Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Presentasi I/miah Teknologi Keselamatan Nuklir VIII

ISSN No. 1410-0533

PSA PADA FASILITAS PENGELOLAAN


LIMBAH RADIOAKTIF : PENENTUAN KONSEKUENSI
D. T. Sony Tjahyani, Andi S. Ekariansyah, Anhar R Antariksawan

ABSTRAK
PSA PADA FASILITAS PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF : PENENTUAN
KONSEKUENSI. Metoda PSA dapat diterapkan pada reaktor nuklir atau fasilitas nuklir non reaktor
yaitu menentukan probabilitas daD konsekuensi kondisi terburuk. Telah diterapkan metoda PSA pada
fasilitas pengelolaan limbah radioaktif. Konsekuensi ditentukan berdasarkan model skenario kecelakaan
yang meliputi : logika sekuensi kecelakaan, analisis keandalan operator atau karakteristik manusia clan
analisis konsekuensi. Analisis dilakukan dengan menentukan kejadian awal clanselanjutnya dibuat model
sekuensi kecelakaan. Kejadian awal yang dipilih adalah kondisi abnormal dari sistem evaporasi,
insenerasi, kebocoran penyimpan limbah clan kebakaran. Dari basil analisis didapatkan probabilitas
konsekuensi sangat kecil yaitu sekitar 10-8per taboo dengan konsekuensi adalah pelepasan bahan
radioaktif clanbahan kimia.

ABSTRACT

PSA ON THE RADIOACnVE WASTE MANAGEMENT FACILITY: CONSEQUENCE


DETERMINA nON. Method of PSA could be applied to nuclear reactor or non-nuclear reactor r
facility that is to determine probability and consequence of worst condition. Method of PSA has been
applied on the radioactive waste management facility. Consequence is determined based on accident
scenario modeling that is logic of accident seqUences, human performance analysis and consequence
analysis. Analysis is carried out by two stages. First, It determines initiating event. Second, it makes
accident sequence modeling. Iniating events that are selected are abnormal condition for evaporator and
incinerator system, leakage of waste storage and fire. Result of analysis, probability of consequence is
very small about 1(f8per year and consequence types are discharge of radioactive material and chemical
substance.

PENDAHULUAN Telah dilakukan kegiatan PSA pada


IAEA telah merekomendasikan ootuk fasilitas pengelolaan limbah yang dalam hal ini
melakukan kegiatan PSA pada fasilitas nuklir menentukan kejadian awal clan keandalan
non reaktor untuk fasilitas yang berhubungan sistemY) Penentuan konsekuensi fasilitas nuklir
dengan proses bahan bakar nuklir antara lain: non reaktor dilakukan setelah kejadian awal clan
pengayaan, fabrikasi, reprosesing, penyimpanan keandalan sistem keselamatan atau tahapan
clan lain-Iainnya. Demikian pula untuk fasilitas mitigasi dilakukan, selanjutnya dilakukan
penoojang lainnya seperti pengolahan limbah, penyusooan skenario kecelakaan, sehingga
irradiasi, hot cell, peralatan pemancar radiasi dapat dipilih kelompok kejadian awal clan
(akselerator) clan lain-lainnyaYJ Hal ini skenario yang menimbulkan konsekuensi. Hal
disebabkan dalam fasilitas tersebut terkandoog ini dikarenakan tidak setiap kejadian awal akan
potensi berupa pelepasan bahan radioaktif clan menimbulkan konsekuensi.
bahaya non nuklir, misalnya : pelepasan gas Dalam makalah ini konsekuensi yang
beracun, peh:pasan material dapat bakar dilepaskan tidak diuraikan lebih lanjut
(flammable material), pelepasan energi clan fenomena atau karakteristik yang tersebar ke
reaksi suatu zat kimia dengan zat lain yang lingkoogan.
menimbulkan efek yang lebih besar
(reaktivitas).

Serpong, 26 dan 27 Pebruari 2003 74


Prosiding Presentasi l!miah Teknologi Keselamatan Nuklir VIII
ISSN No. 14/0-0533

TEORI untuk fasilitas nuklir non reaktor, response


sistem setelah kejadian lebih tepat hila terdiri
Model Skenario Kecelakaan
atas berapa tingkat kondisi dati pada 2 kondisi
Model skenario kecelakaan bertujuan
pada umumnya (sukses atau gagal). Maka
untuk menghubungkan antara kejadian awal
dalam hal tertentu lebih tepat digunakan
(pemicu kecelakaan) clan respon dari fasilitas
diagram penyebab konsekuensi karena
terhadap pemicu tersebut sehingga basil kondisi
memungkinkan untuk menggambarkan kondisi
akhir merupakan tingkatan konsekuensi yang
yang lebih dari 2 kemungkinan. Namun
terjadi.
demikian bila tidak, dapat digunakan pohon
Dalam penyusunan model skenario
kejadian dalam model sekuensi kejadian dengan
kecelakaan terdapat 3 hal yang berpengaruh
harus memperhatikan sifat ketergantungan
yaitu : logika sekuensi kecelakaan, analisis
(dependency) antara lain: fungsional,physical,
keandalan operator atau performance manusia
hubungan manusia clan kegagalan komponen.
clan analisis konsekuensi.
Ketergantungan fungsi dimaksudkan
Di dalam penyusunan logika sekuensi
sebagai ketergantungan antara tindakan
kecelakaan metode yang digunakan tergantung
keselamatan, sistem clan komponen.
dari kerumitan atau kompleksitas proses yang
Ketergantungan fungsi ini dapat terjadi interaksi
terjadi dalam fasilitas. Pada umumnya untuk
secara fisis antara tindakan, sistem clan
proses yang sangat kompleks digunakan analisis
komponen yaitu hilangnya fungsi suatu sistem
pohon kejadian clan analisis pohon kegagalan
atau komponen akan menyebabkan perubahan
atau kombinasi dati kedua metoda analisis
fisis dari sistem atau komponen lainnya (karena
tersebut. Tujuan dari tahapan ini adalah
pengaruh lingkungan).
menghubungkan logika kejadian awal dengan
Ketergantungan fisis dapat timbul melalui
kemungkinan kondisi akhir yaitu sekuensi
2 cara. Cara pertama, suatu kejadian awal
kejadian yang menunjukkan kombinasi
menyebabkan kegagalan tindakan keselamatan,
kemungkinan sistem keselamatan clan respon
sistem/komponen clan gagalnya beberapa
operator setelah terjadi kejadian awal
sistem/komponen keselamatan yang diperlukan
(kelompok kejadian awal).
untuk proteksi. Cara kedua, faktor
Kegagalan sistem merupakan kombinasi
intemal/ekstemal menyebabkan kejadian awal
dari kejadian yang paling sederhana (misalnya
clan gagalnya beberapa struktur clan sistem
kegagalan komponen). Secara umum dalam
(komponen) keselamatan yang diperlukan
penyusunan model sekuensi kecelakaan tidak
sebagai proteksi.
ditentukan metoda yang harus digunakan, tetapi
Ketergantungan interaksi manusia timbul
model tersebut berupa diagram penyebab
hila operator membuat kesalahan selama
konsekuensi clan diagram sekuensi ~eja4iap.
perbaikan, perawatan, pengujian atau kalibrasi
Sedangkan model sistem dapat digunakan
yang menimbulkan ketidaktersediaan atau
analisis Markov, diagram blok, go chart at~u
keg~galan tindakan keselamatan sistem clan
simulasi matematik untuk suatu sistem
komponen yaitu tidak beroperasi ketika
(misalnya : Monte CarIo).(3) Di dalam PSA

75
Serpong, 26 dan 27 Pebruari 2003
Prosiding Presentasi I/miah Teknologi Keselamatan Nuklir VIII
ISSN No. /410-0533

diperlukan setelah terjadi kejadian awal. Secara kuantitatif menentukan kebolehjadian

Ketergantungan manusia ini, juga diperlukan kesalaban manusia yang dipergunakan dalam
setelah kecelakaan terjadi. analisis pabon kegagalan daDpabon kejadian.
Ketergantungan kegagalan komponen ini Analisis konsekuensi bertujuan untuk
untuk menganalisis komponen yang identik melihat sistem-sistem ptlnghalang yang terdapat
yaitu kegagalan yang disebabkan dari kegagalan dalam fasilitas sehingga menentukan
disain, fabrikasi, pemasangan, kalibrasi daD konsekuensi tersebut bersifat off-site yaitu
lain-Iainnya. Analisis ketergantungan kegagalan pelepasan material ke lingkungan atau on-site
komponen ini untuk menentukan common cause yaitu konsekuensi hanya mengenai personil
failure. operasi. Dalam analisis konsekuensi ini terdapat
Pada umumnya model sekuensi kecelakaan 4 hal yaitu memperkirakan source term, off-site
pada fasilitas nuklir non reaktor lebih sederhana consequences, on-site consequences, daD
bila dibandingkan yang terjadi pada reaktor, konsekuensi radiasi langsung. Menentukan
sehingga ftekuensi kejadiannya dapat secara source term diperlukan untuk memperkirakan
langsung digunakan untuk skenario kecelakaan. efek kecelakaan daD jenis material yang
Analisis keandalan operator atau dilepaskan ke lingkungan dan/atau ke daerah
peiformance manusia ditujukan untuk melihat kerja. Kecelakaan tertentu menimbulkan
peranannya dalarh kejadian awal daD respon pemancaran radiasi langsung. Dalam analisis ini
setelah kejadian awal. Analisis ini ditekankan yang perlu diperhatikan adalah penghalang yang
untuk melihat kesalahan tindakan atau kelalaian. ada misalnya : bejana, struktur, sistem ventilasi
Evaluasi keandalan manusia tergantung daTi daD sungkup (containment) lainnya.
kerumitan daDtingkat keotomatisan dari proses
Sistem Keselamatan Fasilitas Limbah
yang terjadi. Pada umumnya dalam fasilitas
nuklir non reaktor tindakan daD tugas yang
Pada prinsipnya sistem proteksi yang
terdapat di dalam fasilitas limbah berdasarkan
dilakukan oleh manusialoperator lebih banyak
sistem proteksi pertama daD kedua.(5,6,7,8)
dibandingkan pada analisis dalam reaktor, oleh
Sistem proteksi pertama dapat secara statis daD
sebab itu analisis keandalan manusia untukjenis
dinamis, secara statis diasumsikan yang sudah
fasilitas nuklir non reaktor tertentu sangat
penting. melekat di dalam peralatan atau sistem tersebut,

Analisis keandalan manusia umumnya misalnya bejana penampung, pompa, pipa daD
lain-Iainnya. Sistem dinamis untuk melengkapi
dilakukan seperti halnya pada PSA level-l
dalam NPP sesuai dengan ref. 4.(4)Berdasarkan sistem statis yaitu merupakan sistem gas buang.

dokumen tersebut analisis keandalan manusia Tujuan daTi sistem gas buang adalah
mengumpulkan daD mengolah udara daTi
terbagi atas 2 kelompok yaitu secara kualitatif
daD kuantitati£ Secara kualitatif untuk peralatan proteksi pertama, selain itu
mengkondisikan udara di dalam peralatan
mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan
sehingga selalu mempunyai tekanan negati£
tindakan operator dimana bila tidak sesuai akan
Sistem proteksi kedua merupakan tindakan
menimbulkan kecelakaan yang lebih parah.

Serpong, 26 dan 27 Pebruari 2003 76


Prosiding Presenlasi IImiah Teknologi Keselamalan Nuklir VIII
/SSN No. /4/0-0533

proteksi yang dilakukan pada ruangan tempat detektor kebakaran clanalarm, sedangkan sistem
terletaknya peralatan atau sistem. Proteksi ke proteksi ke dua untuk ruangan yang mempunyai
dua ini dapat berupa sistem ventilasi clan potensi kebakaran digunakan pemilihan material
pengkondisian udara (VAC) maupun disain dari ruangan, cat, pelapis lantai clan dinding yang
ruangan misalnya, lantai yang kedap air, tidak mudah terbakar.

berparit, miring ke arab bak penampung Jenis bahaya yang timbul pada umumnya
kebocoran clan lain-Iainnya. selain bahan radioaktif juga bahan kimia,
khususnya bahan kimia yang digunakan sebagai
METODA ANALISIS
proses clan pelarut, demikian juga jenis HEPA
Di dalam instalasi pengelolaan limbah filter yang mudah terbakar.
radioaktif pada umumnya kondisi abnormal Seperti halnya instalasi nuklir dengan
disebabkan oleh kejadian internal dari proses kandungan material radioaktif pada umumnya,
yang terjadi dalam insenerator clan evaporator, maka konsekucnsi utama yang timbul adalah
kebakaran serta bocornya penyimpan limbah. kemungkinan pelepasan clan paparan radioaktif
Analisis dalam menentukan penyebab ke personil, masyarakat clan lingkungan.
timbulnya kondisi abnormal tersebut dilakukan Konsekuensi lainnya adalah kebakaran, clan
dengan menggunakan analisis pohon kegagalan, pelepasan bahan kimia. Kemungkinan
sebagian dari pohon kegagalan tersebut seperti pelepasan bahan kimia yang dipergunakan
terlihat dalam Gambar I. Kondisi abnormal
sebagai reagen proses adalah HNO3 clanNaOH
tersebut diasumsikail sebagai kejadian awal yang mempunyai dampak timbulnya keracunan
yang selanjutnya dilakukan pembuatan skenario clan kebakaran pada personiI. Konsekuensi
kecelakaan dengan menggunakan pohon radioaktif yang timbul adalah adanya limbah
kejadian, sebagian dari pohon kejadian tersebut dengan aktivitas antara 10-6Ci/m3 clan 2 x 10-2
seperti terlihat dalam Gambar 2. Dari pohon Ci/m3 yang setara dengan spektrum energi
kejadian tersebut dipilih konsekuensi yang tidak sebesar 0,8 MeV. Pelepasan bahan radioaktifke
aman, sehingga probabilitas konsekuensi total lingkungan disebabkan kegagalan sistem
merupakan jumlah dari konsekuensi- ventilasi, kegagalan sistem evaporasi yang
konsekuensi tersebut. Data kegagalan mengolah limbah cair clan kegagalan sistem
komponen clan keandalan manusia berdasarkan insenerasi yang mengOlah limbah padat (dalam
data keandalan komponen untuk NPP.(9) bentuk aerosol). Berdasarkan skenario tersebut
maka akan dilepaskan material radioaktif ke
BASIL DAN PEMBAHASAN
lingkungan dengan probabilitas sekitar 10-8
Di dalam penyusunan pohon kejadian,
/tahun, sedangkan konsekuensi keracunan bahan
pada umumnya setelah kejadian awal akan
kimia berdasarkan jumlah clan sifatnya hanya
diikuti dengan beberapa sistem proteksi,
terlokalisir di dalam instalasi/fasilitas.
walaupun untuk kejadian awal yang berbeda
Di dalam PSA untuk fasilitas nuklir non
akan berbeda pula jenis sistem proteksinya.
reaktor belum ada batasan yang jelas untuk
Pada pohon kejadian untuk kejadian awal
probabilitas maksimal terjadinya konsekuensi
kebakaran, sistem proteksi pertama adalah

77
Serpong, 26 dan 27 Pebruari 2003
Prosiding Presentasi llmiah Teknologi Keselamatan Nuklir VIII
ISSN No. 1410-0533

seperti halnya dalam reaktor nuklir (misalnya KESIMPULAN


probabilitas teras meleleh maksimal sekitar 10-5 Dengan menggooakan metoda PSA
per taboo). Hal ini disebabkan dalam fasilitas didapatkan probabiltas konsekuensi yang terjadi
nuklir non reaktor jenis konsekuensi antara fasilitas pengelolaan limbab radioaktif sekitar
setiap fasilitas berbeda tergantung dati jenis 10-8 per taboo clan konsekuensi yang terjadi
fasilitasnya, sehingga probabilitasnya juga adalah pelepasan material radioaktif dan bahan
berbeda. kimia.
Dalam analisis ini perlu dilakukan
DAFfAR PUSTAKA
pengkajian lebih Ianjut, terutama di dalam
1. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY
penggooaan data kegagalan komponen clan
AGENCY (IAEA), Procedures for
kegagalan manusia berdasarkan TECDOC-478. Conducting Probabilistic Safety Assessment
Hal ini disebabkan keandalan komponen pada (PSA) for Non-Reactor Nuclear Facilities,
IAEA-TECDOC-1267, Vienna, 2002.
reaktor lebih andal dibandingkan dengan 2. P2TKN - BATAN, Prosiding Presentasi
keandalan komponen pada fasilitas nuklir non Ilmiah Teknologi Keselamatan Nuklir VII,
Serpong 14 Pebruari, 2002.
reaktor. Demikian juga dengan probabilitas
3. D. Kececioglu, Reliability Engineering
kegagalan manusia, pada fasilitas nuklir non Handbook, Vol 2, PTR Prentice-Hall, Inc,
1991.
reaktor instrumentasi yang ada kurang otomatis
4. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY
hila dibandingkan yang ada pada reaktor nuklir. AGENCY (IAEA), Procedures for
Maka dalam kondisi darurat peranan operator Conducting Probabilistic Safety Assessment
of Nuclear Power Plants (Level I), Safety
sangat penting clan tindakan yang dilakukan Series No.50-P-4, IAEA, Vienna, 1992.
beberapa tahap, sehingga mempooyai 5. Z. Salimin., Sistem Keselamatan Fasilitas
kebolehjadian yang lebih besar. Pengolaban Limbah Radioaktif: Pelatihan
Inspeksi Keselamatan Teknis, PDL-
Kesulitan di dalam menerapkan PSA dalam BATAN, Jakarta, 2002.
fasilitas nuklir non reaktor adalab kurang 6. P2PLR - BATAN, System Notes for Liquid
Waste Processing by Evaporation,
lengkapnya log-book operasi ataupoo catatan ,Serpong, 2000.
perawatan seperti halnya dalam reaktor nuklir, 7. P2PLR - BATAN, Logic Diagrams for
sehingga sulit mendapatkan data kegagalan Liquid Waste Treatment by Evaporation,
Serpong 2000.
komponen. 8. PTPLR - BATAN, System Notes for Unit
Insenerator, Serpong, 1999.
9. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY
AGENCY (IAEA), Component Reliability
Data for Use in Probability Safety
Assessment, IAEA-TECDOC-478, Vienna,
1989.

Serpong, 26 don 27 Pebruari 2003 78


Prosiding Presentasi Ilmiah Teknologi Keselamatan Nuklir VIII
ISSN No. 1410-0533

Kondisi Evaporator
Abnonnal

EV

Tabung Evaporator Kondisi Tanki Kerapl\t1n Konsentra


Pecah Abnonnal Terlalu Tinggi

T~R G~l

Tank. Bocor Perm ukaan Tanki 1si Tanki Melebihi


Turun . Kapasitas

G~3 G-5

Gambar1. DiagramPobonKegagalanUntukKejadianAwal Kondisi EvaporatorAbnormal

Serpong, 26 dan 27 Pebruari 2003 79


Prosiding Presenlasi IImiah Teknologi Keselamalan Nuklir VIII
ISSN No, 1410-0533

i ."'(
':f

-"
it r I
~1
"II
~! !0
~t t:I
..Q
t ! -<
..0
~

J-~
~
.., ---"=,,
I.
;;..
I!
"~
t.:IJ
:3
"0
'X' I
.,
-=
(I

i
. -~ "
".""--'!
,
I
:.:'
..s:
«
.
..
....
.
"d
,'....
'"
I '~
.:.:
J ;I
...
C
:I
If ! ~i a
.!I
"0
..
'tJ"
~
'I! !~ -=
<:I
..a
c
C1.
(I ~r ~ ....
to.
-lI~ ~ ..
.0
: Ii
.~

t" iO£
C
[I!i I'=- ii
f
11111
iioIi
~ i]
:;..,
" ',-=', .~".--<w ,--~., "-'.,-,..,--.-..- ,"',:

Serpong, 26 don 27 Pebruari 2003 80


Prosiding Presentasi Ilmiah Teknologi Keselamatan Nuklir VIII
/SSN No. 14/0-0533

DISK USI
Pertanyaan : Hendro Tjahjono

Bagairnana usaha rnendapatkan data kornponen (failure) kalau di TECDOC-478 tidak ada atau
kalaupun ada kernungkinan kelasnya berbeda ?
Jawaban : D.T. SonnyT.

Untuk kornponen pada reaktor risetJreaktor daya sernuanya sudah ada di dalarn TECDOC-478.
Kornponen-kornponen pada fasilitas nuklir non reaktor juga ada dalarn dokumen tersebut, tetapi
tentu saja sebenamya failure ratenya (laju kegagalan) tidak sama. Hal ini disebabkan tingkat
keandalan yang dituntut juga tidak sarna.

Serpong, 26 dan 27 Pebruari 2003 81

Anda mungkin juga menyukai