Anda di halaman 1dari 31

Metode

Vertical
Electrical
Sounding
(VES)
Dasar Teori

Metode Geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode


yang sering digunakan dalam survei geofisika untuk eksplorasi
yang relatif dangkal.
Nilai yang didapat berupa I, V, dan R.
Dari hasil yang didapat dapat diinterpretasikan jenis lapisannya
sesuai dengan nilai tahanan jenisnya.
Hukum OHM

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya.

Di mana :

- I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan
Ampere.
- V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan volt.
- R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar
dalam satuan ohm.
DASAR TEORI: RUMUS DASAR

Asumsi, material tersebut homogen isotrop.

Fall, 2004
Kaidah Dalam Geolistrik

Kaidah Superposisi
Kaidah Resiprositas
Kaidah Potensial dan Arus Listrik
Kaidah Kedalaman Penetrasi dan Resolusi
Kaidah antara Tahanan Jenis dan Fasies Batuan
Media Heterogen
Metode VES

Vertical Electrical Sounding adalah salah satu metode geolistrik


aktif.
Menginjeksikan arus lalu menangkap respon berupa nilai
potensial daerah target untuk menentukan nilai resistivitasnya.
Untuk melakukan akuisisi, metode ini menggunakan alat berupa
resistivity meter (mcohm), yang dipasangkan dengan elektroda
arus dan elektroda potensial.
Konfigurasi Elektroda

Wenner

Schlumberger

Dipol-dipol

Variasi dipol-dipol

Pol dipol dan pol-pol


Konfigurasi Elektroda
Wenner

A M N B

a a a

VMN
a 2a
I
Wenner

Kelebihan:
1. Mudah untuk menghitung a di lapangan
2. Kurangnya tuntutan dalam sensitivitas instrument
Kekurangan:
1. Semua elektroda berpindah dalam setiap sounding
2. Sensitif terhadap variasi dangkal sekitar
3. Kabel yang panjang untuk kedalaman yang luas.
Konfigurasi Elektroda
Schlumberger

A M N B

L
s

L VMN
2
a
2s I
Schlumberger

Kelebihan:
1. Elektroda yang berpindah lebih sedikit dalam setiap sounding
2. Membutuhkan kabel potensial yang lebih pendek
3. kemampuan untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan
batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas
semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2

Kekurangan:
1. Membutuhkan lebih banyak peralatan yang sensitif
2. Kabel arus yang panjang
3. dapat membingungkan di dalam lapangan
Konfigurasi Elektroda
Dipol-dipol

A B M N

a na a

VMN
a n( n 1)( n 2) a
I
n 1,2,3,...
Dipol-dipol

Kelebihan:
1. Kabel dapat lebih pendek untuk sounding yang lebih dalam
Kekurangan:
1. Membutuhkan arus yang besar
2. Membutuhkan instrument yang sensitif
METODOLOGI: AKUISISI

Memilih lokasi sounding.


Lokasi sounding tidak berdekatan dengan sumber noise, misal;
powerline, sungai dsb.
Bentangan kabel diusahakan lurus dan datar.
Lokasi pengukuran aman dari bahaya (petir, hujan, dsb)
Menentukan panjang bentangan dan banyak pengukuran tiap
titik sounding dalam skala logaritmik.
Memilih eksentrisitas yang sesuai (umumnya 1/3 atau 1/5)
Pengisian Lembar Data di
Lapangan
Perekaman data dilakukan dengan pengisian logsheet yang
telah dibuat.
Nilai yang ditulis adalah I dan V lalu dihitung nilai Rhoapp.
Untuk melakukan QC dilakukan plotting nilai Rhoapp pada
lembar grafik, dengan ketentuan sudut yang dibentuk tidak
lebih dari 450 .
LEMBAR DATA VES
(Konfigurasi Schlumberger)

Yang perlu dicatat : tanggal pengukuran, lokasi pengukuran,


koordinat, arah bentangan, waktu, cuaca, nama titik, nilai AB/2
(m), MN/2 (m), V (mV) & I (mA) terukur, R (ohm) terhitung (baik
dari alat/manual)

Yang dihitung : nilai k, nilai rho app (ohm m)


METODOLOGI: AKUISISI
Memasang semua alat dengan baik
Resistivitimeter diletakkan di tengah bentangan kabel (titik
sounding)
Elektroda arus dipasang paling luar, dan elektroda potensial
dipasang di dekat titik sounding (sesuai dengan desain survey)
Mulai dengan injeksi arus dengan beberapa stacking.
Catat V, I, dan R hasil pengukuran.
Pindahkan elektroda arus ke titik yang lebih jauh (sesuai desain
survey)
Saat nilai V terbaca kurang dari 0.02 (Jika pakai Oyo), lakukan
shifting dengan menambah jarak elektroda potensial.
METODOLOGI: AKUISISI

Untuk QC,
Selama stacking, perhatikan perubahan nilai V
(untuk alat dengan arus konstan), atau perubahan
nilai I (untuk alat dengan V konstan)
Segera plot hasil pengukuran pada scatter, jika
kenaikan data rho lebih dari 45derajat, ulangi
pengukuran.
Processing Data

Pemodelan maju dan pemodelan mundur

Vertical Electrical Sounding


Method
Software Res2dinv

Res2Dinv adalah sebuah program komputer yang secara


otomatis menentukan model resestivity 2D untuk bawah
permukaan dari data hasil survey geolistrik.
Model 2D menggunakan program inversi, yang terdiri dari
sejumlah kotak persegi. Susunan dari kotak-kotak ini terikat
oleh distribusi dari titik datum dalam pseudosection. Distribusi
dan ukuran dari kotak secara otomatis dihasilkan dari program
maka jumlah kotak tidak akan melebihi jumlah datum point.
Pengolahan Data

Hasil inversi merupakan model distribusi nilai resistivitas material


bawah permukaan Bumi. Model yang diperoleh melalui proses inversi
akan selalu memiliki nilairesidual erroratauroot mean squared
error(RMSE).
Nilai RMSE menunjukkan tingkat perbedaan dari pengukuran nilai
resistivitas material terhadap nilai resisitivitas material yang
sebenarnya.
Iterasi dapat dilakukan beberapa kali untuk menurunkan
nilaierroryang ada. Iterasi merupakan proses perhitungan ulang dari
data yang dimasukkan dalam fungsi matematis yang sama secara
berulang-ulang untuk memperoleh hasil yang diinginkan
VES vs DIPOLE DIPOLE

VES Sounding, perubahan nilai resistivitas terhadap


kedalaman.
Identifikasi aquifer

Dipole-dipole mapping, perubahan nilai resistivitas terhadap


jarak
identifikasi struktur
Metode Dipol-
Dipol
Penjelasan

Konfigurasi dipole-dipole merupakan gabungan dari teknik


profiling dan depth sounding, sehingga jenis konfigurasi ini
merupakan salah satu konfigurasi yang umumnya digunakan
dalam eksplorasi geofisika.
Konfigurasi dipole-dipole menempatkan jarak elektroda arus
C1C2 sama dengan jarak elektroda potensial P1P2.
Faktor Geometri

Penempatan elektroda P1P2 berjarak a dari pasangan elektroda


C1C2 dengan nilai factor n = 1,2,3.
Nilai K diturunkan ke persamaan berikut ini dengan nilai n =
1,2,3,4,,n.
LEMBAR DATA DIPOLE-
DIPOLE
Yang perlu dicatat : tanggal pengukuran, lokasi pengukuran,
koordinat, arah bentangan, waktu, cuaca, nama titik, nilai a (m),
n, nilai A B M N (m), V (mV) & I (mA) terukur, R (ohm) terhitung
(baik dari alat/manual)

Yang dihitung : nilai k, nilai rho app (ohm m)


INGAT!
! V
2 MN

IK
1 1 1 1
K
AM BM AN BN

Anda mungkin juga menyukai