Anda di halaman 1dari 42

Gaya Inti

Sri Oktamuliani, Ph.D


Jurusan Fisika Universitas Andalas
Revie
w !!!
Tinjau elektron dalam sebuah atom !!

à Elektron-elektron terikat melalui Potensial Coulomb


dari muatan listrik inti (proton) yang menjaga
elektron-elektron tersebut tetap berada di dalam
orbitnya.
à Dapat diselidiki dari model Atom Hidrogen yang
mempunyai sistem sederhana dengan tingkat energi
terbatas (Model Bohr)

-e Gaya Coulomb :
Ze2
+Ze F =k 2 k = 9.0 ´109 N.m 2 / C 2
r
Potensial Coulomb :
( Ze)
V =k
r

2
Now !
!! Tinjau nukleon dalam inti atom !!

Ø Terdapat gaya tolak Coulomb


antar proton yang saling
berdekatan
è Gaya ini seharusnya membuat
bagian-bagian inti terlepas
berserakan

Ø Inti menjadi stabil karena ada sesuatu yang mengikatnya,


suatu gaya yang berjangkauan sangat pendek yang
disebut Gaya Inti (nuclear force)

3
Gaya Inti
Sifat Gaya Inti:

Ø Pada jarak pendek, gaya inti lebih kuat dari gaya coulomb. gaya inti
dapat mengatasi tolakan coulomb proton dalam inti.

Ø Pada jarak jauh dari orde ukuran atom, Gaya nuklir sangat lemah:
interaksi antara inti dalam molekul dapat dipahami hanya
berdasarkan gaya coulomb.

4
Gaya Inti
Berdasarkan eksperimen:

Ø Gaya nukleon – nuleon tampaknya hampir independen baik nucleon


neutron atau proton. Hal ini disebut independensi muatan.

Ø Gaya nukleon – nukleon tergantung pada apakah spin nucleon sejajar


(parallel) atau antiparallel.

Ø Gaya nukleon – nukleon merupakan gaya tolak menolak yang


menjaga nukleon pada jarak rata – rata tertentu.

Ø Gaya nukleon – nukleon memiliki komponen nonsentral atau tensor.

5
Gaya Inti

Ø Ketika nukleon-nukleon saling


didekatkan, didapatkan bahwa
nukleon-nukleon tersebut
menunjukkan gaya tarik-menarik
yang kuat di dalam rentang yang
sangat pendek (orde beberapa
femtometer) dan tidak
bergantung pada muatan
nukleon

Gaya Inti terikat dengan suatu potensial yang bekerja pada


nukleon-nukleon (tidak bergantung pada muatan nukleon)

6
Gaya yang bekerja pada inti

Gaya tolak elektrostatik: mendorong proton untuk saling menjauh

É É

Gaya nuklir kuat: menjaga proton tetap terikat

É É

7
Gaya Proton

Pasangan proton mengalami kedua gaya:


gaya tolak elektrostatik dan gaya nuklir kuat

É É

8
Gaya Neutron

Pasangat neutron hanya mengalami gaya nuklir kuat

Tetapi: neutron tunggal bersifat tidak stabil

Neutron bertindak seperti lem nuklir

9
Gaya Inti
Inti helium terdiri dari 2 proton dan 2 neutron –
gaya tarik menarik semakin besar

Secara menyeluruh, inti bersifat stabil

É É É É

10
Semakin besar ukuran inti, gaya elektrostatik
semakin kuat
Terdapat gaya tolak antar proton dengan jangkauan tak terbatas
dan terakumulasi

Long range É
repulsive force
with no É
compensation
from
É
É
attraction
É
É

Dibutuhkan lebih banyak neutron

11
Seberapa besar gaya yang mengikat inti??

Elektron di dalam atom hidrogen terikat oleh proton dalam inti


dengan gaya Coulomb yang sangat kuat sehingga gaya gravitasi dan
semua gaya lain dapat diabaikan.

Tetapi dua proton disentuhkan satu sama lain akan menimbulkan gaya tolak 100
juta kali lebih kuat daripada gaya antar elektron-proton dalam atom

n Gaya inti harus lebih besar dari


gaya Coulomb
n Hal ini memberikan gambaran
kepada kita seberapa besar
gaya yang mengikat inti !!

12
Ilustrasi:
Perbandingan Gaya Gravitasi dan Gaya Elektrostatik

Gaya gravitasi bekerja pada seluruh materi bermassa, bermuatan


maupun tidak, dan selalu bersifat tarik menarik

mp2 Ze2
Fgrav = G 2
; Felec =k 2
r r

( 6.7 x10 N × m / kg ) x (1.7 x10 kg )


2
-11 2 2 -27
Fgrav Gm 2p
= = = 10-36
(9 x10 N × m / C ) x (1.6 x10 C )
2 2
Felec ke 9 2 2 -19

Jelas bahwa gaya gravitasi terlalu lemah untuk


mengatasi gaya tolak antar proton!!
13
Gaya Nuklir / Interaksi Kuat

GAYA NUKLIR atau interaksi kuat dalam inti adalah interaksi


antar 2 nukleon (interaksi nukleon-nukleon – interaksi NN)
Øyaitu interaksi antara p – p, p – n, n - n

Setelah ditemukan quark, menurut model standar fisika


partikel (yang sudah diterima oleh para fisikawan), interaksi
kuat ini sebenarnya merupakan interaksi antar quark.
ØQuark adalah penyusun nukleon juga partikel-
partikel lain yang semuanya termasuk jenis partikel
hadron, terdiri dari jenis meson dan barion.

Namun karena kerumitan dalam perhitungan, interaksi kuat dalam bentuk interaksi
NN atau interaksi antar hadron sampai sekarang masih dikerjakan (diteliti)
14
Gaya inti dipelajari dari :

1. Sistem Dua Benda (Two-Body System)


(n-p) deuteron à terikat stabil
(n-n) dineutron à tidak stabil
(p-p) diproton à tidak stabil
dalam sistem ini gaya inti dipelajari dari:
a. Sifat-sifat deuteron (terikat)
b. Hamburan (n-n);(p-p) (tak terikat)

2. System Banyak Benda (Many-Body System)


Untuk inti-inti yang lebih besar dari deuteron,
solusi persamaan Schrodinger tidak eksak sehingga
dipecahkan dengan suatu aproksimasi
(akan dipelajari dalam bab Model-model Inti) 15
DEUTERON (D)

Deuteron -e

(inti 2H) + Deuterium


n
(atom netral)

Deuteron menunjukkan ikatan yang sederhana antar nukleon


Ø sistem yang ideal untuk mempelajari interaksi
nukleon-nukleon
Ø Analog seperti atom hidrogen pada fisika atom

16
DEUTERON (D)

Tidak ada keadaan deuteron yang tereksitasi, ini adalah


sistem yang terikat lemah sehingga satu-satunya
"keadaan tereksitasi" adalah sistem yang tidak terikat
yang terdiri dari proton bebas dan neutron.

DEUTERON

17
DEUTERON (D)

Deuteron merupakan partikel stabil dengan keberlimpahan 0,015 %


sedangkan keberlimpahan hidrogen: 99,985 %

PROPERTIES :
Constituents 1 proton 1 neutron
Mass 1875.5803 MeV or 2.014732 u
Charge +1.6x10-9 C
Binding energy 2.224589 +/- 0.000002 MeV
Angular momentum J=1
Magnetic moment 0.85741 +/- 0.00002 nuclear magnetons
Electric quadrupole moment +2.88 x 10-3 barn or +0.282 fm2

18
ENERGI IKAT DEUTERON (D)

Energi ikat deuteron dapat ditentukan secara tepat


melalui tiga cara berbeda:

1. Cara Spektroskopi (mass doublet method)


B = 2.22463 ± 0.00004 MeV

2. Cara observasi
B = 2.224589 ± 0.000002 MeV

3. Cara photodisosiasi

B = 2.224 ± 0.002 MeV

19
Energi Ikat Deuteron: Spektroskopi (mass doublet
methode)
Mass doublet methode: suatu metode untuk menentukan massa
inti melalui pengukuran massa dua isotop/molekul yang memiliki
perbedaan massa yang sangat kecil (bernomor atom sama)
Misalnya,
m(C6 H12 ) - m(C6 D6 ) = (9,289710 ± 0,00024) ´ 10-3 u
m( 2 H ) = 2,014101789 ± 0,000000021u

atau
m(C5 D12 ) - m(C6 D6 ) = (84,610626 ± 0,000090) ´ 10-3 u
m( 2 H ) = 2,014101771 ± 0,000000015u

Sehingga energi ikat dapat ditentukan melalui persamaan energi ikat berikut,

B = [m(1 H ) + m(n) - m( 2 H )]c 2 = 2,22463 ± 0,00004 MeV


20
21
Energi Ikat Deuteron: Cara Observasi

Cara ini adalah dengan pengamatan dengan langsung


menyatukan satu buah proton dengan satu buah
neutron untuk membentuk deuteron,
1
¾® 2 H + g
H+ n ¾
dan energi foton (sinar gamma) yang teramati dari reaksi
tersebut menunjukkan energi ikat deuteron, yaitu sebesar

𝐵 = 2,224589 ± 0,000002 𝑀𝑒𝑉

22
Energi Ikat Deuteron: Cara Fotodisosiasi

Cara ini menggunakan sinar gamma untuk


memecahkan sebuah deuteron.

g+ H ¾
2
¾® H + n 1

Energi minimum sinar gamma yang diperlukan untuk


memecahkan deuteron adalah sama dengan energi ikat.

Terukur energi ikat deuteron sebesar,

B = 2,224 ± 0,002 MeV

23
Energi Ikat Deuteron

f = B / A = 1,112315 ± 0,00002 MeV


m(2H) = 2.014101771 ± 0.000000015 u

Energi ikat per nukleon rata-rata adalah 8 MeV, maka deuteron


terikat sangat lemah dibandingkan dengan inti-inti lainnya, sehingga
tidak memiliki keadaan tereksitasi. Kondisi ini sangat memudahkan
24
untuk menganalisa sifat-sifat deuteron lainnya
Potensial Deuteron
Untuk memudahkan analisis terhadap deuteron, diasumsikan
bahwa potensial antar nukleon adalah potensial sumur persegi
berbentuk bola / 3D (spherical square - well potential) dengan
kedalaman (-Vo)
V(r)


r
B = 2.225 MeV Energi ikat deuteron

- Vo

n Diperlukan tinjauan dalam mekanika kuantum,


melalui persamaan Schrodinger pada sumur potensial
25
Potensial Deuteron
Dua parameter penting: Jangkauan gaya inti, r, dan kedalaman
sumur, V0
V(r)

( - ) negatif, →
untuk menjamin r
gaya inti tarik B = 2.225 MeV
menarik

Kedalaman sumur tegantung


- Vo pada jenis inti
(inti berat atau inti ringan)

Potensial antar nukleon,


V(r) = - Vo untuk r<R r : jangkauan gaya inti
jarak pisah neutron-proton
= 0 untuk r>R R : diameter deuteron ~ 2,1 fm
26
Deskripsi Mekanika Kuantum pada Deuteron

Persamaan Schrödinger tak bergantung waktu


(persamaan nilai Eigen) :
!2 2
Ĥ F = E F ® H = E kin + E pot =- Ñ +V
2m
!2 2
- Ñ F ( r ) + V ( r )F ( r ) = E F ( r )
2m
atau
2m
Ñ 2 F (r ) + 2 ( E - V (r ))F (r ) = 0
!
dengan
2¶2 ¶2 ¶2
Ñ = 2+ 2+ 2 ;
¶x ¶y ¶z

m : massa nukleon
m p mn
m= » 12 M
m p + mn 27
Deskripsi Mekanika Kuantum pada Deuteron
Sumur potensial 1 dimensi (bagian radial saja)

untuk r < R, V = -V0 , untuk r > R, V = 0,

2m 2m
Ñ 2F + ( E + V0 )F = 0 Ñ 2F + ( E )F = 0
!2 ! 2

persamaan radial: persamaan radial:


d 2u ( r ) M d 2u ( r ) M
2
+ 2 [ E + V0 ] u (r ) = 0 2
+ 2 [ E ] u (r ) = 0
dr ! dr !
d 2u ( r ) 2 d 2u ( r )
2
= - k1 u (r ) = k 2 2u ( r )
dr 2
dr

dengan dengan
k1 = M ( E + V0 ) / !2 k2 = -ME / !2

28
Deskripsi Mekanika Kuantum pada Deuteron
Sumur potensial 1 dimensi (persamaan radialnya saja)

solusi untuk r < R,


u1 (r ) = A sin k1r
k1 = M ( E + V0 ) / ! 2

» MV0 / ! 2
- V0

solusi untuk r > R,


u2 (r ) = Ce - k2 r
= e-k2r
k2 = - ME / ! 2
Note : E » - 2 MeV (negatif)

29
srioktamuliani@sci.unand.ac.id 30
Hasil analisis potensial pada deuteron
dari k1 cot k1a = -k2

Dipecahkan secara grafis atau secara


numerik maka diperoleh Vo = 35 MeV
dan hubungan antara dalamnya sumur
(Vo) dengan jangkauan gaya inti (r)
yaitu,
2 p 2!2
V0 r @
4M

a
Hal ini sesuai dengan estimasi
kekuatan potensial nukleon-nukleon,
bahkan untuk inti yang lebih kompleks
31
Hasil analisis potensial pada deuteron

Terlihat bahwa energi ikat deuteron


sangat lemah (sangat dekat
dengan bagian atas sumur
potensial)

tetapi…

Bila gaya ikat antar nukleon sedikit


lebih kecil lagi dari keadaan terikat
pada deuteron, maka segala a

sesuatu (materi) tidak akan eksis


seperti sekarang ini
32
Spin dan Paritas deuteron
Hasil pengukuran Spin Deuteron, I = 1

Total momentum sudut deuteron terdiri dari tiga komponen


yaitu momentum sudut intrinsik masing-masing nukleon (spin
nukleon): sn , sp (masing-masing ½) dan momentum sudut orbital
dari nukleon-nukleon: ℓ yang bergerak terhadap pusat massanya

I = sn + sp + ℓ

33
Spin dan Paritas deuteron
! ! !
I =L+S
I = (L + S),(L + S -1), …,(L –S)
Interger or half-integer

• Empat kemungkinan keadaan tingkat dasar deuteron (status


deuteron) untuk memperoleh spin I = 1
sn dan sp paralel dengan ℓ = 0 : 3S 1
Status Inti sn dan sp antiparalel dengan ℓ = 1 : 1P
1
(2S+1)L
I
sn dan sp paralel dengan ℓ = 1 : 3P
1
sn dan sp paralel dengan ℓ = 2 : 3 D1
parallel antiparallel

34
Spin dan Paritas deuteron
Melalui pengamatan diketahui bahwa Paritas deuteron
adalah genap (+)

Hasil pengamatan terhadap paritas dapat menghilangkan


kemungkinan ℓ = 1 à note: paritas = (-1)ℓ

maka tingkat dasar deuteron yang mungkin adalah:


3S ; 3D ; atau 3S + 3D (paling mungkin)
1 1 1 1

Jika hanya ℓ = 0 yang dianggap paling cocok, maka tidak


ada kontribusi orbital terhadap momen magnetik
deuteron

35
Momen magnetik deuteron
Iì S ( S + 1) - L( L + 1) ü
µ D = í(µ p + µn + 12 ) + (µ p + µn - 12 )´ ý
2î I ( I + 1) þ

Keadaan 3S1

L= 0 ; S = 1 ; I =1 → µ D = 1 ìí(µ p + µ n + 1 2 ) + (µ p + µ n - 1 2 ) ´ 2 üý
2î 2þ
= µ p + µ n = 0.87980374 µ N
= 0 .879804 µ N

dari eksperimen : µ D = (0.8574376 ± 0.0000004)µ N

\ tidak sesuai → tidak benar karena tidak cocok

36
Momen magnetik deuteron
Keadaan 3D1
1
L= 2 ; S = 1 ; I =1 → µD = {(µ p + µn + 12 ) + 2(µ p + µn - 12 )}
2
= - 12 µ p - 12 µn + 34
= 0.3100981µ N

dari eksperimen : µ D = (0.8574376 ± 0.0000004)µ N

\ tidak sesuai → tidak benar karena tidak cocok


\ campuran ini yang paling sesuai
Keadaan 3S1+ 3D1
(3S1+ 3D1 ) →
96 % 4%
µ D = (0.8574376) µ N
37
Momen magnetik deuteron
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan :
1. Tingkat dasar deuteron bukan 3S1
2. Momen magnetik tidak dapat dijumlah secara aljabar
3. Harus diadakan koreksi relativistik

Cara menghitung prosentase:


y = asy (! = 0) + ady (! = 2) as2 + ad2 = 1 ü ìas2 = 0,96 ® 96%
ý ® í 2
µ = as2 µ (! = 0) + ad2y (! = 2) µ teori = µexperiment þ îad = 0,04 ® 4%

Artinya, keadaan deuteron 96 % untuk ℓ = 0 (orbit s) dan


hanya 4 % untuk ℓ = 2 (orbit d)

à hal ini membuktikan bahwa gaya antar nukleon


bersifat non-sentral (tensor)

38
Hamburan nukleon-nukleon
Informasi yang diperoleh dengan mempelajari deuteron
berkaitan dengan gaya antar nukleon masih sangat terbatas.
Sejauh ini hal penting yang diperoleh adalah bahwa gaya yang
mengikat sebuah proton dan sebuah neutron sangat lemah
Konfigurasi deuteron adalah ℓ = 0, dengan spin paralel dan
terpisah sejauh ~ 2 fm
Diperlukan studi tentang interaksi nukleon-nukleon dengan konfigurasi yang
berbeda melalui eksperimen hamburan nukleon-nukleon

Terdapat dua cara hamburan nukleon-nukleon:


1. Suatu berkas partikel datang dihamburkan oleh nukleon-
nukleon dari inti target
2. Suatu berkas partikel datang dihamburkan oleh inti target
hidrogen 39
Hamburan nukleon-nukleon
detector

n ө
p
Tujuan
àmengetahui berapa banyak nukleon yang dihamburkan dalam arah ө
àDiselesaikan melalui mekanika kuantum pada sumur potensial

Sistem Koord. Laboratorium Sistem Koord. Pusat Massa

v1
m1
b өlab m1 v1 ө m2
X
m2(diam) v2

Pusat massa (diam)


Parameter impak
40
Kesimpulan Gaya Inti
Ø Gaya Nuklir jauh lebih kuat daripada gaya elektromagnetik dan
gravitasi. Gaya Nuklir lebih kuat dengan faktor 137 dari gaya
elektromagnetik dan lebih kuat dengan faktor 1040 dari gaya gravitasi.

• Gaya nuklir adalah gaya jarak pendek dan jangkauannya dalam orde
dimensi nuklir. Jika kisaran gaya nuklir lebih besar dari dimensi inti,
gaya nuklir pasti akan mempengaruhi interaksi molekuler, tetapi tidak
ada efek seperti itu yang pernah diamati dalam struktur molekul.

• Gaya nuklir adalah gaya tolak pada jarak yang pendek (~0,5 fm).

• Jangkauan Gaya nuklir terbatas. Saturasi gaya nuklir menyiratkan


bahwa interaksi nuklir hanya dengan tetangga terdekat. Efek dari sifat
jenuh dari gaya nuklir adalah bahwa energi ikat sebanding dengan A.

41
Kesimpulan Gaya Inti
• Gaya nuklir adalah gaya Elektrostatik Noncentral dan gaya gravitasi
sentral.

• Gaya nuklir bergantung Spin dan Angular Momentum. Dua nukleon


yang memiliki spin paralel memiliki gaya yang lebih kuat di antara
nucleon daripada nucleon yang memiliki spin anti-paralel. Gaya ini
tergantung pada sudut antara spin dan vektor momentum sudut
orbital.

• Gaya nuklir bergantung pada kecepatan nukleon.

42

Anda mungkin juga menyukai