Anda di halaman 1dari 27

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN
Dr. Suryawan Raharjo, S.H., LL.M.
Universitas Janabadra ( UTS )
BUKU REFERENSI.
1. Dwi Winarno, 2011, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan,
Bumi Aksara, Jakarta.
2. C.S.T. Kansil. Christine S.T. Kansil, 2005, Pendidikan Kewarganegaraan
Di Perguruan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta.
3. Kaelan. Achmad Zubaidi, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi, Paradigma, Yogyakarta.
4. Miriam Budiardjo, 2010, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta.
5. Ms. Noor Bakry, 2009, Pendidikan Kewarganegaraan, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
6. Notonagoro, 1967, Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila,
Pantjuran Tudjuh, Jakarta.
7. S.Toto Pandoyo, 1994, Wawasan Nusantara Dan Implementasinya
Dalam UUD 1945 Serta Pembangunan Nasional, Rineka Cipta,
Jakarta.
8. Ida Kurnia, 2007, Rezim Hukum Landas Kontinen, Diadit Media,
Jakarta.
9. I.Wayan Parthiana, 2005, Landas Kontinen Dalam Hukum Laut
Internasional, Mandar Maju, Bandung.
1. PENGERTIAN & TUJUAN PKn
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC
EDUCATION / CITIZENSHIP EDUCATION ).
 Pendidikan Kewarganegaraan : Ilmu pengetahuan yang
membangun Moralitas, Perilaku & Ideologi bagi setiap
Warga Negara dengan memberikan pembelajaran akan
nilai-nilai luhur jati diri bangsa & upaya bela negara demi
peradaban bangsa yang bermartabat.
 Standar Nilai untuk mempelajari Pendidikan
Kewarganegaraan, harus memahami :
1. Ideologi Bangsa ;
2. Ensiklopedia Bangsa ;
3. Kebijakan Politik Negara ;
4. Menyadari Hak & Kewajiban sebagai Warga Negara.
B. PARADIGMA PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN (PKn) :
“Ideologi Pancasila”, merupakan
visi / arah dari penyelenggaraan
kehidupan berbangsa & bernegara
Indonesia untuk mewujudkan
kehidupan yang ber-Ketuhanan,
ber-Kemanusiaan, ber-Persatuan,
ber-Kerakyatan & ber-Keadilan.
C. TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn).
1. Mengembangkan “sikap” & perilaku kewarganegaraan
yang mengapresiasi nilai moral, etika & religius ;
2. Menjadi “warga Negara” yang cerdas berkarakter &
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan ;
3. Menumbuh-kembangkan “jiwa” semangat nasionalisme
& cinta tanah air ;
4. Membangun “semangat” demokratis, berkeadaban,
bertanggungjawab & kompetitif di era globalisasi ;
5. Menjunjung tinggi “nilai” keadilan.
D. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR PKn.
Bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman
& sumber orientasi pengembangan kekaryaan.
• Sila ke-1 : Melengkapi ilmu pengetahuan, menciptakan
perimbangan antara yang rasional dengan yang irrasional
serta antara rasa & akal.
• Sila ke-2 : Memberi arah & mengendalikan ilmu pengetahuan
bahwa ilmu pengetahuan bertujuan mencerdaskan,
mensejahterakan & memartabatkan manusia.
• Sila ke-3 : Pengakuan ke-Bhineka-an dalam persatuan,
berupa koeksistensi, kohesivitas, kesetaraan, kekeluargaan
& supremasi hukum.
• Sila ke-4 : Menjunjung tinggi nilai-nilai demokasi yang
berkeadaban.
• Sila ke-5 : Keadilan sosial menjaga keseimbangan antara
kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.
E. LANDASAN HUKUM.
1. UUD NRI Tahun 1945 :
1) Ideal : Pembukaan, Alinea Kedua & Keempat ;
2) Administratif : Pasal 27 Ayat (1) & Ayat (3) ;
3) Fungsional : Pasal 28C Ayat (1) ;
4) Formal : Pasal 28D Ayat (1) & Ayat (4) ;
5) Materiil : Pasal 28E Ayat (1) ;
6) Pertahanan : Pasal 30 Ayat (1) & Ayat (2) ;
7) Phsykologis : Pasal 31 Ayat (1).
2. UU No. 20 Thn 2003 tentang Sidiknas, Pasal 37 Ayat
(2) : Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan
& Bahasa.
3. UU No. 3 Thn 2002 Tentang Pertahanan Negara, Pasal
9 Ayat (1) & Ayat (2).
2. IDENTITAS NASIONAL
A. HAKIKAT BANGSA.
1. Sosiologis-Antropologis / Cultural Unity.
Adalah : Persekutuan hidup masyarakat yang
berdiri sendiri yang masing-masing anggota
persekutuan hidup memiliki perasaan kesatuan
ras, bahasa, agama & adat istiadat (Ikatan
Primordial).
2. Politik / Political Unity.
Masyarakat dalam wilayah daerah yang sama &
tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai
suatu kekuasaan tertinggi baik bersifat kedalam /
keluar (Kekuasaan Politik yaitu Negara).
B.HAKIKAT NEGARA.
1. Arti Negara.
1) Kamus Besar Bahasa Indonesia :
• Organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
yang sah & ditaati rakyatnya ;
• Kelompok sosial yang menduduki wilayah yang diorganisir
lembaga politik & pemerintah , mempunyai satu kesatuan politik,
berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasional.
2) Mirriam Budiardjo : Daerah teritorial yang rakyatnya diperintah
sejumlah pejabat & berhasil menuntut warganya ketaatan pada
perundangan melalui kontrol dari kekuasaan yang sah.
3) George Jellinek : Organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
4) Kranenburg : Organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu
golongan / bangsanya sendiri.
5) George Wilhelm Fredrich Hegel : Organisasi kesusilaan yang
muncul sebagai sintesis kemerdekaan individual & kemerdekaan
universal.
2. Unsur-Unsur Negara.
1) Unsur Konstitutif / Unsur Pembentuk :
› Rakyat : Orang yang bertempat tinggal di wilayah negara,
menundukkan diri pada kekuasaan negara & mendukung
keberadaan negara yang bersangkutan.
› Wilayah : Daerah yang menjadi kekuasaan negara
dengan dibatasi oleh garis perbatasan & menjadi tempat
tinggal rakyatnya untuk mendapatkan sumber-sumber
kehidupan.
› Pemerintah : Organisasi berdaulat & memiliki
kewenangan menyelenggarakan pemerintahan di negara
tersebut.
2) Unsur Deklaratif : Pengakuan Negara Lain / Pengakuan
Internasional, artinya : Kedaulatan suatu negara
mendapat pengakuan diplomatik dari negara tetangga /
negara-negara di dunia & organisasi internasional.
C. KEDAULATAN DALAM NEGARA.
Kedaulatan :
1. Kekuasaan tertinggi dalam negara terhadap wilayah & rakyat
(Kewenangan) ;
2. Kekuasaan penuh mengatur wilayah tanpa campur-tangan
negara lain (Otoritas).
Sumber Kedaulatan :
3. Kedaulatan Tuhan (Teokrasi) : Kekuasaan tertinggi berasal
dari Tuhan yang diberikan kepada Penguasa.
4. Kedaulatan Rakyat (Demokrasi) : Negara memperoleh
kekuasaan dari rakyat dengan mengadakan kontrak sosial.
5. Kedaulatan Negara (Staats Souvereiniteit) : Kekuasaan
Pemerintahan berasal dari Kedaulatan Negara & Negara
memiliki kekuasaan yang tidak terbatas.
6. Kedaulatan Hukum (Supremacy of Law) : Negara
memperoleh kekuasaan berdasarkan hukum & hukum
bersumber dari rasa keadilan & kesadaran hukum.
D. IDENTITAS NASIONAL.
• Identitas : Ciri, tanda / jati diri yang dimiliki seseorang,
kelompok, masyarakat bahkan suatu bangsa sehingga
dengan identitas dapat membedakan dengan yang lain.
• Nasional : Menunjuk kelompok persekutuan hidup
manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan
berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa, dll.
Faktor Pembentuk Identitas Nasional :
1. Primordial.
2. Sakral.
3. Tokoh.
4. Bhineka Tunggal Ika.
5. Sejarah.
6. Perkembangan Ekonomi.
7. Kelembagaan.
Bentuk Identitas Nasional Indonesia :
1. Bahasa Nasional / Bahasa Persatuan : Bahasa
Indonesia.
2. Bendera Negara : Sang Merah-Putih.
3. Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya.
4. Lambang Negara : Garuda Pancasila.
5. Semboyan Negara : Bhineka Tunggal Ika.
6. Dasar Falsafah Negara : Pancasila.
7. Konstitusi / Hukum Dasar : UUD NRI Tahun 1945.
8. Bentuk Negara : Kesatuan Republik Indonesia.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara : Pluralism in Unity.
10. Kebudayaan Daerah : Kebudayaan Nasional.
3. WARGA NEGARA / CITIZEN

A.PENGERTIAN.
1.Warga Negara (Citizen).
KONVENSI MONTEVIDEO-URUGUAY
Tahun 1933, Pasal 1 tentang Hak &
Kewajiban Negara, 4 kualifikasi
suatu negara yang merdeka :
1)a permanent population ;
2)a defined territory ;
3)a government ;
4)a capacity to enter into relations
with other States.
Rakyat dalam suatu negara, dibedakan atas :
1) Penduduk : Bertempat tinggal / berdomisili dlm suatu
wilayah negara (menetap) utk jangka waktu yg lama.
Penduduk, dibedakan :
a. Warga Negara (Dasar Personal Negara) : Orang
yang sah menurut hukum menjadi anggota suatu
negara. Status kewarganegaraan adalah warga
negara asli (WNI) / warga negara keturunan asing ;
b. Warga Negara Asing / Orang Asing / Bukan Warga
Negara : Orang yang menurut hukum tidak diakui /
bukan menjadi warga suatu negara. Status
kewarganegaraannya adalah WNA / apatride.
2) Bukan Penduduk : Berada dalam suatu wilayah negara
hanya untuk sementara waktu / tidak menetap.
Status kewarganegaraan adalah WNA.
2. Kewarganegaraan (Citizenship).
Kewarganegaraan dalam arti :
a. Yuridis : Ikatan hukum antara orang dengan
negara, menimbulkan konsekwensi / akibat
hukum tertentu.
b. Sosiologis : Ikatan emosional yang merupakan
proses penghayatan terhadap negara ybs.
c. Formil : Menunjuk tempat kewarganegaraan.
d. Materiil : Menunjuk akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yakni hak & kewajiban
warga negara.
B. KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM
NEGARA.
1. Penentuan Warga Negara :
Asas Ius Sanguinis ( law of the blood ) :
Berdasarkan keturunan, bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran ;
Asas Ius Soli ( law of the soil ) secara
terbatas : Berdasarkan negara tempat
kelahiran, yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak.
2. Warga Negara R.I.
UUD NRI Thn 1945, Warga Negara & Penduduk :
1) Pasal 26 Ayat (1) & (2) ;
2) Pasal 28D Ayat (4) ;
3) Pasal 28E Ayat (1).
C. UU NO. 12 TAHUN 2006 TENTANG
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA.
1. Pasal 1 Ayat (1) & Ayat (2) ;
2. Pasal 2 ;
3. Pasal 4 Huruf a s/d m ;
4. Pasal 5 Ayat (1) & Ayat (2) ;
5. Pasal 6 Ayat (1), Ayat (2) & Ayat (3) .
D. ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN YANG BERLAKU
KHUSUS DALAM UU NO. 12 TAHUN 2006.
1. Asas kepentingan nasional ;
2. Asas perlindungan maksimum ;
3. Asas persamaan di dalam hukum &
pemerintahan ;
4. Asas kebenaran substantif ;
5. Asas nondiskriminatif ;
6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak
asasi manusia ;
7. Asas keterbukaan ;
8. Asas publisitas.
4. BELA NEGARA

A.LANDASAN FORMAL.
1.UUD NRI Thn 1945.
2.UU No. 2 Tahun 2002 Tentang
POLRI.
3.UU No. 3 Tahun 2002 Tentang
Pertahanan Negara.
4.UU No. 34 Tahun 2004 Tentang
TNI.
5.UU No. 23 tahun 2019 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya
Nasional.
B. PENGERTIAN.
 Bela Negara : tekad, sikap & perilaku serta

tindakan warga negara, baik secara perseorangan


maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah & keselamatan bangsa
& negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila & Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa & Negara
Indonesia dari berbagai Ancaman.
C. TUJUAN.
1. Ideologis : menjamin tegaknya NKRI berdasarkan
Pancasila & UUD NRI Thn 1945 terhadap segala
ancaman baik dari luar maupun dari dalam
negeri, serta tercapainya tujuan nasional ( Alinea
ke 4 Pembukaan UUD NRI Thn 1945 ) ;
2. Operasional : sistem pertahanan negara bersifat
semesta yang melibatkan seluruh sumber daya
nasional yang dipersiapkan secara dini oleh
Pemerintah & diselenggarakan secara total,
terpadu, terarah & berkelanjutan untuk
menegakkan kedaulatan negara, menjaga
keutuhan wilayah & keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman .
D. Memahami Ancaman.
• Adalah setiap usaha & kegiatan, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila &
mengancam / membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia & keselamatan
segenap bangsa.
• Ancaman berupa : Ancaman Militer, Ancaman Non-militer;
dan/atau Ancaman Hibrida. Dapat berwujud agresi, terorisme,
komunisme, separatisme, pemberontakan bersenjata, bencana
alam, kerusakan lingkungan, pelanggaran wilayah perbatasan,
perompakan & pencurian sumber daya alam, wabah penyakit,
peredaran & penyalahgunaan narkoba, serangan siber,
serangan nuklir, serangan biologi, serangan kimia / wujud
Ancaman yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia & keselamatan
segenap bangsa.
E. DASAR.
Politik Hankamnas : defensif aktif di bidang pertahanan & preventif
aktif di bidang keamanan.
• Defensif Aktif : aktif mengagalkan usaha lawan sebelum
melakukan serangan baik di dalam wilayah negara / di daerah
lawan & “bila perlu” aktif melakukan serangan dalam rangka
mempertahankan diri ;
• Preventif Aktif : terstruktur bertindak mencegah sebelum ada
kejadian yang membahayakan kedaulatan & integrasi negara.
F. HAKEKAT.
“Perlawanan Rakyat Semesta” bahwa seluruh komponen
masyarakat sesuai bidang, kodrat & kemampuan masing-masing
disusun & dikerahkan secara terkoordinasi & terintegrasi
menghadapi & mengatasi segala bentuk HATAG, baik berasal dari
luar / dari dalam negeri.
G. KONSEP.
1. Konsep Pertahanan Negara.
Menggagalkan agresi musuh :
 Di wilayah sendiri ;
 Dalam perjalanan menuju Indonesia ;
 Di ambang masuk wilayah darat, perairan & udara
Indonesia ;
 Jika berhasil masuk wilayah darat, perairan & udara
Indonesia ;
 Jika berhasil mengadakan aksi-aksi pendaratan ;
 Jika berhasil menduduki sebagian daratan
Indonesia dengan serangan yang menentukan.
2. Konsep Keamanan Negara.
Menggagalkan infiltrasi & subversi bidang Ipoleksom di
dalam negeri baik ditimbulkan kekuatan asing /
kekuatan dalam negeri.
H. SISTEM.
1. TNI & POLRI, komponen utama bidang
pertahanan & keamanan ;
1) UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI : Pasal 3 ;
Pasal 4 Ayat (1) ; Pasal 5.
2) UU No. 2 Tahun 2002 tentang POLRI : Pasal 8
& Pasal 13.
2. Perlindungan Masyarakat (LINMAS), fungsi
menanggulangi akibat bencana alam, bencana
perang / bencana lain guna meminimalkan akibat
bencana ;
3. Sumber daya alam, sumber daya buatan &
prasarana nasional sebagai pendukung Kekuatan
Hankam.
I. Peran Warga Negara.
Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha
Bela Negara melalui:
a. Pendidikan kewarganegaraan ;
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib ;
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara
Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib ; dan
d. Pengabdian sesuai dengan profesi.

Anda mungkin juga menyukai