Anda di halaman 1dari 40

Jenis-JENIS SUMBER radiasi

Teknik Radioterapi Dasar


suatu cara perambatan energi dari suatu sumber ke
lingkungannya, tanpa membutuhkan medium
apapun.
Klasifikasi Radiasi
Bermuatan
Sinar α, Sinar , Positron
Radiasi
Partikel
Pengion Tidak bermuatan
neutron

Radiasi elektromagnet
Sinar (,X)
Radiasi Sinar (UV,CT,IR,
Radar,gel.TV,Radio)
Non Gelombang mekanik
Pengion Infra sonik (< 20 Hz)
Audibel sonik (20-20.000 Hz)
Ultrasonik (> 20.000 Hz)
Dx. Ultrasonik (1-10 MHz)
Spektrum Radiasi EM

 Pj gelombang Energi
Daya tembus
Energi radiasi: E = h  = h c/
 electron volt (eV) : Satuan energi elektron volt
h = konstanta Planck; ialah perubahan energi elektron pada saat
melintasi beda potensial sebesar satu volt,
f = frekuensi cahaya; dinyatakan sebagai:
c = kecepatan cahaya 1 eV = 1,60219 x 10-19 J
 = panjang gelombang
KOMPONEN YANG HARUS ADA :
1. Tabung gelas hampa udara / lintasan elektron
2. Sumber elektron / filamen
3. Penahan elektron /target
4. Beda potensial tinggi : mempercepat elektron
PROSES TERJADINYA SINAR-X
Terjadi sinar-X apabila :
Interaksi antara elektron dari filamen (katoda) dengan atom bahan target
Jika elektron-elektron pada katoda dipercepat melalui beda potensial yang tinggi dalam
tabung sinar-X, maka ketika membentur sasaran target (anoda) akan dihasilkan sinar-X
dengan energi E = hf
Proses terjadinya interaksi elektron dari filamen & target
- Apabila filamen (katoda ) diberi daya listrik hingga mencapai panas > 2000 0 C, maka
filamen akan berpijar.
- Elektron akan terlepas dari atom-atom filamen : awan elektron
- Produksi elektron kecepatan tinggi : bila anoda dan katoda diberi beda potensial tinggi
sehingga elekron dalam filamen bergerak dipercepat menuju anoda. Elektron yang
dipercepat ini akan menuju anoda sehingga menumbuk target. Akibatnya energi gerak
(kinetik) elektron berubah menjadi energi sinar-X dan energi panas. Dengan
perbandingan 1% : 99 %
RADIASI SINAR-X
Radiasi yang dipancarkan dari tabung sinar-X adalah :
1. Radiasi karakteristik
2. Radiasi Breamstrahlung
1. Radiasi Karakteristik
- Sinar-X karakteristik dipancarkan apabila elektron kulit terluar mengisi kekosongan
elektron pada kulit terdalam
- Apabila ada elektron dari luar dengan energi sebesar hf dan menumbuk elektron pada
orbit K , maka elektron tersebut akan terpental . Kekosongan tersebut bisa diisi oleh
elektron dari kulit L, M,N dengan memancarkan radiasi karakteristik sebesar selisih
energi elektron kulit K dengan kulit L,M,N
2. Radiasi Breamstrahlung

-Elektron mencapai medan inti dan arahnya dibelokkan berarti elektron kehilangan energinya . Energi
tersebut berubah menjadi breamstrahlung. Pada tipe ini, energi kinetik pada elektron proyektil juga
diubah kedalam energi elektromagnetik .
-Elektron adalah muatan (-) dan inti (nukleus ) adalah muatan (+)
terdapat kekuatan elektron yang saling berhubungan dengan keduannya, yaitu proyektil elektron akan
mendapatkan inti yang dipengaruhi oleh medan listrik dari inti.
-Medan inti ini sangat kuat krn inti mengandung banyak proton dan jarak antara inti dengan elektron
proyektil sangat kecil.
-Elektron proyektil yang kosong oleh inti ini, akan melambat serta mengalami perubahan dan berhenti
dengan mengurangi energi kinetik . Perbedaan kehilangan energi kinetik ini disertai dengan foton
sinar-X yang disebut sinar-X Breamstrahlung berasal dari bahasa Jerman yang berarti perlambatan
atau berhenti.
SPEKTRUM SINAR-X
Radiasi yang keluar dari tabung sinar-X membentuk 2 spektrum
1. Spektrum sinar-X karakteristik (diskrit)
2. Spektrum sinar-X Breamstrahlung (kontinue)

1. Spektrum sinar –X Karakteristik

Bila terdapat spektrum


karakteristik maka akan tampak
berupa puncak-puncak yang
berimpit pada kurva.
2. Spektrum sinar-X Breamstrahlung

- Sinar-X Breamstrahlung memiliki arah energi


dan bentuk spekrum emisinya teratur
- Bahwa energi yang terkandung akan memiliki
energi elektron puncak yang akan turun sampai
dengan nol .
- Intensitas sinar-X didistribusikan secara
berkesinambungan pada daerah panjang
gelombang yang ada
Jenis Terapi Yang Menggunakan Sinar-X
 Tegangan <20 kV  terapi sinar Grenz (Tdk dipkai)
 Tegangan 40-50 kV (2 mA) terapi kontak
 >50 – 150 kV (5 - 8 mA) terapi superfisial
 s/d 500 kV (10 - 20 mA)  terapi dalam/ortovoltage
 500 – 1000 kV  terapi supervoltage
 >1 MV  terapi Megavoltage
Superficial dan orthovoltage

Superficial Orthovoltage
 40 to 120kVp
 150 to 400kVp
 small skin lesions
 skin lesions, bone metastases
 maximum applicator size typically
 applicators or diaphragm
< 7cm
 FSD 30 to 60cm
 typical FSD < 30cm
 beam quality in HVL copper (0.2
 beam quality measured in HVL
to 5mm)
aluminium (0.5 to 8mm)

12 Teknik Radioterapi Dasar 03/12/2019


Superficial X Ray tube (Philips RT 100)

 Manufacturers picture...

X Ray tube

Cooling
water
Target

Applicator/
collimator

13 Teknik Radioterapi Dasar 03/12/2019


Orthovoltage units

14 Teknik Radioterapi Dasar 03/12/2019


Sifat-sifat radiasi sinar-X (dan -)
 Tidak bermassa dan tidak bermuatan;
 Tidak dibelokkan medan listrik dan magnet;
 Berenergi tinggi (sedikit < energi sinar- );
 Daya tembus sangat besar;
 Daya ionisasi primer kecil, namun ionisasi
sekundernya besar.
ditentukan oleh komposisi jumlah proton
dan jumlah neutron
Secara umum:
• Inti ringan  N = Z
• Inti berat  N = 1½ . Z
Secara tepat : Lihat tabel nuklida

• Isotop yang tidak stabil disebut radioisotop


Dipancarkan radiasi alpha
(), beta () atau gamma ()
SKEMA PELURUHAN
Kurva stabilitas
Peluruhan 
Neutron 2
(N) Peluruhan -
2
1
1
Peluruhan +
1
1

Proton (Z)
Perubahan nuklida tidak stabil menjadi lebih stabil dengan memancarkan
partikel alpha yang identik dengan inti atom Helium
  2He
4

muatan : + 2 muatan elementer


massa : 4 sma

XA YA-4 +  (kehilangan 2 proton dan 2 netron)


Z Z-2

Contoh: 88Ra
226  86Rn
222 + 
Sifat Radiasi Alpha
1. Daya ionisasi partikel  sangat besar, kurang lebih 100
kali daya ionisasi partikel  dan 10.000 kali daya ionisasi
sinar .
2. Partikel ini mempunyai jangkauan beberapa cm di udara
dan di sekitar 10-2 mm logam tipis.
3. Partikel  akan dibelokkan jika melewati medan magnet
atau medan listrik.
4. Kecepatan partikel  bervariasi antara 1/100 hingga
1/10 kecepatan cahaya.
5. Sinar  tidak dapat menembus kulit dan tidak banyak
dipakai dalam radioterapi
Skema peluruhan Ra-226
Perubahan nuklida tidak stabil menjadi lebih stabil dengan
memancarkan partikel beta.

+  0
–1e (positron)

–  0
+1e (negatron)

muatan : + atau – 1 muatan elementer


massa : 0

ZX
A  Z+1YA + -

ZXA  Z-1YA + +

Contoh: 53I
131  54Xe
131 + –

6C
10  5B
10 + +
Sifat Radiasi Beta
1. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel .
2. Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel , di udara
dapat beberapa cm.
3. Kecepatan partikel  berkisar antara 1/100 hingga 99/100
kecepatan cahaya.
4. Karena sangat ringan, maka partikel  mudah sekali
dihamburkan jika melewati medium.
5. Partikel  akan dibelokkan jika melewati medan magnet
atau medan listrik.
6. Sinar  dipancarkan oleh zat radioaktif yg mempunyai
energi rendah.
7. Daya tembusnya pada kulit terbatas, 3-5 mm. digunakan
untuk terapi lesi yg superfisial
Skema Peluruhan I-131
Perubahan nuklida tidak stabil menjadi lebih stabil dengan
memancarkan radiasi gamma yang merupakan gelombang
elektromagnetik.
Muatan  : 0
massa  : 0

XA*  XA + 
Z Z

Contoh: 56Ba
137* 
56Ba
137 + 
Sifat Radiasi Gamma
1. Sinar  dipancarkan oleh nuklida tereksitasi (isomer) dengan
panjang gelombang antara 0,005 Å hingga 0,5 Å.
2. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya
tembusnya sangat besar bila dibandingkan dengan daya tembus
partikel  atau .
3. Karena tidak bermuatan, sinar  tidak dibelokkan oleh medan
listrik maupun medan magnit
4. Sinar  dapat menembus tubuh. Daya tembusnya tergantung
dari besar energi yg menembus sinar itu.
5. Makin tinggi energinya atau makin tinggi voltagenya, makin
besar daya tembusnya dan makin dalam letak dosis
maksimalnya.
Jenis Radiasi Daya Ionisasi Daya Tembus

Alpha Besar Rendah

Beta Sedang Sedang

Gamma Kecil Sangat Besar

Sinar - X Kecil Besar


Partikel neutron
 Terapi radiasi dengan neutron pertama kali dilakukan thn 1938 di Lab.
Siklotron Lawrence Berkeley USA.
 Selama 20 thn telah digunakan dlm pengobatan kanker
 Ternyata efek akut dan lanjut yg terjadi diakibatkan dosis yg diberikan
jauh lebih besar dibandingkan dosis foton.
 Thn 1960 an terapi radiasi dengan neutron akan memberikan hsil yg
optimal apabila dilakukan dengan metode fraksinasi yg tepat.
 Terapi penangkapan neutron atau Neutron Capture Therapy (NCT) adalah
salah satu jenis radioterapi yang menggunakan radiasi yang dihasilkan
oleh penangkapan neutron oleh unsur non-radioaktif yang telah
disuntikkan ke dalam tubuh pasien dan terakumulasi di sel kanker.
Partikel neutron
 Boron-10 adalah unsur yang banyak digunakan untuk NCT sehingga
sering disebut sebagai metode BNCT.
 Unsur gadolinium-157 yang memiliki kemampuan penangkapan
neutron lebih besar, yaitu sekitar 65 kali kemampuan penangkapan
neutron boron-10.
 Sumber neutron yang digunakan dalam proses terapi adalah neutron
yang berasal dari reaktor nuklir. Antara lain: reaktor riset di
Universitas Kyoto, Jepang; reaktor klinis FRi1 di Helsinki, Finlandia;
reaktor RA-6 CNEA di Bariloche, Argentina; reaktor riset medis di
Brookhaven National Laboratory, serta reaktor riset Massachusetts
Institute ofTechnology.
Partikel proton
 Pengobatan kanker dengan menggunakan proton dimulai tahun 1954
di Lab. Fisika Universitas California Berkeley dan di Institut Uppsala
Swedia.
 Terapi Pancaran Proton adalah sebuah bentuk terapi radiasi pancaran
eksternal, yang menggunakan proton
 Proton adalah atom hidrogen yang elektronnya telah hilang. Terapinya
menggunakan mesin khusus yang disebut cyclotron atau synchrotron
untuk memberi energi proton.
 Muatan positif dan masa proton yang besar membuatnya lebih mudah
untuk mengontrol penempatannya pada pasien. Proton yang diberi
energi akan melambat ketika ia melewati jaringan yang menampilkan
penyebaran lateral yang minimal dan menyimpan sebagian besar
energinya di akhir jalurnya.
Partikel proton
 Proton diekstraksi dari cyclotron atau synchrotron dan diarahkan
dengan medan magnet pada tumor. Kedalaman penetrasi proton
berhubungan dengan energi dan dapat dikontrol dengan tepat agar
sesuai dengan lokasi tumor.
 Terapi proton lebih baik dibandingkan dengan terapi menggunakan
sinar X karena sinar proton yang ditembakkan kedalam tubuh,
tingkat energinya dapat dikontrol sehingga dapat melepaskan
banyak energi pada kedalaman tertentu, sebaliknya dapat juga
melepaskan sedikit energi pada daerah yang tidak memiliki tumor
lagi.
Gambar terapi radiasi

Anda mungkin juga menyukai