian Penjelasan RPOJK
Menagani Penerapan SAF • Pembentukan unit kerja atau fungsi yang bertugas menangani
VI. Ketentuan Peralihan (1) LJK wajib memiliki unit kerja atau fungsi yang penerapan SAF disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas
bertugas menangani penerapan SAF dalam organisasi LJK serta harus disertai dengan wewenang dan tanggung jawab
LJK. yang jelas.
• Bagi LJK yang telah memiliki kewajiban menerapkan
VII. Ketentuan Penutup
manajemen risiko maka unit kerja atau fungsi yang
menangani penerapan SAF dapat dilakukan oleh unit kerja
Penjelasan Umum dan atau fungsi kepatuhan dan/atau manajemen risiko.
Penjelasan Pasal per Pasal • Bagi LJK yang belum memiliki kewajiban menerapkan
manajemen risiko maka unit kerja atau fungsi yang menangani
penerapan SAF dapat dirangkap oleh unit kerja atau fungsi
Lampiran
lain sepanjang terdapat pengawasan berjenjang (dual control).
02. Pokok-Pokok Pengaturan 9

I. Ketentuan Umum No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan

(2) Unit kerja atau fungsi yang bertugas menangani Bagian penjelasan RPOJK:
II. Penerapan SAF penerapan SAF: Anggota Direksi yang membawahi unit kerja atau fungsi yang
a. bertanggung jawab kepada anggota Direksi; menangani penerapan SAF dijabat oleh anggota Direksi yang
dan tidak membawahi unti kerja atau fungsi yang menangani
III. Pelaporan operasional, keuangan, dan akuntansi.
b. memiliki hubungan komunikasi dan
pelaporan secara langsung kepada Dewan
IV. Sanksi Komisaris.

V. Ketentuan Lain-Lain
9. Kompetensi Bagian Penjelasan RPOJK
Pimpinan unit kerja atau pejabat yang membawahi Pengalaman yang memadai di bidang LJK terkait antara lain
VI. Ketentuan Peralihan fungsi yang bertugas menangani penerapan SAF terkait dengan operasional, manajemen risiko, kepatuhan,
harus memiliki: dan/atau audit LJK dimaksud.
a. sertifikat keahlian di bidang anti Fraud;
VII. Ketentuan Penutup b. pengalaman di bidang anti Fraud; dan/atau
c. pengalaman yang memadai di bidang LJK
terkait.
Penjelasan Umum dan
Penjelasan Pasal per Pasal

Lampiran
02. Pokok-Pokok Pengaturan 10

No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


I. Ketentuan Umum
1. Kewajiban Penyampaian Laporan Batas Waktu Penyampaian Laporan
II. Penerapan SAF
LJK wajib menyampaikan kepada OJK: 1. Bank Umum, perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi,
a. Kebijakan SAF atau perubahan kebijakan perusahaan pembiayaan paling lama 3 bulan sejak berlakunya POJK ini
III. Pelaporan SAF sesuai dengan pedoman penerapan 2. SJK selain angka 1: paling lama 6 bulan sejak berlakunya POJK ini
SAF dalam lampiran POJK ini

IV. Sanksi
b. laporan penerapan SAF 1. Bank Umum dan BPR sebanyak 2 kali, setiap semester paling lambat
31 Juli dan 31 Januari
V. Ketentuan Lain-Lain 2. SJK selain angka 1, sebanyak 1 kali, setiap tahun posisi akhir Desember,
paling lambat 31 Januari tahun berikutnya
VI. Ketentuan Peralihan
c. laporan kejadian Fraud berdampak 1. Bank Umum, BPR, perusahaan efek, perusahan perasuransian
signifikan kepada OJK perusahaan pembiayaan (konvensional maupun syariah) paling lama 3
VII. Ketentuan Penutup HK setelah diketahui terjadinya Fraud yang berdampak signifikan
2. SJK selain angka 1, paling lama 6 HK setelah diketahui terjadinya Fraud
Penjelasan Umum dan yang berdampak signifikan
Penjelasan Pasal per Pasal Penyampaian laporan pada angka 1b dan
1c wajib dilakukan secara lengkap, akurat,
Lampiran kini dan utuh.
02. Pokok-Pokok Pengaturan 11

No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


I. Ketentuan Umum
2. Tata Cara Pelaporan ➢ Dalam hal sistem pelaporan OJK untuk penyampaian SAF, laporan atau
LJK wajib menyampaikan SAF, laporan atau koreksi laporan penerapan belum tersedia dan/atau mengalami
II. Penerapan SAF koreksi laporan penerapan SAF dan laporan gangguan pada batas waktu penyampaian, LJK menyampaikan secara
laporan kejadian Fraud berdampak signifikan luring kepada OJK melalui Departemen Pengawasan
secara daring melalui sistem pelaporan OJK.
III. Pelaporan
➢ Dalam hal sistem pelaporan OJK terjadi gangguan pada batas waktu,
penyampaian laporan atau koreksi laporan penerapan SAF :
IV. Sanksi • disampaikan langsung kepada OJK;
• sistem pelaporan OJK; dan/atau
• alamat surat elektronik OJK paling lambat 1 (satu) HK setelah
V. Ketentuan Lain-Lain
pemberitahuan OJK

VI. Ketentuan Peralihan ➢ Dalam hal LJK mengalami keadaan kahar sehingga tidak dapat
menyampaikan SAF, laporan atau koreksi laporan penerapan SAF sampai
dengan batas waktu, LJK wajib segera memberitahukan secara tertulis
VII. Ketentuan Penutup kepada OJK untuk memperoleh penundaan batas waktu penyampaian
Apabila batas weaktu penyampaian jatuh
Penjelasan Umum dan pada hari Sabtu, hari Minggu, dan/atau
Penjelasan Pasal per Pasal hari libur lain, disampaikan pada hari kerja
berikutnya.
Lampiran
02. Pokok-Pokok Pengaturan 12

No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


I. Ketentuan Umum
3. Koreksi atas Kesalahan atau Pengkinian
Data dan/atau Informasi
II. Penerapan SAF
a. Koreksi dilakukan terhadap laporan
penerapan SAF dan laporan kejadian
III. Pelaporan Fraud berdampak signifikan yang telah
disampaikan kepada OJK
b. Disampaikan paling lama 15 HK setelah
IV. Sanksi ditemukan kesalahan data dan/atau
informasi
c. Koreksi dilakukan berdasarkan temuan Bagian penjelasan RPOJK:
V. Ketentuan Lain-Lain LJK, pihak lain yang berwenang
dan/atau Otoritas Jasa Keuangan Yang dimaksud dengan pihak lain yang berwenang antara lain Bank
Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, Badan Pemeriksa Keuangan
VI. Ketentuan Peralihan Republik Indonesia, Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan, Self
Regulatory Organization, dan Kantor Akuntan Publik.

VII. Ketentuan Penutup

Penjelasan Umum dan


Penjelasan Pasal per Pasal

Lampiran
02. Pokok-Pokok Pengaturan 13

No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


I. Ketentuan Umum
1. Pengenaan Sanksi Pengenaan Sanksi terkait:
II. Penerapan SAF a. Sanksi administrasi berupa teguran tertulis atau peringatan 1. Kewajiban LJK menyusun dan menerapkan
tertulis SAF secara efektif
III. Pelaporan b. Pengenaan sanksi langsung (dengan/tanpa didahului 2. Kewajiban direksi dan dewan komisaris
teguran tertulis) dapat berupa: memastikan SAF di LJK berjalan secara efektif
1) larangan untuk menerbitkan produk atau 3. Aspek yang wajib diperhatikan LJK dalam
IV. Sanksi melaksanakan aktivitas baru; menyusun dan menerapkan SAF
2) penghentian sementara sebagian kegiatan 4. Kewajiban LJK menerapkan SAF terhadap
operasional; pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha LJK
V. Ketentuan Lain-Lain 3) pembatasan kegiatan usaha; 5. Kewajiban LJK memiliki unit kerja atau fungsi
4) pembekuan kegiatan usaha tertentu; dan/atau yang bertugas menangani penerapan SAF
VI. Ketentuan Peralihan 5) larangan direksi dan/atau anggota dewan komisaris 6. Kewajiban LJK menyampaikan SAF dan
sebagai pihak utama SJK sesuai POJK PKPU perubahannya serta laporan dan koreksi
laporan penerapan SAF sesuai batas waktu
VII. Ketentuan Penutup dan informasi yang dimuat

Penjelasan Umum dan c. Sanksi denda → slide selanjutnya


Penjelasan Pasal per Pasal

Lampiran
02. Pokok-Pokok Pengaturan 14

No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


I. Ketentuan Umum
2. Sanksi Denda LJK yang telah dikenai sanksi
II. Penerapan SAF Sanksi denda dengan kompleksitas kegiatan usaha LJK, yaitu: administratif berupa denda tetap wajib
1. Bagi BUK/S, perusahaan perasuransian dan pergadaian menyampaikan laporan atau koreksi
III. Pelaporan dengan lingkup wilayah usaha nasional laporan penerapan SAF dan laporan
Denda sebesar Rp1 juta per HK, paling banyak Rp30 juta kejadian Fraud berdampak signifikan
per laporan. atau penyesuaiannya
IV. Sanksi
2) Bagi LKM dan pergadaian dengan lingkup wilayah usaha
kabupaten/kota dan/atau provinsi: dikenakan sanksi
V. Ketentuan Lain-Lain administrasi berupa teguran tertulis atau peringatan
tertulis.
VI. Ketentuan Peralihan
3) SJK di luar angka 1) dan angka 2): Sanksi administratif berupa denda mengacu pada
Denda sebesar Rp100 ribu per HK keterlambatan per POJK APU/PPT
VII. Ketentuan Penutup laporan, paling banyak Rp3 juta per laporan.

Penjelasan Umum dan


Penjelasan Pasal per Pasal

Lampiran
02. Pokok-Pokok Pengaturan 15

No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


I. Ketentuan Umum

Pertanggungjawaban LJK atas kerugian Konsumen atau pihak


II. Penerapan SAF lain yang timbul akibat kesalahan dan/atau kelalaian direksi,
dewan komisaris, pegawai, dan/atau pihak ketiga yang bekerja
untuk kepentingan LJK dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
III. Pelaporan
peraturan perundang-undangan.

IV. Sanksi

V. Ketentuan Lain-Lain

VI. Ketentuan Peralihan

VII. Ketentuan Penutup

Penjelasan Umum dan


Penjelasan Pasal per Pasal

Lampiran
02. Pokok-Pokok Pengaturan 16

No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


I. Ketentuan Umum
1. OJK dapat menetapkan kebijakan terkait
II. Penerapan SAF pelaksanaan SAF berdasarkan pertimbangan untuk
kondisi tertentu antara lain penyesuaian cakupan
LJK dan LJK Lainnya, batas waktu dan periode
III. Pelaporan pelaporan, pedoman teknis, serta ruang lingkup dan
cakupan kebijakan SAF dan laporan penerapannya.

IV. Sanksi

2. a. BPR dengan modal inti di bawah Rp50 miliar Terkait kewajiban penyampaian laporan penerapan SAF LJK
V. Ketentuan Lain-Lain b. LJK selain BPR dengan modal disetor s.d. Rp50 pertama kali kepada OJK.
miliar,
menyampaikan laporan penerapan SAF pertama kali
VI. Ketentuan Peralihan paling lambat 1 tahun sejak berlakunya POJK ini.

VII. Ketentuan Penutup


3. Bank Umum, Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan LJK yang telah memiliki dan menerapkan Strategi Anti Fraud:
Penjelasan Umum dan Asuransi yang telah memiliki dan menerapkan SAF, 1. POJK Nomor 39/POJK.03/2019 bagi BU
Penjelasan Pasal per Pasal tetap memiliki kewajiban penyampaian laporan SAF 2. POJK No. 35/POJK.05/2018 bagi Perusahaan Pembiayaan
kepada OJK sampai dengan POJK SAF LJK berlaku. 3. SEOJK No. 46/SEOJK.05/2017 bagi Perusahaan Asuransi
Lampiran
02. Pokok-Pokok Pengaturan 17

I. Ketentuan Umum No Pokok-Pokok Pengaturan Keterangan


1. POJK Penerapan SAF Bagi LJK akan mencabut:
1. POJK 39/2019 tentang Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum;
II. Penerapan SAF 2. BAB XII Pengendalian Fraud dan Strategi Anti Fraud POJK 35/2018
tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan;

III. Pelaporan 3. Pasal 4 ayat (3) Huruf e dan Pasal 4 Huruf f POJK 55/2017 tentang
Laporan Berkala Perusahaan Perasuransian;
4. Pasal 72 POJK 69/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
IV. Sanksi Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan
Perusahaan Reasuransi Syariah; dan
5. SE OJK 46/2017 tentang Pengendalian Fraud, Penerapan Strategi Anti
V. Ketentuan Lain-Lain Fraud, Dan Laporan Strategi Anti Fraud Bagi Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, Perusahaan
Reasuransi Syariah, atau Unit Syariah,
VI. Ketentuan Peralihan 2 POJK ini mulai berlaku 3 bulan sejak tanggal diundangkan. Pertimbangan pemberlakuan 3 bulan sejak POJK
diundangkan
1. Memberikan waktu bagi LJK untuk
VII. Ketentuan Penutup mlakukan persiapan
2. Sosialisasi dan pendampingan oleh OJK
Penjelasan Umum dan
Penjelasan Pasal per Pasal Bagi LJK yang sudah memiliki ketentuan SAF,
peraturan tsb masih berlaku dan baru dicabut
Lampiran setelah POJK ini dinyatakan berlaku
18
Penyampaian Tanggapan
Narahubung
Batas Waktu Penyampaian
Departemen Pengaturan dan • Riki Ferdian (riki_f@ojk.go.id)
Pengembangan Perbankan • Andina (andina.andina@ojk.go.id)
24 November 2023
Departemen Pengaturan dan • Ori Mediarto (ori.mediarto@ojk.go.id)
Media Penyampaian Pengembangan Pasar Modal • Andhika Satriadi (andhika.satriadi@ojk.go.id)

Departemen Pengaturan dan • Didy Handoko (didy.handoko@ojk.go.id)


https://bit.ly/tanggapanRPOJKSAFLJK Pengembangan Perasuransian,
Penjaminan, dan Dana Pensiun • Nur Wahyu (nur.wahyu@ojk.go.id)
Departemen Pengaturan dan Pengembangan
Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal • Yana Triyana (yana.triyana@ojk.go.id)
Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan
Lembaga Jasa Keuangan lainnya
• Deus Levolt Sihombing (deus.levolt@ojk.go.id)

Departemen Pengaturan dan Perizinan


Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset • Sarifa Haura Syadza (sarifa.haura@ojk.go.id)
Keuangan Digital dan Aset Kripto

Departemen Penegakan • Paradon Napitupulu (paradon@ojk.go.id)


Integritas dan Audit Khusus • Alvin Mufti Nusandi (alvin.nusandi@ojk.go.id)
Terima Kasih

19
PEMBERLAKUAN POJK SAF LJK DAN 20
PELAPORAN TERKAIT KEBIJAKAN SAF, PENERAPAN SAF, DAN FRAUD BERDAMPAK
SIGNIFIKAN KEPADA OJK
Asumsi
POJK diundangkan Penyampaian Laporan Penyampaian Laporan SAF
3 bulan Penyampaian Kebijakan SAF
(31 Desember 2023) POJK berlaku Penerapan SAF
(Maret 2024) berdampak signifikan

6 bulan/semesteran
3 bulan bagi BUK/S, paling lama tanggal 31
Asuransi dan Juli dan 31 Januari bagi 3 HK sejak diketahui
Perusahaan BUK/S dan BPR/S bagi BUK/S, Asuransi
Pembiayaan Untuk BPR dengan dan Perusahaan
(Juni 2024) modal inti <50M Pembiayaan
pelaporan pertama 1th
sejak POJK berlaku
6 bulan bagi industri
selain BUK/S, Asuransi 6 HK sejak diketahui
dan Perusahaan bagi industri selain
Pembiayaan 1 tahunan bagi
BUK/S, Asuransi dan
(September 2024) industri selain
Perusahaan
BUK/S dan BPR
Pembiayaan
paling lama 31
Januari

6 bulan/9 bulan sejak 1 tahun/semesteran sejak


POJK diberlakukan POJK diberlakukan

Selama periode ini OJK dapat melakukan:


1. pengajuan system pelaporan dan koordinasi terkait infrastruktur pendukung;
2. sosialisasi RPOJK dan coaching clinic sistem pelaporan
FRAUD TREE 21

Financial
Corruption Asset Misappropriation
Statement Fraud

Sumber : Association Certified


Fraud Examiners (ACFE), 2020

Berdasarkan ACFE, Fraud diklasifikasikan menjadi 3 jenis utama yaitu corruption, asset misappropriation, dan financial statement fraud.
22
FRAUD FRAUD TREE - CORRUPTION

Corruption

Conflict of Economic
Bribery Illegal Gratuity
Interest Extortion

Purchases Invoice
Schemes Kickback

Sales
Bid Rigging
Schemes

Others Others

Benturan Kepentingan
1 Kepentingan pribadi/ kelompok untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan

Suap/ Sogokan
2 Bersifat off book, adanya kesepakatan (non-formal), cara tidak prosedural, melawan hukum dan melanggar norma kepatutan

Hadiah/ Gratifikasi
3 Pemberian yang didasari motif tertentu, merupakan bentuk terselubung dari penyuapan. Tidak secara langsung mempengaruhi keputusan bisnis
yang akan dilakukan

Pemerasan
4 22
Pemaksaan memberikan sejumlah uang atau barang atau bentuk lain, yang diikuti dengan ancaman fisik atau kekerasan.
23
FRAUD FRAUD TREE - MISAPPOPRIATION

Asset Misappropriation

Inventory and
CASH
All Other Assets

Misuse Larceny
Larceny Skimming
Asset. Req
& Transfers
Of Cash
Refunds
On Hand
Sales Receivables
& Other
False Sales
From & Shipping
Deposit Un Write off
Recorded Schemes

Lapping Purchasing
Other Under
Stated Schemes & Receiving

Un
Concealed
Unconcealed
Fraudulent Larceny
Disbursement
Billing
Schemes Payroll Exp. Check Register
Schemes Reimbursement Tempering Disbursement
Shell Company Forged Maker
Ghost Emp. Mischaracterized
False Void

Non Accomplice Forged Endorse


Vendor Commission Overstated
False Refund
Altered Payee
Personal Worker
Fictitious
Purchase Compensation
Concealed Checks

Falsified Multiple
Wages Reimburse Authorized Maker
Source :
Association Certified Fraud Examiners (ACFE), 2018
24
FRAUD FRAUD TREE – FRAUDULENT STATEMENT

Financial Non Financial

Asset/ Revenue Asset/ Revenue Employee Internal


Overstatement Understatement External
Credential Document

Timing Difference/ Perbedaan Waktu


1 Diantaranya dilakukan dengan pencatatan penjualan dan/atau biaya pada periode yang berbeda, sehingga prinsip matching cost against revenue yang ada pada
standar akutansi tidak ditaati oleh perusahaan/ organisasi.

2
Fictitious Revenue/ Pendapatan Fiktif
Dilakukan dengan mencatat pendapatan yang berasal dari penjualan barang dan/atau jasa yang tidak pernah terjadi (fiktif). Fraud ini dilakukan dengan tujuan
meningkatkan jumlah pendapatan/laba dibandingkan dengan kondisi aktual.

Concealed Liabilites and Asset/ Menyembunyikan Kewajiban dan Biaya


3 Jenis fraud yang dilakukan dengan tidak mengungkapkan adanya kewajiban dan/atau biaya dalam laporan keuangan. Metode yang umunya dilakukan : menghilangkan
kewajiban, mengkapitalisasi biaya, membiayakan pengeluaran modal dan tidak mengungkapkan biaya atas jaminan/garansi produk.

Improper Disclosure/ Pengungkapan yang Tidak Tepat


4 Tindakan fraud yang melanggar kewajiban full disclosure yang berlaku bagi semua perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan. Metode yang umunya dilakukan
: menghilangkan kewajiban yang timbul dari perjanjian pinjaman atau kewajiban kontijensi lainnya, tidak mengungkapkan kejadian-kejadian penting (subsequent
event), tidak mengungkapkan kejadian dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa (related party) dan tidak mengungkap perubahan prinsip dan praktik
akutansi yang dipakia serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan.

5 Improper Aset Valuation/ Penilalian Aktiva yang Tidak Tepat


Fraud yang dilaukan dengan menilai aktiva yang dilaporkan dengan tidak tepat/salah.
25
FRAUD PILAR STRATEGI ANTI FRAUD

PENERAPAN 1 Pengawasan 2 Kecukupan 3 Sistem


MANAJEMEN Direksi dan Dewan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian
RISIKO Komisaris Internal

1. Pencegahan
Kesadaran anti fraud Identifikasi Kebijakan terkait
(fraud awareness) kerawanan pegawai (KYE)

2. Deteksi
4 PILAR ▪ Mekanisme penanganan pengaduan
▪ Indikator (red flag) tindakan fraud,
STRATEGI (whistleblowing),
▪ Deteksi pemicu fraud pada aktivitas Bank,
ANTI FRAUD ▪ Surprise audit,
▪ Melaksanakan audit internal dan eksternal.
BAGI LJK ▪ Sistem pengawasan,

STRATEGI ANTI FRAUD 3. Investigasi, Pelaporan, dan Sanksi


Mengacu pada proses kejadian fraud serta karakteristik dan jangkauan dari Pelaporan Investigasi Pengenaan Sanksi
potensi fraud, diimplementasikan dalam bentuk sistem pengendalian fraud.
Merupakan bagian dari penerapan Manajemen Risiko, khususnya yang terkait
dengan aspek sistem pengendalian intern. 4. Pemantauan, Evaluasi, & Tindak Lanjut
Menggabungkan prinsip dasar dari Manajemen Risiko khususnya pengendalian
internal dan tata kelola yang baik. Pemantauan Evaluasi Tindak Lanjut

Sumber : POJK 39/POJK.03/2019 tentang Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum. OJK
26
FRAMEWORK STRATEGI ANTI FRAUD

INVESTIGASI, PEMANTAUAN, EVALUASI


PENCEGAHAN DETEKSI PELAPORAN & SANKSI & TINDAK LANJUT

Anti-Fraud Awareness Whistleblowing Investigasi Pemantauan


a. Whistleblower Protection a. Ketentuan Penentuan Tim
a. Penyusunan dan Sosialisasi
Programs a. Fraud Risk Monitoring Programs
Deklarasi Anti Fraud Investigasi
b. Regulasi Pengaduan Fraud b. Fraud Audit Monitoring Programs
b. Program Budaya Anti Fraud b. Fraud Audit/ Investigation
c. Pelaporan dan Mekanisme Methodology and Approach
c. Customer Awareness Programs
Tindaklanjut Pengaduan Fraud

Identifikasi Kerawanan Pelaporan


Surprise Audit Evaluasi
(Internal & Eksternal)
a. Identifikasi risiko fraud pada
a. Surprise Audit Methodology a. Fraud Audit/ Investigation a. Fraud Profiling Programs
aktivitas bank
b. Reporting of Surprise Audit Reporting System and Standard b. Fraud Risk Evaluation Programs
b. Publikasi hasil identifikasi dan
pembaruan secara berkala

Surveillance Pengenaan Sanksi


Know Your Employee Tindak Lanjut
System (Internal & Eksternal)
a. Pre-employee Screening a. Mekanisme Pelaksanaan Tindak
a. Off Site Monitoring Programs a. Kebijakan Pengenaan Sanksi
b. Selection Program (recruit, mutasi, Lanjut
b. Surveillance Audit Methodology b. Mekanisme Pengenaan Sanksi
promosi) b. Tindak Lanjut Atasa Fraud Riski
c. Penentuan Pihak yang
c. Employe Monitoring Programs Evaluation Programs
Berwenang Mengenakan Sanksi
d. (Pengenalan dan Pemantauan
Karakter, Perilaku dan Gaya Hidup
Karyawan)
26
27
LAPORAN PENERAPAN SAF

Waktu (IX)
Kejadian Jenis Fraud (III) Lokasi Fraud (VI)
Aktivitas Deskripsi Fraud Divisi/Unit Kerja
Fraud ID Kejadian Pihak Yang Waktu Terjadi
Terkait /Modus Terjadinya Fraud
Menurut Fraud (II) Dirugikan (VIII)
Fraud (IV) Operandi (V) (VII) Fraud Diketahui
Pelaku (I) Keterangan Keterangan
Jenis Fraud Lokasi Fraud Awal Akhir
Jenis Fraud Lokasi Fraud

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Jumlah Kerugian (X) Kelemahan Penyebab Fraud Tindakan Untuk


Tindakan Perbaikan Untuk Pencegahan Fraud (XIII)
SJK Konsumen Pihak Lain (XI) Penanganan Fraud (XII)

Tindakan
Tindakan
Setelah Setelah Setelah Kelemahan Perbaikan Target
Riil Potensial Riil Potensial Riil Potensial Untuk Realisasi
Pengembalian Pengembalian Pengembalian Penyebab Keterangan Keterangan Untuk Keterangan Waktu
(Incurred) (Potential) (Incurred) (Potential) (Incurred) (Potential) Penanganan Pelaksanaan
(Recovery) (Recovery) (Recovery) Fraud Pencegahan Pelaksanaan
Fraud
Fraud

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Pelaku Fraud

Identitas Pelaku (XV) Jabatan Pelaku (XVII)

Intern/Ekstern Status Pelaku Keterangan Pengenaan Sanksi Status (XX)


Pasa Saat
(XIV) Jenis Nomor Tanggal (XVI) Pada Saat Keterangan Keterangan Pelaku (XVIII) (XIX)
Nama Jenis Kelamin Alamat Identitas Tempat Lahir Fraud
Identitas Identitas Lahir Fraud Terjadi Jabatan jabatan
Diketahui

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
28
LAPORAN FRAUD BERDAMPAK SIGNIFIKAN

Waktu (VIII)
Kejadian Jenis Fraud (III) Lokasi Fraud (VI)
ID Aktivitas Deskripsi Fraud Divisi/Unit Kerja Tindak
Fraud Waktu Terjadi Jumlah Kerugian
Kejadian Terkait /Modus Terjadinya Fraud Lanjut Bank
Menurut Fraud Potensial (IX)
Fraud (II) Fraud (IV) Operandi (V) (VII) (X)
Pelaku (I) Keterangan Keterangan Diketahui
Jenis Fraud Lokasi Fraud Awal Akhir
Jenis Fraud Lokasi Fraud

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Pelaku Fraud

Identitas Pelaku (XII) Jabatan Pelaku (XIV)


Status (XVI)
Status Pelaku Keterangan Pengenaan
Intern/Ekstern (XII)
(XIII) Pelaku (XVIII) Sanksi (XV)
Jenis Nomor Alamat Pada Saat Keterangan Pasa Saat Fraud Keterangan
Nama Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir
Identitas Identitas Identitas Fraud Terjadi Jabatan Diketahui jabatan

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
29
JENIS FRAUD
Jenis fraud sebagaimana Pasal 2 RPOJK SAF bagi SJK

Jenis Fraud Sub Jenis Fraud Sandi


Pemerasan 201
Korupsi Benturan kepentingan yang merugikan SJK dan/atau Konsumen 202
Penyuapan 203
Penerimaan tidak sah 204
Penyalahgunaan uang tunai 301
Penyalahgunaan aset Penyalahgunaan persediaan 302
Penyalahgunaan aset lainnya 303
Kecurangan laporan keuangan meliputi melebihkan atau mengurangi kekayaan
Kecurangan bersih dan/atau pendapatan bersih yang berdampak pada ketidaksesuaian 401
informasi dengan kondisi sebenarnya
Penipuan Penipuan 501
Pembocoran informasi rahasia Pembocoran informasi rahasia 601

Tindakan lain yang dapat


Tindakan lain yang dapat dipersamakan dengan Fraud 801
dipersamakan dengan Fraud
30
AKTIVITAS PENYEBAB FRAUD

Aktivitas Terkait Fraud Sandi Aktivitas Terkait Fraud Sandi


Pendanaan 301 Pengelolaan iuran/premi/kontribusi/imbalan jasa
Perkreditan/pembiayaan 302 315
penjaminan/kafalah
Penggunaan identitas dan data orang, pihak lain, Pengurusan klaim 316
303
atau konsumen Penilaian kerugian asuransi 317
Pengelolaan aset /investasi 304 Proses pemilihan asuransi/reasuransi 318
Penggunaan siber 305 Pengelolaan surplus underwriting 319
Pembukuan dan penyajian laporan keuangan 306 Pengelolaan data kepesertaan 320
Anti pencucian uang (APU), pencegahan pendanaan Proses subrogasi 321
terorisme (PPT) dan pencegahan pendanaan 307 Pemberian jasa manajemen 322
proliferasi senjata pemusnah massal (PPPSPM) Layanan pendanaan bersama berbasis teknologi
Transaksi efek 308 323
informasi
Pemasaran 309 Bullion 324
Kustodian 310 Sekuritisasi 325
Penjatahan efek 311 Aktivitas lain 399
Due diligence penjaminan emisi efek 312
Riset investasi 313
Proses underwriting 314

Anda mungkin juga menyukai