Anda di halaman 1dari 31

PENDAHULUAN

Manakala kita mendengar kata radiasi, maka yang


pertama terbayang oleh kita adalah sesuatu yang sangat
menakutkan, mengerikan, dan sesuatu yang serba
misterius.
Sifat radiasi: tidak terlihat, tidak berwarna, tidak dapat
dirasakan, dapat merusak sel-sel tubuh, dapat menginduksi
terjadinya kanker.
Untuk tujuan apapun dan sekecil apapun radiasi yang
digunakan, pasti mengandung potensi bahaya bagi
manusia, tetapi selama kita selalu memperhatikan
ketentuan keselamatan radiasi, maka kita dapat
memanfaatkan radiasi untuk tujuan apapun dengan
aman.
RADIASI yang ada di tempat kerja dan
mempunyai pengaruh kpd tenaga kerja dan
pekerjaannya terdiri dari:
Radiasi elektromagnetis, yaitu: gelombang2 mikro
(microwaves), radiasi laser, radiasi panas, sinar
infra merah, sinar ultraviolet, sinar X (Ro) dan
sinar .
Radiasi radioaktif, yaitu sinar2 dari bahan
radioaktif.
Keselamatan Radiasi adalah tindakan yang
dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota
masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya
radiasi.
Keamanan Sumber Radioaktif adalah tindakan
yang dilakukan untuk mencegah akses tidak
sah atau perusakan, dan kehilangan,
pencurian, atau pemindahan tidak sah
Sumber Radioaktif.
Gelombang-gelombang Mikro
Istilah gelombang mikro dipergunakan untuk
spektrum-spektrum gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang di antara 3.000 sampai 0,3
cm, atau frekwensi di antara 10 sampai 10.000 MHz.
Biasa digunakan sbg gelombang radio, televisi, radar,
baik komersial atau angkatan perang, untuk kegunaan
dlm peralatan industri, ilmiah dan medis.
Penggunaan spektrum gelombang mikro yang luas,
yaitu panjang gelombang dari 3.000 m sampai
beberapa mm., menyebabkan beraneka pendekatan
tentang efeknya kepada manusia.
Radiasi
Radiasi merupakan energi yang dihantarkan,
dipancarkan, dan diserap dalam bentuk partikel atau
gelombang.
Efek radiasi ini pada jaringan hidup beraneka ragam,
tetapi kemampuan energi ini utk mengionisasi jaringan
sasaran membedakan 2 bagian utama spektrum
gelombang elektromagnetik, yaitu radiasi pengion dan
radiasi non-pengion
Rentang panjang gelombang dalam seluruh spektrum
tsb adl 10-4 10-14 (10-12 cm sampai 1 km atau lebih)
Naturally Occurring Radioactive Material
disingkat NORM adl zat radioaktif yang secara
alami terdapat di alam.
Technologically Enhanced Naturally Occurring
Radioactive Material disingkat TENORM
adalah zat radioaktif alam yang dikarenakan
kegiatan manusia atau proses teknologi terjadi
peningkatan Paparan Potensial jika
dibandingkan dg keadaan awal
Radiasi Pengion
Radiasi Pengion atau Radiasi adalah gelombang
elektromagnetik dan partikel bermuatan yang
karena energi yang dimilikinya mampu
mengionisasi media yang dilaluinya.
Efek kesehatan oleh radiasi pengion dapat dibagi
menjadi efek non-stokastik dan efek stokastik.
Pada efek non-stokastik, ada ambang sehingga
progresivitas beratnya efek sejalan dengan dosis.
Pada efek stokastik, tidak ada ambang
Efek Stokastik
Berdasarkan Publikasi ICRP (International Commission
on Radiation Protection) No. 26, efek stokastik adalah
efek radiasi dimana peluang terjadinya efek tersebut
mirip fungsi dosis radiasi yang diterima oleh seseorang,
tanpa suatu nilai ambang.
Semua efek akibat proses modifikasi atau transformasi
sel ini terjadi secara acak dan biasanya akan muncul
setelah masa laten yg lama. Semakin besar dosis yang
diterima semakin besar peluang terjadinya efek ini.
yang termasuk dalam efek ini misalnya kanker dan
leukemia.
Efek Non Stokastik
Efek non stokastik (deterministik) adalah efek
radiasi dimana tingkat keparahan bergantung
pada dosis radiasi yang diterima dengan suatu
nilai ambang.
Efek ini terjadi karena adanya kematian sel
sebagai akibat dari paparan radiasi baik
sebagian atau seluruh tubuh.
Terjadinya efek deterministik bila dosis yang
diterima diatas dosis ambang (threshold dose)
dan umumnya terjadi beberapa saat setelah
terpapar.
Contoh akibat efek ini adl:
Sindroma radiasi akut: pneumonitis, sal
pencernaan, darah, SSP, dan sterilitas.
Tunda: kemerahan pada kulit (eritema), dan
katarak.
Efek Radiasi thd Gonad Pria
Dosis (dlm Efek Klinis Waktu perbaikan
Rads) setelah paparan
25 (8-50) Membunuh semua sistem sel
spermatogonia)
Penurunan jml spermatozoa
(sampai 30%)
50 Transien strerilitas
100 150 Membunuh spermatogonia
Membunuh spermatosid dan Lebih dari 2 tahun
aspermia sementara
400 600 Efek di antara dosis 100-150 rads Bulanan-tahunan
dan 600-1500 rads
600 1500 Sterilitas Kemungkinan permanen
Efek Radiasi thd Gonad Wanita
Dosis (dlm Efek Klinis Waktu perbaikan
Rads) setelah paparan
50 Sterilitas sekunder yg Efek sementara
membunuh sel folikel
immatur
400 Sterilitas Biasanya permanen
1500 Sterilitas Kemungkinan
permanen
Efek radiasi terhadap janin
Janin dengan umur kehamilan 15 mg >> cacat
mental yang cukup parah
Kematian janin dan embrio
Perubahan struktur yang irreversible
Kemunduran perkembangan
Efek mutagenik, teratogenik, dan karsinogenik
Radiasi Non-pengion
Sumber yang penting adalah laser dan
gelombang mikro
Keduanya mampu menghasilkan pemanasan lokal
pada jaringan yang mungkin sangat berat dan
berbahaya
Keduanya mungkin berupa gelombang kontinu
(CW) atau berdenyut
Kisaran panjang gelombang dan energi yang
dikeluarkan oleh sistem laser komersial sangat
lebar.
Tujuan Keselamatan Radiasi
Keselamatan radiasi adalah upaya yang dilakukan
untuk:
(1) menciptakan kondisi agar dosis radiasi
pengion yang mengenai manusia dan lingkungan
hidup tidak melampaui nilai batas yang
ditentukan.
Akibat buruk dari radiasi pengion dikenal sebagai
efek somatik apabila diderita oleh orang yang
terkena radiasi, dan disebut efek genetik apabila
dialami oleh keturunannya.
(2) Membatasi peluang terjadinya akibat
stokastik atau risiko akibat pemakaian radiasi
yg dpt diterima oleh masyarakat.
(3) Mencegah akibat deterministik dari radiasi
yang membahayakan seseorang.
Prinsip Keselamatan Radiasi
Utk menjamin keselamatan dan kesehatan
pekerja, masyarakat, dan lingkungan,
Pengusaha instalasi yang melaksanakan setiap
kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir yang
dapat mengakibatkan penerimaan dosis
radiasi harus memenuhi prinsip2 keselamatan
dan kesehatan sbb:
1. Justifikasi
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber
radiasi lainnya harus didasarkan pada azas
manfaat.
Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau
potensi paparan radiasi hanya disetujui jika
kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan
yang lebih besar bagi individu atau masyarakat
dibandingkan deng kerugian atau bahaya yg
timbul terhadap kesehatan.
2. Limitasi
Dosis ekivalen yg diterima oleh pekerja radiasi atau
masyarakat tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis
(NBD) yg ditetapkan pemerintah (Bapeten).
Batas dosis yg ditetapkan bagi pekerja dimaksudkan utk
mencegah munculnya efek non stokastik
(deterministik) dan mengurangi peluang terjadinya
efek stokastik.
Nilai Batas Dosis bagi anggota masyarakat, ditentukan
hampir sama dengan dosis radiasi dari sumber radiasi
alam atau biasa dikenal dengan radiasi latar belakang.
3. Optimasi
Semua penyinaran harus diusahakan serendah-
rendahnya ( As Low As Reasonably Achieveable
ALARA ) dengan mempertimbangkan faktor
ekonomi dan sosial.
Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus
direncanakan dan sumber radiasi harus dirancang
dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan
radiasi yang terjadi dapat ditekan serendah-
rendahnya.
Nilai Batas Dosis
Dosis Radiasi adalah jumlah Radiasi yang terdapat
dalam medan Radiasi atau jumlah energi Radiasi yang
diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya
Nilai Batas Dosis yang ditetapkan dalam SK Kepala
Bapeten No. 01/Ka-BAPETEN/V-99 adalah penerimaan
dosis yang tidak boleh dilampaui oleh seorang pekerja
radiasi dan anggota masyarakat selama jangka waktu
satu tahun, tidak bergantung pada laju dosis, tetapi
tidak termasuk penerimaan dosis dari penyinaran
medis dan penyinaran alam.
Menurut SK Kepala Bapeten No. 01/Ka-
BAPETEN/V/1999 Nilai Batas dosis ditetapkan
sbb:
a. Nilai Batas Dosis bagi pekerja radiasi untuk seluruh
tubuh 50 mSv per tahun
b. Nilai Batas Dosis untuk anggota masyarakat umum
untuk seluruh tubuh 5 mSv per tahun. dalam hal
penyinaran lokal yaitu hanya pada bagian-bagian
khusus dari tubuh, dosis rata-rata dalam tiap organ
atau jaringan yang terkena harus tidak lebih dari 50
mSv.
Manajemen Keselamatan Radiasi
Menurut PP No. 33 Tahun 2007 tentang
Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan
Sumber Radioaktif, setiap orang atau badan
yang akan memanfaatkan Tenaga Nuklir wajib
memenuhi persyaratan Keselamatan Radiasi
dan memiliki izin Pemanfatan Tenaga Nuklir
Persyaratan Keselamatan Radiasi meliputi :
a. persyaratan manajemen;
b. persyaratan Proteksi Radiasi;
c. persyaratan teknik; dan
d. verifikasi keselamatan
Persyaratan Manajemen
Penanggung Jawab Keselamatan Radiasi;
Budaya Keselamatan;
Pemantauan Kesehatan;
Personil;
Pendidikan dan Latihan; dan
Rekaman.
Persyaratan Proteksi Radiasi
Proteksi Radiasi adalah tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi
yang merusak akibat paparan radiasi
Persyaratan:
a. Justifikasi Pemanfaatan Tenaga Nuklir;
b. Limitasi Dosis; dan
c. Optimisasi Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
Perlengkapan Proteksi Radiasi
a. peralatan pemantau tingkat Radiasi
dan/atau kontaminasi radioaktif di daerah
kerja ;
b. peralatan pemantau Dosis perorangan;
c. peralatan pemantau radioaktivitas
lingkungan; dan/atau
d. peralatan protektif Radiasi.
Persyaratan Teknik
a. sistem pertahanan berlapis; dan
b. praktik rekayasa yang teruji.
Tujuan Sistem pertahanan berlapis
a. mencegah terjadinya keadaan abnormal;
b. mencegah agar keadaan abnormal tidak
berlanjut menjadi kecelakaan dan
mengembalikan sumber radioaktif ke kondisi
yang aman bila keadaan abnormal masih terjadi;
dan
c. memitigasi akibat kecelakaan sehingga tidak
membahayakan keselamatan pekerja, masyarakat
dan perlindungan lingkungan hidup apabila
kecelakaan masih terjadi
Verifikasi keselamatan
a. pengkajian keselamatan Sumber;
b. pemantauan dan pengukuran parameter
keselamatan; dan
c. Rekaman hasil verifikasi keselamatan.

Anda mungkin juga menyukai