Anda di halaman 1dari 76

METODE SEISMIK

Metode geofisika yang memberikan informasi


mengenai perubahan sifat elastis batuan berdasarkan
pada kecepatan dan sifat gelombang
GEMPABUMI : GETARAN DALAM BUMI YANG TERJADI
SEBAGAI AKIBAT DARI TERLEPASNYA ENERGI YANG
TERKUMPUL SECARA TIBA-TIBA DALAM BATUAN
YANG MENGALAMI DEFORMASI

1. GEMPA TEKTONIK
2. GEMPA VOLKANIK
3. GEMPA SEBAGAI AKIBAT RUNTUHAN
SEPERTI : GERAK TANAH (LONGSOR) ATAU
AMBLESAN YANG BIASA TERJADI
DI DAERAH-2 PENAMBANGAN DALAM)

4. GEMPA BUATAN
SEPERTI LEDAKAN DINAMIT ATAU NUKLIR
Measuring Earthquakes
Science of seismology
Use seismograph machine
Produce a seismogram
Measure P, S, (body-waves) and L
(surface-waves)
 Friction impedes
movement on fault plane
 Stress builds up in crust as
plates move past each
other – stores energy.
Amount energy stored =
magnitude of earthquake
 Energy is released as fault
finally ruptures –
earthquake
 Point of first rupture -
focus of earthquake,
epicentre is point on
surface directly above
focus
 1. GELOMBANG DI DALAM LAPISAN BUMI
 a. gelombang longitudinal/gelombang
primer/gelombang horisontal/compressional
waves/P
 Gelombang ini bersifat :
 - arah getaran partikel sejajar dengan arah
penjalaran gelombang
 - bergerak lebih cepat dan akan terakam pertama
kali pada alat seismigraph (first to arrival time)
Dimana :  : rapat massa
=  E . ( 1 + 22)/(1 -  - 2 2) E : modulus young
 : modulus geser
=  E . ( 1 - )/(1 - 2) (1 + )
 = E / 2 (1 +  )
k = modulus benda
k = E / 3 (1 – 2)

 b. gelombang transversal/gelombang
sekender/gelombang vertikal/shear
waves/S
 Gelombang ini bersifat :
 - arah getaran partikel tegak lurus dengan
arah penjalaran gelombang
 - bergerak lebih lamat dan akan terakam
setelah gel P pada alat seismigraph
a. gelombang rayleigh, bersifat :
 menjalar disepanjang benda padat elastik yang bebas
 Gerak partikel dalam bidang vertikal berbentuk elips
 Amplitudo berkurang terhadap kedalaman
b. gelombang love, bersifat :
- Gelombang permukaan yg hanya terjadi jika lapisan
kecepatan rendah menutupi medium berkecepatan lebih
tinggi (merambat pada batas formasi / litologi)
- Gelombang menjalar dengan refraksi berkali-kali antara
permukaan atas dan bawah lapisan dengan kecepatan
rendah.
Gelombang Primer
Arah perjalanan
gelombang

Arah pergerakan
materi batuan
Gelombang Sekunder (getaran)

Gelombang Cinta

Gelombang Rayleigh
IND

KERAK
MANTEL
INTI LUAR
INTI DALAM
PEGUNUNGAN

VULKANISMA

3. PROSES-2 YANG DIMOTORI


ENERGI DARI DALAM BUMI

• MERUBAH BENTUK STRUKTUR


KERAK
KULIT (KERAK) BUMI :
MANTEL 1.GEMPA BUMI
INTI LUAR 2.VULKANISMA
INTI DALAM
3.PEMBENTUKAN PEGUNUNGAN
Lempeng
Eropa-Asia

Lempeng
Hindia-Australia Lempeng
Pasifik
SLEMAN-YOGYAKARTA
Lokasi Pusat
Gempabumi
Yogyakarta :
27 Mei 2006
Jam
05:54:01
WIB
Pusat : 8,007
LS 110,286
BT
Faktor yang mempengaruhi cepat /lambatnya
penjalaran gelombang seismik :
1. Jenis dan macam batuan
2. Kedalaman : makin dalam dan makin rapat, maka
gelombang elastis yang menjalar juga makin cepat
3. Porositas : makin porous batuan tersebut, maka
gelombang yang melaluinya makin lambat
4. Umur batuan : semakin tua umur batuan, maka
gelombang yang menjalar akan semakin cepat
5. Densitas batuan : makin besar densitasnya, maka
gelombang yang menjalar juga semakin cepat

Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang terjadi di


bumi baik yang disebabkan secara alami maupun buatan manusia.

Seismik ada 2 : seismic refraksi adalah pembiasan gelombang


seismic dan seismic refleksi atau pantulan, mempunyai kelebihan
dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan baik mengenai
keadaan struktur bawah permukaan.
Range Kecepatan (m/det) Tipe batuan
Vp
200-400 Tanah, endapan permukaan yang tdk terkonsolidasi
400-1.500 Lempung yang tidak terkonsolidasi, silt, pasir tidak jenuh atau
kerikil
1.500-1.800 Pasir dan kerikil yang jenuh, lempung dan silt yang kompak,
batuan yang mengalami pelapukan total
1.800-2.400 Sedimen yang mengalami konsolidasi, kemungkinan
terjenuhkan oleh air, batuan beku/metamorf yang
berekahan/mengalami pelapukan lanjut, shale atau batupasir
yang terkekarkan dan atau terlapukkan
2.400-3.700 Shale, batupasir, batugamping dan batuan beku dan batuan
metamorf yang terlapukkan dan atau tergesek
3.700-4.500 Batuan beku yang terekahkan dan atau sedikit lapuk,
batugamping, shale dan batupasir yang sangat keras
4.500-6.000 Batuan metamorfik dan batuan beku yang tidak terlapukkan,
kadanf-kadang batugamping dan dolomite
Teori Dasar
Dalam penjalaran gelombang seismic yang terjadi di bumi mengikuti
beberapa prinsip fisika perambatan gelombang pada suatu medium yaitu :
•Prinsip Huygen
Suatu gelombang yang melewati suatu titik akan membuat titik tersebut
menjadi sumber gelombang baru dan akan begitu seterusnya (Huygens
mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber
gelombang ke segala arah dengan bentuk bola)

•Prinsip Fermat
Dalam penjalaran gelombang dari satu titik ke titik selanjunya yang
melewati suatu medium tertentu akan mencari suatu lintasan dengan waktu
tempuh yang paling sedikit.

•Prinsip Snellius
Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas bidang
batas dua medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang
tersebut akan dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih kecil atau sama
dengan sudut kritisnya.Gelombang akan dipantulkan jika sudut datangnya
lebih besar adri sudut kritisnya. Gelombang datang, gelombang bias,
gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar
Adapun dalam pembiasan maupun pemantulannya akan mengikuti
persamaan berikut :
Hukum Snellius pada Gelombang Seismik
Gelombang seismik yang melewati bidang batas antara dua medium
dengan densitas dan kecepatan yang berbeda, maka sebagian
gelombang tersebut akan dipantulkan (reflected) dan sebagian lagi
akan dibiaskan (refracted).
Jika suatu gelombang P melintasi bidang batas antara dua medium
isotropik, maka gelombang tersebut sebagian dipantulkan sebagai
gelombang P dan S dan sebagian dibiaskan sebagai gelombang P dan S
 Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam
metode, yaitu:
 •Metode seismik bias (refraksi)
 •Metode seismik pantul (refleksi)
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi
maupun refraksi. Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang
dinyatakan sebagai berikut :

a. Anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain
1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan
gelombang seismik dengan kecepatan berbeda.

2. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin


kompak.

b. Anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah :

1. Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan bumi. Hal ini


memungkinkan setiap lapisan bumi akan terditeksi.
2. Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi
hukum Snellius dan prinsip Huygens.

3. Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan


kecepatan gelombang pada lapisan di bawahnya.

4. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.


Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu.
Pada metode ini, gelombang yang dibutuhkan sebenarnya hanya data
first break saja. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh
cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh
sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal
sebagai parameter elastisitas batuan
Metode Seismik Refraksi (Bias)
Keunggulan

 Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi sumber dan penerima yang


kecil, sehingga relatif murah dalamp engambilan datanya
 Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan kecuali proses filtering
untukmemperkuat sinyal first break yangdibaca
 Karena pengambilan data dan lokasi yang cukup kecil, maka
pengembangan model untuk interpretasi tidak terlalu sulit dilakukan seperti
metode geofisikal ainnya.

Kelemahan :
1. Dalam pengukuran yang regional membutuhkan offset yang lebih
lebar.
2. Hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat sebagai fungsi
kedalaman
3. Biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan.
4. Menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset)
 Kaguaan seismik refraksi : memetakan karakteristik lapisan dekat
permukaan (near surface) seperti kedalaman lapisan lapuk
(weathering), bed rocks, menentukan zonasi (banyaknya) lapisan
batuan, pemetaan air tanah, lingkungan, dll.
 Peralatan yang digunakan didalam survey seismik refraksi, biasanya
terdiri dari 12 sampai 24 channel geophone dengan interval 2-5
meter dan frekuensi 8-14Hz, dengan sumber gelombang berupa
palu ataupun dinamit
Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara,
pencarian airtanah (ground water), kedalaman serta karakterisasi
permukaan batuan dasar (characterization bedrock surface), pemetaan
patahan dan stratigrafi lainnya dbawah permukaan dan aplikasi geoteknik
 Prisip Hagiwara : digunakan untuk menentukan kedalaman suatu lapisan
dari daerah , dengan membuat kurva travel time bolak-balik (reciprocal
travel time curve) yang direfraksikan dari suatu lapisan pada kedalaman
lapisan yang diselidiki.

Dari kurva TTC, dapat diketahui :


 Banyaknya lapisan, dengan melihat breaking of slope
 Nilai kecepatan gelombang (Vp) : dapat diinterpretasi jenis litologi
(Vp=∆X/∆T)
 Kedalaman (Z = (∆X/2) x (V1-V0/V1+V0) memakai Critical Distance (∆X)
Atau Z = (∆T .V1.V0) / 2.  V12 - V02) memakai Time Intercept (∆T)
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN (Vp) DENGAN
LITOLOGI

Range Kecepatan Tipe batuan/litologi


(m/det) (Vp)
200-400 Tanah endapan permukaan yang tidak terkonsolidasi
400-1.500 Lempung yang tidak terkonsolidasi, silt, pasir tidak jenuh atau kerikil
1.500-1.800 Pasir dan kerikil yang jenuh, lempung, silt yang kompak, batuan yang
mengalami pelapukan
1.800-2.400 Sedimen yang mengalami konsolidasi, kemungkinan terjenuhkan oleh
air, batuan beku/metamorfik yang berekah/mengalami pelapukan
lanjut, shale atau batupasir yang terkekarkan dan atau terlapukan
2.400-3.700 Shale, batupasir, batugamping dan batuan beku dan batuan
metamorfik yang terlapukan dan atau tergeser
3.700-4500 Batuan beku yang terkekarkan dan atau sedikit lapuk. Batugamping.
Shale dan batupasir yang sangat keras
4.500-6.000 Batuan metamorfik dan batuan beku yang tidak terlapukan, kadang-
kadang batugamping dan dolomite
BEBERAPA DATA VELOCITY DALAM BATUAN

Batuan Velocity (m/d)


Granit 5.500-5.800
Sandstone 1.400-4.300
Konglomerat 2.400
Limestone lunak 1.700-4.200
Limestone keras 6.000
Anhydrite 4.100
Clay 1.100-1.800
Pasir lepas 1.800

Udara 330 - 400

Ground roll 550 – 1.100


Geophone Jarak (m) Time (ms)
0 0 0
1 10 58.6
2 12 62.9
3 14 66.8
4 16 71.4
5 18 76.2
6 20 80.7

Geophone Jarak (m) Time (ms)


7 22 85.6
8 24 90.7
9 26 95
10 28 97
11 30 98.6
12 32 100.2
 Buat kurva TTC nya, tentukan berapa banyak
lapisan, hitung kecepatannya, interpretasi
batuan, hitung juga ketebalan setiap lapisan
Dalam seismic refleksi, secara umum, sinyal yang dicari adalah
gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar
lapisan di bawah permukaan. Informasi tentang medium dapat
diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang direkam.
Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang
dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar
kontras parameter elastisitas medium
Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika yang umumnya dipakai untuk
penyelidikan hidrokarbon. Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan
metode geofisika lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun
metode seismik refleksi adalah yang paling mudah memberikan informasi paling

Akurat terhadap gambaran atau model geologi bawah permukaan dikarenakan data-
data yang diperolehlabih akurat
Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:
1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengumpulan datasejak survey pendahuluann dengan survey
detail.
2. Pengolahan data seismik (processing data seismik):kegiatan untuk mengolah
data rekaman di lapangan (rawdata) dan diubah ke bentuk penampang seismik
migrasi.
3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison,
pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya
disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui
struktur atau model geologi bawah permukaan
Seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan gelombang elastis
yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit
(pada umumnya digunakan di darat, sedangkan di laut menggunakan sumber getar
berupa air gun, boomer atau sparker).

Gelombang bunyi yang dihasilkan dari ledakan tersebut menembus sekelompok


batuan di bawah permukaan yang nantinya akan dipantulkan kembali ke atas
permukaan melalui bidang reflektor yang berupa batas lapisan batuan. Gelombang
yang dipantulkan ke permukaan ini diterima dan direkam oleh alat perekam yang
disebut geophone (di darat) atau Hydrophone (di laut), (Badley, 1985).

Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau
jurang. Metoda seismic repleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi
perminyakan,penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.

Seismic refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dar batas-batas
formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang
yakni : Gelombang-P, Gelombang- S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love
Eksplorasi seismik refleksi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu eksplorasi
prospek dangkal dan eksplorasi prospek dalam.Eksplorasi seismik dangkal (shallow
seismic reflection) biasanyadiaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan
tambanglainnya. Sedangkan seismik dalam digunakan untuk eksplorasidaerah
prospek hidrokarbon (minyak dan gas bumi). Keduakelompok ini tentu saja
menuntut resolusi dan akurasi yang berbedabegitu pula dengan teknik lapangannya.
Secara umum, metode seismik refleksi terbagi atas tiga bagian penting yaitu pertama
adalah akuisisi data seismik yaitu merupakan kegiatan untuk memperoleh data dari
lapangan yang disurvei, kedua adalah pemrosesan data seismik sehingga dihasilkan
penampang seismik yang mewakili daerah bawah permukaan yangsiap untuk
diinterpretasikan, dan yang ketiga adalah interpretasi data seismik untuk
memperkirakan keadaan geologi di bawah permukaan dan bahkan juga untuk
memperkirakan material batuan di bawah permukaan.
 1. RECOGNISANCE
 2. PEMILIHAN JALUR (LINE)
 3. PEMASANGAN PATOK DAN PENGUKURAN
TOPOGRAFI (KOORDINAT, ELEVASI, ARAH
LINTASAN)
 4. PEMBUATAN LUBANG DINAMIT (MELEWATI
WEATRHERING ZONE/ ZONA LAPUK)
 5. PEMASANGAN GEOPHON
 Ada 2 metode pemasangan geophon :
 1. FAN SHOOTING : kedudukan titik peledakan
dan geophon tidak dalam 1 garis
 2. LINE SHOOT/PROFIL SHOOT : titik peledakan
dan geophon berada dalam 1 garis

Akibat perbedaan jarak geophon terhadap titik


tembak yang berbeda , mengakibatkan hasil
rekaman seismik membentuk garis lengkung
(parabolik) yang biasa disebut NMO (NORMAL
MOVE OUT). Sehingga harus dilakukan koreksi
dengan KOREKSI DINAMIK (NMO CORECTION)
 Untuk mendapatkan rekaman seismik yang baik,
maka dalam prosesing data bisa dialakukan
dengan cara :
 1. stacking velocities : penggabungan trace dengan
tujuan mendapatkan trace yang lebih tajam dan
bebas noise
 2. statick correction : menghilangkan pengaruh
topografi (elevasi), ketebalan zona lapuk, dan
variasi kecepatan gelombang sesimik pada lapisan
lapuk.
 3. Deconvolution : mengurangi ground roll,
memperbaiki bantuk wavelet yang kompleks
akibat pengaruh noise
 4. Migration : untuk mendapatkan reflektor
pada posisi dan waktu pantul yang
sebenarnya
 5. Coherency filtering : menghilangkan sinyal
yang inkoheren.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari data
seismik :
1. Ditampilkan dalam bentuk waktu bukan kedalaman
2. Ditampilkan dalam 2 D, padahal aslinya 3D
3. Tidak semua wavelet berasal dari data geologi,
tetapi sebagian dari hasil prosesing
Beberapa hukum dasar geologi yang dipergunakan
untuk interpretasi sesimik :
1. Hukum superposisi : pada suatu urutan lapisan
batuan yang tidak terganggu, batuan yang lebih
tua terdapat di bagian bawah batuan yang lebih
muda
2. Hukum Uniformtarisme : proses yang dulu
berlangsung, sampai sekarang masih terus
berlangsung
3. Hukum Horisontal : batuan yang diendapkan pada
suatu sistem pengendapan, pda mulanya
keududukannya horisontal
Sebelum dilakukan interpretasi :
1. Periksa infromasi pada label
2. Cek skala
3. Plot posisi sumur
4. Pelajari velocity yang dipakai
5. Pilih reflektor yang dipakai
6. Ikat dengan garis lain dan diwarnai
7. Tandai struktur geologi yang ditemukan
8. Bangun sejarah geologinya
9. Pilih horison yang akan dipetakan
10. Buat peta
Seismic stratigraphy dikembangkan oleh Vail et al, mula-mula di Carter Oil
Company baru kemudian di Exxon, sekitar 1960an. Metoda ini dibuat sebagai
aplikasi Sequence Stratigraphy dalam seismic interpretation. Perubahan sea
level merupakan pengontrol utama bagi perkembangan sequence dalam teori
ini.

Baru tahun 1985, unsur perubahan tektonik diimplementasikan pada teori ini.
Seismic stratigraphy biasanya dipakai lebih untuk skala regional dengan
asumsi tektonik dan sea level change mempunyai pengaruh regional juga.
Dengan demikian bisa dipakai untuk mengkorelasikan satu basin dengan basin
lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui basin framework. Basin
framework study biasanya dipakai untuk menentukan potential, petroleum
habitat study, basin ranking, etc.

Berbeda dengan seismik interpretasi yang umumnya dengan skala


prospect/field. Tujuannya mengidentifikasi structure dan trap, kemudian
dihitung volumenya. Detail seismic stratigraphy bisa dipakai untuk depositional
environment study yang berlanjut ke reservoir prediction.
Hidrokarbon (minyak dan gas) terdapat di dalam batuan sediment
yang terbentuk dalam berbagai lingkungan pengendapan seperti
channel sungai, sistem delta, kipas bawah laut (submarine fan),
carbonate mound, dan reef. Batuan sedimen yang terbentuk pada
berbagai lingkungan pengendapan tersebut dikenal dengan benda
geologi.
Gelombang seismik yang menembus dan terefleksikan kembali ke
permukaan akan memberikan gambaran bentuk eksternal dan
tekstur internal dari benda-benda geologi tersebut. Analisis bentuk
eksternal dan tekstur internal benda geologi dari penampang
rekaman seismik dikenal dengan analisa fasies seismik atau
seismic facies analysis. Terdapat 7 jenis bentuk eksternal benda
geologi: sheet, sheet drape, wedge, bank lens, mound, fan dan fill.
Didalam analisis fasies seismik, batas dari benda-benda geologi diatas
disebut dengan reflection terminations (kunci dalam analisis fasies seismik)

Terminasi memiliki karakter refleksi yang kuat (amplitudo refleksi yang


cukup dominan).

Batas benda geologi dikenal dengan batas sekuen seismik (sequence seismic
boundary), ada dua jenis batas benda geologi:
1. batas atas : erosional truncation dan top lap
2. batas bawah : onlap dan downlap.
Erosional Truncation atau dikenal dengan unconformity (ketidakselaraasan)
diakibatkan oleh peristiwa erosi karena terekspos ke permukaan

Toplap diakibatkan karena tidak adanya peristiwa sedimentasi dan tidak ada
peristiwa erosi, terbentuk pada awal progradasi,

Onlap, pada lingkungan shelf (shelfal environment) disebabkan karena


kenaikan muka air laut relatif, pada lingkungan laut dalam akibat
sedimentasi yang perlahan, dan pada channel yang tererosi akibat low energy
fill, saat transgresi mulai terjadi dan muka air laut relatif naik.

Downlap, diakibatkan oleh sedimentasi yang cukup intensif.


 Bentuk-bentuk "lap-out" tersebut (onlap, toplap dan download) pertama
kali dideskripsi dari data seismik (oleh para pakar seismic stratigraphy
Exxon). Karena resolusi vertikal seismik pada waktu itu tidak
diperhitungkan maka onlap, toplap dan downlap itu digambarkan
"berhenti" pada sebuah "reflektor" lain (entah itu refleksi dari sequence
boundary atau bidang lain). Padahal, jika resolusi vertikal seismik lebih
tinggi, ada kemungkinan ujung onlap yang katanya berhenti pada
sequence boundary/bidang onlap itu sebenarnya masih menerus ke atas
(tapi tipis dan tidak dapat dibedakan di seismik yang resolusinya rendah).
 Gelombang seismik yang menembus dan terefleksikan kembali
ke permukaan akan memberikan gambaran bentuk eksternal
dan tekstur internal dari benda-benda geologi tersebut.
Analisis bentuk eksternal dan tekstur internal benda geologi
dari penampang rekaman seismik dikenal dengan analisa fasies
seismik atau seismic facies analysis.

Didalam analisis fasies seismik, batas dari benda-benda


geologi diatas disebut dengan reflection terminations.
Pemetaan reflection terminations merupakan kunci didalam
analisis fasies seismik. Umumnya terminasi tesebut memiliki
karakter refleksi yang kuat (amplitudo refleksi yang cukup
dominan).

Terdapat dua jenis batas benda geologi: batas


atas dan batas bawah, selanjutnya istilah batas
benda geologi tersebut dikenal dengan batas
sekuen seismik (sequence seismic boundary),
 Prinsip tekstur seismik
 Parallel: disebabkan oleh pengendapan sedimen dengan rate yang seragam
(uniform rate), atau pada paparan (shelf) dengan subsiden yang uniform atau
sedimentasi pada stable basin plain.
 Subparallel: terbentuk pada zona pengisian, atau pada situasi yang terganggu
oleh arus laut.
 Subparallel between parallel: terbentuk pada lingkungan tektonik yang stabil,
atau mungkin fluvial plain dengan endapan berbutir sedang.
 Wavy parallel: terbentuk akibat lipatan kompresi dari lapisan parallel diatas
permukaan detachment atau diapir atau sheet drape dengan endapan berbutir
halus.

 Divergent: terbentuk akibat permukaan yang miring secara progresif selama


proses sedimentasi.
 Chaotic: pengendapan dengan energi tinggi
(mounding, cut and fill channel) atau deformasi seteah
proses sedimentasi (sesar, gerakan overpressure shale,
dll.)

 Reflection free: batuan beku, kubah garam, interior


reef tunggal.

 Local chaotic: slump (biasanya laut dalam) yang


diakibatkan oleh gempabumi atau ketidakstabilan
gravitasi, pengendapan terjadi dengan cepat.
 Tekstur yang terprogradasi
 Sigmoid: tekstur ini dapat terbentuk dengan suplai sediment yang
cukup, kenaikan muka laut relatif cepat, rejim pengendapan energi
rendah, seperti slope, umumnya sediment butir halus.

 Oblique tangential: suplai sediment yang cukup sampai besar, muka


laut yang konstan seperti delta, sediment butir kasar pada delta
plain, channel dan bars.

 Oblique parallel: oblique tangensial varian, sediment terpilah lebih


baik.

 Complex: lidah delta dengan energi tinggi dengan slope


terprogradasi dalam energi rendah.

 Shingled: terbentuk pada zona dangkal dengan energi rendah.

 Hummocky: terbentuk pada daerah dangkal tipikal antar delta


dengan energi sedang.
 Tekstur Pengisian Channel
 Onlap Fill: sedimentasi pada channel dengan energi relative rendah.

 Mounded Onlap Fill: sedimentasi dengan energi tinggi. Setidaknya


terdapat dua tahap sedimentasi.

 Divergent Fill: shale prone yang terkompaksi dengan sedimenatsi


energi rendah, juga sebagai tipikal tahap akhir dari pengisisan
graben.

 Prograded Fill: transport sediment dari ujung atau pada lengkungan


channel.

 Chaotic Fill: sedimenatsi pada channel dengan energi yang sangat


tinggi.

 Complex Fill: terdapat perubahan arah sedimentasi atau perubahan


aliran air.
 Tekstur Karbonat
 Reflection free Mound: patch reef atau pinnacle reef; strata
menunjukkan sedimen miring yang lebih terkompaksi (mungkin
shale).

 Pinnacle with Velocity Pull-Up: patch reef atau pinnacle reef, dengan
pertumbuhan beberapa tahap (multi stage), mungkin cukup poros.

 Bank-Edge with Velocity Sag: Shelf edge reef dengan porositas yang
sangat bagus, sediment penutupnya mungkin carbonate prone.

Bank-Edge Prograding Slope: shelf edge reef yang bertumpuk,


tertutup oleh klastik, mengalami perubahan suplai sediment.
 Tekstur ‘Mounded’
 Volcanic Mound: margin konvergen pada
tahap awal; pusat aktivitas rifting pada rift
basin

 Compound Fan Complex: superposisi dari


berbagai kipas.

 Migrating wave: diakibatkan oleh arus laut,


laut dalam.

Anda mungkin juga menyukai