Anda di halaman 1dari 5

Memahami Negara Indonesia Demi Membentuk Jati Diri Mahasiswa

Oleh Melvina Indria, 2106714043

Judul: “Jati Diriku Sebagai Warga Negara Indonesia yang Setia pada Pancasila”
Pengarang: Prof. Bambang Shergi Laksmomo, Ade Solihat, M.A., dan Pribadi
Setiyanto, S.E, M.A.
Data Publikasi: Buku Ajar MPKT A, Tim PPKPT Universitas Indonesia, Depok.
2017.

Setiap orang yang memiliki kesadaran berbangsa, menyatakan tempat


tinggalnya sebagai negaranya. Negara atau state merupakan organisasi yang
dibentuk oleh sebuah bangsa untuk melindungi wilayah mereka. Sebuah
organisasi dapat dikatakan sebagai negara apabila terdiri dari beberapa unsur,
yaitu penduduk (rakyat, penghuni tetap, dan warga negara), wilayah atau
lingkungan kekuasaan pemerintah, penguasa yang berdaulat, dan pengakuan
kedaulatan dari negara lain. Selain itu, terdapat unsur lain terbentuknya negara
modern yaitu adanya konstitusi dalam negara yang bersangkutan.

Rakyat merupakan semua orang yang menetap atau menghuni di wilayah


tertentu untuk waktu yang lama. Rakyat diklasifikasikan menjadi (1) penghuni
tetap ataupun berpindah-pindah/nomaden dalam wilayah tersebut dan (2) warga
negara dan warga negara asing. Wilayah atau lingkungan kekuasaan pemerintah
meliputi darat, laut, udara, dan ekstrateritorial. Pemerintah yang berdaulat berarti
pemerintah menjadi pemegang kekuasaan tertinggi negara, baik yang bersifat ke
dalam maupun ke luar dan menjadi penentu kebijakan yang berkaitan dengan
pembelaan negara. Pengakuan kedaulatan dari negara lain merupakan unsur yang
bersifat deklaratif, hanya untuk menerangkan adanya negara. Pengakuan
kedaulatan terbagi menjadi de facto (berdasarkan fakta) dan de jure (berdasarkan
hukum).

Konstitusi berasal dari bahasa Perancis yaitu constituir yang berarti


membentuk. Konstitusi dapat diartikan sebagai pengaturan dasar yang membentuk
suatu negara. Sebuah konstitusi biasanya berisi organisasi negara (pembagian
kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif), hak asasi manusia, prosedur
mengubah kontitusi (amendemen), larangan mengubah konstitusi, dan aturan
hukum yang tertinggi. Ada baiknya apabila konstitusi juga memuat mengenai
tujuan negara karena hal tersebut dapat menjadi pedoman untuk mencapai cita-
cita nasional, yaitu menciptakan rasa aman dan membangun kemakmuran bagi
rakyat.

Setiap negara memerlukan konsep wawasan mengenai wilayah yang


disebut dengan geopolitik. Geopolitik merupakan sistem politik dalam bentuk
strategi nasional yang fokus pembahasannya pada pertimbangan geografi suatu
negara, seperti masalah ruang hidup (tanah), bentuk wilayah, cuaca, dan sumber
daya alam untuk mempertahankan eksistensi negara.1 Pada perkembangannya,
geopolitik juga membahas mengenai masalah ekonomi, sosial, budaya, dan
pertahanan negara. Pelaksanaan strategi nasional dari geopolitik dinamakan
sebagai geostrategi.

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki empat ciri


khas ditinjau dari segi geografis. Pertama, wilayah NKRI sebagai lalu lintas
perdagangan terletak di antara Samudra Hindia di sebelah barat dan Samudra
Pasifik di sebelah timur, serta benua Asia di sebelah utara dan benua Australia di
sebelah selatan. Kedua, Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luas 1.916
906,77 km2 dengan jumlah 16.766 pulau.2 Ketiga, Indonesia termasuk salah satu
dari delapan negara di bawah lintasan Geo Stationary Orbit (GSO), yang
merupakan suatu lingkaran orbit yang sejajar dengan garis khatulistiwa di bumi.
Keempat, Indonesia dilintasi oleh tiga selat strategis di dunia, yaitu Selat Malaka,
Selat Sunda, dan Selat Lombok.

Secara formal, Indonesia menjadi negara sejak proklamasi kemerdekaan


yang terwujud dalam penduduk, wilayah, pemerintah, kedaulatan, konstitusi,
tujuan, dan bentuk negara. Penduduk Indonesia sebelum kemerdekaan terbagi
menjadi golongan Eropa, golongan Timur Asing, dan golongan pribumi. Setelah
kemerdekaan, seluruh penduduk yang berada di wilayah Indonesia sebelum
1
Dewan Guru Besar IPB, Merajut dan Meneguhkan Jati Diri Bangsa (Bogor: PT Penerbit
IPB Press, 2020), hlm. 9.
2
Badan Pusat Statistik, “Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Provinsi, 2021,”
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_pub/0000/api_pub/
UFpWMmJZOVZlZTJnc1pXaHhDV1hPQT09/da_01/1, diakses 5 Maret 2022.
tanggal 17 Agustus 1945 dianggap sebagai warga negara Indonesia. Wilayah
NKRI yang ditentukan oleh BPUPKI merupakan wilayah eks-Hindia Belanda.
NKRI kemudian memperkuat konsepsi wilayah maritim sehingga Indonesia
sebagai negara kepulauan terdiri atas pulau-pulau sebagai satu kesatuan, di mana
sepertiga wilayahnya merupakan daratan dan dua pertiganya lautan.

Pemerintah Indonesia telah terbentuk sejak 18 Agustus 1945 melalui hasil


sidang PPKI. Setelah masa Orde Baru, konsep trias politica tidak lagi digunakan
dan beralih menjadi pembagiaan kekuasaan yang didistribusikan ke dalam enam
lembaga tinggi negara. Pendistribusiaan kekuasaan tersebut terbagi menjadi badan
eksekutif, badan yudikatif, dan badan legislatif. Badan eksekutif terdiri dari kepala
negara, kepala pemerintah, dan para menteri yang berwenang untuk merumuskan
dan melaksanakan keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk dalam suatu
wilayah. Badan yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung (MA), Mahkamah
Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY) yang berwenang untuk
menyelenggarakan pengadilan secara independen demi menegakkan hukum dan
keadilan. Badan legislatif terdiri dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang
berwenang untuk membuat undang-undang. Selain itu, terdapat Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yang memiliki kekuasaan inspektif untuk melakukan
pemeriksaan keuangan negara.

Pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia dilakukan


pertama kali oleh negara Mesir secara de facto pada 22 Maret 1946. Setelah itu,
Liga Arab mengakui kemerdekaan Indonesia secara de jure pada 10 Juni 1947.
India menjadi negara kedua yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 15
Agustus 1947. Konstitusi merupakan sejumlah aturan dasar dan ketentuan hukum
yang mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan serta hubungan kerja
sama antarnegara dan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Secara resmi, konstitusi negara Indonesia merupakan UUD 1945 yang telah
mengalami amandemen sebanyak empat kali dalam kurun waktu tiga tahun (1999-
2002). Perkembangan konstitusi Indonesia dimulai dari UUD (1945-1949),
Konstitusi RIS (1949-1950), UUDS RI (1950-1959), UUD 1945 (1959-1999),
UUD 1945 Amandemen I (1999-2000), UUD 1945 Amendemen I-II (2000-2001),
UUD 1945 hasil Amendemen I-III (2001-2002), dan UUD 1945 Amandemen I-IV
(2002-sekarang).

Tujuan negara Indonesia tidak dapat diubah dan telah tertulis pada
Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari empat alinea. Secara singkat, tujuan
nasional Indonesia sebagai negara adalah: (1) melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) untuk memajukan
kesejahteraan umun, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang
berbentuk republik.3 Negara Indonesia terbagi atas beberapa provinsi yang di
dalamnya terbagi lagi atas kabupaten dan kota. Setiap provinsi, kabupaten, dan
kota memiliki pemerintah daerah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
pemerintahannya masing-masing. Namun, kekuasaan tertinggi tetap berada di
tangan pemerintah pusat yang mencerminkan Indonesia sebagai negara kesatuan
berbentuk republik.

Geopolitik Indonesia merupakan kesatuan gagasan dan pandangan bangsa


mengenai diri dan lingkungannya yang dituangkan dalam ideologi Pancasila.
Geopolitik Indonesia disebut sebagai Wawasan Nusantara yang berarti cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai dirinya yang bhineka, dan
lingkungan geografisnya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 (Panitia LEMHANNAS, 1980: 72). Demi mewujudkan konsep
Wawasan Nusantara, dibentuklah konsep geostrategi yang disebut Ketahanan
Nasional. Konsep Ketahanan Nasional digagas oleh Bung Karno pada tahun 1965
melalui Lembaga Pertahanan Nasional. Ketahanan Nasional merupakan kondisi
dinamik suatu bangsa yang berisi kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi segala ancaman yang membahayakan kelangsungan
hidup negara dan bangsa Indonesia. Konsep Ketahanan Nasional disusun dengan
sistematika astagatra, terdiri dari trigatra yang merupakan aspek kekuatan alamiah
meliputi geografi, kekayaan alam, dan kemampuan penduduk, serta pancagatra
yang merupakan aspek kekuatan sosial meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan-keamanan.

3
Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, ps. 1 ayat (1).
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. “Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Provinsi, 2021.”
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_pub/0000/api_pub/
UFpWMmJZOVZlZTJnc1pXaHhDV1hPQT09/da_01/1. Diakses 5 Maret
2022.

Dewan Guru Besar IPB. Merajut dan Meneguhkan Jati Diri Bangsa. Bogor: PT
Penerbit IPB Press, 2020.

Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945.

Anda mungkin juga menyukai