B A B II
A. Nalar Pengetahuan
"pengetahuan" itu cukup luas artinya. Istilah itu menunjukan bahwa manusia
sadar akan barang-barang di sekitarnya; adanya manusia di dunia ini lain dari
pada adanya sebuah barang mati. Dan katapengetahuan" tidak hanya meliputi
Pada taraf permulaan tampak juga adanya kontak yang lebih erat
Yunani yang menunjukkan pengetahuan lewat akal budi. Semua istilah tadi
1
C. A Van Peurson., Orientasi di Alam Filsafat (Jakarta., PT Gramedia., 1980)., hlm 19
2
Ibid.
21
pirsa; kata weruh itu masih langsung berhubungan dengan widya (bahasa
epistemologi, juga filsafat dalam hal ini filsafat modern terpecah berbagai
diangkat dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan
3
Ibid., hlm .20.
4
Ibid.
5
http://astaqauliyah.com/2007/05/epistemologi-pengertian-sejarah-dan-ruang-lingkup
(5/10/2011)
6
Ibid.
22
sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang
kajian tentang (a) asal-usul, (b) anggapan dasar, (c) tabiat, (d) rentang dan (e)
penting bagi semua tipe pengetahuan?. Bagian apa yang dimainkan oleh rasio
7
Simon Blackburn., Kamus Filsafat., (Yogyakarta., Pustaka Pelajar., 2013)., hlm., 286.
8
Ibid.
23
9
Tim Penulis Rosda., Kamus Istilah Filsafat., (Bandung, Remaja RosdaKarya, 1995).,
hlm., 96-97
10
Titus, Smith, Nolan., Persoalan-Persoalan Filsafat., (Jakarta., Bulan Bintang.,1983).,
hlm 20-21.
24
knowledge, especially with reference to its limits and validity. Paul Edwards,
with the nature and scope of knowledge, its presuppositions and basis, and the
logika12, yaitu ilmu tentang pikiran atau ilmu tentang metode (cara) berpikir.
Tetapi, logika dibedakan menjadi dua, yaitu logika minor dan logika mayor.
mengenai kriteria dan patokan untuk menentukan pengetahuan yang benar dan
yang tidak benar. Critica berasal dari kata Yunani, krimoni, yang artinya
11
http://astaqauliyah.com/2007/05/., Ibid.
12
Ibid.
13
Ibid.
25
dan yang tidak benar memang agak dekat dengan episteme sebagai suatu
14
Ibid.
15
Titus., Ibid., hlm 197
16
Ibid., hlm 198
17
http://astaqauliyah.com/2007/05/., Ibid.
26
dan filsafat dimulai dengan akal sehat sebab tidak mempunyai landasan lain
yang diperoleh lewat pengalaman secara tidak sengaja yang bersifat sporadis
(1).Karena landasannya yang berakar pada adat dan tradisi maka akal sehat
yang berakar kurang kuat maka akal sehat cenderung untuk bersifat kabur dan
samar, dan (3). Karena kesimpulan yang ditariknya sering berdasarkan asumsi
yang tidak dikaji lebih lanjut maka akal sehat lebih merupakan pengetahuan
18
Ibid.
19
Titus., Ibid., hlm., 72.
27
Menurut Popper, tahapan ini adalah penting dalam sejarah berpikir manusia
(asy-Syai fil khrij). Kebenaran yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu
nya, semakin luas dan dalam pandangan dunianya. Pandangan dunia yang
Nolan, tradisi dan faham orang awam, termasuk dianggap sebagai sumber
pengetahuan22.
20
http://astaqauliyah.com/2007/05/., Ibid.
21
http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=85&Itemid=
1( 5/10/2011)
22
Titus., Ibid., hlm 188-189
28
teguh: Apakah ada suatu sumber atau beberapa sumber pengetahuan. Dalam
sumber pengetahuan.
29
pengetahuan23
Pengetahuan itu diperoleh dengan membentuk ide sesuai dengan fakta yang
bahwa pikiran atau akal adalah faktor pokok dalam pengetahuan, dinamakan
kebenaran dengan diri sendiri, atau bahwa pengetahuan itu diperoleh dengan
untuk berpikir dan apa yang diberikan oleh akal kepada pengetahuan,
seorang rasionalis, pada hakikatnya, berkata bahwa rasa (sense) itu sendiri
tidak dapat rnemberikan suatu pertimbangan yang koheren dan benar secara
universal25
yang mungkin ada adalah intuisi atau pemahaman yang langsung tentang
23
Ibid., hlm., 198
24
Ibid., hlm., 199-200.
25
Ibid., hlm., 201
30
pengetahuan yang tidak merupakan hasil pemikiran yang sadar atau persepsi
26
Ibid., hlm., 204
27
Ibid, hlm., 208-209
31
dan Timur ini penting diungkapkan. Karena dengan cara itu pulalah maka
ilmu secara umum atau ilmu dalam pengertian khusus seperti ilmu hushl.
Ilmu itu sendiri memiliki istilah yang berbeda dan setiap istilah menunjukkan
batasan dari ilmu itu. Istilah-istilah ilmu tersebut adalah sebagai berikut:
1).Makna leksikal ilmu adalah sama dengan pengideraan secara umum dan
dan juga meliputi ilmu-ilmu seperti hudhr, hushl, ilmu Tuhan, ilmu para
malaikat, dan ilmu manusia. 2) Ilmu adalah kehadiran (hudhr) dan segala
bentuk penyingkapan. Istilah ini digunakan dalam filsafat Islam. Makna ini
mencakup ilmu hushl dan ilmu hudhr. 3) Ilmu yang hanya dimaknakan
yang diyakini dan belum diyakini. 5). Ilmu adalah pembenaran yang diyakini.
28
Ibid.
32
6). Ilmu ialah kebenaran dan keyakinan yang bersesuaian dengan kenyataan
dan realitas eksternal. 7). Ilmu adalah keyakinan benar yang bisa dibuktikan.
dan makrifat, maka dari sudut mana subyek ini dibahas, karena ilmu dan
makrifat juga dikaji dalam ontologi, logika, dan psikologi. Sudut-sudut yang
berbeda bisa menjadi pokok bahasan dalam ilmu.Terkadang yang menjadi titik
tekan adalah dari sisi hakikat keberadaan ilmu.Sisi ini menjadi salah satu
adalah dibahas dalam ilmu logika.Dan ilmu psikologi mengkaji subyek ilmu
dari aspek pengaruh umur manusia terhadap tingkatan dan pencapaian suatu
29
Ibid.
33
pengetahuan. Sisi ini, ilmu hushl dan ilmu hudhr juga akan menjadi
E. Metode Epsitemologi
metode ilmiah30.
diamati dan dikaji hanya pada masalah yang terdapat dalam ruang lingkup
menegaskan bahwa ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta,
30
http://astaqauliyah.com/2007/05/., Ibid.
34
dimaksud di sini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia
ilmu memisahkan pengetahuan yang sesuai dengan fakta dari yang tidak32.
kebenaran yang dimulai oleh para pemikir Yunani dihidupkan kembali dalam
metode eksperimen yang berasal dari Timur ini mempunyai pengaruh penting
31
Ibid.
32
Ibid.
33
Ibid.
35
pengetahuan itu bernilai benar, menurut para ahli epistimologi dan para ahli
bernilai benar, seseorang harus menganalisa terlebih dahulu cara, sikap, dan
pembuktiannya dengan seseorang yang bertitik tumpu pada akal atau rasio,
intuisi, otoritas, keyakinan dan atau wahyu atau bahkan semua alat tidak
faham skeptisme yang ekstrim di bawah pengaruh Pyrrho. Ada beberapa teori
itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan
hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau
lain bahwa kebenaran ditegaskan atas hubungan antara yang baru itu dengan
putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan kita akui benarnya
terlebih dahulu.
34
Ibid.
36
ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam
kehidupannya35.
kesesuaian arti dengan fakta yang ada dengan putusan-putusan lain yang telah
Filsafat Sains, bahwa kebenaran mempunyai tiga tingkatan, yaitu haq al-
yaqin, ain al-yaqin, dan ilm al-yaqin. Adapun kebenaran menurut Anshari
1. Kebenaran wahyu
mungkin benar dan mungkin salah. Jadi, apa yang diyakini atas dasar
35
Ibid.
36
Ibid.
37
Ibid.
37
pemikiran mungkin saja tidak benar karena ada sesuatu di dalam nalar kita
yang salah. Demikian pula apa yang diyakini karena diamati belum tentu benar
Dari dua sifat kebenaran tersebut, pada muaranya melahirkan dua tipe
nilai (kebenaran) yang sifatnya tidak mutlak atau nisbi38. Sedang spekulatif
(spekulasi)39.
universalpada setiap waktu atau disetiap tempat. 4.benar atau tidak benar,
pengetahuan dan relativitas persepsi inderawi. Sering dirujuk sebagai teori homo
38
Tim Penyusun Kamus., Kamus Besar Bahasa Indonesia., (Dep P & K dan Balai
Pustaka., Jakarta., 1993)., hlm. 738
39
Tim Penyusun Kamus., Ibid., hlm. 856
40
Tim Penulis Rosda., Ibid., hlm. 286-287
38
sesuatu; segala sesuatu yang sesuai adalah benar, yang tidak adalah salah"41
berikut:42
41
Tim Penulis Rosda., Ibid., hlm. 287
42
Tim Penulis Rosda., Ibid.
43
Tim Penulis Rosda., Ibid., hlm. 1
39
44
Tim Penulis Rosda., Ibid.
45
Tim Penulis Rosda., Ibid., hlm 1-2.
40
nalar, kata, makna, kajian tentang, ilmu tentang, alasan yang mendasari
dalam sesuatu yang membuatnya dapat dipahami, alasan- alasan dari sesuatu).
perilaku), geo-logy (studi tentang bumi), dan philo-logy (cinta akan kata-kata
atau studi tentang perkembangan suatu). Dalam agama Yunani, logos merujuk
pada sabda ilahi dari seorang dewa yang member inspirasi spiritual47
direduksi. Dalam filsafat hal ini inhern dengan konsepsi Necessary Being
dihancurkan, tidak dapat rusak, wujud abadi tanpa kausa (Tuhan): 1. yang
46
Tim Penulis Rosda., Ibid.
47
Tim Penulis Rosda., Ibid., hlm., 189.
41
merupakan kausa dari eksistensi segala sesuatu yang lain. 2. yang tak pernah
menjadi sesuatu selain dirinya, dan 3. tak pernah bisa dikausakan untuk tidak
ada. Sesuatu yang padanya segala sesuatu tergantung demi eksistensi dan
tergantung pada sesuatu yang lain untuk eksistensinya; eksistensi abadi tanpa
tidak dibisa dipahami sebagai tiada. Jagad raya, alam, atau materi dapat
mungkin.
sebagai 1). Pandangan bahwa kebenaran (nilai, realitas) adalah nyata, final dan
abadi secara obyektif. 2) Keyakinan bahwa hanya ada satu penjelasan obyektif
48
Tim Penulis Rosda., Ibid., hlm., 221.
49
Tim Penulis Rosda., Ibid., hlm., 222.
42
H. Sejarah Epistemologi
antara lain oleh kelompok yang disebut Sophis. Yaitu orang yang secara sadar
50
Tim Penulis Rosda., Ibid., hlm., 2
51
http://astaqauliyah.com/2007/05/epistemologi-pengertian-sejarah-dan-ruang-lingkup/
52
Ibid.
43
alam pikiran Romawi adalah alam pikiran yang sifatnya lebih pragmatis dan
oleh akal53.
pihak. Pada fase inilah terjadi pertemuan dan sekaligus juga pergumulan
53
Ibid.
44
pengetahuan.54
tata dunia yang sempurna. Optimisme yang kelewat dari Aufklarung serta
bahwa pengetahuan itu adalah selalu pengetahuan manusia. Bukan intelek atau
kepastian adalah selalu kebenaran dan kepastian di dalam hidup dan kehidupan
manusia55
54
Ibid.
55
Ibid.