Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Pembentukan Sinar Gamma ........................................................................ 5
B. Dampak Penggunaan Sinar Gamma Pada Manusia ................................................ 6
C. Kesalahan Dalam Penggunaan Sinar Gamma Pada Proses Radioterapi ............. 7
D. Upaya Proteksi Dalam Penggunaan Sinar Gamma ...................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 10
B. Saran .............................................................................................................................................. 11
C. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Upaya
Penghindaran dan malfungsi “ ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
saya berterima kasih pada saudara Wisnu Kusuma Wardana, S.T. selaku pembimbing mata
kuliah Diagnostik Lanjut yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Yogyakarta, 25 Maret 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya penggunaan energi atom dan berbagai sumber radiasi pengion di bidang
kesehatan dan industri membawa dampak yang serius seperti terlepasnya penggunaan radiasi
pengion untuk terapi suatu tumor atau kanker merupakan suatu metode terapi yang efektif
dan efisien. Hampir sebagian besar terapi penyakit ini dilakukan dengan radioterapi,
meskipun ada juga yang dilakukan dengan gabungan dari radioterapi, kemoterapi dan bedah.
Dengan berkembangnya teknologi kedokteran yang pesat, memungkinkan untuk
mendapatkan hasil yang optimal dari suatu perlakuan terapi. Di sisi lain dalam memanfaatkan
perkembangan teknologi kedokteran diperlukan pengetahuan yang mendasar dari berbagai
disiplin ilmu. Sebagaimana radioterapi merupakan suatu terapi yang meliputi teknik, fisik dan
klinik. Radioterapi adalah suatu perlakuan atau treatment terhadap penyakit tumor ganas atau
kanker dengan menggunakan radiasi pengion seperti sinar-x, sinar gamma, radiasi beta,
radiasi alpha, neutron ataupun proton (Suhartono, 1990). Namun hal ini juga mejadi
kekhawatiran bagi kita semua, hal ini dikarenakan disamping pemanfaatan atau kelebihan
proses radioterapi juga mempunyai efek yang berbahaya apabila lalai atau salah dalam
pemanfaatannya.
Dalam hal ini akan dibahas mengenai proses radioterapi yang menggunakan sinar
gamma yang dibentuk dari sumber Cobalt-60. Ini salah satu bagian penggunaan pesawat
teleterapi Cobalt-60, yaitu pengobatan/terapi kanker dan luar tubuh tanpa pembedahan
pasien. Dalam proses penyinaran (treatment) tumor dengan radiasi gamma harus selalu
diupayakan agar sel-sel kanker mendapatkan dosis radiasi sesuai dengan yang dikehendaki
oleh dokter ahli radioterapi (radiotherapist). Untuk mencapai maksud tersebut maka
penentuan letak/posisi tumor dan laju dosis radiasi yang keluar dari pesawat adalah sangat
penting dan mutlak diperlukan. Informasi yang berkaitan dengan posisi tumor, seperti
kedalaman dan luas permukaan tumor, sangat diperlukan guna pemilihan metode dan
parameter-parameter penyinaran. Sedangkan laju dosis keluaran pesawat diperlukan untuk
menentukan waktu penyinaran, sehingga tercapai dosis seperti yang dikehendaki. Makalah
ini akan menjelaskan bagaimana tentang pembentukan sinar gamma dengan Cobalt-60 serta
akan dijelaskan apa saja upaya penghindaran dan malfungsi yang diakibatkan oleh proses
radioterapi.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembentukaan sinar gamma?
2. Apa dampak penggunaan sinar gamma pada manusia?
3. Apa saja kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pengguna?
4. Bagaimana upaya proteksi yang di lakukkan pada penggunaan sinar gamma?

C. Tujuan
1. Mengetahui proses pembentukaan sinar gamma.
2. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh penggunaan
3. Mengetahui dampak penggunaan sinar gamma pada manusia.
4. Memahami upaya proteksi yang di lakukkan pada penggunaan sinar gamma pada
proses radioterapi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Pembentukaan Sinar Gamma.

Sinar gamma adalah sebuah bentuk dari radiasi elektromagnetik berenergi, yang
diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya, seperti
penghancuran elektron - positron. Sinar gamma adalah istilah untuk radiasi
elektromagnetik berenergi-tinggi yang diproduksi oleh transisi energi, karena percepatan
elektron. Sinar gamma tidak memiliki massa dan muatan dan memiliki panjang
gelombang yang paling kecil, tetapi memiliki energi yang paling besar, dibandingkan
spektrum gelombang elektromagentik yang lain, ( sekitar 10.000 kali lebih besar
dari energi gelombang pada spektrum sinar tampak ). Selain itu, sinar gamma memiliki
daya ionisasi yang paling rendah, namun daya tembusnya, paling besar dibanding sinar
beta dan alfa.

Sinar gamma muncul dari inti atom yang tidak stabil, karena atom tersebut memiliki
energi yang tidak sesuai dengan kondisi dasarnya (groundstate). Energi gamma yang
muncul antara satu radioisotop dengan radioisotop yang lain, adalah berbeda, karena
setiap radionuklida memiliki emisi yang spesifik. Karena daya tembusnya yang begitu
tinggi, sinar gamma mampu menembus berbagai jenis bahan, termasuk jaringan tubuh
manusia. Material yang memiliki densitas tinggi seperti timbal, sering digunakan sebagai
shielding untuk memperlambat atau menghentikan foton gamma yang memancar. Sinar
gamma awalnya ditemukan oleh seorang fisikawan Perancis yang bernama Henri, tahun
1896. Henri, menemukan bahwa mineral uranium ternyata bisa menghitamkan plat
fotografi, meskipun dilapisi oleh lapisan kertas buram tebal. Daya tembus dari foton
gamma memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan manusia. Hal ini karena, ketika sinar
gamma menembus beberapa bahan, sinar gamma tidak akan membuatnya menjadi
radioaktif. Sejauh ini ada tiga radionuklida pemanacar gamma yang paling sering
digunakan yakni cobalt-60, cesium-137 dan technetium-99m. Cesium -137 digunakan
dalam perawatan kanker, mengukur dan mengontrol aliran fluida pada beberapa proses
industri, menyelidiki subterranean strata pada oil wells, dan memastikan level pengisian
yang tepat untuk paket makanan, obat – obatan dan produk yang lain.

Pada Cobalt-60 bermanfaat untuk: sterilisasi peralatan medis di rumah sakit,


pasteurize beberapa makanan dan rempah, sebagai terapi kanker, mengukur ketebalan

5
logam dalam stell mills. Sinar gamma bisa mengionisasi jaringan secara langsung atau
menyebabkan yang disebut dengan “secondary ionizations.” yakni ionisasi yang terjadi
ketika energi dari sinar gamma ditransfer ke partikel atomik seperti elektron ( identik
dengan partikel beta), yang kemudian partikel berenergi tersebut akan berinteraksi
dengan jaringan untuk membentuk ion, inilah yang disebut secondary ionizations. Dalam
pembentukan ini sumber Cobalt-60 ditempatkan di dalam wadah sumber (head source)
yang beradapada gantry. Saat dilakukan penyinaran sumber radiasi Cobalt-60 akan
bergerak keluar dari head source. Dalam keadaan off sumber radiasi cobalt-60 berada di
dalam head source. Oleh karena sumber radiasi sering mengalami pergerakan, maka perlu
dilakukanpengecekan secara berkala agar kestabilan output radiasi tetap terjaga dan
sebagai salahsatu fungsi kendali mutu dan jaminan kualitas. Pada dasarnya, inti pesawat
satu sumber radioisotop Co-60 yang memancarkan sinar gamma berenergi rata-rata 1250
MeV. Sinar gamma dan Co-60 tersebut mempunyai daya tembus sangat tinggi, sehingga
mampu menembus jaringan/organ yang berada di dalam tubuh sekalipun. Telah di-
ketahui pula bahwa sel kanker bersifat lebih sensitif terhadap sinar gamma daripada sel
normal. Karena daya tembusnya yang begitu besar dan bisa mematikan sel kanker, maka
sinar gamma bisa dimanfaatkan untuk membunuh sel-sel kanker yang berada di dalain
tubuh tanpa harus melalui operasi/pembedahan.

B. Dampak Penggunaan Sinar Gamma Pada Manusia


Manfaat sinar gamma pada manusia yaitu dapat membunuh tumor , kanker dan
kelainan lainnya. Sinar gamma ternyata bisa digunakan untuk membunuh sel kanker dan
tumor karena sinar gamma dapat menghacurkan sel-sel tersebut. Sudah disebutkan
bahwa kanker dapat ditangani dengan terapi radiasi, Salah satunya dengan menggunakan
sinar gamma yang dihasilkan dari Cobalt-60. Radioterapi CO-60 merupakan pesawat
telelerapi yang memancarkan sinar gamma secara terus menerus sehingga baik
digunakan untuk keperluan pengobatan penyakit kanker. Terapi ini disebut gamma knife
ialah suatu metode terapi sinar gamma (radiosurgery) yang digunakan untuk pengobatan
tumor dan kelainan kelainan lainnya di otak tanpa membukka tulang tengkorak. Radiasi
sinar gamma ini digunakan untuk menghancurkan sel-sel yang sakit sementara menjaga
sel sel lainnya yang masih sehat. Efek Samping Radioterapi Co-60. Foton sinar gamma
tidak memiliki massa dan muatan listrik, sehingga energi yang dibawa oleh foton akan
mudah diserap oleh medium di sekeliling sel kanker. Ini menyebabkan efek samping,
yaitu sel-sel sehat di sekitar sel kanker juga ikut rusak. Efek samping radioterapi

6
bervariasi pada tiap pasien. Secara umum efek samping tersebut tergantung dari dosis
terapi, target organ dan keadaan umum pasien. Beberapa efek samping berupa:
kelelahan, reaksi kulit (kering, memerah, nyeri, perubahan warna dan ulserasi),
penurunan sel-sel darah, kehilangan nafsu makan, diare, mual dan muntah bisa terjadi
pada setiap pengobatan radioterapi. Kebotakan bisa terjadi tetapi hanya pada area yang
terkena radioterapi. Radiasi tidak menyebabkan kehilangan rambut yang total. Pasien
yang menjalani radiasi eksternal tidak bersifat radioaktif setelah pengobatan sehingga
tidak berbahaya bagi orang di sekitarnya. Efek samping umumnya terjadi pada minggu
ketiga atau keempat dari pengobatan dan hilang dua minggu setelah pengobatan selesai.

C. Kesalahan Dalam Penggunaan


Sinar gamma mulai digunakan dalam berbagai kegiatan, seperti; pengobatan kanker
melalui radiasi, pelacakan aliran fluida, pencarian sumber-sumber alam, sterilisasi
peralatan medis, dan pemetaan geodesi. Semua kegiatan ini memanfaat sifat dari sinar
gamma yang memiliki energi sangat tinggi dan daya jangkauan lebih jauh.
Konsekuensinya adalah sangat sulit untuk mengembang sejenis perisai untuk melindungi
tubuh dari radiasi tersebut. Radiasi sinar gamma diukur dalam satuan millirem (mrem).
Berdasarkan pengamatan, dilingkungan normal setiap orang sedikitnya terkena paparan
radiasi sebanyak 25 mrem. Paparan radiasi meningkat menjadi 5 ribu mrem yang banyak
dirasakan oleh orang-orang yang bekerja dilingkungan radioaktif dengan tingkat
perlindangan maksimum. Ambang batas normal dari tingkat paparan radiasi ditetapkan
sebesar 10 ribu mrem. Jika melebihi batas ini, maka akan menimbulkan dampak yang
luar biasa bagi kesehatan. Sinar gamma dapat memberikan dampak yang sungguh luar
biasa bagi kesehatan apabila salah dalam penggunaanya, seperti:

 Dapat menyebabkan kanker, misalnya kanker kulit dan tulang


 Rusaknya jaringan sel tubuh
 Mutasi genetik sehingga mempengaruhi generasi yang akan lahir

D. Proteksi Terhadap Sinar Gamma


Untuk menghindari rusaknya sel-sel yang sehat, prinsip-prinsip proteksi radiasi harus
dijalankan dengan baik. Proteksi radiasi terdiri atas tiga prinsip yang harus dijalankan.
Pertama, Radiasi digunakan jika memang benar-benar dibutuhkan. Dalam pengobatan
kanker, radiasi memang benar-benar dibutuhkan. Dalam radioterapi pengobatan kanker,

7
prinsip dosis yang dibutuhkan harus setepat mungkin karena jika tidak sel-sel yang sehat
juga akan rusak. Kemudian prinsip yang terakhir ialah pembatasan dosis. Radioterapi
dengan menggunakan CO-60, radiasinya diarahkan atau merupakan radiasi eksternal.
Radioterapi CO-60 memancarkan sinar gamma yang dapat mengionisasi dan merusak
sel. CO-60 memancarkan 2 jenis sinar yang berenergi tinggi, yakni sinar beta dan
gamma. Setelah memancarkan sinar beta, CO-60 kemudian memancarkan sinar gamma.
Sinar gammalah yang dimanfaatkan untuk terapi radiasi karena lebih memiliki daya
tembus yang lebih besar dan daya rusak yang besar pula terhadap sel kanker. Berikut
skema pemancaran sinar gamma pada CO-60. Teknik- teknik yang harus dijalankan
terhadap radiasi gamma, sesuai dengan prinsip proteksi radiasi diantaranya
meminimalkan waktu penyinaran, memaksimalkan jarak dari sumber radiasi, dan
melindungi sumber radiasi. Walaupun beberapa efek biologis radiasi tergantung pada
nilai dosisnya, untuk maksud pengontrolan dapatlah diasumsikan bahwa.

Nilai Dosis × Waktu Penyinaran = Dosis Total

Dengan demikian, jika pekerjaan harus dilakukan pada medan radiasi yang relatif tinggi,
dalam hal ini radioterapi CO-60, pembatasan waktu penyinaran harus dibuat sedemikian
rupa sehingga produk nilai dosis dan waktu penyinaran tidak melebihi dosis total
maksimum yang diperbolehkan radioterapi tersebut dikerjakan sesuai dengan prinsip
keselamatan radiasi. Misalnya, Selama jangka waktu beberapa minggu, setiap harinya
harus dikenai radiasi seberapa besar sehingga pasien tersebut menerima radiasi secara
tepat agar sel-sel sehat disekitar sel kanker hanya menerima sedikit paparan radiasi.
Kemudian proteksi yang dijalankan adalah mengatur jarak dari sumber radiasi. Secara
intuitif, jelas bahwa penyinaran radiasi menurun dengan bertambahnya jarak. Jika diubah
ke dalam istilah kuantitatif, kenyataan ini menjadi sarana yang dapat dimanfaatkan untuk
keselamatan radiasi. Pada radioterapi dengan CO-60 jarak juga diatur sedekemikian rupa
sehingga radioterapi menjadi optimal. Berikut ialah skema penyusunan radiasi. Dimana
SSD merupakan jarak sumber/pesawat dengan permukaan fantom (sumber radiasi CO-
60), jarak fantom ke objek yang akan diradiasi dalam hal ini pasien.
Proteksi radiasi yang juga harus dijalankan ialah perlindungan atau penghalang. Pada
prinsip ini, sebelum radiasi gamma sampai menuju ke objek yang akan diradiasi perlu
adanya pelindung yang dapat melemahkan atau mengurangi radiasi gamma tersebut. Pada
kondisi-kondisi geometri yang baik, pelemahan sinar gamma sesuai dengan rumus

8
Kendatipun demikian, pada kondisi-kondisi yang tidak baik berkas sinar gamma dapat
menyebar kemana saja. Yang terpenting ialah prinsip ini harus dijalankan agar dapat
mengurangi risiko radiasi yang lebih buruk. Untuk mengurangi intensitas radiasi beberapa
jenis penghalang. Yang pertama HVL (Half Value Layer) yang dapat mengurangi
intensitas radiasi menjadi setengahnya, kedua TVL (Tenth Value Layer) yang dapat
mengurangi intensitas yang datang menjadi sepersepulunya. Kemudiaan Mean Value
Layer dapat mengurangi intensitas menjadi kira-kira 38% intensitas awal. Sebagai
gambaran , pada kondisi geometri yang baik, untuk meneruskan 10% radiasi gamma yang
membahayakan, pelindung beton setebal sekitar 7 inchi diperlukan.
Pada dasarnya radioterapi dengan menggunakan CO-60 dimaksudkan untuk mengobati
kanker, akan tetapi seperti yang kita tahu bahwa radiasi juga dapat merusak sel lain yang
sehat. Untuk itu dalam penggunaannya perlu ada pengawasan yang ketat. Banyak sekali
badan-badan yang mengatur tentang radiasi seperti IAEA, ICRP dan lain sebagainya yang
kesemuanya menekankan bahwa prinsip-prinsip proteksi radiasi harus dijalankan dengan
baik. Tujuannya tidak lain ialah pemanfaatan radiasi benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan, mencegah penerimaan paparan radiasi yang berlebihan sehingga
dapat mengurangi efek-efek somatik yang berbahaya. Dengan menggunakan prinsip
proteksi radiasi ini, Radioterapi dengan CO-60, zat radioisotop CO-60 ditempatkan dalam
kontainer metal yang tebal pada alat, yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga sel
kanker dapat diradiasi dari berbagai arah yang ditujukan setepat mungkin dan dengan
paparan yang setepat mungkin. Kemudian sumber radiasi gamma dari CO-60 juga
ditempatkan pada jarak tertentu sehingga pasien dikenai radiasi yang optimum atau pas
secara paparan radiasi. Radioterapi CO-60 juga dilakukan secara berkala, setiap hari,
secara tepat sehingga dosis total yang diterima pasien tidak melebihi dosis maksimum.
Sinar gamma memang kurang mengionisasi dibanding sinar alfa atau beta. Namun, untuk
mengurangi resiko yang berbahaya terhadap manusia, dibutuhkan pelindung yang lebih
tebal. Kerusakan yang ditimbulkan mirip dengan yang disebabkan oleh sinar-X, seperti
terbakar, kanker, dan mutasi genetika. Untuk melindungi diri terhadap sinar γ,
dibutuhkan massa yang besar (banyak). Bahan yang akan dipilih dan digunakan sebagai
pelindung, harus memperhitungkan pemahaman bahwa sinar gamma lebih banyak diserap
oleh bahan dengan nomor atom tinggi dan kepadatan tinggi. Juga, semakin tinggi energi
sinar gamma, makin tebal pula pelindung yang dibutuhkan. Bahan untuk menahan sinar
gamma biasanya diilustrasikan dengan ketebalan yang dibutuhkan untuk mengurangi
setengah dari intensitas sinar gamma.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sinar gamma adalah sebuah bentuk dari radiasi elektromagnetik berenergi, yang
diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya, seperti
penghancuran elektron - positron. Sinar gamma adalah istilah untuk radiasi
elektromagnetik berenergi-tinggi yang diproduksi oleh transisi energi, karena
percepatan elektron.
pesawat teleterapi Cobalt-60 adalah satu sumber radioisotop Co-60 yang
memancarkan sinar gamma berenergi rata-rata 1250 MeV. Sinar gamma dan Co-60
tersebut mempunyai daya tembus sangat tinggi, sehingga mampu menembus
jaringan/organ yang berada di dalam tubuh sekalipun. Telah di- ketahui pula bahwa
sel kanker bersifat lebih sensitif terhadap sinar gamma daripada sel normal. Karena
daya tembusnya yang begitu besar dan bisa mematikan sel kanker, maka sinar gamma
bisa dimanfaatkan untuk membunuh sel-sel kanker yang berada di dalain tubuh tanpa
harus melalui operasi/pembedahan. Inilah salah satu keuntungan penggunaan pesawat
teleterapi Cobalt-60, yaitu pengobatan/terapi kanker dan luar tubuh tanpa pembedahan
pasien.
Untuk menghindari rusaknya sel-sel yang sehat, prinsip-prinsip proteksi radiasi
terdiri atas tiga prinsip yang harus dijalankan. Pertama, Radiasi digunakan jika
memang benar-benar dibutuhkan. Dalam pengobatan kanker, radiasi memang benar-
benar dibutuhkan. Dalam radioterapi pengobatan kanker, prinsip dosis yang
dibutuhkan harus setepat mungkin karena jika tidak sel-sel yang sehat juga akan
rusak. Kemudian prinsip yang terakhir ialah pembatasan dosis.

10
B. Saran
Dalam menggunakan Radioteraphy kita diharuskan untuk paham tetang
dosis pengunaan sinar gamma Co60. Selain itu kita harus tahu bagaimana cara
proteksi sinar gamma dari radiasi yang akan ditimbulkan kepada pasien maupun
user. User pun harus orang yang propesional dan berpengalaman dalam
penggunaan sinar gamma Co60 kepada pasien.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. Mcdermott N Patrick Dan Ordon G Colin. 2010. The physics & teknology of
Radiologi Therapy. Physics

2. PENGARUH_PEMAPARAN_SINAR_GAMMA_ISOTOP_COBALT-60:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ca
d=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi9ufbsiJvhAhVak3AKHb-
zC1wQFjADegQIABAB&url=https%3A%2F%2Fwww.academia.edu%2F33
77817%2FPENGARUH_PEMAPARAN_SINAR_GAMMA_ISOTOP_COB
ALT-
60_DOSIS_0_25_1_kGy_TERHADAP_DAYA_ANTAGONISTIK_Trichode
rma_harzianum_PADA_&usg=AOvVaw1EfmRN52tNabefzVh8Za7C ,
(diakses pada tanggal 22 maret 2019).

3. Mengenal pengaruh radiasi gamma bagi kesehatan:


https://artikelnesia.com/2012/12/05/mengenal-pengaruh-radiasi-gamma-bagi-
kesehatan/ , (diakses pada tanggal 22 maret 2019).

4. Dampak sinar gamma


https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ca
d=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi9ufbsiJvhAhVak3AKHb-
zC1wQFjAEegQIAhAC&url=https%3A%2F%2Fberkalahayati.org%2Ffiles%
2Fjournals%2F1%2Farticles%2F529%2Fsubmission%2F529-1771-1-
SM.pdf&usg=AOvVaw1e9mBNvIwOf_7xgTo2BGnH , (diakses pada tanggal
22 maret 2019 ).

5. KajianPengaruhRadiasiSinarGamma:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ca
d=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi9ufbsiJvhAhVak3AKHb-
zC1wQFjAIegQICBAB&url=https%3A%2F%2Fwww.researchgate.net%2Fp
ublication%2F307837770_Kajian_Pengaruh_Radiasi_Sinar_Gamma_Terhada
p_Susut_Bobot_Pada_Buah_Jambu_Biji_Merah_Selama_Masa_Penyimpanan
&usg=AOvVaw1yguph1r8j0j1UH4Ug6CMw (diakses pada tanggal 22 maret
2019 ).

6. Aulia Parvasani. 2012. Pengaruh radioterapy sinar gama. Jurnal media


medika muda.

7. Eko hidayanto.2015. penentuan aktifitas co60 dengan menggunakan detektor


hpge. youngter phycis jurnal.

12

Anda mungkin juga menyukai