Anda di halaman 1dari 3

Pada pertemuan ke 1 ini, dibahas mengenai kontrak kuliah dan pendahuluan mengenai estimasi.

Pada kontrak kuliah dijelaskan mengenai peraturan dikelas dan pembagian persentase nilai dengan
UTS 15%, UAS 15%, Tugas & Kuis 15%, Keaktifan 5%, dan Project tim 50%, serta nilai yang didapat
sesuai dengan persentase nilai total. Setelah itu dibahas pendahuluan mengenai estimasi. Estimasi
adalah proses perhitungan atau perkiraan yang dilakukan untuk mendapatkan angka atau nilai
perkiraan dari suatu hal. Estimasi merupakan perkiraan yang memiliki hasil kuantitatif atau hasil yang
akurasinya dapat diukur dengan angka. Pada pertemuan ini juda dijelaskan mengenai perbedaan dari
estimasi, kalkulasi, serta interpretasi. Estimasi hanya digunakan apabila hal yang diamati tidak dapat
diamati secara langsung dengan menggunakan beberapa sampel, sedangkan kalkulasi digunakan
apabila hal yang diamati dapat diamati secara langsung dan semua sampe serta data harus
digunakan dalam perhitungannya. Estimasi yang perlu diperhatikan dalam perencanaan suatu
tambang yaitu kedalaman dan karakter overburden, kemenerusan dari mineralisasi seperti
ketebalan, kedalaman, dll., batas alami dari deposit bijih, dan karakteristik dari kemenerusan dengan
perbedaan domain geologi. Kemudian dijelaskan mengenai capaian pembelajaran mata kuliah yaitu
laporan akhir studi kelayakan yang didasarkan pada format Kepmen ESDM No. 1806
K/30/MEM/2018. Kemudian dijelaskan mengenai hubungan antara hasil eksplorasi, sumberdaya
mineral, dan cadangan mineral.

Pada pertemuan 2 ini, dibahas mengenai estimasi kadar pada lubang bor. Estimasi kadar pada lubang
bor dilakukan dengan pengambilan sampel dengan kedalam yang berbeda, yang kemudian setiap
sampel amati dan diukur untuk didapatkan datanya dari Panjang dan kadar mineral yang ada didalam
sampel tersebut. Kemudian data-data dari berbagai sampel tersebut diolah untuk didapatkan
estimasi kadar pada lubang bor tersebut. Dalam estimasi ini, yang diukur tidak hanya kadar, namun
juga estimasi mengenai tebal dari bijih tersebut. Kemudian dijelaskan mengenai jenis-jenis
pemboran. Pertama ada pemboran non-coring (open–hole) dengan ciri-ciri deskripsi dan sampling
dilakukan pada cuttings dengan kecepatan pemboran yang tinggi dan biaya yang rendah namun
memiliki akurasi yang rendah dan harus dilengkapi dengan geophysical logging. Kedua yaitu
pemboran touch-couring dengan ciri-ciri deskripsi batuan samping pada cuttings dengan kecepatan
pemboran yang tinggi-sedang dan biaya yang rendah-sedang dengan akurasi yang cukup baik dan
sebaiknya diserta geophysical logging. Ketiga yaitu pemboran full-coring dengan ciri-ciri deskripsi dan
sampling dilakukan langsung pada core, dengan kecepatan pemboran rendah dengan biaya yang
tinggi namun memiliki akurasi yang tinggi. Untuk data pemboran, data yang dicari adalah koordinat
titik bor, elevasi titik bor, sudut kemiring pemboran, total kedalaman, dan data log bor yang meliput
posisi dan deskripsi serta kedalaman batuan.

Pada pertemuan ke 3 ini, dibahas mengenasi metode triangulasi. Metode triangulasi digunakan
dalam menghitung volume batuan. Metode triangulasi dapat digunakan untuk mengurangi
kemungkinan untuk terjadinya bias atau kesalahan yang mungkin muncul dalam proses estimasi
sumber daya. Perhitungan cadangan merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan eksplorasi
karena akan menentukan kelayakan dan keekonomisan dari proses pertambangan akan akan
dilakukan pada sumberdaya tersebut. Perhitungan yang dimaksud disini yaitu dimulai dari
sumberdaya sampai pada cadangan yang dapat ditambang secara ekonomis. Hasil perhitungan dari
cadangan sumberdaya tersebut kemudian akan digunakan untuk mengevaluasi lebih lanjut apakah
sebuah kegiatan penambangan yang direncanakan pada sumber daya tersebut layak dan ekonomis
untuk di tambang atau tidak. Dengan dilakukan perhitungan Cadangan sumberdaya yang tepat hal ini
akan menghindari kemungkinan pelaksanaan penambangan tersebut akan merugi, sehingga
ketepatan dalam estimasi Cadangan sumber daya harus ditingkatkan dan dioptimalkan hingga
mencapai ketepatan yang semirip mungkin dengan yang ada pada lapangan. Metoda triangular
grouping memiliki beberapa kelemahan jika dibandingan dengan metode lainnya, yaitu proses
smoothing yang hanya bersifat empiris, pembobotan yang hanya dilakukan berdasarkan 3 sampel
cukup beresiko terutama jika memiliki heterogenitas yang tinggi, belum memperhitungkan
anisotropy, serta sulit untuk diterjemahkan menjadi sistem grid sebab sistem grid yang akan
digunakan dalam proses perencanaan penambangan.

Pada pertemuan ke-4 ini, dibahas mengenai metode polygon dan metode nearest point. Metode
Polygon adalah suatu metode pendekatan statistik yang menggunakan titik data sebagai representasi
sentral dari suatu areal tertentu. Metode polygon dilakukan dengan menggunakan titik data sebagai
sentral data yang mewakili suatu areal tertentu dan diterapkan pada endapan-endapan yang relative
homogen dan geometri sederhana.dengan kadar pada suatu luasan tertentu ditaksir dengan nilai
data yang berada di tengah-tengah polygon. Metode ini sering digunakan ketika data eksplorasi
tersebar tidak merata di sekitar area pertambangan, memiliki endapan-endapan yang relatif
homogen, dan geometri yang sederhana. Nearest Point adalah salah satu teknik metode estimasi
yang menggunakan nilai dari titik terdekat sebagai estimasi pada titik yang ditaksir. Metode ini sering
digunakan untuk parameter-parameter yang memiliki karakteristik kemenerusan yang tinggi. Dalam
akan menentukan memilih antara Metode Poligon atau Metode Nearest Point, penting untuk
mempertimbangkan sifat dan karakteristik dari data yang sedang diolah. Metode Poligon lebih cocok
untuk endapan yang homogen dan memiliki geometri sederhana, sedangkan Metode Nearest Point
lebih sesuai untuk parameter dengan kemenerusan tinggi. Namun, metode nearest point dianggap
lebih fleksibel daripada metode poligon karena mempertimbangkan data dari titik-titik pengeboran
terdekat, tetapi masih memiliki batasan karena hanya mempertimbangkan titik-titik yang sangat
dekat dengan lokasi estimasi.

Pada pertemuan ke-5 ini, dibahas mengenai metode isograde dan isopach. Metode isopach, yang
juga dikenal sebagai metode isopaket, digunakan untuk mengukur ketebalan relatif dari lapisan
batuan antara dua titik di lapangan. metode isopach mengacu pada data ketebalan lapisan batuan
atau reservoir hidrokarbon. Dengan menggunakan data dari pengeboran atau pengukuran, metode
ini memungkinkan geologis atau geofisikawan untuk mengidentifikasi variasi ketebalan dari lapisan
batuan di dalam suatu wilayah. Namun, metode ini sangat membutuhkan pengumpulan data yang
akurat melalui berbagai cara seperti bor, seismik, atau pengukuran geofisika lainnya. Metode
isograde, juga dikenal sebagai metode isobar, lebih berfokus pada perubahan kualitas batuan di
antara dua titik. Metode isograde mengambarkan suatu pembuatan peta kontur yang
menghubungkan suatu titik-titik dengan hasil yang sama untuk sifat geologi tertentu, seperti kadar
logam dalam bijih. Dengan menggunakan data dari pengeboran atau pengukuran, metode ini
memungkinkan geologis atau geofisikawan untuk dapat mengidentifikasi variasi ketebalan lapisan
batuan di dalam suatu wilayah. Kedua metode ini memungkinkan para ahli geologi dan geofisika
untuk dapat lebih memahami sebaran geologi bawah permukaan dan membantu dalam
pengambilan keputusan dalam proses eksplorasi sumber daya alam. Selain itu, metode ini juga
digunakan dalam mengawasi dampak lingkungan serta agar suatu perusahaan dapat merencanakan
tindakan perlindungan lingkungan penambangan yang baik.

Pada pertemuan ke-6 ini, dibahas mengenai metode cross section. Metode cross section adalah salah
satu metode yang digunakan dalam geologi, geofisika, dan bidang lainnya untuk menganalisis dan
merepresentasikan struktur atau objek tiga dimensi dengan cara memotongnya dan memperlihatkan
potongan melintangnya dalam bentuk gambar atau diagram. Tujuannya adalah untuk dapat
memahami dan memvisualisasikan detail internal dari suatu objek yang tidak dapat diamati kondisi
sebenarnya. Metode ini sering digunakan untuk menggambarkan lapisan batuan dan struktur geologi
di bawah permukaan. Berdasarkan cross section, interpretasi geologi dilakukan untuk
mengidentifikasi zonasi mineral atau sumber daya yang potensial secara ekonomis. Informasi ini
memungkinkan ahil geologi untuk dapat mengklasifikasikan dan memetakan seberapa ekonomis
deposit tersebut. Dalam penggunaan yang lebih teknis, metode cross section sering melibatkan
perangkat lunak khusus yang memungkinkan penciptaan potongan lintang dengan tingkat detail yang
tinggi, yang dapat digunakan dalam berbagai keputusan teknis dan ilmiah. Metode ini adalah alat
penting dalam proses penggambaran, pemodelan, dan analisis dalam berbagai disiplin ilmu,
membantu para profesional memahami dan mengkomunikasikan struktur dan detail objek tiga
dimensi. Kelebihan metode cross section ini melibatkan visualisasi yang kuat dari struktur geologi,
memungkinkan penilaian lebih rinci terhadap potensi sumberdaya. Namun, keakuratan metode ini
tergantung pada ketelitian interpretasi geologi dan jumlah data yang tersedia.

Pada pertemuan ke-7 ini, dibahas mengenai metode invers distance. Metode invers distance adalah
metode yang digunakan dalam pemodelan spasial dan interpolasi data yang diterapkan dalam
berbagai bidang, termasuk geostatistika, geografi, ilmu lingkungan, dan ilmu geologi. Metode iners
distance dapat digunakan untuk berbagai jenis data, seperti data spasial, data temporal, dan data
probabilitas. Metode ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti untuk memperkirakan nilai
suatu variabel di masa depan, untuk memperkirakan nilai suatu variabel di lokasi yang belum
tereksplorasi, dan untuk memperkirakan nilai suatu variabel yang tidak dapat diukur secara langsung.
Prinsip penaksiran metode ini adalah dilakukan teknik pembobotan titik data yang didasarkan pada
letak grid yang akan ditaksir terhadap letak data conto, kecenderungan penyebaran data, dan
orientasi data setiap conto. Metode invers distance memungkinkan penciptaan peta kontur dan
permukaan secara lebih halus berdasarkan data titik-titik yang ada. Keunggulan utama metode ini
adalah kemampuannya untuk mengatasi ketidakmerataan dalam penyebaran data dan menghasilkan
perkiraan yang lebih baik daripada pendekatan lain dalam kasus-kasus di mana data tersedia secara
terbatas. Inverse distance square adalah salah satu metode inverse distance yang paling umum
digunakan. Metode ini adalah varian dari metode inverse distance yang menggunakan pangkat 2
pada jarak antara lokasi data dan lokasi yang diinterpolasikan.

Anda mungkin juga menyukai