Anda di halaman 1dari 9

Gravimeter merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur variasi nilai

gravitasi yang ada di permukaan bumi. Gravimeter juga berguna sebagai instrumen
pengukuran untuk menentukan jenis benda yang cair atau solid. Adapun jenis-jenis
gravity meter yaitu :
1. Gravimeter Jenis Stabil
Gravimeter jenis ini menggunakan spring untuk mengimbangkan gravity dengan daya
yang berlawanan. Anjakan boleh diukur dengan bertambah atau berkurangnya gravity
yang akan memanjangkan atau memendekkan spring utama. Anjakan boleh
dikembalikan pada nilai rujukan yang tetap dengan merubah ketegangan spring
pelaras. Nilai pelarasan ketegangan ini adalah fungsi secara langsung perubahan
gravity dari nilai rujukan.
Contoh alat gravimeter stabil yaitu :
1. Askania Gravimeter

Gambar : Askania Gravimeter


2. Boliden Gravimeter
Gravimeter jenis ini berupa gelendong dengan dua pelat logam tergantung antara dua
pelat logam lainnya. Perubahan gravitasi menyebabkan massa untuk bergerak dan
perubahan kapasitansi antara pelat atas dideteksi oleh sirkuit. Massa kembali ke nol
dengan menyesuaikan posisi arus DC yang terhubung oleh dua lebih piring massa dan
didukung oleh tolakan elektrostatik.

Gambar : Boliden Gravimeter


3. Scintrex CG-3
Gravimeter ini beroperasi pada prinsip yang sama, tetapi menggunakan rangkaian
umpan balik untuk mengontrol arus ke piring yang mengembalikan massa ke posisi nol.

Gambar : Scintrex CG-3


2. Gravimeter Jenis Tidak Stabil
Dalam gravimeter tidak stabil pula, anjakan yang disebabkan oleh gravity akan
diperbesarkan oleh daya ketiga. Sebagai contoh, gravimeter tak stabil ialah gravimeter
LaCoste Romberg dan Worden Gravimeter.
1. Gravitymeter LaCoste & Romberg Model G-1177

Gravimeter ini terdiri daripada satu alang bersangga yang mempunyai jisim dan dibantu
oleh spring yang melekat betul-betul diatas penyangga. Magnitude momen spring
keatas alang bergantung kepada pemanjangan spring dan sin sudut . Jika gravity
bertambah, alang akan lebih tertekan dan pemanjangan spring bertambah. Walaupun
daya pulih spring bertambah, sudut menjadi lebih kecil . Dengan menggunakan
rekaan geometri spring dan alang yang sesuai, magnitud penambahan momen pulih
oleh kenaikan gravity boleh diperkecilkan. Spring biasa mempunyai nilai pengukuran
yang agak kecil.
Namun demikian dengan menggunakan spring panjang sifat yaitu spring yang bertensi
semasa dibina sehingga akan daya pulih berkadar terus kepada panjang fisikal spring
dan bukannya kepada pemanjangannya. Alat ini boleh ditinggikan kepekaannya dengan
nilai pengukuran yang tinggi. Bacaan diambil dengan mengembalikan alang ke
kedudukan mengufuk dengan mengubah kedudukan menegak spring menggunakan
skru mikrometer. Kesan termal dikawal oleh sistem thermostat yang digerakkan oleh
kuasa baterai. Alat ini mempunyai nilai pengukuran 5000 ug.

Gambar 1. Gravity meter jenis Lacoste & Romberg seri G 1177


Pada proses akuisisi data di lapangan, digunakan alat gravity meter jenis Lacoste &
Romberg seri G 1177 untuk menentukan nilai gravitasi bumi pada titik pengamatan.

Gambar 2. Sketsa gambar gravity meter jenis Lacoste & Roberg seri G 1177
Keterangan dan penjelasan gambar :
1. Thermo Start
Lampu indikator sebagai penunjuk bahwa alat telah siap digunakan pada suhu
mencapai 55o C lampu akan menyala dan saat suhu berkurang maka lampu akan mati.
2. Knop Sentring (Level)
Berfungsi mengatur sifat datar (leveling) alat terhadap bumi. Knop ini dipergunakan
dengan cara memutarnya searah jarum jam atau berlawanan jarum jam.
3. Switch On Off
Ungkai aktifasi alat. Berfungsi untuk mengaktifkan alat. Terdiri dari dua tungkai. Tungkai
sebelah kanan berfungsi menyalakan lampu yang terdapat pada alat dan tungkai
sebalah kiri sebagai tungkai aktifasi alat. Jika telah On maka alat sipa digunakan.
4. Pengunci
Pada posisi mengunci, maka pengunci diputar ke arah kanan . sedangkan untuk
membukanya, diputar ke arah kiri berlawanan dengan arah jarum jam hingga penuh.
5. Monitor Pembacaan
Layar yang berisikan data data hasil pembacaan alat, berupa : temperatur alat, nilai
pembacaan standar alat dan arus pada alat.
6. Tabung Leveling
Berfungsi sebagai indikator leveling alat terhadap permukaan. Bagian ini menggunakan
prinsip kerja dari waterpas.
7. Teropong Pembacaan
Berfungsi sebagai teropong pembacan alat secara manual. Pembacaan dilakukan
dengan membaca benang halus hingga berada di tengah tengah kolom pembacaan.

8. Pemutar Halus
Penggerak standar pembacaan alat yang ditunjukkan dengan angka, yang akan
bergerak bersamaan dengan pergerakan dari pemutar halus ini.
9. Jarum Leveling
Jarum penunjuk tingkat kedataran alat dengan permukaan yang akan bergerak sama
dengan tabung leveling.
10. Kolom Pembacaan Alat
Adalah nilai yang menunjukkan besarnya pembacaan pada alat yang didapati dari
standar nilai alat.
11. Aki
Sebagai sumber energi untuk alat.
2. Gravimeter Worden
Worden Gravimeter adalah alat yang digunakan untuk pengukuran perbedaan gravity
bumi, Rekaan bagi alat tersebut pengukuran perbedaan gravity yaitu 0.01 miligal atau 1
inci dalam perubahan ketinggian dapat dilakukan. Alat Worden Gravimeter yang
istimewa ini masih dipakai pada masa kini dan alat ini mudah dibawa serta
pengukurannya memiliki ketelitian yang tinggi. Alat Worden Gravitimeter ini hanyalah
satu-satunya alat yang telah mencecah 1500 unit dalam pengeluarannya.

Gambar : Worden Gravimeter


Newer Post Older Post Home
0 comments:
Post a Comment

Secara umum metoda gaya berat merupakan metoda geofisika yang mengukur
variasi gaya berat (gravitational) di bumi. Metoda ini jarang digunakan pada
tahapan lanjut eksplorasi bijih, namun cukup baik digunakan untuk mendefinisikan
daerah target spesifik untuk selanjutnya disurvei dengan metoda-metoda geofisika
lain yang lebih detil.
Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya perbedaan rapat
massa (density) antar batuan. Adanya suatu sumber yang berupa suatu massa
(masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan akan menyebabkan
terjadinya gangguan medan gaya berat (relatif). Adanya gangguan ini disebut
sebagai anomali gaya berat. Karena perbedaan medan gayaberat ini relatif kecil
maka diperlukan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang cukup tinggi. Alat ukur
yang sering digunakan adalah Gravimeter. Alat pengukur gayaberat di darat telah
mencapai ketelitian sebesar 0.01 mGal dan di laut sebesar 1 mGal.
Beberapa endapan seperti zinc, bauksit, atau barit sangat sulit dideteksi melalui
metoda magnetik maupun elektrik, namun dapat dideteksi dengan metoda gaya
berat (gravity), tapi hanya untuk mengetahui profil batuan sampingnya (tidak dapat
langsung mendeteksi bijihnya) melalui anomali densiti.
Dasar teori yang dipakai dalam metoda ini adalah Hukum Newton tentang gravitasi
bumi. Untuk bumi yang berbentuk bulat, homogen, dan tidak berotasi, maka massa
bumi (M) dengan jari-jari (R) akan menimbulkan gaya tarik pada benda dengan
massa (m) di permukaan bumi sebesar :
,

dengan (g) adalah percepatan gaya berat vertikal permukaan bumi.


Harga rata-rata gayaberat di permukaan bumi adalah 9.80 m/s 2. Satuan yang
digunakan adalah gayaberat adalah milliGal (1 mGal = 10-3 Gal = 10-3 cm/s2) atau
ekivalen dengan 10 gu (gravity unit). Variasi gaya berat yang disebabkan oleh
variasi perbedaan densitas bawah permukaan adalah sekitar 1 mGal (100 m/s2).

Karena bentuk bumi bukan merupakan bola pejal yang sempurna, dengan relif yang
tidak rata, berotasi serta ber revolusi dalam sistem matahari, tidak homogen.
Dengan

demikian

variasi

gayaberat

di

setiap

titik

permukaan

bumi

akan

dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu :


1.

lintang

2.

ketinggian

3.

topografi

4.

pasang surut

5.

variasi densitas bawah permukaan

sehingga dalam pengukuran dan interpretasi, faktor-faktor tersebut harus


diperhatikan (dikoreksi).
1 Prosedur Lapangan
Targetan observasi harus mempunyai kontras densiti yang jelas (significant) agar
dapat dideteksi oleh gravimetri. Grid (lintasan) yang umum digunakan cukup lebar
yaitu antara 200 m s/d 1 km (500 ft s/d 1 mil). Setiap titik pengamatan diusahakan
bebas dari angin, pohon-pohon, pengaruh (getaran) tanah, dll. Elevasi setiap titik
observasi harus diketahui dengan akurat karena akan diperhitungkan dalam
pengkoreksian hasil pembacaan alat. Begitu juga dengan waktu setiap pengukuran.
Series dari hasil perhitungan akan diplot pada kertas grafik terhadap waktu
(Gambar 1).

Gambar 1. Contoh pemplotan hasil pengukuran (0,01 mgal = 0,1 g.u).

(Parasnis, 1973, p 239)


2 Koreksi Hasil Observasi
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa, harga pengukuran gayaberat di
permukaan bumi dipengaruhi oleh 5 faktor. Sedangkan dalam melakukan survei
gayaberat diharapkan satu faktor saja yaitu variasi densitas bawah permukaan,
sehingga pengaruh 4 faktor lainnya (lintang, ketinggian, topografi, pasang surut)
harus direduksi atau dihilangkan dari harga pembacaan alat.
a. Koreksi lintang (latitude)
Koreksi terhadap titik pengukuran terhadap kutub bumi.

dimana 1 dan 0 adalah koordinat titik pengukuran dan titik base.


b. Koreksi elevasi (Free-Air Correction)

Koreksi ini merupakan koreksi terhadap pengaruh ketinggian pengukuran terhadap medan
gravitasi bumi.
FAC = 3,086 h gu, dimana h adalah elevasi titik pengukuran.
c. Koreksi Bouguer (Bougeur correction)

Koreksi massa lapisan yang diasumsikan berada diantara titik amat dengan bidang referensi
(lihat Gambar 2).

Gambar 2. Koreksi Bougeour (Parasnis, 1973, p 242)


BC = 3,086 h gu, dimana h adalah elevasi titik pengukuran.
d. Koreksi topografi (Terrain correction)

Koreksi topografi, Tc, adalah koreksi pengaruh topografi terhadap gayaberat pada titik amat,
akibat perbedaan ketinggian antara titik observasi dengan base. Dapat dihitung dengan
menggunakan Hammer Chart (lihat gambar 3).

Gambar 3. Model yang digunakan untuk koreksi topografi dan diagram perhitungan (Parasnis,
1973, p 245 dan 246).
3 Anomali Bouguer
Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil pengukuran lapangan
dengan koreksi-koreksi seperti yang telah diuraikan di atas.
g = {gobs g + (3,086 0,4191) h + T} gu
Contoh penentuan anomali dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Contoh penentuan Anomali Bougeour


Posted by geofisika1b at 2:39 AM

Anda mungkin juga menyukai