Anda di halaman 1dari 13

Nama : Jisman

NIM : 1401347
Kelas : TP Reg-C 2014
Matkul : Operasi Produksi Panas Bumi

Soal
Jelaskan manifestasi panas bumi!

Jawab:

MANIFESTASI PANASBUMI DI PERMUKAAN

Berbeda dengan sistem minyak-gas, adanya suatu sumber daya panasbumi di bawah
permukaan sering kali ditunjukkan oleh adanya manifestasi panasbumi di permukaan
(geothermal surface manifestation), seperti mata air panas, kubangan lumpur panas (mud
pools), geyser dan manifestasi panasbumi lainnya, dimana beberapa diantaranya, yaitu mata air
panas, kolam air panas sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mandi, berendam,
mencuci, masak dll. Manifestasi panasbumi di permukaan diperkirakan terjadi karena adanya
perambatan panas dari bawah permukaan atau karena adanya rekahan-rekahan yang
memungkinkan fluida panasbumi (uap dan air panas) mengalir ke permukaan.

Gambar 1
Jenis-jenis Manifestasi Permukaan
Gambar diatas memperlihatkan jenis-jenis manifestasi panasbumi di permukaan. Daerah
dimana terdapat manifestasi panasbumi di permukaan biasanya merupakan daerah yang
pertama kali dicari dan dikunjungi pada tahap eksplorasi. Dari karakterisasi manifestasi
panasbumi di permukaan serta kandungan kimia air kita dapat membuat berbagai perkiraan
mengenai sistim panasbumi di bawah permukaan, misalnya mengenai jenis dan temperatur
reservoir. Sebagai ilustrasi pada Gambar 2 diperlihatkan manifestasi panasbumi di lapangan
Kamojang.

Gambar 2
Manifestasi Permukaan di Lapangan Panasbumi Kamojang
(Photo: Sutopo, 1995)

1. Tanah Hangat (Warm Ground)


Adanya sumber daya panasbumi di bawah permukaan dapat ditunjukkan antara lain dari
adanya tanah yang mempunyai temperatur lebih tinggi dari temperatur tanah disekitarnya.
Hal ini terjadi karena adanya perpindahan panas secara konduksi dari batuan bawah
permukaan ke batuan permukaan.
Berdasarkan pada besarnya gradien temperatur, Armstead (1983) mengklasifikasikan
area di bumi sebagai berikut:

a. Area tidak panas (non-thermal area)


Suatu area diklasifikasikan sebagai area tidak panas apabila gradien temperatur di area
tersebut sekitar 10-40oC/km.

b. Area panas (thermal area)


Area panas dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Area semi thermal, yaitu area yang mempunyai gradien temperatur sekitar 70-
8OoC/km.
 Area hyperthermal, yaitu area yang mempunyai gradien temperatur sangat tinggi.
Contohnya adalah di Lanzarote (Canary Island) besarnya gradien temperatur sangat
tingigi sekali hingga besarnya tidak lagi dinyatakan dalam oC/km tetapi dalam oC/cm.

Besarnya laju aliran panas (Q) dapat ditentukan dari data konduktivitas panas batuan
pada lapisan paling atas (K) dan dari data gradien temperatur di dekat permukaan (dT/dz).
Secara matematis besarnya laju aliran panas secara konduksi tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut:

Q = - K (dT/dz) (1)

Tanah hangat umumnya terjadi di atas tempat terdapatnya sumber daya panasbumi atau
di daerah sekitarnya di mana terdapat manifestasi panasbumi lainnya yang memancarkan
panas lebih kuat, misalnya di sekitar daerah dimana ada uap panas keluar dari tanah atau
steaming ground, atau di daerah sekitar kolam air panas. Pertumbuhan tumbuh-tumbuhan
umumnya tidak terganggu, kecuali bila besarnya gradien temperatur lebih besar dari 25-
30oC/km.
Adanya tanah hangat dapat diketahui dengan mengukur gradien temperatur hingga
kedalaman 1-2 meter. Pengukuran temperatur umumnya dilakukan dengan membuat
lubang hingga kedalaman 1-2 meter. Temperatur di permukaan dan pada kedalaman 1
meter biasanya diukur dengan menggunakan thermometer atau thermocouple. Dari data
tersebut dapat dihitung besarnya gradien temperatur pada suatu titik pengamatan.
Untuk mendapatkan gambaran mengenai temperatur di suatu daerah secara
menyeluruh perlu dilakukan pengukuran di beberapa tempat. Dari data yang diperoleh
kemudian dibuat peta temperatur (T-map). Apabila tanah permukaan yang hangat tersebut
terletak di daerah di mana tejadi perubahan musim, variasi temperatur perlu dikoreksi.
Survei seperti dijelaskan diatas sebaiknya dilakukan diseluruh daerah di mana terdapat
manifestasi panasbumi di permukaan. Contoh:
a. Pengukuran di El Tatio (Chili)
Pengukuran temperatur di daerah ini dilakukan pada kedalaman 2 meter dan mencakup
daerah seluas 20 km2. Survei ini dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun.

b. Pengukuran di lapangan Kamojang (Jawa Barat)


Pengukuran temperatur dilakukan pada kedalaman 0.7 meter dengan jarak tidak tetap di
sepanjang jalan utama dan jalan setapak. Hal ini dilakukan agar seluruh daerah di mana
terdapat uap panas keluar ke permukaan (steaming ground) dapat tercakup. Dengan
mempertimbangkan hal tersebut survei dilakukan di daerah seluas 1.5 km 2. Survei ini
dilakukan dalam waktu sekitar 3 minggu.

Survei yang dilakukan di El Tatio mungkin terlalu lama, sedangkan survei yang dilakukan di
Kamojang dapat dikatakan terlalu singkat.

2. Permukaan Tanah Beruap (Steaming Ground)


Di beberapa daerah terdapat tempat-tempat di mana uap panas (steam) nampak keluar
dari permukaan tanah. Jenis manifestasi panasbumi ini disebut steaming ground.
Diperkirakan uap panas tersebut berasal dari suatu lapisan tipis dekat permukaan yang
mengandung air panas yang mempunyai temperatur sama atau lebih besar dari titik
didihnya (boiling point).
Besarnya temperatur di permukaan sangat tergantung dari laju aliran uap (steam flux).
Elder (1966) mengelompokkan steaming ground berdasarkan pada besarnya laju aliran
panas seperti diperlihatkan pada Tabel dibawah ini.
Tingkat Kekuatan Laju Aliran Panas
(J/s.m2)
Sangat Kuat 500-5000
Kuat 50-500
Lemah <50

Umumnya intensitas panas di daerah steaming ground diperkirakan dari besarnya


gradien temperatur. Pemetaan temperatur dilakukan dengan cara membagi daerah tersebut
menjadi sejumlah blok berukuran sama, di mana jarak antara satu tempat pengukuran ke
tempat pengukuran lainnya (titik pusat blok) berjarak sekitar 20 meter. Untuk mengukur
temperatur dapat digunakan bimetallic strip type thermometer. Apabila pengukuran
temperatur dilakukan di seluruh daerah tersebut, peta temperatur dapat dibuat dengan
skala yang umum digunakan yaitu 1:200 atau 1:100 dan kemudian besarnya kehilangan
panas (heat loss) dapat dihitung.
Metoda lain yang dapat digunakan untuk memetakan daerah steaming ground adalah
dengan menggunakan airborne infra-red. Metoda pengukuran cara ini merupakan metoda
pengukuran yang tercepat tetapi sangat mahal.
Steaming ground sangat berbahaya bagi makhluk hidup karena temperatur di daerah
tersebut umumnya cukup tinggi (Gradien temperatur umumnya lebih besar dari 30 oC/m). Di
daerah di mana terdapat steaming ground umumnya tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh
karena temperatur yang terlampau tinggi.

3. Mata Air Panas Atau Hangat (Hot or Warm Spring)


Mata air panas/hangat juga merupakan salah satu petunjuk adanya sumber daya
panasbumi di bawah permukaan. Mata air panas/hangat ini terbentuk karena adanya aliran
air panas/hangat dari bawah permukaan melalui rekahan-rekahan batuan. Istilah “hangat”
digunakan bila temperatur air lebih kecil dari 50 oC dan istilah “panas” digunakan bila
temperatur air lebih besar dari 50oC.
Sifat air permukaan seringkali digunakan untuk memperkirakan jenis reservoir di bawah
permukaan.

a. Mata air panas yang bersifat asam biasanya merupakan manifestasi permukaan dari
suatu sistim panasbumi yang didominasi uap.
b. Sedangkan mata air panas yang bersifat netral biasanya merupakan manifestasi
permukaan dari suatu sistim panasbumi yang didominasi air. Mata air panas yang
bersifat netral, yang merupakan manifestasi permukaan dari sistim dominasi air,
umumnya jenuh dengan silika.
c. Apabila laju aliran air panas tidak terlalu besar umumnya di sekitar mata air panas
tersebut terbentuk teras-teras silika yang berwarna keperakan (silica sinter terraces atau
sinter platforms). Bila air panas banyak mengandung Carbonate maka akan terbentuk
teras-teras travertine (travertine terrace).
d. Namun di beberapa daerah, yaitu di kaki gunung, terdapat mata air panas yang bersifat
netral yang merupakan manifestasi permukaan dari suatu sistim panasbumi dominasi
uap.

4. Kolam Air Panas (Hot Pools)


Adanya kolam air panas di alam juga merupakan salah satu petunjuk adanya sumber
daya panasbumi di bawah permukaan. Kolam air panas ini terbentuk karena adanya aliran
air panas dari bawah permukaan melalui rekahan-rekahan batuan. Pada permukaan air
terjadi penguapan yang disebabkan karena adanya perpindahan panas dari permukaan air
ke atmosfir. Panas yang hilang ke atmosfir sebanding dengan luas area kolam, temperatur
pada permukaan dan kecepatan angin.
Kolam air panas dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Kolam air panas yang tenang (calm pools)
b. Kolam air panas yang mendidih (boiling pools)
c. Kolam air panas yang bergolak (ebulient pools)

Temperatur pada calm pools umumnya di bawah temperatur titik didih (boiling point).
Disini laju aliran air umumnya kecil sekali. Pada boiling pools temperatur adalah temperatur
titik didihnya boiling pools seringkali disertai dengan semburan air panas. Oleh karena itu,
boiling pools seringkali diklasifikasikan sebagai hot springs atau mata air panas. Pada
ebulient pools yaitu kolam air panas yang bergolak, adanya letupan-letupan kuat yang
muncul secara tidak beraturan disebabkan karena terlepasnya uap panas pada suatu
kedalaman di bawah permukaan air. Letupan-letupan kecil dapat juga disebabkan karena
adanya non-condensible gas seperti C02.

Gambar 3
Kolam Air Panas di Lapangan Orakei Korako,
New Zealand (Photo: Yanfidra, 1995)

Air panas dapat berasal dari suatu reservoir air panas yang terdapat jauh di bawah
permukaan atau mungkin juga berasal dari air tanah yang menjadi panas karena pemanasan
oleh uap panas.

a. Bila air tersebut berasal dari reservoir panasbumi maka air tersebut hampir selalu
bersifat netral. Disamping itu air tersebut umumnya jemih dan berwarna kebiruan.
b. Bila air tersebut berasal dari air tanah yang menjadi panas karena pemanasan oleh uap
panas maka air yang terdapat di dalam kolam air panas umumnya bersifat asam. Sifat
asam ini disebabkan karena tejadinya oksidasi H 2 didalam uap panas. Kolam air panas
yang bersifat asam (acid pools) umumnya berlumpur dan kehijau-hijauan. Kolam air
panas yang bersifat asam mungkin saja terdapat diatas suatu reservoir air panas.
Gambar 4
Kolam Air Panas di
Lapangan Orakei Korako,
New Zealand (Photo
: Nenny Saptadji,
1992)

Gambar 5
Kolam Air Panas di Lapangan Ohaki,
New Zealand (Photo: Yanfidra, 1995)

5. Telaga Air Panas (Hot Lakes)


Telaga air panas pada dasamya juga kolam air panas, tetapi lebih tepat dikatakan telaga
karena luasnya daerah permukaan air. Umumnya istilah telaga dipakai bila luas
permukaannya lebih dari 100 m2. Telaga air panas sangat jarang terdapat di alam karena
telaga air panas terjadi karena hydrothermal eruption yang sangat besar. Contohnya adalah
danau Waimangu di New Zealand.
Bila didalam telaga terjadi konveksi, temperatur pada umumnya tidak berubah terhadap
kedalaman. Telaga air panas dapat terjadi di daerah dimana terdapat reservoir dominasi air
ataupun didaerah dimana terdapat reservoir dominasi uap. Semua telaga air panas yang
mempunyai temperatur didasar danau mendekati titik didih sangat berbahaya dan
merupakan tempat yang sangat memungkinkan untuk tejadinya hidrothermal eruption.
6. Fumarole
Fumarole adalah lubang kecil yang memancarkan uap panas kering (dry steam) atau uap
panas yang mengandung butiran-butiran air (wet steam).

a. Apabila uap tersebut mengandung gas H2S maka manifestasi permukaan tersebut
disebut solfatar. Fumarole yang memancarkan uap dengan kecepatan tinggi kadang-
kadang juga dijumpai di daerah tempat terdapatnya sistim dominasi uap. Uap tersebut
mungkin mengandung S02 yang hanya stabil pada temperatur yang sangat tinggi
(>500oC).
b. Fumarole yang memancarkan uap dengan kandungan asam boric tinggi umumnya
disebut soffioni.
Hampir semua fumarole yang merupakan manifestasi permukaan dari sistem dominasi
air memancarkan uap panas basah. Temperatur uap umumnya tidak lebih dari 100 oC.
Fumarole jenis ini sering disebut fumarole basah (wet fumarole).

Di daerah dimana terdapat sistem dominasi uap dapat dijumpai wet fumarole juga dry
fumarole, yaitu fumarole yang memancarkan uap bertemperatur tinggi, yaitu sekitar 100-
150oC. Fumarole jenis ini sangat jarang dijumpai di alam, salah satu contohnya adalah
fumarole di Ketetahi (NZ). Kecepatan fumarole jenis ini umumnya sangat tinggi (>100 mis).

7. Geyser
Geyser (Gambar 7 dan 8) didefinisikan sebagai mata air panas yang menyembur ke udara
secara intermitent (pada selang waktu tak tentu) dengan ketinggian air sangat beraneka
ragam, yaitu dari kurang dari satu meter hingga ratusan meter. Selang waktu penyemburan
air (erupsi) juga beraneka ragam, yaitu dari beberapa detik hingga beberapa hari. Lamanya
air menyembur ke pemukaan juga sangat beraneka ragam, yaitu dari beberapa detik hingga
beberapa jam. Geyser merupakan manifestasi permukaan dari sistem dominasi air.
Gambar 6
Manifestasi Permukaan di Daerah Whakarewarewa-Rotorua, New Zealand
(Photo: Nenny Saptadji, 1993)

Gambar 7
Prince of Wales Feathers dan Pohutu Geyser di Daerah Whakarewarewa-Rotorua, New Zealand,
pada waktu erupsi
(Photo: Nenny Saptadji, 1993)
Gambar 8
Prince of Wales Feathers dan Pohutu Geyser di Daerah Whakarewarewa-Rotorua setelah
aktivitasnya menurun. (Photo: Nenny Saptadji, 1993)

8. Kubangan Lumpur Panas (Mud Pools)


Kubangan lumpur panas (Gambar 9 s.d. 11) juga merupakan salah satu manifestasi
panasbumi di permukaan. Kubangan lumpur panas umumnya mengandung non-condensible
gas (CO2) dengan sejumlah kecil uap panas. Lumpur terdapat dalam keadaan cair karena
kondensasi nap panas. Sedangkan letupan-letupan yang tejadi adalah karena pancaran C02

Gambar 9
Mud Pools di lapangan Rotorua, New Zealand
(Postcard dari Friend Wholesale, Rotorua)
Gambar 10
Mud Pool di Lapangan Rotorua, New Zealand
(Postcard )

Gambar 11
Mud Pool di Lapangan Kamojang
(Photo: Sutopo, 1996)

9. Silika Sinter
Silika sinter (Gambar 12 s.d 14) adalah endapan silika di permukaan yang berwarna
keperakan. Umumnya dijumpai disekitar mata air panas dan lubang geyser yang
menyemburkan air yang besifat netral. Apabila laju aliran air panas tidak terlalu besar
umumnya disekitar mata air panas tersebut terbentuk teras-teras silika yang berwarna
keperakan (silica sinter teraces atau sinter platforms). Silika sinter merupakan manifestasi
permukaan dari sistem panasbumi yang didominasi air.
Gambar 12
Silika Sinter yang Terbentuk di Sekitar Waikorohihi Geyser New Zealand
(Photo: Nenny Saptadji, 1992)

Gambar 13
Hochestetter Pool dengan Latar Belakang Terase Silika Sinter di Lapangan Orakei Korako (New
Zealand). Kolam Air Panas ini dulunya adalah geyser, tetapi sejak tahun 1955 tidak lagi aktif dan
berubah menjadi kolam air panas.
(Postcard dari Pictorial Publications Limited)
Gambar 14
Silika Sinter di Sekitar Kolam Air Panas
(Photo: Yanfidra, 1995)

10. Batuan Yang Mengalami Alterasi


Alterasi hidrothermal merupakan proses yang terjadi akibat adanya reaksi antara batuan
asal dengan fluida panasbumi. Batuan hasil alterasi hidrotermal tergantung pada beberapa
faktor, tetapi yang utama adalah temperatur, tekanan, jenis batuan asal, komposisi fuida
(hususnya pH) dan lamanya reaksi (Browne, 1984). Proses alterasi hidrotermal yang tejadi
akibat adanya reaksi antara batuan dengan air jenis klorida yang berasal dari reservoir
panasbumi yang terdapat jauh dibawah permukaan (deep chloride water) dapat
menyebabkan teriadinya pengendapan (misalnya kwarsa) dan pertukaran elemen-elemen
batuan dengan fluida, menghasilkan mineral-mineral seperti Chlorite, adularia, epidote. Air
yang bersifat asam, yang terdapat pada kedalaman yang relatif dangkal dan elevasi yang
relatif tinggi mengubah batuan asal menjadi mineral clay dan mineral-mineral lainnya
terlepas. Mineral hidrothernal yang dihasilkan di zona permukaan biasanya adalah kaolin,
alutlite, sulphur, residue silika dan gypsum.

Anda mungkin juga menyukai