PENDAHULUAN
dengan teknik kesehatan lingkungan yaitu tentang proteksi yang perlu diberikan
akibat negatif dari radiasi pengion, sementara kegiatan yang diperlukan dalam
pemakaian sumber radiasi pengion masih tetap dapat dilaksanakan. Akibat negatif
ini disebut somatik apabila diderita oleh orang yang terkena radiasi, dan disebut
proteksi radiasi pada penerimaan dosis rendah adalah penyakit kanker yang
merupakan resiko somatik stokastik pada dosis rendah. Untuk membatasi peluang
darah jantung. Pada saat kateter berada di posisi yang telah ditentukan, maka alat
intervensi (Sp. Rad) dan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (Sp. JP)
atau personil yang berada dekat dengan pasien dan sinar-x. Ada fenomena
proteksi radiaisi pada petugas yang terlibat dalam tindakan sangatlah perlu
kateterisasi jantung
operasional prosedur?
1.3.1 Ingin mengetahui apakah penerapan proteksi radiasi sudah baik atau
jantung.
1.3.3 ingin mengetahui bagaimana petugas melindungi diri terhadap radiasi
jantung
terhadap radiasi
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Radiasi
(BAPETEN, 2010)
Radiasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana energi dilepaskan oleh
Radiasi korpuskuler (corpuscular radiation), adalah suatu pancaran atau aliran dari
(Amsyari, 1989).
Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan radiasi
atau materi yang dilaluinya. karena terjadi proses ionisasi ini maka pada materi
yang dilalui radiasi akan terbentuk pasangan ion positif dan negatif. Apabila
berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah
partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis
partikel alfa (α), partikel beta (β), sinar gamma (γ), sinar-X, partikel neutron
(Akhadi, 2000).
berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-
pengion antara lain adalah gelombang radio (yang membawa informasi dan
hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam
memberikan energi dalam bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat);
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel
genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki,
sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh
(BATAN, 2000).
b. Efek Somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang
efek radiasi dibedakan atas efek stokastik dan efek deterministic (non-
stokastik).
Efek Stokastik adalah efek yang penyebab timbulnya merupakan fungsi
dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek ini terjadi
molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh
sel tetapi mengubah sel, sel yang mengalami modifikasi atau sel yang
berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh
yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses
modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi
secara acak. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan
muncul setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan,
keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel
yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang
genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel
tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh
keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang
dilampaui. Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat
paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek
ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh
maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas
dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah
dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi
bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis
adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini
2.4 Cathlab
Cath lab adalah singkatan dari catheterization laboratory (ruang tes yang
dilengkapi alat diagnosis dengan prosedur kateter) untuk bagian kardiologi atau
jantung dan pembuluh darah dan untuk selanjutnya dilakukan Intervensi Non
memasukkan alat kateter melalui pembuluh darah vena maupun arteri yang
secara detail. Deteksi pembuluh darah dengan alat ini bertujuan mengetahui
2. Stent jantung;
dapat dikombinasikan dalam satu kali prosedur tindakan. Selain itu, gambar
yang disajikan lebih jelas dan detail, intervensi yang dilakukan dokter pun
bedah jantung.
Cath Lab).
dengan fungsi ginjal dan hati. Pada kasus-kasus tertentu, pasien perlu
menjalani puasa. Saat tindakan Cath Lab, dilakukan lokal anestesi. Sehingga
pasien masih dapat melihat gambaran pembuluh darahnya yang tampak pada
layar monitor. Pada pasien anak dengan persetujuan orang tua, dilakukan
dengan teknik kesehatan lingkungan yaitu, tentang proteksi yang perlu diberikan
akibat negatif dari radiasi pengion, sementara kegiatan yang diperlukan dalam
radiasi yang merusak akibat paparan radiasi (PP.RI No.33 tahun 2007). Proteksi
radiasi atau keselamatan radiasi berguna untuk menciptakan kondisi agar dosis
radiasi pengion yang mengenai manusia dan lingkungan hidup tidak melampaui
meyakinkan bahwa pekerjaan atau kegiatan yang menggunakan zat radio aktif atau
publikasi IRCP no. 26 tahun 1977. untuk mencapai tujuan proteksi radiasi,
proteksi radiasi,yaitu
kegiatan tidak boleh melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh
sedemikian rupa sehingga nilai batas dosis yang ditetapkan tidak akan
terlampaui.
paling mendasar dari proteksi radiasi. Ada tiga prinsip dalam proteksi radiasi
2. Jarak
besar jarak dari sumber maka dosis radiasi ditempat tersebut jauh semakin
3. Shielding
beton yang lebih tebal atau adanya timbal pelapis sehingga dapat menyerap
semua energi radiasi yang melaluinya. Pada jendela perlu disisipkan kaca
aman.
Nilai Batas Dosis Pembatasan dosis radiasi baru dikenal pada tahun
d. Dosis ekivalen untuk tangan, kaki, dan kulit 500 mSv dalam 1 tahun.
c. Dosis ekivalen untuk tangan, kaki, dan kulit 150 mSv dalam 1 tahun.
c. Dosis ekivalen untuk tangan, kaki dan kulit 50 mSv dalam 1 tahun.
adalah dosis tertinggi yang diizinkan untuk diterima oleh seorang pekerja
radiasi selama masa kerjanya, dinyatakan dalam rem. N adalah usia pekerja
merupakan jumlah dosis yang berasal dari radiasi eksterna dan radiasi interna,
tetapi tidak termasuk dosis yang diterima dari radiasi maksud-maksud medis.
Dalam hal ini Nilai Batas Dosis yang memenuhi standar internasional ICRP
No. 60 tahun 1990 yaitu untuk petugas atau pekerja radiasi adalah 5 mSv per
tahun dengan syarat bahwa dosis rata-rata selama lima tahun berturut-turut
tidak melebihi dari 1 mSv dalam satu tahun (Tim Pusat K3, 2010). Jika dosis
melebihi Nilai Batas Dosis (NBD), maka dalam upayanya sesuai ketentuan
2. Konseling
Proteksi Radiasi dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1969 tentang Pemakaian
Isotop Radioaktip dan radiasi pasal 6 berbunyi mempunyai peralatan teknis yang
diperlukan untuk melakukan peny impanan isotop dengan baik, untuk menjamin
adalah beberapa alat atau rancangan yang digunakan oleh Instalasi Radiologi dalam
hal keselamatan pekerja untuk menghindari paparan yang melebihi nilai batas
dosis. Sehingga para pekerja merasa aman dan nyaman dalam melakukan
(timah hitam)
cm.
penyinaran terlampaui.
Menurut Tim BAPETEN (2003), dalam hal proteksi radiasi khusus untuk
peralatan diagnostik:
1. Penyinaran radiasi medik sekecil mungkin yang bisa dicapai dengan tetap
2. Parameter seperti tegangan, arus, posisi titik fokus, dinyatakan secara jelas
dan akurat.
3. Piranti yang secara otomatik bahwa radiasi selesai setelah mencapai waktu
tertentu.
4. Untuk flouroskopi, piranti yang menghidupkan tabung dengan cara ditekan
dengan kebutuhan.
tahun)
overlapping.
f. Jenis Shielding
x 2,8m(t)
x 2,8m(t)
2,8m (t)
terdiri dari sebuah paket yang berisi dua lempeng film dental (untuk sinar- X
atau gamma) atau tiga buah lempeng film dental (untuk sinar - X dan gamma,
netron) yang dibungkus dalam suatu kertas kedap sinar dan dikenakan dalam
suatu wadah plastic atau logam yang sesuai Kedua film yang digunakan
masing-masing terdiri dari emulsi yang sensitif dan yang satu lagi emulsi yang
Proses yang terjadi pada pemonitor perorangan yang mempergunakan film ini
sama dengan proses yang terjadi pada waktu melakukan radiografi pada bidang
Prinsip dasar yang terjadi pada film badge adalah adanya kehitam-
hitaman pada film. Kehitam-hitaman pada film tersebut yang kemudian diukur
kerapatan dengan dosis. Pengukuran dosis film badge didasarkan pada fakta
bahwa radiasi pengion akan menyinari perak bromide yang terdapat pada
Tingkat kehitaman yang juga disebut sebagai densitas optis dari film tersebut
dipancarkan melalui film tersebut. Densitas optis dari film yang terkena radiasi
secara kulitatif berhubungan dengan besarnya penyinaran radiasi (Tim
Bapeten, 2003).
seseorang yang terkena radiasi terhadap densitas film yang terkena radiasi
dengan jumlah yang telah diketahui, maka penyinaran terhadap film yang
memantau paparan radiasi tangan 10. Pemakaian TLD tersebut dalam radiologi
tidak memberikan manfaat yang besar sebab masalah teknis dengan dosimeter
tersebut dan keluhan dari beberapa dokter spesialis radiologi yang dapat
badge adalah bahwa paparan radiasi tidak secara langsung dapat dibaca, akan
tetapi membutuhkan waktu 1(satu) hingga 2(dua) bulan setelah film dan ring
dosimeter kantong dihindari dalam hal ini 10, sebab alat tersebut mahal dan
mudah pecah.
Gambar 03, TLD (Thermoliminescence Dosimeter)
Bapeten, 2003).
Jumlah cahaya yang diukur sebanding dengan jumlah electron yang ditangkap
atau dengan kata lain sebanding dengan energy yang diserap dari radiasi
tambahan. Jadi nilai dosis yang telah mengenainya dapat dibaca setiap saat dan
dosimeter ini mudah hilang ataupun berubah sehingga harus dicatat setiap
selesai pemakaian. Saat ini terdapat beberapa jenis dosimeter saku baik yang
Pekerja radiasi adalah setiap orang yang bekerja dengan radiasi atau instalasi
radiasi pengion yang diperkirakan menerima dosis radiasi tahunan melebihi dosis
NO. 10. pekerja radiasi adalah setiap orang yang bekerja diinstalasi yang
radiasi tahunan melebihi dosis untuk masyarakat umum (Tim Pusat K3,
2010).
b. Menurut Tim Pusat K3 (2010), semua pekerja radiasi merupakan bagian dari
pekerja .
radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh pengusaha instalasi atom dan oleh
proteksi radiasi.
radiasi merupakan bagian dari organisasi proteksi radiasi yang memiliki tanggung
jawab dan kewajiban terhadap keselamatan radiasi didaerah kerjanya antara lain:
memantau pemakaiannya
radiasi
6. Memelihara rekaman
hal kedaruratan
9. Melaporkan kepada pemegang izin setiap kejadian kegagalan operasi yang
Dalam peraturan pemerintah No. 11 tahun 1975 mengenai petugas dan ahli
terhadap radiasi perlu ditunjuk ahli PPR oleh instalasi yang berwenang
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan penulis gunakan dalam penyusun karya tulis
sendiri dengan beberapa alat pengumpulan data berupa kuisioner dan wawancara
langsung. Data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka tetapi berupa kata-
kata, narasi, dan gambar, cenderung bersifat induktif oleh karena itu tidak
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari 8 juni sampai dengan 9 juli tahun
2016
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
penelitian atau objek yang diteliti. populasi dalam penelitian ini adalah petugas
3.3.2 Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah enam orang petugas
dicathlab.
pengumpulan data.
3.4.3 Wawancara
3.5.1 Editing
3.5.2 Transfering
Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan mulai dari
Surabaya, 1989.
Alatas, Z. 2008. Efek Radiasi Pengion dan Non Pengion pada Manusia.
Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Materi Diklat Petugas Proteksi Radiasi, 2005.
https://dglib.uns.ac.id/...=/Proteksi-radiasi-di-instalasi-radiodiagnostik
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/1-
1.htm diakses 20 Desember 2015