BAB I
Menurut kamus istilah antropologi, yang dimaksud dengan bangsa adalah kumpulan
manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum
dan biasanya menempati wilayah tertentu di muka bumi
Dalam etnografi (deskripsi atau tulisan tentang bangsa-bangsa), suatu kebudayaan dengan
corak khas itu dinamakan suku bangsa atau kelompok etnik (ethnic group).
Golongan sosial merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu,
yang mempunyai ikatan identitas sosial. Kelompok sosial merupakan suatu masyarakat
karena memenuhi syarat-syaratnya, yaitu adanya sistem interaksi antara para anggota, adat-
istiadat, serta sistem norma yang mengatur interaksi itu, kontinuitas, serta adanya rasa
identitas yang mempersatukan semua anggota tadi
Sebagai kelompok, suku bangsa mempunyai ciri-ciri berikut.
a. Merupakan satuan kehidupan yang secara biologi mampu berkembang biak dan lestari
dengan adanya keluarga yang dibentuk melalui perkawinan.
b. Mempunyai kebudayaan bersama sebagai pedoman hidup yang secara umum berbeda
dengan kelompok suku bangsa lain.
c. Keanggotaan di dalam suku bangsa bercorak askriptif.
Menurut Suparlan (2005: 54—60), Indonesia menjadi sebuah masyarakat majemuk karena
mengenal tiga sistem yang menjadi acuan atau pedoman di dalam kehidupan warganya.
Sistem-sistem itu adalah (1) sistem nasional, (2) sistem suku bangsa, dan (3) sistem
tempattempat umum
Faktor pemersatu bangsa : (1) latar belakang sejarah bangsa, (2) Pancasila dan UUD 1945, (3)
simbol-simbol atau lambang-lambang persatuan bangsa, dan (4) kebudayaan nasional
1. Tahap awal pembentukan bangsa Indonesia dimulai dengan tahap persebaran penduduk
ke Indonesia pada masa prasejarah. Tahap berikutnya—secara berturut-turut— ialah
berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, kerajaan-kerajaan Islam, kedatangan
Portugis, pendudukan VOC dan penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, dan masa
kemerdekaan
2. Pancasila
3. Bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu kebangsaan
4. Golongan 1 (Ki Hajar Dewantara) : suatu pengembangan kebudayaan nasional Indonesia
berlandaskan pada unsur-unsur kebudayaan suku-suku bangsa di daerah
Golonan 2 (Sutan Takdir Alisjahbana) : pengembangan kebudayaan nasional baru
Indonesia yang lepas dari kebudayaan suku-suku bangsa dan berorientasi ke peradaban
dunia masa kini.
Secara teoretis, suatu kebudayaan nasional mempunyai dua fungsi. Pertama,
memperkuat rasa identitas nasional. Kedua, memperluas rasa solidaritas nasional warga
nilai kebangsaan dapat diartikan sebagai suatu kesadaran dari warga negara yang dianggap
penting atau berharga bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu negara yang mempunyai
cir-ciri tertentu yang menandainya
Setelah terbentuknya NKRI, Nilai Kebangsaan yang ditanamkan berasal dari UUD 1945
dengan empat sumber acuan nilai, yaitu (1) Pancasila sebagai falsafah bangsa, (2) UUD
1945, (3) NKRI sebagai bentuk negara, dan (4) Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan
kesatuan bangsa.
BAB II : Negara Indonesia
Di lain pihak ada negara yang berbatasan dengan laut. Negara ini meliputi (1) negara Pantai,
(2) negara Pulau (negara dengan satu pulau utama dan beberapa pulau kecil), dan (3) negara
Kepulauan (negara yang terdiri dari beberapa gugus pulau).
Negara meliputi (1) penduduk (rakyat, penghuni tetap, dan warga negara), (2) wilayah atau
lingkungan kekuasaan pemerintah, (3) penguasa yang berdaulat (membedakan organisasi
pemerintah dengan organisasi sosial), dan (4) pengakuan kedaulatan dari negara lain.
1. Rakyat : dapat diklasifikasikan sebagai (1) penghuni tetap maupun berpindah-pindah
(nomad) dalam wilayah tersebut dan (2) warga negara dan warga negara asing.
2. Wilayah : meliputi (1) darat, (2) laut, (3) udara, dan (4) ekstrateritorial.
3. Pemerintah yang berdaulat : mempunyai dua kekuasaan yang bersifat ke dalam dan ke
luar. Ke dalam, pemerintah memiliki kekuasaan untuk merumuskan keputusan-
keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di wilayahnya. Ke luar, pemerintah
mempertahankan kemerdekaan dari serangan negara lain dan mengelola hubungan
diplomatik berkaitan dengan perjanjian internasional.
4. Pengakuan kedaulatan : de facto berdasarkan fakta yang ada dan de jure berdasarkan
hukum
Sebuah konstitusi biasanya berisikan (1) organisasi negara (pembagian kekuasaan eksekutif,
legislatif, dan yudikatif), (2) hak asasi manusia, (3) prosedur mengubah kontitusi
(amendemen), (4) ada kalanya ada larangan untuk mengubah konstitusi, dan (5) aturan
hukum yang tertinggi. Di dalamnya, tidak jarang dibuat pembukaan atau mukadimah dasar
yang berisikan cita-cita atau ideologi negara (Budiardjo, 2008: 178).
Geopolitik : Pada awalnya, pemikiran geopolitik hanya berfokus pada pembahasan elemen
fisik geografi, yaitu berkaitan dengan masalah ruang hidup (tanah), bentuk wilayah, cuaca,
dan sumber daya alam. Dalam perkembangannya, geopolitik meliputi pula masalah yang
berkaitan peta bumi ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan negara. Konsep geostrategi
merupakan pelaksaan dari geopolitik.
Ciri Khas Wilayah Indonesia:
1. wilayah NKRI berada di posisi silang antara Lautan India di sebelah Barat dan Lautan
Pasifik di sebelah Timur. Di sebelah Utara ada benua Asia dan di Selata ada Australia.
2. sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki luas 1.904.569 km2 dengan jumlah 17.504
pulau (CIA International Report, Juli 2014) dengan garis pantai sepanjang 54.715 km.
3. Indonesia merupakan salah satu dari delapan negara di bawah lintasan Geo Stationary
Orbit (GSO)
4. Indonesia dilintasi tiga dari tujuh selat tersibuk dunia
BAB III
KEWARGANEGARAAN