Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PAPARAN RADIASI TERHADAP PETUGAS

BRACHYTHERAPY DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT


HAJI ADAM MALIK
Hendrik Samosir *
Safruddin Ilyas **

co_today82@yahoo.com

intisari

Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Paparan Radiasi Terhadap Petugas


Brachyterapy di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dosis radiasi yang diterima oleh petugas brachyterapy di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan.Pengukuran radiasi ini menggunakan film badge dan survey
meter serta data pendukung yang diperoleh dari Badan Pengawas Fasilitas Kesehatan Medan.
Hasil penelitian diperoleh, dosis yang diterima petugas brachyterapy masih dalam batas yang
diizinkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir ( BAPETEN ) yaitu < 5000 mrem pertahun,
dan tidak ditemukan dampak dari radiasi yang diterima petugas.
Pihak rumah sakit harus tetap melakukan pemantauan dosis radiasi setiap bulan dan perlu
melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi.

Kata Kunci: Dosis, Radiasi, Brachyterapy, Film Badge.

The Effect Radiation Exposure to Brachyterapy


Officer at General Hospital Haji Adam Malik.

abstrac
It has been done Radiation Exposure Effect Brachyterapy Officer at General Hospital Haji
Adam Malik. This study aims to determine the radiation dose received by the clerk
brachyterapy at General Hospital Haji Adam Malik Medan.Measurement using film
radiation badges and survey meters and supporting data obtained from the Agency for
Healthcare Facilities Field Supervisor. The results obtained, the dose received by the clerk
brachyterapy still within the limits permitted by the Board of Trustees of Nuclear Power
(BAPETEN) <5000 mrem per year, and found no effect of radiation received by the clerk.
The hospital must keep monitoring radiation doses per month and require a medical
examination of radiation workers.

Key Word : Dosis, Radiation, Brachyterapy, Film Badge


1. PENDAHULUAN dan dosis radiasi yang diterima oleh

Brachyterapy ( Terapi Radiasi seseorang dan tanpa suatu nilai ambang.


Internal ) merupakan jenis radiasi terapi
Efek non stokastik adalah akibat dimana
yang bertujuaan memberikan dosis radiasi
tingkat keparahan dari akibat radiasi ini
sedekat mungkin pada jaringan kanker
dengan dosis maksimum (Anonim,2012 tergantung pada dosis radiasi yang
www.terapybrachy.com ). Biasanya
diterima dan oleh karena itu diperlukan
petugas radiasi dalam melakukan
suatu nilai ambang. Dalam proteksi
pemeriksaan harus menggunakan proteksi
radiasi. radiasi,efek keturunan adalah efek

Proteksi radiasi adalah suatu stokastik. Masalah utama dalam proteksi

cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan radiasi pada penerimaan dosis rendah

dengan tehnik kesehatan yaitu tentang adalah penyakit kanker merupakan resiko

proteksi yang perlu diberikan kepada somatic dan stokastik pada dosis rendah.

seseorang atau kelompok orang terhadap Beberapa efek somatic non stokastik

kemungkinan diperolehnya akibat negative bersifat khas untuk jaringan biologi

dari radiasi pengion, sementara kegiatan tertentu,misalnya katarak pada lensa mata,

yang diperlukan dalam pemakaian sumber kerusakan non malignan pada kulit,

radiasi pengion masih tetap dilaksanakan. kerusakan sel pada sumsum tulang yang

Akibat efek negative ini disebut efek mengakibatkan kelainan darah dan

somatic apabila diderita orang yang kerusakan sel kelamin yang

terkena radiasi, dan disebut genetic apabila mengakibatkan kemandulan. Agar efek

dialami oleh keturunannya ( Bapeten,1997 non stokastik ini tidak terjadi diperlukan

) nilai batas dosis seluruh jaringan tubuh (

Efek stokastik adalah akibat Bapeten,2005 ).

dimana kemungkinan terjadinya efek

tersebut keturunannya, merupakan fungsi


2. TINJAUAN PUSTAKA merupakan suatu penemuan baru sehingga

Sinar X adalah pancaran dengan gigih ia terus menerus melanjutkan

gelombang elektromagnetik yang sejenis penyelidikannya. Tidak lama kemudian

dengan gelombang radio, panas, cahaya, ditemukan sinar yang disebutnya sinar

dan sinar ultra violet tetapi dengan panjang baru atau sinarX. Baru kemudian hari

gelombang yang sangat pendek. Sinar orang menamakan sinar tersebut sinar

bersifat heterogen, panjang gelombangnya Roentgen sebagai penghormatan kepada

bervariasi tidak terlihat. Perbedaan antara Wilhelm Conrad Roentgen (Syahriar

sinar X dengan sinar elektromagnetik Rasad, 1999).

lainnya juga terletak pada panjang Roentgen dalam penyelidikannya

gelombang, dimana panjang gelombang selanjutnya segera menemukan hampir

sinar X sangat pendek yaitu 1/10000 semua sifat-sifat fisik dan kimia sinar X.

panjang gelombang cahaya yang kelihatan. Namun ada satu sifat yang tidak sampai

Karena panjang gelombang yang sangat diketahuinya, yaitu sifat biologi yang dapat

pendek itu maka sinar X dapat menembus merusak sel-sel hidup. (Rasad. 1999).

benda – benda. Sifat biologik dari sinar ini baru

Sinar X pertama kali ditemukan terlihat sewaktu kulit berwarna akibat

oleh fisikawan berkebangsaan Jerman penyinaran. Mulai saat itu banyak sarjana

Wilhelm Conrad Roentgen pada tahun yang menaruh harapan bahwa sinar ini

1895, sewaktu melakukan eksperimen juga dapat digunakan untuk pengobatan.

dengan sinar katoda. Saat itu ia melihat Namun saat ini belum sampai terpikirkan

timbulnya sinar fluoresensi yang berasal bahwa sinar ini membahayakan dan

dari Kristal barium platinosianida dalam merusak sel hidup.

tabung crookes-hittof yang dialiri listrik. Ia Kelainan biologic akibat sinar

segera menyadari bahwa fenomena ini Roentgen pada tingkat dini hanya sekedar
perubahan warna kulit dan merontokkan selama seseorang mengindahkan semua

rambut, namun dalam dosis yang tinggi petunjuk tersebut,tidak perlu khawatir

menimbulkan tumor ganas pada kulit atau akan bahaya sinar Rontgen ( Akhadi,2000

kanker kulit. Pada dasa warsa pertama dan ).

kedua barulah diketahui puluhan ahli Efek Radiasi

radiologi menjadi korban sinar roentgen Pada penelitian ternyata tidak

ini. Korbannya adalah dr. Max Herman semua sel mempunyai kepekaan yang

Knoch, menderita nekrosis pada hampir sama terhadap radiasi. Borgonie dan

seluruh lengan kiri dan kanannya yang Tribondeu mendapatkan bahwa

kemudian menjelma menjadi kanker kulit radioaktivitas berbanding terbalik dengan

yang meluas sampai keparu-paru. Korban derajat diferensial dan berbanding lurus

lainnya adalah Albers Schonberg, Cadwell, dengan kapasitas reproduksi. Dengan

Friedlander, Hozkenwcht, Bergonie, Irene demikian jaringan yang sel – selnya aktif

Currie, dan lain-lain (Syahriar Rasad, membelah mempunyai kepekaan yang

1999). relatif tinggiterhadap radiasi, adalah sel –

Setelah diketahui sinar X dapat sel darah putih, sel – sel pembentuk

mengakibatkan kerusakan yang berlanjut darah dalam sumsum tulang merah, sel –

sampai menjadi kanker kulit bahkan sel epitel kulit dan selaput lendir, sel –

leukemia maka mulailah diambil tindakan sel pembentuk sperma dan telur (

pencegahan kerusakan tersebut . Pada Bapeten, 2005 )

kongres internasional radiologi tahun 1953 Darah putih merupakan komponen

dibentuk The International Committee on selular darah yang tercepat mengalami

Radiological Protection ( IRCP ) ,yaitu perubahan akibat radiasi. Efek pada

peraturan – peraturan yang lengkap untuk jaringan ini berupa penurunan jumlahh

proteksi radiasi sehingga diharapkan sel. Komponen selular darah yang lain (
butir pembeku dan darah merah ) sejak terjadinya penyinaran. Penyinaran

menyusul setelah sel darah putih. akut melibatkan dosis tinggi.

Sumsum tulang merah yang mendapat 2. Efek tertunda yaitu penyinaran oleh

dosis tidak terlalu tinggi masih dapat eadiasi dosis rendah namun berlangsung

memproduksi sel – sel darah, sedangkan terus menerus. Penyinaran ini biasanya

pada dosis yang cukup tinggi akan terjadi tidak segera menampakan efeknya.

kerusakan permanenyang berakhir


Komisi Nasional untuk Perlindungan
dengan kematian. Akibatnya penekanan
Radiasi ( IRCP ) membagi efek radiasi
aktivitas sum – sum tulang maka orang
pengion terhadap tubuh manusia menjadi
yang terkena radiasi akan menderita
dua yaitu :
kecendrungan pendarahan dan infeksi,
1. Efek Stokastik
anemia dan kekurangan haemoglobin.
Berkaitan dengan paparan dosis rendah
Gangguan kesehatan dalam bentuk
yang dapat muncul pada manusia dalam
apapun merupakan akibat dari paparan
bentuk kanker ( kerusakan somatik ) atau
radiasi yang bermula dari interaksi antara
cacat pada keturunan ( Kerusakan genetik
radiasi dengan sel maupun jaringan tubuh
). Yang dimaksud radiasi dosis rendah
manusia. Akibat interaksi itu sel – sel
dosis radiasi dari 0,25 sampai dengan
dapat mengalami perubahan struktur
1.000 mSv. Dalam efek stokastik tidak
Menurut Akhadi ( 1997 ),
dikenal adanya dosis ambang. Jadi sekecil
berdasarkan proses berlangsungnya ada
apapun dosis radiasi yang diterima tubuh
dua jenis penyinaran terhadap tubuh
adakemungkinan menimbulkan kerusakan
manusia yaitu :
somatik maupun genetik
1. Efek biologi seketika, yaitu efek yang
2. Efek Deterministik
kemunculannya kurang dari satu tahun
Berkaitan dengan paparan radiasi dosis

tinggi yang kemunculannya dapat


langsung dilihat atau dirasakan individu melepuh, memborok, dan kerontokan

yang terkena radiasi. Efek tersebut dapat rambut kulit.

muncul seketika hingga beberapa minggu Beberapa efek deterministik lainnya yang

setelah penyinaran. Efek ini mengenal dapat muncul akibat paparan radiasi

adanya dosis ambang, jadi hanya radiasi dosis tinggi pada manusia adalah :

dengan dosis tertentu yang dapat a. Penerimaan dosis radiasi 100.000 mSv (

menimbulkan efec deterministik radiasi 100 mSv ) mengakibatkan kerusakan

dibawah dosis ambang tidak akan sistem saraf pusat yang diikuti dengan

menimbulkan efek deterministik sebagai kematian setelah beberapa jam.

contoh adalah erythema kulit ( kulit merah b. Penyinaran dosis radiasi 10 – 50 mSv

) karena teerpapar radiasi sebesar 3.000 – mengakibatkan kerusakan saluran

6.000 mSv, atau kerontokan rambut yang pencernaan dan dapat mengakibatkan

disebabkan oleh paparan radiasi sebesar kematian 1 -2 minggu.

6.000 – 12.000 mSv. c. Dosis radiasi 3 – 5 mSv mengakibatkan

Kemunculan efek ini juga ditandai kerusakan pada organ pembentukan sel

dengan munculnya keluhan baik umum darah merah pada sumsum tulang

maupun lokal. Keluhan umum berupa : belakang yaitu dengan kematian setelah

nafsu makan berkurang, mual, lesu, lemah, 1 – 2 bulan.

demam, keringat berlebihan hingga d. Efek somatik pada organ reproduksi

menyebabkan shock. Beberapa saat adalah terganggunya produksi sperma

kemudian timbul keluhan yang lebih pada pria dan kerusakan ovum pada

khusus yaitu nyeri perut, rambut rontok, wanita sehingga mengakibatkan

shock bahkan kematian. Sedangkan kemandulan.

keluhan lokal yang biasa muncul adalah e. Radiasi dapat mengakibatkan kerusakan

erythema kulit, pedih, gatal, bengkak, pada lensa mata sehingga


mengakibatkan katarak dengan dosis 2 18: Usia terendah dari seorang yang
diizinkan untuk bekerja dalam medan
– 5 mSv.
radiasi, dinyatakan dalam tahun.
Nilai Ambang Batas
Nilai ambang batas di Indonesia
Dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dituangkan dalam Surat Keputusan
dalam menjalankan suatu kegiatan tidak Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom
boleh melebihi batas dosis yang Nasional Nomor : PN 03/160/DJ/89
ditetapkan. International Committee tentang ketentuan keselamatan kerja
Radiation Protection ( ICRP ) terhadap radiasi.
mendefenisikan nilai batas dosis adalah
Dalam peraturan ini ditekankan bahwa
dosis yang diterima dalam jangka waktu
pekerja yang berumur kurang 18 tahun
tertentu atau dosis yang berasal dari
tidak diizinkan sebagai petugas radiasi,
penyinaran intensif seketika, yang menurut
selain itu pekerja wanita dalam masa
tingkat pengetahuan dewasa ini
menyusui tidak diizinkan mendapat tugas
memberikan kemungkinanyang dapat
yang mengandung resiko kontaminasi
diabaikan tentang terjadinya cacat somatik
radioaktif yang tinggi.
gawat atau cacat genetik ( Akhadi, 2000 ).
Dosis tertinggi yang diizinkan untuk 3. METODE PENELITIAN
diterima oleh seorang pekerja radiasi 1. Pasien Brachyterapy dibawa ke
didasarkan akumulasi sebagai berikut : ruang pemeriksaan ( B pada
D = 5 ( N – 18 ) skema dibawah )
2. Posisi pasien tidur / posisi
Dimana :
litotomy diatas meja
D: Dosis akumulasi dari mulai bekerja pemeriksaan
sampai ke umur N dinyatakan dalam Rem. 3. Alat sumber radiasi dimasukkan
5: Nilai batas ambang dosis radiasi yang ke dalam cervik / melalui
diterima oleh pekerja radiasi yaitu 5 rem lubang kemaluan
pertahun. 4. Petugas radiasi ( A pada skema
N: Usia pekerja radiasi yang dibawah ) di meja kontrol
bersangkutan dinyatakan dalam tahun. operator
5. Petugas radiasi memakai film
badge
B

A
Gambar. Skema ruang brachyterapi

Keterangan : A . Meja kontrol operator


B. Ruang pemeriksaan
. Pintu

Dalam bidang kesehatan khususnya, pekerja radiasi. Adapun prosedur


pemanfaatan radiasi sudah sangat pesat. keselamatan kerja itu adalah :
Pemanfaatan sumber radiasi ini dilakukan
a) Persiapan penyinaran
untuk pengobatan ( Therapy ) terhadap
 Pekerja radiasi harus
kanker. Di Rumah Sakit Umum Haji
memakai film badge
Adam Malik dalam perannya memberikan
 Surveymeter yang telah
pelayanan kepada masyarakat dilengkapi
diperiksa masa kalibrasi
dengan fasilitas Brachyterapy interna
 Pesawat Brachyterapy
sebagai salah satu terapy kanker. Peralatan
dihidupkan``
sumber radiasi interna ini mempunyai
b) Pengoperasian (
banyak kelebihan antara lain tingkat
menghidupkan alat )
efisien dan factor ketepatan yang sangat
 Tekan tombol power
tinggi apabila dilakukan oleh tim kerja
 Klik yes – close
yang professional dibidangnya.
 Log in
Didalam pemanfaatan sumber radiasi  Masukan password
diperlukan suatu prosedur kerja yang  Tekan ok
mengacu pada pencapaian keselamatan  Prepare
kerja. Prosedur kerja ini sangat penting  Klik all patien
artinya karna menyangkut keselamatan  Import plan pada selected
plan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran Dosis Perorangan

Berdasarkan hasil pengukuran dosis perorangan pada tahun 2011 diperoleh seperti pada tabel

4.1

N Dosis (mRem)
Nama
o Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Ny. Rosmaniar Evi


1 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sitorus

Ny. Ida Rohani


2 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Simamora

Tabel 4.1. Hasil pengukuran dosis perorangan Tahun 2011

Nilai dosis radiasi yang diterima oleh film badge didapat dosis sebesar 120
pekerja radiasi dengan rentang sebagai mrem / tahun, artinya bahwa dosis yang
berikut : diterima oleh pekerja radiasi di unit
brachyterapy Rumah Sakit Umum Pusat
1. 0 sampai 14 mrem dibaca 10 mrem
Haji Adam Malik Medan masih dalam
2. 15 sampai 24 mrem dibaca 20 mrem
ambang batas.
3. 25 sampai 34 mrem dibaca 30 mrem

Berdasarkan hasil pengukuran dosis


pekerja radiasi yang dilakukan melalui
Pada tabel 4.2, diperlihatkan hasil pengukuran dosis perorangan Tahun 2012

Dosis (mRem)
No Nama
Jan Feb Mar Apr Mei

1 Ny. Rosmaniar Evi Sitorus 10 10 10 10 10

2 Ny. Ida Rohani Simamora 10 10 10 10 10

Tabel 4.2. Hasil pengukuran dosis perorangan Tahun 2012


Berdasarkan hasil pengukuran dosis a. Batas dosis efektif yang dihitung
pekerja radiasi yang dilakukan melalui berdasarkan factor bobot jaringan tidak
film badge didapat dosis sebesar 50 mrem boleh lebih dari 50 mSv / tahun
/5 bulan, artinya bahwa dosis yang b. Batas dosis untuk tangan ,lengan
diterima oleh pekerja radiasi di unit tungkai dan kaki adalah 50 mSv / tahun
brachyterapy Rumah Sakit Umum Pusat ( Bapeten,2005)
Haji Adam Malik Medan masih dalam Nilai Batas Dosis untuk Masyarakat
ambang batas. Umum :
a. Nilai batas dosis untuk seluruh tubuh 5
Nilai Batas Dosis untuk Penyinaran Lokal
mSv/tahun
:
b. Nilai batas dosis untuk penyinaran local
Dalam hal penyinaran hanya bersifat local
50 mSv/tahun
yaitu hanya bagian khusus tubuh
c. Nilai batas dosis ekivalen efektif 5
ditetapkan sebagai berikut :
mSv/tahun ( Bapeten,2005 )

4.2 Hasil Chek up darah rutin

Dari pemeriksaan kandungan sel darah , pada petugas Brachyterapi pada tahun 2011diperoleh
seperti pada tabel 4.3.

Sel Darah Putih Sel Darah Merah Trombosit

No Nama (4,5-11,0)106 (4,20- (150-

/mm3 4,87)103/mm3 450)103/mm3

Ny. Rosmaniar Evi M


1 4,19 7,96 163
Sitorus

2 Ida Rohani 4,86 6,63 278

Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Kandungan Sel Darah Putih, Sel Darah Merah dan Trombosit
petugas Brachytherapi Tahun 2011

Berdasarkan dari tabel 4.3, hasil Berdasarkan hasil pengukuran sel


pemeriksaan laboratorium dapat dilihat darah pada petugas Brachyterapi tahun
bahwa petugas radiasi tidak mengalami 2012 diperlihatkan seperti tabel 4.4.
kelainan sel darah merah, sel darah putih
maupun trombosit.
Sel Darah Putih Sel Darah Merah Trombosit

No Nama (4,5-11,0)106 (4,20- (150-

/mm3 4,87)103/mm3 450)103/mm3

Ny. Rosmaniar Evi M


1 4,19 7,96 163
Sitorus

2 Ida Rohani 4,42 4,41 232

Tabel 4.4. Hasil Pemeriksaan Kandungan Sel Darah Putih, Sel Darah Merah dan
Trombosit petugas Brachitherapi Tahun 2012

Berdasarkan hasil pemeriksaan 89,07 X 10 - 6


_________________
1 rem =
laboratorium darah rutin dari petugas
100
radiasi, dapat dilihat bahwa petugas radiasi = 89,07 X 10 -8
yang bernama Ida Rohani mengalami
= 89,07 X 10 -5 mrem / jam
kelainan sel darah putih dengan hasil 4,42
= 0,16 mrem /bulan
dibawah dari nilai rujukan (4,5 – 11,0)
106/mm3 . Berdasarkan Standart BPFK bahwa besar

Menggunakan perrhitungan secara radiasi yang diterima antara 0 s/d 14 mrem


analitik dengan menggunakan bahan dibaca 10 mrem.
129
radioaktif Ir maka besar radiasi yang
5. KESIMPULAN
diterima petugas rumah sakit sebesar:
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada
ME
_____ penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
H =
6d 2 berikut :
37 X 103 MBq X 0,13 Mev
___________________________________ 1. Dosis radiasi yang diterima
H =
6 (3) 2 oleh petugas brachyterapi di
H = 89,07 µSv / jam Rumah Sakit Umum Pusat

H = 89,07 X 10 – 6 Sv / jam Haji Adam Malik Medan


masih dalam batas yang
1 Sv = 100 rem
diizinkan oleh Badan
100 PengawasTenaga Nuklir (
______
Rem =
Sv BAPETEN ) lebih kecil dari
5000 mrem per tahun.
2. Dosis radiasi yang diterima DAFTAR PUSTAKA
pekerja radiasi tidak 1. Akhadi,M. 1997. Pengantar Tekhnologi
mempengaruhi pada sel darah Nuklir. PT.Rineka Cipta Jakarta
2. Bapeten. 1997. Pendidikan dan
merah , sel darah putih dan PelatihanPetugas Proteksi Radiasi.
trombosit. Jakarta
3. Bapeten. 2005. Petugas Proteksi
Radiasi.Jakarta
4. Syahriar Rasad. 1990.
Radiodiagnostik,Balai Penerbit FKUI.
Jakarta
5. Syahriar Rasad.
1999.Radiodiagnostik,Balai Penerbit
FKUI. Jakarta
6. Batan. 2007. Buku Panduan Pusat
Pendidikan dan Penelitian Dosimetri.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai