Tinjauan Pustaka
I.1. Gravimeter
Gravimeter merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur
variasi nilai gravitasi yang ada di permukaan bumi. Setiap massa memiliki
potensial gravitasinya sendiri dan gradien potensial ini adalah gaya berupa
gaya gravitasi yang diukur oleh gravimeter. Dalam gravimeter terdapat massa
yang tergantung pada sebuah pegas. Jadi prinsipnya adalah neraca pegas yang
membawa massa konstan. Variasi berat massa menyebabkan panjang pegas
menjadi bervariasi dan memberikan ukuran perubahan gravitasi.
Gravimeter dibagi menjadi dua, yaitu gravimeter stabil dan tak stabil.
1. Gravimeter stabil
Gravimeter jenis ini menggunakan pegas utama untuk mengimbangkan
gravitasi dengan daya yang berlawanan. Gravity dapat diketahui saat nilai
gravitasi berubah-ubah sehingga berpengaruh terhadap pegas utama yang
menyebabkan pegasnya memanjang atau memendek. Contoh gravimeter
stabil yaitu :
a. Gravimeter Scintrex CG-5
Prinsip kerja dari Scintrex CG-5 adalah menggunakan umpan balik pada
sirkuitnya untuk mengontrol arus pada lempeng dan sebagai
pengembalianmassa ke angka nol. Kelebihan dari scintrex CG-5 ini
adalah hasil produksi lebih maksimal dan data yang didapat sangat tinggi
meskipun keadaanlapangang tidak rata. Scintrex CG-5 ini telah
dilengkapi dengan GPS internal dansangat presisi mengunci posisi
koordinat ( dan ), alat ini juga dilengkapi dengan beberapa koreksi bumi
seperti koreksi udara bebeas, koreksi Bouger, on off, koreksi langsung
daerah sekitar dilapangan.
1
Gambar 1. Prinsip Kerja Gravimeter Sintrex CG-5
b. Boliden Gravimeter
Boliden gravimeter menggunakan prinsip dari kapasitansi secara parallel,
piringan kapasitor dapat berganti dengan dipisahkan dengan piringan,
massa yang terdapat dalam boliden dengan sebuah piringan tergantung
antara dua plat kapasitor. Perubahan kapasitansi antara atasan plat
pergerakan itu dapat di deteksi secara mudah dengan menggunakan
listrik bolak balik.
c. Askana Gravimeter
Prinsip kerja dari gravity meter askana adalah berkas cahaya berputar
padadaerah pegas. Sebuah massa memantulkan berkas cahaya ke
fotoelektrik sel.Pembelokan berkas cahaya oleh massa tersebut
memindahkan sinar dan berubahmenjadi voltase di dalam sirkuit.
Pegas juga dilengkapi sebuah tensioning yang berfungsi sebagai
pengembalian sinar ke angka nol.
2
Gambar 2. Prinsip Kerja Gravimeter Askana.
3
Gambar 3. Prinsip kerja gravimeter LaCoste & Romberg.
b. Worden gravimeter
Gravimeter Worden terbuat dari pegas, kaca kuarsa, balok dan serat.
Konstruksi kuarsa membuatnya lebih mudah mengurangi efek termal.
Karena pegas tidak bisa dijepit, gravimeter worden peka terhadap
getaran dan harus dipindahkan dengan sangat hati-hati. Jangkauan alat
ini adalah sekitar 2000 mgal dengan akurasi 0,1-0,2 gu.
4
1. Thermo Start
Lampu indikator sebagai penunjuk bahwa alat telah siap digunakan. Pada suhu
mencapai 55 derajat celcius lampu akan menyala dan saat suhu berkurang lampu
akan mati.
2. Levelling
Berfungsi untuk mengatur sifat datar alat terhadap bumi. Digunakan dengan cara
diputar. Terdapat cross level adjust dan long level adjust.
3. Light Switch
Ungkai aktifasi alat. Berfungsi untuk mengaktifkan alat. Terdiri dari dua
tungkai. Tungkai sebelah kanan berfungsi menyalakan lampu yang terdapat pada
alat dan tungkai sebelah kiri sebagai tungkai aktifasi alat. Jika telah On maka
alat bisa digunakan.
4. Lock
Pada posisi lock, maka lock diputar ke arah kanan, sedangkan untuk
membukanya diputar ke arah kiri berlawanan arah jarum jam.
5. Reading Value
Layar yang berisikan data-data hasil pembacaan alat, berupa temperatur alat,
nilai pembacaan standar alat dan arus pada alat.
6. Tabung Levelling
Berfungsi sebagai indikator leveling alat terhadap permukaan. Bagian ini
menggunakan prinsip kerja dari waterpass.
7. Aki
Sebagai sumber energi untuk alat.
8. Teropong pembacaan
Berfungsi sebagai teropong pembacaan alat secara manual. Pembacaan
dilakukan dengan membaca benang halus hingga berada di tengah-tengah kolom
pembacaan.
5
9. Pemutar halus
Penggerak standar pembacaan alat yang ditunjukkan dengan angka, yang
bergerak bersamaan dengan pergerakan dari pemutar halus ini.
10. Jarum leveling
Jarum penunjuk tingkat kedataran alat dengan permukaan yang akan bergerak
sama dengan tabung leveling.
11. Kolom pembacaan alat
Nilai yang menunjukkan besarnya pembacaan pada alat yang didapat dari
standar nilai alat.
6
Massa dan Beam
Berlaku sebagai massa yang berpengaruh atau berubah posisi jika terjadi variasi
medan gravitasi.
Hinge atau engsel
Sebagai per atau pegas peredam guncangan.
Micrometer
Digunakan untuk mengembalikan posisi massa ke posisi semula setelah massa
terpengaruh oleh medan gravitasi.
Long and Short lever
Tuas untuk menghubungkan micrometer dengan zero-length springs.
Nulling Dial
Digunakan untuk menggerakkan counter dengan mengacu crosshair reading
line.
7
Sebelum melakukan pengambilan data, Gravity Meter harus dikalibrasi
terlebih dahulu. Kalibrasi gravity meter dilakukan karena keadaan komponen-
komponen alat ukur tersebut setiap saat dapat berubah dari keadaan baku.
Perubahan tersebut bisa disebabkan oleh temperatur, tekanan udara atau
penyebab mekanisme lainnya.
Kalibrasi gravity meter dilakukan untuk menera kembali koefisien pegas
yang berubah sehingga mengakibatkan perubahan skala. Peneraan dilakukan
dengan membaca gravity meter melalui suatu jalur kalibrasi dengan titik-titik
yangmempunyai nilai gravity baku. Dengan cara membandingkan nilai bacaan
gravity rdari pengukuran dengan nilai gravity baku sehingga diperoleh faktor
skala. Kalibrasi dapat dilakukan dengan 2 cara , yaitu :
1. Cara Laboratorium
Dilakukan untuk menentukan nilai-nilai konversi bacaan alat ukur ke dalam
mgal. Hal ini telah dilakukan oleh pabrik dan diterbitkan dalam bentuk tabel.
2. Cara Lapangan
Cara lapangan bertujuan untuk menguji nilai skala Gravity Meter, yaitu
dengan menentukan nilai skala baru untuk kemudian dibandingkan terhadap
nilai padatabel konversi. Dengan demikian dapat diketahui apakah nilai
skala masih sesuai atau perlu dikoreksi. Nilai kalibrasi CCF dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan:
g1−g2
CCF=
r 1−r 2
Dengan : g1, g2 ialah nilai gravity yang telah diketahui pada stasiun 1 dan 2.
r1, r2 ialah nilai bacaan Gravity meter yang telah dikonversi dalam mgal
pada stasiun 1 dan 2 setelah dikoreksi pasang surut dan apungan(drift).
Apabila nilai konversi dari pabrik masih benar, maka nilai CCF
( Correctin Calibration Factor) harus mendekati satu. Bila nilai CCF setelah
diuji dengan pengukuran berulang ulang, ternyata menyimpang terlalu jauh
dari satu, makanilai konversi tersebut tidak sesuai lagi.
8
Dalam pembuatan jalur kalibrasi, diperlukan pemilihan stasiun yang
tepat sesuaidengan beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Jalur kalibrasi harus mempunyai jarak yang relatif pendek,
dengan bedaketinggian yang cukup besar.
2. Apabila jalur kalibrasi terdiri dari beberapa stasiun, maka beda gravity
antarstasiun kalibrasi sebaiknya 50-60 mgal.
3. Lokasi stasiun sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan pada setiap
saat, bebas dari getaran ataupun gangguan lainnya.
4. Stasiun harus permanen dan stabil.
5. Pembuatan jalur kalibrasi minimal menggunakan tiga alat.
6. Pembuatan jalur kalibrasi yang baru hendaknya dilaporkan pada Komite
Gaya Berat Nasional.
9
Putar sekrup kunci berlawanan arah jarum jam sampai habis
Amati posisi benang bacaan pada lensa pengamatan atau pada
galvanometer. Perhatikan posisi setelah berhenti bergerak, berada di kiri
atau kanan garis bacaan.
Amati dan gerakan benang bacaan dengan memutar sekrup pembacaan
secara perlahan. Hentikan putaran saat benang berhimpit garis baca.
Untuk mendapatkan harga pembacaan baik, putaran pembacaan
disarankan dari arah kiri ke kanan. Bila benang bacaan terletak di kanan
garis baca, maka putar sekrup berlawanan arah jarum jam.
Matikan lampu gravimeter secara perlahan, jangan membuat gerakan
yang mengejutkan terhadap alat.
Putar sekrup pengunci searah jarum jam sampai habis untuk mengunci
pegas.
Baca hasil pengukuran pada skala pembacaan.
10
I.5. Syarat titik pengukuran
11
base. Untuk base nilai gravity referensinya harus diketahui sehingga
digunakan untuk meminimalisir kesalahan akuisisi data.
12
Daftar Pustaka
Universitas Padjadjaran.
Teknologi Bandung
5) Telford, W.M., Geldart L.P and Sheriff R.E. 1990. Applied Geophysics Second
13