Anda di halaman 1dari 42

CT SCAN

Winda Wirasa, ST.MT


Definisi
• Merupakan alat radiografi yang
menghasilkan gambar potongan tubuh
secara melintang (tomografi)
• Menggunakan proses secara
komputerisasi untuk menghasilkan
gambar suatu irisan objek
Sejarah CT Scan
1917 J.H Radon : transformasi Radon, gambar dari objek
yang tidak diketahui dapat digambarkan dari proyeksinya.
1963 A.M Cormark : mengembangkan teknik untuk
menentukan distribusi penyerapan tubuh manusia.
1972 G.N Hounsfield dan J.Ambrose : menghasilkan gambar
CT pertama untuk keperluan klinis.
1974 60 unit CT terpasang untuk pemeriksaan kepala
1979 Hounfield dan Cormark dianugrahi hadiah nobel
1989 spiral CT
1998 MultiscaleCT
2000 > 30000 clinical CT installations
Komponen-Komponen CT
SCAN
1. Meja Pemeriksaan
•Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien
diposisikan untuk dilakukannya pemeriksaan CT-
Scan.
•Setiap scanning satu slice selesai, maka meja
pemeriksaan akan bergeser sesuai ketebalan slice
( slice thickness ).
•Terletak dipertengahan gantry dengan posisi
horizontal
•Dapat digerakkan maju, mundur, naik dan turun
dengan cara menekan tombol
2. Gantry
Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan
yang didalamnya terdapat:
•X-ray tube
•Kolimator
•Detektor
•DAS ( Data Acquisition System ).
Pada gantry ini juga dilengkapi dengan indikator
data digital yang memberi informasi tentang
ketinggian meja pemeriksaan, posisi objek dan
kemiringan gantry. Tabung sinar-x dan detektor
yang letaknya selalu berhadapan didalam gantry
akan berputar mengelilingi objek yang akan
dilakukan scanning.
a. Tabung sinar-x
Berfungsi sebagai pembangkit sinar-X dengan sifat:
1. Bekerja pada tegangan tinggi diatas 100 kV
2. Ukuran focal spot kecil 10 – 1 mm
3. Tahan terhadap goncangan
b. Kolimator
Pada pesawat CT-Scan, umumnya terdapat dua buah
kolimator, yaitu:
Kolimator pada tabung sinar-x
Fungsinya: untuk mengurangi dosis radiasi, sebagai
pembatas luas lapangan penyinaran dan mengurangi
bayangan penumbra dengan adanya focal spot kecil.
Kolimator pada detektor
Fungsinya: untuk pengarah radiasi menuju ke detektor,
pengontrol radiasi hambur dan menentukan ketebalan
lapisan ( slice thickness ).
c. Detektor dan DAS ( Data Acqusition system )

Adapun fungsi detector dan DAS secara garis besar adalah:


Menangkap sinar-x yang telah menembus objek
•Mengubah sinar-x dalam bentuk cahaya tampak
•Mengubah cahaya tampak menjadi sinyal-sinyal electron dan
menguatkannya
•Mengubah sinyal elektron tersebut kedalam bentuk data digital.
3. X-ray Control
a.X-ray terdiri dari geneator sinar-X bertegangan
tinggi/high voltage transformer, RARC (Rapid
Accelerator Rotor Controller) dan X-ray tube indicator.
b.X-ray control ini berperan penting pada saat
dilakukan pemanasan tabung sinar-X
4. Komputer
Merupakan pengendali dari semua
instrument pada CT-Scan. Berfungsi untuk
melakukan proses scanning, rekonstruksi
atau pengolahan data, menampilkan ( display
) gambar serta untuk menganalisa gambar.
Adapun elemen-elemen pada computer
adalah sebagai berikut:
a.Input Device
b.CPU
c.Output Device
a. Input Device
Adalah unit yang menerjemahkan data-data dari luar
kedalam bahasa computer sehingga dapat menjalankan
program atau instruksi.

b. CPU ( Central Procesing Unit )


Merupakan pusat pengolahan dan pengelolaan dari
kesseluruhan system computer yang sedang bekerja.
Terdiri atas :
ALU ( Arithmetic Logic Unit ) : Berfungsi untuk
melaksanakan proses berupa arithmetic operation seperti
penambahan, pengurangan, pembagian, serta perkalian.
Control Unit : Berfungsi untuk mengontrol keseluruhan
system computer dalam melakukan pengolahandata.
Memory Unit : Berfungsi sebagai tempat penyimpanan
data ataupun instruksi yang sedang dikerjakan.
c. Output Device
Digunakan untuk menampilkan hasil
program atau instruksi sehingga dapat dengan
mudah dilihat oleh personilyang
mengoperasikannya, misalnya CRT (Cathoda Ray
Tube).
5. Layar TV Monitor
Berfungsi sebagai alat untuk menampilkan
gambar dari objek yang diperiksa serta
menampilkan instruksi-instruksi atau program
yang diberikan.
6. Image Recording
Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja
dari computer ketika melakukan scanning, rekonstruksi
dan display gambar. Digunakan :
Magnetik Disk : Digunakan untuk penyimpanan
sementara dari data atau gambaran, apabila gambaran
akan ditampilkan dan diproses. Magnetic disk dapat
menyimpan dan mengirim data dengan cepat,
bentuknya berupa piringan yang dilapisi bahan
ferromagnetic. Kapasitasnya sangat besar.
Floppy Disk :Biasa disebut dengan disket, merupakan
modifikasi dari magnetic disk, bentuknya kecil dan
fleksibel atau lentur. Floppy disk mudah dibawa dan
disimpan. Kapaasitasnya relative kecil (sekarang sudah
tidak digunakan lagi).
7. Operator Terminal
Merupakan pusat semua kegiatan
scanning atau pengoperasian system secara
umum serta berfungsi untuk merekonstruksi
hasil gambaran sesuai dengan kebutuhan.
 
8. Multiformat Kamera
Digunakan untuk memperoleh gambaran
permanen pada film. Pada satu film dapat
dihasilkan beberapa irisan gambar tergantung
jenis pesawat CT dan film yang digunakan.
 
9. Operator Display Console (ODC)
Operator Display Console (ODC),
merupakan kombinasi antara Operator Terminal
dan SDC. Alat ini disampaing sebagai pusat
kegiatan scanning juga dapat memanipulasi hasil
gambaran sesuai yang kita kehendaki.

10. Peralatan 3-Dimensi Software/CSI-3D


Software ini dipergunakan untuk
memperoleh gambaran dari obyek yang
diinginkan berupa gambaran 3 dimensi.
Sistem CT Scanner
Peralatan CT Scanner terdiri atas tiga bagian
yaitu:
Sistem pemroses citra
Sistem komputer dan
Sistem kontrol.
Sistem Pemroses Citra “pemindai tomografi
computer”
Pembentukan gambar pada CT-SCAN melewati
proses berikut :
•Pelemahan intensitas sinar-x oleh objek yang
ditembus oleh sinar-x tersebut.
•Terjadi proses penyerapan sinar-x oleh jaringan
tubuh tergantung dari kerapatan jaringan yang
bergantung pada kerapatan dari organ/jaringan
•Sinar-x yang diteruskan intensitasnya menjadi lebih
kecil sesuai dengan apa yang dilewatinya hingga
muncullah perbedaaan kontras diberbagai titik
tertentu hingga muncullah suatu gambar.
Manfaat CT Scanner
CT Scanner memiliki kemampuan yang unik untuk
memperhatikan suatu kombinasi dari jaringan, pembuluh
darah dan tulang secara bersamaan. CT Scanner dapat
digunakan untuk mendiagnose permasalahan berbeda
seperti :
Adanya gumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary
emboli)
Pendarahan di dalam otak ( cerebral vascular accident)
Batu ginjal
Inflamed appendix
Kanker otak, hati, pankreas, tulang, dll.
Tulang yang retak
PRINSIP KERJA DARI ALAT CT-SCAN ADALAH SEBAGAI
BERIKUT :
sinar–x yang keluar dari tabung akan melewati celah
sempit yang disebut kolimator. 
Sinar-x akan menembus organ dan mengalami
atenuasi (pelemahan). 
Sinar-x yang menembus bahan akan mengenai
detector, dan kemudian detector akan mengubah
energy sinar-x menjadi energy cahaya.
Energi cahaya yang keluar dari detector akan
digandakan oleh Image Intensifier.
Setelah itu cahaya tampak akan masuk ke dalam
Photo Multiplier Tube (PMT) dan akan diubah menjadi
sinyal listrik.
Sinyal listrik yang merupakan data analog akan di
ubah menjadi data digital oleh ADC (Analog to Digital
Converter).
Data digital dari ADC akan di akuisisi  ke dalam DAS
(Data Acquisition System) dan dikirim ke CPU.
Pada CPU, data akan diolah dan direkonstruksi. Ada
beberapa prosedur yang bisa digunakan dalam teknik
rekonstruksi gambaran:
Algebraic Reconstruction Techniques (ART)
Dilakukan pemecahan lebih dari 260.000 nilai µ tidak
diketahui dengan mengukur atenuasi sekitar 1.400
pembacaan dengan sekitar 700 kanal detector.
Kekurangan : perhitungan dapat dilakukan hanya setelah
sebuah rotasi penuh, pemindaian spiral menjadi tidak
efektif.
Convolution Backprojection Procedures.: Adalah sebuah
teknik dengan proyeksi balik sederhana. Yaitu dengan
mendata setiap proyeksi dan membalik proyeksi yang
terjadi. Rekonstruksi yang didapat cukup baik dan cepat,
namun masih kurang akurat. Kemudian dengan
ditambahkan filter (Convolution Back Projection dengan
filter/kernel) gambaran yang dihasilkan menjadi jauh
lebih baik.
Dari CPU, data akan dapat  dikirim ke Monitor untuk
ditampilkan, ke Memory Unit (storage) untuk disimpan,
ataupun dikirim ke output devices lainnya untuk di cetak.
Gambaran jaringan pada CT Scan

Jaringan Hounsfield Warna abu-abu


Unit
Udara -1000 Hitam (↓↓↓)
Lemak -100 Hitam (↓↓) Hitam
Cairan serebrospinal 0 (↓) Abu-abu (-)
Otak Darah Tulang 30 Putih (↑↑)
100 Putih (↑↑↑)
1000
CARA KERJA CT SCAN
Pesawat CT-SCAN terdiri dari 2 cara proses
pengambilan gambar :
1. Teknik Sequence
2. Teknik Spiral
1. Teknik Sequence
Pada CT-Scan tipe generasi lama proses pengambilan
gambar dengan memakai teknik sequence yakni meja
pasien bergerak maju terlebih dahulu baru kemudian
tabung sinar-x melakukan eksposure sambil berputar
mengelilingi pasien, jadi bergerak secara bergantian.

Dengan memakai teknik sequence ini maka waktu yang


dibutuhkan untuk satu pengambilan gambar lebih lama
karena satu kali putaran gantry hanya menghasilkan
satu potongan gambar.
2. Teknik Spiral
Pada CT-Scan multi slice / Emotion Duo proses
pengambilan gambarnya menggunakan teknik Spiral
(kontinyu) yakni meja pasien bergerak maju dan secara
bersamaan tabung sinar-x melakukan eksposure sambil
mengelilingi pasien. Lamanya proses ini ditentukan oleh
beberapa luas objek yang akan diambil gambarnya, jenis
organ atau jaringan.

Pada tipe ini sudah menggukan multi slice sehingga waktu


yang dibutuhkan untuk satu penggambilan gambar lebih
singkat karena satu kali putaran gantry bisa mengasilkan
dua atau lebih potongan gambar dan gambar yang
dihasilkan lebih detail dari pada single slice.
Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber
radiasi yang berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator,
sinar x tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke
detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor
akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai
objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x yang
diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh
integrator menjadi tegangan listrik analog.

Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di


proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik
yang diterima diubah menjadi besaran digital oleh analog
to digital Converter (A/D C) yang kemudian dicatat oleh
komputer.
Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image
Processor dan akhirnya dibentuk gambar yang
ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang
dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi
Imager atau Laser Imager.

Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan


mengalami pengurangan intensitas secara eksponensial
terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan
intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi
radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan
yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis
bahan dan energi radiasi yang dipancarkan.
Dalam CT scan, untuk menghasilkan citra
obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber
dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari
berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi
oleh detektor untuk kemudian dicatat dan
dikumpulkan sebagai data masukan yang
kemudian diolah menggunakan komputer untuk
menghasilkan citra dengan suatu metode yang
disebut sebagai rekonstruksi.
Pemprosesan data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-
ray didadapatkan dari perubahan posisi dari tabung X-ray,
hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan detektor.
Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar Colimator dan detektor
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor
kemudian dikonversi menjadi arus listrik yang
kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk
sinyal melaui proses berikut :

Gambar Proses Pembentukan Citra


Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal
aslinya, maka sinyal tadi dikonversi ke bentuk
digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal
digital ini dapat diolah oleh komputer sehingga
membentuk citra yang sebenarnya.
Hasilnya dapat dilihat langsung pada
monitor komputer ataupun dicetak ke film.
Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning
menggunakan CT Scanner :
Perkembangan CT Scanner
Proses pengumpulan data intensitas radiasi terusan
pada bidang irisan obyek untuk berbagai sudut dinamakan
scanning atau pemayaran. Terdapat berbagai macam cara
pemayaran, bergantung pada "generasi" CT scan yang
digunakan. Istilah "generasi" menggambarkan tipe
komersial yang tersedia yang mengacu pada perbedaan
geometris gerak pemayaran, waktu pemayaran, bentuk
berkas radiasi perunut, dan system detektor yang berbeda-
beda antara satu generasi dan generasi lain.
Berdasarkan perkembangan Teknologi, CT Scanner
mengalami beberapa perkembangan sesuai kemajuan
teknologi.
1. Generasi Pertama
Spesifikasi:
Gerakan translasi dan rotasi. Berkas sinar-x berbentuk
pensil ( pensil beam ). Geometri berkas sinar parallel. FOV ( field
of view ) 24cm. Menggunakan 2 buah detector sehingga sekali
scan dapat menghasilkan 2 irisan. 160 berkas parallel/proyeksi.
180 proyeksi dengan interval 1 derajat. Detector tidak dapat
mendeteksi perbedaan intensitas sinar-x yang sangat besar, oleh
karena itu kepala yang diperiksa harus dikelilingi oleh kantong
berisi air. Kristal NAl yang digunakan sebagai detector memiliki
waktu afterglow yang nyata. Keuntungan : pengaruh hamburan
radiasi pada detector ditiadakan karena berkas sinar-x yang
berbentuk pensil.
Generasi Kedua
Spesifikasi:
Menggunakan 30 linear array detector. Kerugian :
adanya pengaruh radiasi hamburan dan meningkatnya intensitas
kearah tepi dari berkas sinar-x yang berbentuk kipas. Hal ini
diatasi dengan penambahan filter dasi kupu-kupu pada jendela
tabung sinar-x. Keuntungan : waktu scan lebih singkat yaitu
antara 18 hingga 30 detik/irisan.
Generasi Ketiga
Spesifikasi:
Konfigurasi rotasi/translasi. Berkas sinar-x
berbentuk kipas ( fan beam ). Menggunakan detector
array. Waktu scan 1 detik. Kekurangan : kemungkina
terjadinya ring artifact karena adanya kerusakan kanal
detector.
Generasi ke Empat
Spesifikasi:
tabung sinar-x berputar dan detector diam. detector
tersusun melimhkar berbentuk lingkaran. sekitar 8000 buah
detector diperlukan. waktu scan 1 detik. kerugian : harga
mahal , dosis radiasi pada pasien lebih tinggi. keuntungan :
tidak terjadi ring artifact. masalah : jarak antara tabung sinar-x
dan elemen detector tidak semuanya sama dapat diatasi dengan
kalibrasi dan normalisasi saat scan.
Generasi V
CT Scan V muncul tidak layaknya seperti CT Scan generasi
sebelumnya. Pada CT Scan generasi I, II, III, dan IV hadir dengan
prinsip aplikasi fungsional dan peranan x-ray sebagai media
pembentuk gambaran diagnostik. Akan tetapi, pesawat CT Scan V
muncul tanpa menggunakan peranan x-ray sebagai media untuk
menampilkan tampilan diagnosa. 
Pada Electron Beam Technique tidak menggunakan tabung
sinar-x, tapi menggunakan electron gun yang memproduksi
pancaran electron berkekuatan 130 KV. Pancaran electron
difokuskan oleh electro-magnetic coil menuju fokal spot pada ring
tungsten. Proses penumbukkan electron pada tungsten
menghasilkan energy sinar-x.  Sinar-x akan keluar melewati
kolimator yang membentuknya menjadi pancaran fan beam. 
Kemudian sinar-x akan mengenai obyek dan hasil atenuasinya akan
mengenai solid state detector dan selanjutnya prosesnya sama
dengan prinsip kerja CT Scan yang lain.  Perbedaannya hanya pada
pembangkit sinar-x nya bukan menggunakan tabung sinar-x tetapi
menggunakan electron gun.
Generasi Keenam (Spiral / Helical CT)
Akuisisi data dilakukan dengan meja bergerak sementara
tabung sinar-x berputar, sehingga gerakan tabung sinar-x membentuk
pola spiral terhadap pasien ketika dilakukan akuisisi data.
Pola spiral ini diterapkan pada konfigurasi rancangan CT
generasi ketiga dan keempat.
Pengembangan dari generasi III dan IV
·         X-ray      :  wide fan beam
·         Gerakan :  stationary-rotate system
·          scanning (spiral CT)
·         Detektor :  multi detector (424-2400)
·         slip ring detector
·         Rotasi    :  360 derajat
·         Waktu    :  <10 detik / scan slice
·         App        :  whole body scanner (multi slice, 3D, 4D)
Generasi Ketujuh (Multi Array Detector CT / Multi Slice CT)
            Dengan menggunakan multi array detector, maka apabila
kolimator dibuka lebih lebar maka akan dapat diperoleh data
proyeksi lebih banyak dan juga diperoleh irisan yang lebih tebal
sehingga penggunaan energy sinar-x menjadi lebih efisien.

Generasi Kedelapan (Dual Source CT)


Dual Source CT (DSCT) menggunakan dua buah tabung
sinar-x dan terhubung pada dua buah detector. Masing-masing
tabung sinar-x menggunakan tegangan yang berbeda. Yang satu
menggunakan tegangan tinggi (biasanya sekitar 140 KV) dan
tabung yang lainnya menggunakan tegangan rendah (sekitar 80
KV).  DSCT berguna untuk menentukan jenis bahan atau zat.

Anda mungkin juga menyukai