membahas tentang percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi akan berpengaruh apabila dimensi
benda lebih kecil dibandingkan dengan jarak pengamatan. Jika massa yang diukur lebih besar,
maka ada cara tertentu untuk menghitung percepatan gravitasi dengan cara membagi massa
dengan elemen yang kecil-kecil.
Besarnya gaya yang bekerja pada suatu titik terletak pada jarak tertentu dari suatu massa.
Distribusi massa yang tidak merata di kerak bumi, menyebabkan tidak meratanya distribusi
densitas batuan. Distribusi densitas yang tidak homogen ini dapat disebabkan oleh struktur
geologi yang ada dibawah permukaan bumi, dimana distribusi densitas yang tidak homogen pada
batuan penyusun kulit bumi akan memberikan variasi harga medan gaya berat di permukaan
bumi.
Perbedaan medan gaya berat yang relatif kecil, maka diperlukan alat ukur yang
mempunyai ketelitian cukup tinggi. Alat ukur yang sering digunakan yaitu
Gravimeter. Gravimeter secara khas didesain lebih sensitive untuk mengukur perubahan
fraksional yang sangat kecil dalam medan gravitasi, yang disebabkan oleh struktur geologi bumi
atau bentuk bumi dan variasi pasang surut.
Gravitymeter sendiri memiliki banyak macam menurut spesifikasi dan ketelitiannya serta
pembuatnya. Masing-masingnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti
yang kita bayangkan tentu sangat sulit untuk membangun suatu instrumen yang mampu
mengukur anomali gravitasi yang sangat kecil. Pengukuran gravitasi sendiri tidak menghasilkan
suatu nilai percepatan gravitasi yang absolut, tapi lebih kepada mengestimasi variasi dari
percepatan gravitasi.
Gravimeter
Gravimeter adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur variasi nilai
gravitasi yang ada di permukaan bumi. Gravimeter secara khas didesain lebih sensitive untuk
mengukur perubahan fraksional yang sangat kecil dalam medan gravitasi, yang disebabkan oleh
struktur geologi bumi atau bentuk bumi dan variasi pasang surut. Gravitimeter dapat digunakan
untuk survey geofisika seperti survey pendahuluan eksplorasi minyak bumi, eksplorasi mineral,
seismologi, geodesi dan studi penelitian geofisikalainnya. Survey dengan menggunakan metode
gravitasi memanfaatkan nilai percepatan gravitasi di area survey tersebut. Perubahan percepatan
pada satu titik dengan titik lain di sekitarnya dapat menandakan adanya perbedaan kandungan
yang ada dibawah permukaan bumi. Namun, perubahan yang terjadi relative sangat kecil
sehingga dalam pengukuran dengan metode gravitasi memerlukan alat ukur yang memiliki
kepekaan yang sangat tinggi.Gravimeter memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi, karena
dapat mengukur perbedaan gaya berat yang lebih kecil dari 0,01 mGal.
Dalam gravimeter terdapat massa yang tergantung pada sebuah pegas, sehingga jika
densitas batuan bawah permukaan berbeda akan menyebabkan tarikan atau gaya berbeda pula.
Pada tempat yang memiliki kendungan batuan bawah permukaan dengan densitas yang lebih
tinggi akan menyebabkan nilai gravitasi yang terukur lebih besar pula dan begitu pula sebaliknya
untuk densitas yang lebih rendah.
Dalam penggunannya, gravimeter ini memerlukan suhu yang tetap dan oleh sebab itu
alat ini dilengkapi dengan termostat untuk menjaga supaya suhunya tetap.
Jadi, prinsip kerja dari gravimeter hanya menggunakan neraca pagas yang mempunyai massa
yang diberi gaya berat sehingga pegas menjadi panjang dan sesuai dengan hukum
hooke ,hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang (X), di
daerah yang ada dalam batas kelentingan pegas.
Adapun jenis-jenis gravimeter yaitu :
Askania Gravimeter
Sinar diporoskan pada pegas utama. Seberkas cahaya dipantulkan dari massa ke sel afotoelektrik.
Pembelokan massa dengan memindahkan berkas cahaya dan perubahan tegangan di sirkuit.
Sebuah pegas bantu (AS) ditarik kembali menggunakan micrometer untuk mengembalikan
massa ke posisi balok ke posisi diamnya, yang ditunjukkan bacaan galvanometer kembali ke nol.
Boliden Gravimeter
Gravimeter jenis ini berupa gelendong dengan dua pelat logam tergantung antara dua pelat logam
lainnya. Perubahan gravitasi menyebabkan massa untuk bergerak dan perubahan kapasitansi
antara pelat atas dideteksi oleh sirkuit. Massa kembali ke nol dengan menyesuaikan posisi arus
DC yang terhubung oleh dua lebih piring massa dan didukung oleh tolakan elektrostatik.
Scintrex CG-3
Gravimeter ini beroperasi pada prinsip yang sama, tetapi menggunakan rangkaian umpan balik
untuk mengontrol arus ke piring yang mengembalikan massa ke posisi nol.
length
spring dan
termasuk
Gravimeter
tidak
stabil.
Gravimeter
tersebut
mempunyai skalapembacaan dari 0-7000 mGal, dengan ketelitian 0.01 mGal. Gravimeter ini
dalam penggunaannya memerlukan suhu yang tetap. Pengukuran perbedaan percepatan gravitasi
bias dilakukan dengan mengukur dua tempat yang berbeda dengan alat yang sama.
Teori yang mendasari metoda gaya berat adalah hukum Newton mengenai gaya tarik antara dua
massa benda. Hukum Newton menyatakan bahwa besarnya gaya tarik menarik antara dua benda
yang mempunyai masa m1 dan m2 dengan jarak r dinyatakan sebagai berikut:
Gaya persatuan masa dari suatu partikel m1 yang mempunyai jarak r dari m2 disebut medan gaya
berat dari partikel m1 dapat dinyatakan sebagai berikut:
karena medan ini bersifat konservatif, maka medan gaya berat dapat dinyatakan sebagai gradien
dari suatu fungsi potensial skalar U(r), dapat ditulis sebagai berikut:
Potensial gaya berat disuatu titik pada ruang bersifat penjumlahan, sedangkan potensial gaya
berat dari distribuasi massa yang kontinu disuatu titik di luar distribusi massa tersebut dapat
diselesaikan dalam bentuk integral.
Jika massa yang terdistribusi kontinu mempunyai rapat masa (ro) di dalam volume (v) maka
potensial disuatu titik P diluar V adalah :
Jika integral volume diambil untuk seluruh bumi, maka didapatkan potensial gaya berat di ruang
bebas, sedangkan medan gaya berat diperoleh dengan mendeferensialkan potensial tersebut.
Medan gaya berat yang disebabkan oleh bumi disebut juga percepatan gaya berat atau percepatan
jatuh bebas, dengan simbol g. Nilai medan gaya berat dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dari persamaan di atas, diperoleh nilai percepatan gaya berat g di permukaan bumi yang
bervariasi. Percepatan gaya berat bumi dipengaruhi oleh distribusi massa di bawah permukaan
yang ditunjukan oleh fungsi densitas dan bentuk bumi yang sebenarnya, yang ditunjukan oleh
batas integral di atas. Dalam satuan internasional (SI), pengukuran gaya berat digunakan satuan
gal. Untuk konversi percepatan gaya berat digunakan:
Nilai g tergantung pada bentuk bumi sebenarnya dan volume distribusi massa di dalam bumi
yang dinyatakan sebagai fungsi :
Gambar. Sumbu-sumbu dari lacosta romberg
Adapun beberapa tipe alat Gravitimeter LaCoste dan Romberg sebagai berikut:
1. Gravitimeter LaCoste dan Romberg D117
2. Gravitimeter LaCoste dan Romberg D114
3. Gravitimeter LaCoste dan Romberg G508
4. Gravitimeter LaCoste dan Romberg G525
Operasi bisa di Lapangan atau di dalam ruangan karena alat ini telah di lengkapi
pelindung di berbagai medan di lapangan (Protected Environments).
Kekurangan Lacosta Romberg :
Gravimeter Worden
Worden Gravimeter adalah alat yang digunakan untuk pengukuran perbedaan gravity bumi.
Rekaan bagi alat tersebut pengukuran perbedaan gravity yaitu 0.01 miliGal atau 1 inci dalam
perubahan ketinggian dapat dilakukan. Alat Worden Gravimeter yang istimewa ini masih dipakai
pada masa kini dan alat ini mudah dibawa serta pengukurannya memiliki ketelitian yang tinggi.
Alat Worden Gravitimeter ini hanyalah satu-satunya alat yang telah mencecah 1500 unit dalam
pengeluarannya.
Peralatan
2.
Piringan
3.
GPS
4.
5.
6.
Penunjuk Waktu
7.
Alat tulis
8.
Kamera
9.
Pelindung Gravitimeter
Gambar 2.4
A-10 Gravimeter
Merupakan alat yang menggabungkan sensor ukuran dari berbagai perubahan gravitasi di
area yang jauh maupun dekat. Karena adanya kandungan mineral di bawah tanah, maka daya
tarikan gravitasi di suatu titik dengan titik yang lain tidaklah sama. Alat ini di isi oleh suatu
cairan yang bernama Liquid Helium Filled.
Spesifikasi Alat
12-14 V DC
Berat 105 kg
Aplikasi Alat
Gambar 2.5
Scientrex CG3/3M
Merupakan jenis Gravimeter Microprocessor Based Automatic yang memiliki rebtang 7000
mGal tanpa harus reseting dan memiliki ketelitian hingga 0,001 mGal. Dapat digunakan disegala
permukaan tanah dan dapat mengukur perbedaan densitas yang kecil di bawah permukaan
dangkal yang dapat membantu dalam karakterisasi ketebalan overburden, atau mencari rongga
atau daerah padat di bawah permukaan dangkal. Pengukuran seperti ini sangat sering dilakukan
dalam karakterisasi deposit mineral logam sebelum pengeboran.
Spesifikasi Alat
48K RAM.
Aplikasi Alat
Gambar 2.6
FG-5 LaCoste Romberg
Alat ini menggunakan prinsip gerak jatuh bebas. Suatu objek dijatuhkan ke dalam suatu
vakum. Objek yang jatuh bebas tersebut dipantau dengan menggunakan laser
inferometer berkemampuan tinggi. Arah dari benda yang dijatuhkan ini merujuk pada spring
aktif atau biasa disebutSuperspring.
Spesifikasi Alat
Keakuratan mutlak
Pengukuran presisi
Operasi alat
Dapat diubah sesuai dengan lokasi misalnya gravitasi di lautan dan di darat.
: +/- 2Gal
: +/- 1Gal
: 1 jam
: Dalam dan luar lapangan
Gambar 2.7
Worden Gravimeter
Memiliki kemampuan yang tinggi dan mudah dibawa kemana-mana. Ketelitian alat 0.01
miliGal. dapat menampilkan hingga 1 : 100000000 dari gravitasi normal bumi.
Spesifikasi Alat
Pengukuran Presisi
: +/- 5 Gal.
: 5 menit.
Operasi
Akusisi
: +/- 10 Gal2.
Kapal laut yang memiliki navigasi dilengkapi dengan peralatan pendukung lainnya
2.
Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut.
Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan
kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.
3.
4.
GPS
2.1.4
Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran adalah sebagai berikut :
Kalibrasi terhadap data / titik pengukuran yang telah diketahui nilai gravitasi absolutnya,
misalnya IGSN71
1.
Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN71 terdekat yang telah
diketahui nilai ketinggian dan gravitasinya, dengan cara looping.
2.
Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan akibat faktor yang
lainnya. Setelah melakukan hal di atas barulah pengamatan yang sebenarnya dilakukan.
Pengukuran metoda gayaberat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: penentuan titik ikat dan
pengukuran titik-titik gayaberat. Sebelum survei dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu
base station, biasanya dipilih pada lokasi yang cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base
stationjumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base
stationsebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi posisi, nama tempat, skala dan
petunjuk arah. Base station yang baru akan diturunkan dari nilai gayaberat yang mengacu dan
terikat pada Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah penelitian. TTG tersebut pada
dasarnya telah terikat dengan jaringan Gayaberat Internasional atau International Gravity
Standardization Net,(IGSN 71). Base station berada di Hotel Sari Bakung kecamatan Menggala
Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. Base station diturunkan dari TTG.2327 yang
berada di pertigaan jalan terminal Panarakan-Menggala-Panarakan depan kuburan, 800 m
membesar dari km.121 TB;km.2 Menggala; km.20 Panarakan. Penurunan tersebut dilakukan
dengan metode kitaran/looping.
Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga penentuan posisi, waktu dan
pembacaan barometer serta suhu. Pengukuran gayaberat pada penelitian ini menggunakan alat
gravity meter LaCoste & Romberg type G.525 berketelitian 0,03 mGal/hari atau 0,1
mGal/bulan. Penentuan posisi dan waktu menggunakan Global Positioning System (GPS)
Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan Barometer Aneroid Precission dan
termometer. Pengukuran pada titik-titik survei dilakukan dengan metode kitaran/looping dengan
pola A-B-C-D-A, dengan A adalah salah satu cell center (CC) yang merupakan base station
setempat. Jarak antar titik pengukuran pada keadaan normal 5 km, tergantung dari medan yang
akan diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada kecenderungan (trend) geologi di daerah
survei.
Metode kitaran/looping diharapkan untuk menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh
pergeseran pembacaan gravity meter. Metode ini muncul dikarenakan alat yang digunakan
2.2
Pemrosesan data gayaberat yang sering disebut juga dengan reduksi data gayaberat, secara
umum dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar dan proses lanjutan. Proses
dasar mencakup seluruh proses berawal dari nilai pembacaan alat di lapangan sampai diperoleh
nilai anomali Bouguer di setiap titik amat. Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
konversi pembacaan gravity meter ke nilai milligal, koreksi apungan (drift correction), koreksi
pasang surut (tidal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi udara bebas (free-air
correction),koreksi Bouguer (sampai pada tahap ini diperoleh nilai anomali Bouguer Sederhana
(ABS) pada topografi.), dan koreksi medan (terrain correction). Pemrosesan data tersebut
menggunakan komputer dengan software MS. Excel. Proses lanjutan merupakan proses untuk
mempertajam kenampakan/gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu pemodelan dengan
menggunakansoftware Surfer 8 dan GRAV2DC. Beberapa koreksi dan konversi yang dilakukan
dalam pemrosesan data metoda gayaberat, dapat dinyatakan sebagai berikut :
2.2.1
Pemrosesan data gayaberat dilakukan terhadap nilai pembacaan gravity meter untuk
mendapatkan nilai anomali Bouguer. Untuk memperoleh nilai anomali Bouguer dari setiap titik
amat, maka dilakukan konversi pembacaan gravity meter menjadi nilai gayaberat dalam satuan
milligal. Untuk melakukan konversi memerlukan tabel konversi dari gravity meter tersebut.
Setiap gravity meter dilengkapi dengan tabel konversi.
Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut:
1.
Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat sampai
ratusan yaitu 1700. Dalam tabel konversi (Tabel 3.1) nilai 1700 sama dengan 1730,844 mGal.
2.
Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan dengan faktor
interval yang sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772 sehingga hasilnya menjadi 14,360 x
1,01772 = 14.61445 mGal.
3.
Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 + 14.61445) x CCF =
1746.222 mGal. Dimana CCF (Calibration Correction Factor) merupakan nilai kalibrasi alat
Gravity meter LaCoste & Romberg type G.525 sebesar 1.000437261.
Tabel 2.1 contoh tabel konversi gravity meter type G.525
Nilai Dalam
Interval
Counter
mGal
Faktor
1600
1629.070
1.01774
1700
1730.844
1.01772
1800
1832.616
1.01770
2.2.2
Pembacaan
kecepatan angin disuatu tempat akan menyebabkan tekanan udara naik turun (berfluktuasi),
sehingga akan menimbulkan kesalahan dalam beda tinggi antara dua tempat yang berbeda. Maka
perlu dilakukan pengukuran temperatur udara untuk menentukan koreksi temperatur yang harus
diperhitungkan dalam penentuan beda tinggi, sehingga akan memperkecil kesalahan (Subagio,
2002). Pengukuran ketinggiaan dengan menggunakan barometer selain tergantung pada tekanan
udara, dipengaruhi juga oleh beberapa parameter seperti temperatur udara, kelembaban udara,
posisi lintang titik amat, serta ketinggian titik ukur.
Dalam pemrosesan data metoda gayaberat terdapat beberapa tahapan dengan koreksi-koreksi
diantaranya adalah :
1. Koreksi Apungan (Drift Correction)
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi alat (gravity meter)
terhadap nilai pembacaan. Koreksi apungan muncul karena gravity meter selama digunakan
untuk melakukan pengukuran akan mengalami goncangan, sehingga akan menyebabkan
bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut. Koreksi ini dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran dengan metode looping, yaitu dengan pembacaan ulang pada titik ikat
(base station) dalam satu kalilooping, sehingga nilai penyimpangannya diketahui. Besarnya
koreksi Drift dirumuskan sebagai berikut
Drift dengan g adalah medan gravitasi hasil pengukuran (mGal).
2. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)
Koreksi ini adalah untuk menghilangkan gaya tarik yang dialami bumi akibat bulan dan
matahari, sehingga di permukaan bumi akan mengalami gaya tarik naik turun. Hal ini akan
menyebabkan perubahan nilai medan gravitasi di permukaan bumi secara periodik. Koreksi
pasang surut juga tergantung dari kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi. Koreksi tersebut
dihitung berdasarkan perumusan Longman (1965) yang telah dibuat dalam sebuah paket program
komputer. Koreksi ini selalu ditambahkan terhadap nilai pengukuran, dari koreksi akan diperoleh
nilai medan gravitasi di permukaan topografi yang terkoreksi drift dan pasang surut,
3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)
Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi gayaberat di setiap lintang geografis karena
gayaberat tersebut berbeda, yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk ellipsoide.
Dari koreksi ini akan diperoleh anomali medan gayaberat. Medan anomali tersebut merupakan
selisih antara medan gayaberat observasi dengan medan gayaberat teoritis (gayaberat normal).
Menurut (Sunardy, A.C., 2005) gayaberat normal adalah harga gayaberat teoritis yang mengacu
pada permukaan laut rata-rata sebagai titik awal ketinggian dan merupakan fungsi dari lintang
geografi. Medan gayaberat teoritis diperoleh berdasarkan rumusan-rumusan secara teoritis, maka
untuk koreksi ini menggunakan rumusan medan gayaberat teoris pada speroid referensi (z = 0)
yang ditetapkan oleh The International of Geodesy (IAG) yang diberi nama Geodetic Reference
System 1967 (GRS 67) sebagai fungsi lintang (Burger, 1992),
4. Koreksi Ketinggian
Koreksi ini digunakan untuk menghilang perbedaan gravitasi yang dipengaruhi oleh perbedaan
ketinggian dari setiap titik amat. Koreksi ketinggian terdiri dari dua macam yaitu
a) Koreksi Udara Bebas (free-air correction)
Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian sebesar h dengan
mengabaikan adanya massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi. Koreksi ini
dilakukan untuk mendapatkan anomali medan gayaberat di topografi. Untuk mendapat anomali
medan gayaberat di topografi maka medan gayaberat teoritis dan medan gayaberat observasi
harus sama-sama berada di topografi, sehingga koreksi ini perlu dilakukan. Koreksi udara bebas
dinyatakan secara metematis dengan rumus :
FAC =0.3085h mGal
dimana h adalah beda ketinggian antara titik amat gayaberat dari sferoid referensi (dalam meter).
Setelah dilakukan koreksi tersebut maka akan didapatkan anomali udara bebas di topografi yang
dapat dinyatakan dengan rumus :
FAA =gobs-g(f) +FAC mGal
dimana :
FAA: anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal)
Gobs: medan gayaberat observasi di topografi (mGal)
G(f): medan gayaberat teoritis pada posisi titik amat (mGal)
FAC : koreksi udara bebas (mGal)
b). Koreksi Bouguer
Bouguer Correction adalah harga gaya berat akibat massa di antara referensi antara bidang
referensi muka air laut samapi titik pengukuran sehingga nilai gobservasi bertambah. Setelah
dilakukan koreksi-koreksi terhadap data percepatan gravitasi hasil pengukuran (koreksi latitude,
elevasi, dan topografi) maka diperoleh anomali percepatan gravitasi (anomali gravitasi Bouguer
lengkap) yaitu :
gBL = gobs g() + gFAgB + gT
dimana :
Gambar 2.8
Pengambilan Data Gravity
Gambar 2.1
Pengukuran Menggunakan Alat Gravitimeter Scintrex Autograv CG-5