BNI Griya
BNI Fleksi
BNI Instan Pensiun
CHARACTER
COLLATERAL CAPITAL
PRINSIP
PEMBERIAN
KREDIT
CONDITION CAPACITY
CAPACITY Penilaian dilakukan melalui analisa aspek keuangan, pemasaran, teknis produksi, dan
Kemampuan aspek terkait lainnya.
Membayar Kemampuan debitur tercermin dari penghasilan atau kemampuan menghasilkan arus kas dari
usaha debitur [operating cash flow].
Analisa capacity bertujuan untuk menilai kemampuan dalam membayar [ability to pay].
COLLATERAL
Penilaian atas jaminan yang diserahkan oleh debitur, baik jaminan perorangan maupun
jaminan kebendaan.
Penilaian jaminan kebendaan khususnya dilakukan melalui analisa aspek agunan.
COLLATERAL
Penilaian atas ketersediaan agunan. Nilai agunan seharusnya melebihi jumlah kredit yang
Jaminan/
diberikan serta harus diteliti aspek keabsahan, kepastian jenis & lokasinya, dan dapat diikat
Agunan
secara legal.
Agunan ini penting sebagai jalan terakhir untuk penyelesaian kredit apabila debitur tidak
mampu memenuhi kewajiban kredit [second way out].
4. Pengusaha / wiraswasta yang berusaha dalam bidang berikut ini (berikut pegawainya),
dilarang untuk dibiayai, yaitu meliputi : Bioskop, Swimming Pool, Night Club, Bar /
Restoran Lux, Horse Racing, Casino, Bowling, Turkish Bath, Massage Room, Ammusement
Centre dan bidang usaha lainnya yang dilarang oleh undang-undang.
1. Penyampaian Audited Report untuk Debitur Individual diwajibkan pada saat pengajuan
kredit baru atau tambahan dengan ketentuan :
a. Calon debitur yang mengajukan permohonan kredit langsung dengan maksimum di
atas Rp 10 Miliar.
b. Debitur yang memperoleh dan mengajukan tambahan kredit sehingga total maksimum
kreditnya (kredit langsung dan kredit tidak langsung) menjadi di atas Rp 10 Miliar.
2. Hanya berlaku untuk debitur / calon debitur berpenghasilan tidak tetap (non fixed
income), selain profesional (dhi. Notaris, Dokter, Konsultan, Pengacara dan profesi
lainnya).
Ketentuan Eksternal:
a. Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
b. PMK No.122/PMK.010/2015 tgl. 29 Juni 2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak.
1. PENGUMPULAN 5. PENETAPAN
3. VERIFIKASI DATA
DATA STRUKTUR FASILITAS
Data terkini atas: Pemohon, Data Personal. Penetapan Jenis Kredit
penghasilan/keuangan, Data Penghasilan (Maksimum, Suku Bu-
agunan dsb. Fixed Income nga, Jangka Waktu
Sumber data: Pemohon Ybs, Non-Fixed Income dsb).
Pihak ke-3, Internal & Eks- Data Agunan. Penetapan Agunan.
ternal Bank. Penetapan Persyaratan
Data lainnya (SLIK
Input data ke Sistem OJK, legalitas usaha kredit.
Skoring untuk proses kredit. dll)
4. PROSES ANALISA
DATA
2. PRE-SCREENING Analisa terhadap data personal,
penghasilan, agunan dan
Penarikan informasi informasi lain.
debitur pada SLIK OJK
Input hasil ke dalam sIstem
Melakukan simulasi scoring kredit konsumen.
perhitungan.
Proses kalkulasi scoring serta
Memberikan approval meneliti kembali hasil scoring
in principle. tersebut.
score
Pass
Data skor total memenuhi
Awal Parameter pass score yang
FWO ditetapkan
Parameter Parameter
SWO SWO
Reject
Reject skor total lebih kecil
dibandingkan pass
Hasil Verifikasi score
Penghasilan :
Kewajiban Angsuran Kredit Penjumlahan
Berjalan : penghasilan tetap
Seluruh kewajiban angsuran atau gaji bersih
kredit termasuk kewajiban pemohon +
pembayaran kartu kredit. penghasilan tetap
atau gaji bersih
Kewajiban Pembayaran Kartu suami/istri +
Kredit : penghasilan lain-lain
pemohon.
Adalah kewajiban pem-bayaran
kartu kredit minimal sebesar
Formula perhitungan DSR telah diintegrasikan
10% dari outstanding kartu dalam sistem eLO
kredit berjalan.
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. All Rights Reserved 27
Persetujuan Kredit Konsumer
Tidak menyimpang
dari ketentuan-
ketentuan limit
kredit Telah
Telah Sesuai dengan dipertimbangkan
kebijakan & prosedur mengenai keamanan
pemberian kredit kreditnya.
Persetujuan Kredit
Kelayakan adalah keputusan dari Diputus sesuai dengan
Calon Debitur Pemutus Kredit kewenangan memutus
(Sistem Skoring) (Komite/Pejabat) untuk kredit
menempatkan dana dan
modal Bank pada aktiva
yang berisiko (Kredit)
5. Pada saat review maka total fasilitas adalah pinjaman produktif dan pinjaman konsumer.
Review dilakukan oleh masing-masing pengelola debitur sesuai segmentasinya (Business
Banking atau Consumer).
CONTOH 2 :
Kewenangan memutus kredit atas permohonan BNI Griya Ny. YB harus dilakukan secara
total exposure dengan Sdr. AX sebagai suaminya yang telah memiliki KMK Rp. 8 Miliar dan
BNI Griya Rp. 1.5 Miliar.
Sehingga kewenangan memutus kredit adalah sebesar Rp. 8 M + Rp. 1,5 M + Rp. 2 M = Rp
11.5 M.
CONTOH 3 :
5. Mekanisme pengambilan keputusan kredit untuk Konsumer Organik adalah melalui mekanisme
Pejabat Pemutus Kredit (PPK) dan bukan Komite Kredit.
6. Maksimum kredit adalah total eksposur yakni seluruh kredit BB dan CR Organik (termasuk fasilitas
kartu kredit) yang diperoleh debitur (termasuk fasilitas yang diperoleh suami / isteri debitur, UD, PD,
Firma, atau CV dimana yang bersangkutan bertindak sebagai pengurus/persero).
7. Total eksposur untuk kredit yang bersifat revolving diperhitungkan berdasarkan maksimum kredit,
sedangkan untuk kredit yang bersifat aflopend berdasarkan baki debet.
8. Apabila pejabat pemutus kredit di LNC / Cabang berhalangan hadir dan tidak ada pengganti
sementara (Pgs), kewenangan memutus berada pada Pemutus Kredit yang lebih tinggi.
PEMANTAUAN
DEBITUR 1. Cakupan Ketentuan & Prosedur
Pemantauan
A Obyek Pemantauan :
Ikhtisar
Pemantauan Debitur FIRST WAY OUT
rangkaian aktivitas yang [ketepatan pembayaran]
bertujuan untuk mengikuti
sampai sejauh mana
perkembangan kredit sejak SECOND WAY OUT
diberikan sampai dengan [kecukupan agunan]
kredit lunas
B
Ikhtisar
Pemantauan Mitra Usaha
rangkaian aktivitas yang bertujuan
untuk mengikuti perkembangan
aktivitas kerjasama dan penyaluran
kredit kepada debitur
Cakupan Pemantauan :
Pemantauan Mitra Usaha
dilakukan dalam rangka : Berlaku untuk semua Mitra Usaha
Menilai kelangsungan aktivitas /
Ditetapkan kriteria pelaksanaan :
kegiatan mitra usaha
• Aktivitas yang harus dipantau,
Menilai kemampuan mitra usaha • Frekuensi pemantauan
menjaga komitmen dan memenuhi • Pelaporan hasil evaluasi
syarat PKS
Fokus: mendeteksi perkembangan
Melakukan langkah-langkah preventif kerjasama yang kurang baik dan
apabila diperlukan berpotensi mempengaruhi tingkat
risiko kredit debitur
SMS Blast SMS Blast adalah jenis layanan SMS yang bersifat satu arah yang dikirim ke banyak
nomor tujuan secara otomatis. SMS Blast merupakan salah satu strategi penagihan
yang efektif dan efisien dengan biaya rendah.
Reminding Reminding adalah kegiatan mengingatkan dan memberitahukan tentang kewajiban
kepada debitur sehingga tidak terjadi tunggakan.
Dunning Dunning adalah kegiatan penagihan melalui telepon kepada debitur yang memiliki
tunggakan agar melakukan pembayaran.
Surat Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis kepada
debitur mengenai pemberitahuan, teguran dan / atau penyelesaian kewajiban kepada
pihak bank.
Jenis-jenis surat :
•Surat pemberitahuan
•Surat teguran
•Surat panggilan
Visit Visit adalah kegiatan penagihan melalui kunjungan apabila penagihan melalui surat,
telepon, dan sms tidak berhasil, atau debitur secara jelas mengabaikan janji yang
telah disepakati dengan petugas collection. Cara ini adalah jalan yang perlu ditempuh
oleh unit collection agar memperoleh hasil yang maksimal.
PEJABAT PEMUTUS
BESARNYA
Kualitas Kredit Lancar Kualitas Kredit Lancar (Restrukturisasi) dan
KERINGANAN BIAYA PSJT
(Non Restrukturisasi) Kualitas Kredit Dalam Perhatian Khusus
di atas Rp 500 Juta DIR. RL DIR MR
sd Rp 500 Juta Pemimpin PDM Pemimpin CLN
Wakil Pemp. PDM –
sd Rp 350 Juta
Consumer Lending Wakil Pemp. CLN – Collection Management
sd Rp 250 Juta Pemimpin Wilayah
Maksimum
Pejabat Pemutus
Kredit
di atas Rp 75 M RADISI dan SRR
sd. Rp. 75 M DIR.UT + DIR. MR + SRR
sd. Rp 50 M DIR. MR + SRR
sd. Rp 20 M SRR
sd. Rp 15 M Pemimpin Divisi CLN
sd. Rp 10 M Wakil Pemimpin Divisi CLN – Bidang Manajemen Penagihan
sd. Rp 5 M Pemimpin Wilayah
sd. Rp 1 M Pemimpin LNC *)
Keterangan :
*) Apabila Pemimpin LNC terlibat dalam pemberian kreditnya, maka PPK Restrukturisasi adalah Wakil
Pemimpin Divisi CNR – Collection Management. Sedangkan khusus untuk LNC Jakarta, Pemutus
Restrukturisasi berada pada Pemimpin Kelompok Penagihan Divisi CLN
2. Kewenangan memutus dan besarnya fee jasa BLS dalam rangka penyelesaian kredit tanpa
melalui lelang aset / agunan :
Jumlah
Pejabat Pemutus **) Keterangan
Outstanding Terakhir
> Rp 10 Miliar Pemimpin Divisi CLN 0% Pokok + s/d 100% BDO
s/d Rp 10 Miliar Wakil Pemimpin Divisi CLN Bidang Manajemen Penagihan 0% Pokok + s/d 100% BDO
s/d Rp 5 Miliar Pemimpin Wilayah 0% Pokok + s/d 100% BDO
s/d Rp 1 Miliar Pemimpin LNC / HCR *) 0% Pokok + s/d 50% (total BDO)
s/d Rp 400 juta Pemimpin Cabang 0% Pokok + s/d 50% (total BDO)
Jumlah
Pejabat Pemutus **) Keterangan
Outstanding Terakhir
> Rp 10 Miliar Pemimpin Divisi CLN 0% Pokok + s/d 100% BDO
s/d Rp 10 Miliar Wakil Pemimpin Divisi CLN Bidang Manajemen Penagihan 0% Pokok + s/d 100% BDO
s/d Rp 5 Miliar Pemimpin Wilayah 0% Pokok + s/d 100% BDO
s/d Rp 1 Miliar Pemimpin LNC / HCR *) 0% Pokok + s/d 50% (total BDO)
s/d Rp 400 juta Pemimpin Cabang 0% Pokok + s/d 50% (total BDO)
3. Pemberian Hapus Tagih Non Pokok/BDO dilakukan hanya dalam rangka penyelesaian pinjaman.
4. HCR memutus usulan keringanan dari Cabang.
5. Apabila Pejabat Pemutus ikut serta dalam pemberian kredit sebelumnya (terdapat benturan
kepentingan) maka kewenangan memutus berada pada Pejabat Pemutus 1 (satu) tingkat di atasnya.